PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatannya tablet dapat digolongkan sebagi tablet kempa dan
tablet cetak. Tablet kempa dibuat dengan tekanan tinggi pada serbuk atau granul dengan
menggunakan cetakan baja, sedangkan tablet cetak dibuat dengan menekan massa serbuk
lembab dengan tekanan rendah kedalam lubang cetakan.
Tablet ini juga merupakan bentuk sediaan oral yang banyak diproduksi dan disukai
oleh masyarakat karena tablet mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah :
ketepatan dosis, mudah cara pakainya, relatif stabil dalam penyimpanannya dalam
transportasi dan distribusi kepada konsumen serta harganya realtif murah.
Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan, karena memiliki
beberapa keuntungan antara lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara pemakaiannya, 3)
stabil dalam penyimpanan, 4) mudah dalam transportasi dan 5) dari segi ekonomi relatif
murah dibanding dengan bentuk sediaan obat lainnya.
Komposisi utama dari tablet adalah bahan berkhasiat yang dapat dicetak langsung
menjadi tablet atau ditambah bahan tambahan lain. Bahan tambahan yang umum
digunakan dalam pembuatan tablet yaitu bahan pengisi, bahan penghancur, bahan
pengikat, bahan pelicin dan bahan tambahan lain seperti bahan pewarna dan pemberi
rasa.
Menurut Rao et al, (2001), tujuan utama dari sediaan pelepasan terkendali adalah
untuk mempertahankan kadar terapeutik obat dalam darah atau jaringan selama waktu
yang diperpanjang. Keunggulan bentuk sediaan ini menghasilkan kadar obat dalam darah
yang merata tanpa perlu mengulangi pemberian unit dosis.
Dewasa ini penyakit yang menyerang manusia semakin bermacam- macam, teknologi
pengobatan dituntuk untuk teerus berkembang, kenyamanan dan keselamatan pasien
adalah yang nomor satu. Kenyamanan pasien perlu diperhatikan untuk meningkatkan
kepatuhan pasien, terutama pasien kronis yanmembutuhkan pengobatan secara kontinyu.
Berbagai inovasi perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu obat bisa
sampai ke sel taget dan menimbulkan efek.
Seperti yang kita ketahui mekanisme penghantaran obat ada bermacam- macam yaitu
ada Immediate release, lepas biasa, dan modified release. Masing- masing mekanisme
memiliki kelebihan dan kekurangan, semua tergantung kebutuhan. Akan tetapi obat
konvensional dinilai kurang efektif sedangkan obat terbaru yang menggunakan
mekanisme modified release lebih efektif. Modified release sendiri ada sustained release
dan controlled release.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara pelepasan obat tablet lepas terkendali dalam tubuh?
2. Bagaimana perjalanan obat dalam tubuh sediaan tablet lepas terkendali?
3. Faktor faktor yang mempengaruhi pelepasan tablet lepas terkendali?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pelepasan tablet lepas terkendali.
2. Untuk mengetahui dan memahami perjalanan obat dalam tubuh sediaan tablet
lepas terkendali.
3. Untuk mengetahui dan memahami Faktor faktor yang mempengaruhi
pelepasan tablet lepas terkendali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Tablet adalah sediaan padat mengandung dengan bahan obat atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatannya, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Tablet kempa dibuat dengan cara memberi tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja. Tablet berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet
(Simbilon,2008).
Keuntungan Tablet :
Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari
semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang
paling rendah.
Biaya produksi yang paling rendah.
Bentuk ringan, kompak, murah, mudah dikemas, mudah diproduksi secara masal dan
mudah dikirimkan.
Pemberian randa pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah, tidak
memerlukan langkah pekerjaan hambatan bila menggunakan permukaan pencetak yang
bermonogram atau berhiasan timbul.
Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan kusus, seperti pelepasan di usus
atau produk pelepasan terkendali.
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia,
mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik (Simbilon,2008).
Kerugian Tablet :
Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padatan kompak, tergantung pada keadaan
amorf dan rendahnya berat jenis.
Obat yang kelarutannya rendah, dosisnya tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui
saluran cerna akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan difabrikasi.
Obat yang mempunyai rasa pahit, bau yang tidak dapat dihilangkan, peka terhadap
oksigen dan kelembaban udara, perlu dilakukan pengkapsulan, penyelubungan dan
memerlukan penyalutan dulu sebelum dikempa (Simbilon,2008).
Macam formulasi tablet banyak, terdiri dari zat aktif dan vehiculum atau pembantu
(pengisi, pelicin, pelarut, penghancur dll).
Menurut Farmakope Indonesia yaitu ada keseragaman bobot, kadar, kekerasan, dan waktu
hancur.
Menurut farmakope USA yaitu sama dengan yang diatas, ditambah kecepatan
disolusi (kecepatan hancur dalam tubuh, biasanay 15 menit) dan bioavailabilitas. Dalam
hal pemberian tablet spesifikasi jenis diperhatikan agar tepat cara pemberiannya
(Nafsiah, 2009).
Absorbsi obat terjadi setelah bahan aktif terlepas dari tablet & larut dalam cairan cer
na. Ada perbedaan perjalanan/nasib obat sebelum diabsorpsi dari berbagai formula dan jenis t
ablet itu yaitu : onset & durasi serta bioavailabilitasnya (Simbilon,2008).
Tablet yang pelepasan obatnya secara terkendali dan secara ideal proses tersebut
diharapkan berlangsung pada laju yang konstan tanpa tergantung pada pH dan kandungan ion
pada semua bagian saluran cerna. Tujuan utama dari suatu produk obat pelepasan terkendali
adalah untuk mencapai efek terapetik yang diperpanjang, disamping juga untuk memperkecil
efek samping yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh adanya fluktuasi kadar obat dalam
plasma (Nafsiah, 2009).
A. Matriks Polimer
Sama seperti pembelajaran sebelumnya tentang sediaan Pelepasan Terkendali, sistem
pembawa untuk penghantaran obatnya yaitu dengan difusi. Tetapi kelompok sistem obat
terkendali dengan matriks polimer, obat dilepasakan melewati matriks polimer bukan
melewati membrane polimer. Namun kita tidak memperoleh pelepasan orde nol tetapi selalu
pelepasan linier sebagai fungsi akar kuadrat dari waktu. Dengan memilih zat aktif dan
polimer yang benar, Pelepasan Terkendali lebih dapat diterima daripada Pelepasan
Diperpanjang. Obat selalu terdispersi dalam matriks polimer. Hal ini dapat diperoleh dengan
mudah yaitu dengan mencampur zat aktif sebagai partikel padat ke dalam polimer. Dalam
kasus ini polimer perlu dirubah menjadi bentuk semisolid atau cair. Bagaimanapun juga,
polimer yang merupakan cairan atau semisolid dalam suhu ruang atau dalam suhu badan
tidak akan mengahasilkan obat yang Pelepasan Terkendali tapi akan menjadi Pelepasan
Diperpanjang. Oleh karena itu, untuk pembuatan Pelepasan Terkendali terdapat berbagai
pilihan :
Setelah mencampur zat aktif dengan polimer cair atau semisolid, polimer dapat
disambung silang pada tahapan ke dua setelah bercampur dengan partikel zat aktif.
Dapat juga memanaskan polimer padat di atas titik lelehnya dan mencampur zat aktif
dengan polimer tersebut. Pada kondisi ini, campuran zat aktif dengan polimer perlu
untuk didinginkan pada suhu ruangan untuk meningkatkan viskositas atau untuk
mengeraskan sistemnya.
Jika panas tidak dapat digunakan, contohnya pada masalah stabilitas,mungkin juga
untuk melarutkan zat aktif dan polimer pada pelarut yang sama dan kemudian
menguapkan pelarutnya. Untuk memberikan sistem pengantaran yang sesuai,
campuran polimer semisolid atau yang dipanaskan dengan obat dapat dibuat dalam
bentuk injeksi atau diekstrak ke dalam bentuk yang sesuai. Jika menggunakan teknik
penguapan pelarut, maka dapat dipengaruhi oleh bentuk cetakannya. Dibandingakan
dengan sistem permeasi terkendali dengan membrane polimer, tidak ada tahapan
untuk coating dan formulasinya secara umum lebih mudah dan lebih terjangkau. Di
sisi lain juga tidak ada dose dumping yang terjadi, sebagai contoh saat melewati
membrane yang salah. Pada kenyataannya, Transdermal Therapeutic Sistems (TTS)
dari tipe ini dapat dipotong menjadi bagian yang lebih kecil sehingga memberikan
laju pelepasan yang berbeda pada pasien tanpa menghilangkan fungsi dari sistem
Pelepasan Terkendali. Di sisi lain, laju pelepasan tidak selalu mengikuti kinetika orde
nol seperti pada sistem permeasi terkendali dengan membrane polimer.
Contoh Sistem Pelepasan Obat Difusi Terkendali dengan Matriks Polimer Beberapa bentuk
sediaan pada jenis ini telah berhasil dipasarkan terutama untuk aplikasi transdermal dan obat
hewan. Beberapa contoh sediaannya antara lain :
1. Sistem Nitro-Dur
Nitro-Dur merupakan sistem pengantaran obat transdermal pelepasan terkendali. Pada
sistem ini, zat aktif (nitrogliserin) diberikan dalam dispersi padat pada matriks
polimer hidrofilik. Lalu campuran zat aktif dengan matriks polimer ditambahkan pada
strip penutup polietilen yang impermeable setelah sebelumnya sudah ditambahkan
dengan occlusive alumunium foil. Pada akhirnya plester polimer akrilat ditambahkan
sebagai adhesive rim untuk menempelkan sediaan pada kulit. Zat aktif lepas dari
sistem ini secara proporsional pada tempat penggunaan dan melepaskan 500 μg
nitrogliserin per cm TTS per hari untuk pengobatan angina.
2. Nitro-Dur II dan Sistem yang Sejenis
Nitro-Dur II merupakan perkembangan dari Nitro-Dur TTS. Tingkat pelepasan
obatnya juga merupakan fungsi linier dari tempat aplikasi sistem dengan tingkat
pelepasan dari 500 μg nitrogliserin per cm TTS per hari untuk pengobatan angina.
Setelah 12 jam, sistem telah mengantarkan kira-kira 6 % dari konsentrasi awal
nitrogliserin. Lagi-lagi kita dapat melihat bahwa sistem Pelepasan Terkendali
merupakan tingkat pelepasan, bukan dosis obatnya. Sistem Nitro-Dur II mengandung
nitrogliserin pada polimer adhesive berbasis akrilat dengan agen cross-linking.
Polimer tersebut memberikan dua keuntungan sebagai matriks pelepasan dan sebagai
agent adhesive untuk aplikasi kulit.
3. Sistem Matriks Polimer Berbasis Akrilat
4. Sistem Deponit
6. Sistem Nitrodisc
Sistem ini merupakan variasi lain pada sistem matriks polimer sederhana
untuk pengantaran obat transdermal terkontrol. Di sini obatnya terdispersi
sebagai triturasi laktosa padat di dalam polietilen glikol 400 atau
campurang air. Dispersi ini lalu didispersikan dalam matriks polimer
(silicone elastomer). Gambar 6.9 menunjukkan skema sistem ini. Obat
lepas mengikuti kinetika akar kuadrat dari waktu dan 500 μg nitrogliserin
dilepaskan per cm2 alat per hari.
Difusi tidak hanya cara penghantaran untuk tercapainya controlled drug delivery
systems, cara lain yaitu:
1. Tekanan osmotic
2. Hidrasi
3. Hidrolisis
Cs: konsentrasi saturasi dari obat yang ada didalam system penghantaran.
Sistem penghantaran obat osmotic pressure-activated controlled kebanyakan
dikembangkan untuk penghantaran oral, sering disebut OROS ( abbreviation for
oral osmoic system)
Obat ini hadir dengan inti tablet yang diseubungi dengan membrane
semipermeble. Pada membran ini lubang kecil dibuat dengan sinar laser, aksi ini
disebutt penghantaran orifice. Pada saat system obat ini tertelan maka air dari GI
akan berifusi melewati membrane semipermeable dan akan melarutkan obat,
larutan obat akan dipompa keluar melewati lubang bor. Tekanan osmotic
mengontrol jumla obat yang keluar ke GI lewat peghantaran orifice.
system ini tidak cocok untuk obat yang tidak larut air. Guna meningkatkan
tekanan osmotic perbedaan antara dlam dan luar system harus ditingkatkan pula,
eksipien lain yang larut air bisa ditambahkan. Hal ini diperlukan jika
- Aktivitas farmakologi obat tingi tapi laju pelepasan yang
diperlukan rendah
- Kelarutan obat tidak meningkat untuk menciptakan perbedaan
tekanan osmotic yang cukup besar
Contoh dari elementary osmotic pump
Contohnya adalah system Acutrim, system ini terdiri formulasi tablet phenyl
propanolamine hydrochloride (PPA HCl). Obat ini sangat larut air dan sesuai
untuk tipe controlled drg delivery. Tablet dilapisi dengan membrane
semipermeable ( selulosa triasetat) dengan siste orifice untuk menghantarkan
larutan obat. Untuk tercapainya pelepasan obat yang tnggi tablet kemudian di
lapisi dengan lapisan tipis yang cepat larut di pencernaan sebelum osmotic drug
delivery yang konstan diunakan. PPA HCl digunakan sebagai penurun nafsu
makan dan dilepaskan dalam periode lebih dari 16 jam. Penghantaran yang lama
ini sesuai untuk sediaan oral memberikan system waktu transit di GIT.
a. Push-pull system
System ini merupakan peningkatan dari elementary osmotic pump dan
berdasarkan tablet bilayer atau trilayer yang terdiri dari lapisan pendorog ( yang
mana adalah obat bebas) dan lapisan lain mengandung obat.
Tablet multilayer ini juga dilapisi oleh membrane semipereable dengan system
orifice. Lapisan pendorong mengandung agen osmotik aktif dan polimer yang
mengembang di air. Lapisan obat megandung obat, eksipien osmotic akif dan
agen pensuspensi.
Ketika pencernaan, di GIT akan masuk ke system dan menyebaban
a. Swelling dari lapisan pendorong
b. pembentukan dari cairan suspensi dari obat di lapisan obat
Perluasan dari lapisan pendorong akan menyebabkan pelepasan dari obat
dalam bentuk suspense ke GIT. Oleh karena itu sedemikian penting obat larut
setelah lepas dari push-pull system
Contoh:
a. Procardia XL : obat ( indometacin) hadir dalam lapisan obat dan
dilepaskan dengan suspensi obat pada kecepatan konstan selama 24 jam.
Bergantung dengan PH GIT dan motilitas
b. Ditropan XL: oxybutynin--obat antispasmodic, agen anti kolinergik untuk
mengatasi over reaksi urinasi.
c. Dynacirc R
d. Lucorol XL
e. Cover HS
f. Conserta adalah system OROS
Sistem push-pull juga bisa digunakan utuk administrasi lain dbandingkan
rute oral . Obat ini biasanya hadir dengan larutan di kantong reservoir dan lunak
serta dindingnya impermeable. Reservoir ini dikelilingi oleh reservoir lain yang
mengandung agen osmotic aktif yag dikelilingi membrane semi permeable, Ketika
disisipkan contoh saat aktivitas rectal, atau implantasi kedalam tubuh, air dari
sekeliling jaringan akan berpenetrasi melewati dinding semi permeable dan
melarutkan agen osmotic aktif sehingga menngkatkan tekanan osmtik. Hal ini kan
membuat tekanan dan merusak reservoir obat, mengurangi volumenya dan
mendorong obat keluar dari reservoir. Pengoontrolan pelepasan orde nol akan
dihasilkan selama beberapa hari atau minggu
serta dindingnya impermeable. Reservoir ini dikelilingi oleh reservoir lain yang
mengandung agen osmotic aktif yag dikelilingi membrane semi permeable, Ketika
disisipkan contoh saat aktivitas rectal, atau implantasi kedalam tubuh, air dari
sekeliling jaringan akan berpenetrasi melewati dinding semi permeable dan
melarutkan agen osmotic aktif sehingga menngkatkan tekanan osmtik. Hal ini kan
membuat tekanan dan merusak reservoir obat, mengurangi volumenya dan
mendorong obat keluar dari reservoir. Pengoontrolan pelepasan orde nol akan
dihasilkan selama beberapa hari atau minggu
- Implants.
Zoladex terdiri dari kopolimer implant berisi obat goserilin.Obat ini
merupakan analog GRH untk treatment cancer prostat. Pelepasan dari implant
dalam satu periode lebih dari 3 bulan melalui erosi permukaan dari polymer dan
fase kedua lewat eroosi bulk. Degradasi hydolytik dari ikatan polymer mengontrol
pelepasan obat
- Mikrosfer controlled-release
Lupron Depot adalah sediaan injeksi. Zat aktf luprolid sama dengan
goserelin fungsinya. Obat ini disaukan kedalam mikrosfer ( asam polyactic) lalu
diinjeksikan secara subkutan. Obat ini dilepaskan dengan pengontrolan selama 4
bulan.
- Controlled release wafer
Glidal adalah controlled release wafer untuk obat local pada lubang
operasi seelah reseks tumor otak. Zat aktif adala oncolytic drug carmustine
- Implants.
Zoladex terdiri dari kopolimer implant berisi obat goserilin.Obat ini
merupakan analog GRH untk treatment cancer prostat. Pelepasan dari implant
dalam satu periode lebih dari 3 bulan melalui erosi permukaan dari polymer dan
fase kedua lewat eroosi bulk. Degradasi hydolytik dari ikatan polymer mengontrol
pelepasan obat
- Mikrosfer controlled-release
Lupron Depot adalah sediaan injeksi. Zat aktf luprolid sama dengan
goserelin fungsinya. Obat ini disaukan kedalam mikrosfer ( asam polyactic) lalu
diinjeksikan secara subkutan. Obat ini dilepaskan dengan pengontrolan selama 4
bulan.
- Controlled release wafer
Glidal adalah controlled release wafer untuk obat local pada lubang
operasi seelah reseks tumor otak. Zat aktif adala oncolytic drug carmustine
Bab 3
Penutup
Kesimpulan
Konsentrasi tunak plasma dapat dicapai dengan infusi obat meskipun tidak
tepat sekali. Sistem penghantaran obat terkontrol dapat diformulasikan untuk
memberikan kinetika pelepasan dan konsentrasi obat dalam plasma yang dapat
diprediksi sebagaimana pada infus. Pelepasan obat terkontrol dapat dicapai
dengan cara difusi terkontrol, osmosis, hidrasi atau hidrolisis. Sistem ini dapat
memberikan pelepasan terkontrol, tetapi tidak mentargetkan dan mengontrol obat
pada lokasi aksi.
Daftar Pustaka
Perrie, Yvonne dan Thomas Rades. 2009. FASTtrack Pharmaceutics : Drug
Delivery and Targeting. Pharmaceutical Press : London