DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
1
2
6
7
9
10
12
13
16
17
17
19
20
21
22
24
26
BAB V REGULASI/PERUNDANG-UNDANGAN
5.1 Registrasi Obat Jadi
5.2 Penandaan Sesuai Undang-Undang
5.3 Distribusi Obat Jadi
28
28
31
32
33
DAFTAR PUSTAKA
34
BAB 1
TINJAUAN UMUM SIMPLISIA DAN SENYAWA AKTIF
1.1
1.1.1
Deskripsi Umum
Deskripsi
Mengkudu (Morinda citrifolia) termasuk jenis kopi-kopian.Mengkudu
dapat tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian tanah 1500meter
diatas permukaan laut.Mengkudu merupakan tumbuhan asli dari
Indonesia.Tumbuhan ini mempunyai batang tidak terlalu besar dengan
tinggi pohon 3-8 m.Daunnya bersusun berhadapan, panjang daun 20-40
cm dan lebar 7-15 cm.Bunganya berbentuk bungan bongkol yang kecilkecil dan berwarna putih.Buahnya berwarna hijau mengkilap dan
berwujud buah buni berbentuk lonjongdengan variasi trotol-trotol.Bijinya
banyak dan kecil-kecil terdapat dalam dagingbuah. Pada umumnya
tumbuhan mengkudu berkembang biak secara liar di hutanhutan atau
dipelihara orang pinggiran-pinggiran kebun rumah(Ditjen POM, 1989).
1.1.2
Monografi Tanaman
1.1.2.1 Klasifikasi Tanaman
Kingdom
Filum
Subfilum
Divisi
Famili
Genus
Spesies
: Plantae
: Angiospermae
: Dicotyledonae
: Lignosae
: Rubiaceae
: Morinda
: Morinda citrifolia
(Ditjen POM, 1989).
liar
di
tepi
pantai
dan
ditanam
di
seluruh
Analisis Farmakognosi
1.2.1
Makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan mengamati sifat
morfologi luar simplisia berupa irisan buah, berwarna cokelat,
berbau khas, rasa sedikit pahit, dengan ketebalan 1 cm, diameter
3-5 cm, dengan tonjolan-tonjolan biji (Ditjen POM, 1989).
1.2.2
Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisa buah
mengkudu.Serbuk simplisia ditaburkan di atas kaca objek yang telah
1.3
Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia simplisia dilakukan untuk mengetahui
diperoleh
yaitu
simplisiamengandung
alkaloid,
flavonoid,
terkandung
dalam
mengkudu
merupakan
salah
yangberperan
dalam
proses
penyembuhan
luka
1.4
metabolit primer atau yang disebut dengan senyawa bermolekul besar dan
senyawa metabolit sekunder atau yang disebut dengan senyawa bermolekul kecil
1987).
Saponin
memiliki
kemampuan
untuk
meningkatkan
BAB 2
TINJAUAN FARMAKOLOGI
2.1 Khasiat Empirik dan Hasil Penelitian
2.1.1 Khasiat Empirik
Mengkudu memiliki khasiat-khasiat lain yang belum dibuktikan
secara medis, namun secara empiris telah banyak orang yang mengalami
perbaikan dan peningkatan kesehatan setelah mengonsumsi sari buahnya.
Beberapa problem kesehatan yang dapat diatasi dengan menggunakan
Mengkudu:
1. Sistem pencernaan: Perut kembung, luka pada usus halus, radang
lambung, muntah-muntah dan keracunan makanan
2. Sistem pernapasan: Batuk,bronchitis, sakit tenggorokan, TBC, kolera,
demam pada bayi, sinusitis, asma
3. Sistem kardiovaskular: Kolesterol tinggi, penebalan otot jantung,
meningkatkan transportasi oksigen di dalam sel.
4. Penyakit kulit: Luka bakar, luka, kudis, bisul, selulit, cacing kulit,
ketombe, kurap, dan radang pada kulit, borok pada kulit, dan masalahmasalah pada kulit lainnya.
5. Mulut dan tenggorokan: Radang tenggorokan, gusi berdarah, batuk,
sariawan, sakit gigi.
6. Gangguan menstruasi: Sindrom pramenstruasi, siklus haid yang tidak
teratur, nyeri pada waktu haid.
7. Awet muda: Sari buah Mengkudu dapat digunakan sebagai tonik untuk
mengatasi keriput akibat proses penuaan.
8. Penyakit-penyakit dalam tubuh: Diabetis, hepatitis kronis, sakit pinggul,
sakit kepala, gangguan fungsi ginjal, kencing batu, ganguan pada hormon
tiroid.
9. Defisiensi daya tahan tubuh: Penyakit virus Epstein-Barr, candidiasis
kronis, penyakit akibat infeksi virus HIV, kekurangan tenaga (AES=altered
energy syndrome)
2.1.2 Hasil Penelitian
10
uji secara oral, kelompok kontrol diberi air suling dan kelompok pembanding
diberi glibenklamid. Setelah 30 menit kemudian, semua hewan percobaan diberi
larutan glukosa secara oral.Setiap 30 menit cuplikan darah diambil dari masingmasing hewan percobaan. Setelah darah dalam tabung sampel mikro disentrifuga,
kadar glukosa dalam serumnya ditentukan secara uji kolorimetri dengan metode
enzima-tik GOD-PAP .
Uji antidiabetes pada mencit diabetes imbasan aloksan
Hewan setelah disuntik dengan aloksan secara intravena dipelihara selama satu
minggu untuk melihat kembali ke keadaan glukosa serum normal. Hewan percobaan yang telah dikelompokkan secara acak cuplikan darahnya diambil (T = 0).
Hewan kelompok uji diberi sediaan uji, kelompok pembanding diberi glibenklamid, sedangkan kelompok kontrol diberi air suling selama tujuh hari berturutturut. Semua hewan diberi makan dan minum ad-libitum. Pada hari ke-1,
dilakukan pengambilan serum untuk penentuan kadar glukosa serum pada
pemberian tunggal. Cuplikan darah yang diambil pada hari ke-4 sebelum diberi
sediaan uji digunakan untuk penentuan kadar glukosa serum pada pemberian
11
berulang (3 hari). Pada hari ke-8, serum diambil untuk penentuan kadar glukosa
serum setelah pemberian sediaan uji 7 hari berturut-turut. Kadar glukosa serum
ditentukan secara uji kolori-metri dengan metode enzimatik GOD-PAP (pada
panjang gelombang 546 nm)
(Yulinah,2004)
So simpulannya ? Dosis mana yang aktivitas antidiabetesnya paling baik?
2.3 Uji Toksisitas
Pada umumnya metode uji toksisitas dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu,uji
toksisitas yang dirancang untuk mengevaluasi seluruh efek umum suatu
senyawa,dan uji yang dirancang untuk mengevaluasi secara rinci tipe toksisitas
spesifik(Hayes, 2001).
2.3.1 Uji Toksisitas Akut
Uji Toksisitas akut dilakukan dengan memberi senyawa yang sedang
diujisebanyak satu kali atau beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam,
kemudian diamatiselama 14 hari. Penelitian ini dirancang untuk menentukan
dosis letal median (LD50),selain juga dapat menunjukkan organ sasaran yang
mungkin dirusak dan efek toksikspesifiknya, serta memberikan petunjuk
tentang dosis yang sebaiknya digunakandalam pengujian yang lebih lama.
Senyawa yang mempunyai toksisitas akut yang rendah, tidak
diperlukanpenentuan (LD50) secara tepat, cukup informasi bahwa dosis yang
cukup besarmenyebabkan hanya sedikit kematian, atau bahkan tidak
menyebabkan kematian(EPA,1988). Pandangan ini diterima oleh Joint
FAO/WHO Expert Committee onFood Additives (WHO, 1966).
12
Bulan I
Bulan I - Seterusnya
25 ml
25 ml
13
25 ml
25 ml
Sedangkan untuk mereka yang belum 16 tahun, berikut dosis yang dianjurkan.
Waktu
Bulan I
Bulan I - Seterusnya
25 ml
25 ml
25 ml
Tabel di bawah ini menerangkan dosis mengonsumsi bagi para penderita penyakit
kronis. Beberapa jenis penyakit kronis adalah sebagai berikut: alergi kronis,
arthritis (radang sendi), asma, bronkhitis, depresi, lupus, neuralgia, nyeri/sakit,
sinusitis, fibromyalgia, penyakit-penyakit degeneratif misalnya stroke, tekanan
darah tinggi, gangguan jantung, kolesterol tinggi, dan kegemukan.
Waktu
Bulan I - Seterusnya
25 ml
14
Sore
25 ml
25 ml
Dosis konsumsi sari buah Mengkudu untuk para penderita penyakit serius dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini. Jenis-jenis penyakit serius, diantaranya adalah:
ketagihan (adiksi) terhadap alkohol atau obat-obatan yang mengandung zat
adiktif, kecelakan serius, turunnya daya tahan/kekebalan tubuh (misalnya : AIDS),
kanker, penyakit-penyakit yang meradang, nyeri yang menahun.
Waktu
Bulan I - Seterusnya
25 ml
25 ml
Sore
25 ml
Malam
25 ml
(Maria,2015).
Penjelasan diatas itu untuk dosis buat sari buah (jus) kalau untuk ekstrak berapa?
You need to search it again
15
16
BAB 3
PENGEMBANGAN FORMULA
3.1 Contoh Sediaan yang Beredar di Pasaran
Nama dagang : Pacego
Produser
Kandungan
kaprilat,
zat-zat
skopoletin,
damnakantal,
17
dan
alkaloid
(Antara,
18
perhitungan sediaan, karena nantinya etano ini jumlahnya sangat sedikit dan nanti
akan menguap.
250mg
Saccharum Lactis
450mg
Etanol
qs
19
dilapis
terlebih
dahulu
dengan
saccharum
lactis
20
BAB 4
PENGUJIAN MUTU SERTA METODE ANALISIS
4.1 Struktur Molekul dan Dasar Analisis Zat Aktif
21
4.2 Metode Analisis yang Diusulkan untuk Bahan Baku dan Eksipien
1. Metode Analisis Bahan Baku
1. Metode Identifikasi Bahan Baku dengan Kromatografi Lapis
Tipis
Prinsip: Pemisahan zat terlarut dalam system yang terdiri
dari dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan
didasarkan pada adsorpsi, partisi atau kombinasi kedua efek
yang tergantung dari jenis zat penyangga, cara pembuatan
metode
yang
dapat
diandalkan,
mudah
diam. Senyawa-senyawa
22
23
24
25
data
Kondisi Penyimpanan
Interval Waktu Uji
Climatic Chamber pada suhu Bulan 0,1,3,6
Real Time
Uji stabilitas berguna untuk mendapatkan data kinetika orde reaksi, untuk
selanjutnya dapat ditentukan pula data kecepatan peguraian zat aktif tersebut.
Penentuan uji stabilitas zat aktif dipercepat berguna dalam penentuan waktu
daluarsa, usia guna dan membantu dalam preformulasi sediaan. Selanjutnya
sediaan yang telah dibuat di uji pula stabilitasnya yaitu stabilitas dipercepat pada
suhu 40oC 2oC dengan RH 75% 5%.
26
BAB 5
REGULASI/PERUNDANG-UNDANGAN
5.1 Registrasi Obat Jadi
Menurut Permenkes RI No. 246/Menkes/Per/V/1990 tentang izin usaha
Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional pasal 3 menyebutkan
bahwa obat tradisional yang diproduksi, diedarkan di wilayah Indonesia maupun
ekspor terlebih dahulu didaftarkan sebagai persetujuan Menteri dan Menteri
melimpahkan wewenang pemberian izin usaha dan persetujuan pendaftaran obat
tradisional pada Direktur Jeneral.
Obat tradisional yang akan didaftarkan harus memenuhi persyaratan:
a. Secara empiric terbukti aman dan bermanfaat untuk kegunaan manusia.
b. Bahan obat tradisional dan produksi yang digunakan memenuhi
pensyaratan yang ditetapkan.
c. Tidak mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat
sebagai obat.
d. Tidak mengandung bahan yang tergolong obat keras atau narkotika.
Berdasarkan peraturan kepala BPOM RI Nomor: HK.00.05.41.1384 tentang
Kriteria Dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional , Obat Herbal Terstandar
adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan khasiat dan keamanannya
secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi. Kapsul
buah mengkudu dapat didaftarkan mengikut kategori pendaftaran obat baru
kategori 4 yaitu pendaftaran obat herbal terstandar.Pendaftarannya dilakukan
dalam dua tahap yaitu pra penilaian dan penilaian.
5.2 Penandaan Sesuai Undang-Undang
Peraturan kepala BPOM RI Nomor: HK.00.05.4.2411 tentang ketentuan
pokok pengelompokan dan penandaan obat bahan alam Indonesia menyebutkan
bahwa kriteria dari obat-obat herbal terstandar yaitu:
27
28
INDONESIA;
k. Untuk Obat Tradisional Lisensi harus dicantumkan juga nama dan alamat
industri pemberi lisensi, sesuai yang disetujui pada pendaftaran.
5.3 Distribusi Obat Jadi
29
Sejauh ini belum ada regulasi yang mengatur distribusi obat herbal
terstandar, maka dengan kata lain kapsul buah mengkudu dapat disalurkan dari
industri pembuat melalui pedagang besar farmasi dan dapat langsung
didistribusikan kepada sebuah retailer obat, mulai dari apotek, toko obat berizin
sampai swalayan. Regulasi yang terkait dengan distribusi obat jadi adalah
Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 tahun 1998 tentang pengamanan sediaan
farmasi dan alat kesehatan, dimana pasal 15 ayat 1 (b) disebutkan bahwa
penyaluran sediaan farmasi dan alatkesehatan hanya dapat dilakukan badan usaha
yang telah memiliki izin sebagai penyalur sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku untuk menylurkan sediaan farmasi yang berupa obat
tradisional dan obat kosmetik. Dalam hal ini semua retailer dapat menyalurkan
obat herbal terstandar.
30
BAB 6
INFORMASI OBAT JADI
6.1 Kemasan Sediaan
31
32
DAFTAR PUSTAKA
WHO, 1966. The transformation of Noni, a traditional polynesian medicine
(Morinda Citrifolia, Rubiaceae Available at
http://link.springer.com/article/10.1007/BF02860792[Diakses pada tanggal
24 September 2015].
Antara, N.T., H.G. Pohan, dan Subagja. 2001. Pengaruh tingkat kematangan dan
proses terhadap karakteristik sari buah mengkudu. Warta IHP/J. of AgroBased Industry 18(1 2): 2531.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. 1987. Tumbuhan berguna
Indonesia. Jilid III. Terjemahan dari K. Heyne. Badan Litbang Kehutanan,
Jakarta.
Cheeke, R. P. 2001. Saponis : Suprising Benefits of Desert Plants. Available on
http://www.perfectwaters.net/saponin.html/.[Diakses pada tanggal 24
September 2015].
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia. Edisi IV.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta
Ditjen POM. (1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V. Departemen Kesehatan
RI. Jakarta.
Djauhariya, E. 2003.Mengkudu Tanaman Obat Potensial. Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Rempah. Perkembangan Teknologi TRO XV (1): 2023.
Elin Yulinah, Andreanus A. Soemardji, Endang Kumolosasi, Maria Immaculata
Iwo, Joseph Iskendiarso Sigit, Suwendar ,2004 Unit Bidang Ilmu
Farmakologi-Toksikologi Departemen Farmasi FMIPA ITB Bandung, Jl.
Ganesa 10 Bandung 40132http://dokumen.tips/documents/uji-aktivitasanti-diabetes-ekstrak-etanol-buah-mengkudu-morinda-citrifolia-l.html
Francis, G., et al. 2002. The biological Action of Saponin in Animal System. J.
Nut. British 88: 587 605.
33
34
35