Anda di halaman 1dari 4

Sketsa farmakognosi dari ginger

Nama Simplisia : Zingiberis Rhizoma


Nama Lain : Jahe
Nama Tanaman Asal : Zingiber officinale
Zat Berkhasiat : Resin, Zingeron, Zingerol, Zingiberen
Pemerian : Bau aromatik, Rasa pedas
Bagian Yang di gunakan : Akar tinggal yang sebagian kulitnya dikupas

Jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman herbal dari family Zingiberaceae. Dikenal 3 jenis jahe,
yaitu jahe gajah, jahe sunti dan jahe merah. Diantara ketiganya hanya jahe sunti dan jahe merah yang
sering digunakan obat-obatan karena kandungan minyak atsirinya yang tinggi (Warintek, n. d.).
adapun senyawa yang paling dominan adalah gingerol dan shogaol (Lantz, et al, 2007).

Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga.
Daun sempit, panjang 15 – 23 mm, lebar 8 – 15 mm, tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4 mm, bentuk
lidah daun memanjang, panjang 7,5 – 10 mm, dan tidak berbulu, seludang agak berbulu. Perbungaan
berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yg sempit, 2,75 – 3
kali lebarnya, sangat tajam, panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm, gagang bunga hampir
tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis berbulu jarang, sisik pada gagang terdapat 5 – 7 buah, berbentuk
lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 – 5 cm, daun pelindung
berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang
2,5 cm, lebar 1 – 1,75 cm, mahkota bunga berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit,
berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna
ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 – 15 mm, kepala sari berwarna
ungu, panjang 9 mm, tangkai putik 2.
Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu sendiri. Bila kebutuhan utk bumbu
penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan
cara mematahkan sebagian rimpang & sisanya dibiarkan sampai tua. Apabila jahe untuk dipasarkan
maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yg sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan,
dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning & batang semua mengering. Misal
tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan & akan berlangsung selama 15 hari atau
lebih.

Rimpang jahe putih besar mengandung minyak atsiri, pati, resin, asam-asam organik, asam malat,
asam oksalat, dan gingerol. Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe.
Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas.
Minyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak
minyak jahe berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum tetapi tidak
memiliki komponen pembentuk rasa pedas. Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1 –
3 persen. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan
zingiberol. Zingiberin (C15H24) adalah senyawa paling utama dalam minyak jahe. Senyawa ini
memiliki titik didih 340 C pada tekanan 44 mm, dengan berat jenis pada 200C adalah 0,8684. Indeks
biasnya 1,4956 dan putaran optic 730 38’ pada suhu 200 C. Selama penyimpanan zingiberence akan
mengalami resinifikasi. Sementara zingiberol merupakan seskwiterpen alcohol (C15H26O) yang
menyebabkan aroma khas pada minyak jahe. Oleoresin jahe Adalah hasil pengolahan lebih lanjut
dari tepung jahe. Bentuknya berupa cairan cokelat dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 35%.

Rimpang jahe juga mengandung flavonoid, 10- dehydrogingerdione, gingerdione, arginine, linolenic
acid, aspartia acid, kanji, lipid, kayu damar, asam amino, protein, vitamin A dan niacin serta mineral.
Kadar olesinnya mencapai 3%. Tanaman jahe mengandung minyak atsiri 0,6-3% yang terdiri dari
α- pinen, β-phellandren, borneol, limonene, linalool, citral, nonylaldehyde, decylaldehyde,
methyleptenon, 1,8 sineol, bisabilen, 1-α-curcumin, farnese, humulen, 60% zingiberen dan
zingiberole menguap, zat pedas gingerol. Kandungan minyak tidak menguap disebut oleoresin, suatu
komponen yang memberi rasa pahit.
Jahe memiliki banyak kegunaan, antara lain sebagai obat sakit kepala, masuk angina, untuk
memperkuat lambung (sebagai stomachikum), dan menambah nafsu makan (stimulansia). Jahe juga
digunakan untuk mengobati rematik, kolera, difteria, neuropati, sebagi penawar racun ular, dan
sebagi obat luar untuk mengobati keseleo, bengkak dan memar (Matondang, n. d.). Berbagai
penelitian juga menyebutkan bahwa jahe memiliki efek antioksidan dan antikanker. ekstrak jahe
memberi efek positif terhadap respons proliferatif dan sitolitik limfosit,selain itu ekstrak etanol jahe
segar secara in vitro meningkatkan proliferasi splenosit dan menurunkan tingkat kematian sel.

Jahe juga mengandung bahan antioksidan diantaranya senyawa flavonoid dan polifenol,asam oksalat
dan vit C, antioksidan ini dapat membantu menetralkan efek merusak yang di sebabkan oleh radikal
bebas dalam tubuh.

Melindungi sistem pencernaan dengan menurunkan keasaaman lambung dan menghambat


terjadinya iritasi pada saluran pencernaan hal ini karena jahe mengandung senyawa aseton dan
methanol.

Dalam praktek kedokteran alternatif negara-negara barat, penggunaan utama dari jahe meliputi
pencegahan mabuk perjalanan, penjagahan mual-muntah, dan penanganan penyakit-penyakit
rematik sebagai antiinflamasi. Bukti in vitro menyatakan bahwa jahe memiliki efek antikanker
(Fetrow, & Avila, 1999; Blumenthal,1998 dalam Grant, & Lutz, 2000).

Daftar pustaka
Grant, KL., & Lutz. (2000, 15 Mei). Alternative Therapies: Ginger. American Journal of Health-System
Pharmacy.

Lantz, RC., Chen, GJ., Sarihan, M., Solyom, AM., Jolad, SD., & Timmermann, BN. (2007). The effect of
extracts from ginger rhizome on inflammatory mediator production. Phytomedicine,. CINAHL
Database, 14(2-3), 123-8.

Matondang, I. (n.d.). Zingiber Officinale L. Jahe.

Warintek, Kementrian Negara Riset dan Teknologi, (n. d.). Sejarah Jahe.

Anda mungkin juga menyukai