Disusun oleh :
1. ARISYAUADA ( 201
2. DEWI FEBRINA PURBA ( 201651220 )
3. KRISTIWI SUTANTI ( 201
4. ROIKHATUN NOOR ( 201
5. ROSITA RAHMA ( 201
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmatnya kepada kita
semua. Rasa syukur itu dapat kita dengan cara memelihara lingkungan dan mengasah
akal budi kita kita untuk memanfaatkan karunia Tuhan itu dengan sebaikbaiknya.
Jadi, rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan cara itu, kita akan menjadi
generasi bangsa yang tangguh dan berbobot serta pintar. Makalah ini yaitu Materi
“Teknlogi Farmasi Sediaan Solida” tentang “ Tablet Ondansetron”.
Segala usaha telah kami lakukan untuk menyelesaikan makalah ini. Namun
dalam usaha yang maksimal itu kami menyadari tentu masih terdapat banyak
kekurangan.untuk itu kami menharap kritik dan saran dari semua pihak yang bisa
kami jadikan sebagai motivasi.
Penyusun
2
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
Industri farmasi merupakan salah satu elemen yang berperan penting dalam
mewujudkan kesehatan nasional melalui aktivitasnya dalam bidang manufcturing
obat.Tingginya kebutuhan akan obat dalam dunia kesehatan dan vitalnya aktivitas
obat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh manusia melahirkan sebuah tuntutan
terhadap industry farmasi agar mampu memproduksi obat yang berkualitas. Oleh
karena itu, semua industry farmasi harus benar-benar berupaya agar dapat
menghasilkan produk obat yang memenuhi standard kualitas yang dipersyaratkan.
Dalam era globlalisasi sekarang ini, industri farmasi dituntut untuk dapat
bersaing dengan industri farmasi baik dalam maupun luar negeri agar dapat
memperebutkan pangsa pasar dan memenuhi kebutuhan obat bagi masyarakat. Salah
satu caranya adalah dengan meningkatkan pemenuhan kebutuhan obat yang bermutu
bagi masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pedoman bagi industri farmasi
untuk dapat menghasilkan produk yang bermutu yaitu dengan CPOB (cara
pembuatan obat yang baik). Pada tahun 2006, pemerintah telah memperbarui cpob
ini, yang kemudian lebih dikenal dengan cpob terkini atau cgmp (current gmp).
5
Sedian farmasi yang beraneka ragam jenisnya tentulah harus dipertibangkan
dan di perhatikan dalam mendesainnya sehingga di dapat suatu sediaan yang stabil,
efektif dan aman. Tahapan yang tidak kalah pentingnya dari proses sediaan farmasi
adalah preformulasi sediaan farmasi. Pengkajian preformulasi ini berpusat pada sifat
– sifat fisika kimia zat aktif serta ` bahan tambahan obat yang dapat mempengaruhi
penampilan obat dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Data yang didapat dari evaluasi ini berhubungan dengan data yang didapat
dari pendahuluan farmakologi dan studi biokimia dan memberikan ahli farmasi
informasi yang mengizinkan pemilihan dari dosis yangoptimum mengandung bahan –
bahan inert yang paling diminati perkembanganya dalam perkembangan (Gennaro,
1998).
7
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat
yang dibuat dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung.Tablet
memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan. Kebanyakan
tipe atau jenis tablet dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian dihancurkan dan
melepaskan bahan obat ke dalam saluran pencernaan.
Tablet dapat diartikan sebagai campuran bahan obat yang dibuat dengan dibantu zat
tambahan yang kemudian dimasukan kedalam mesin untuk dikempa menjadi tablet.
Menurut FI Edisi IV
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi.
8
mesin yang sesuai dengan menggunakan tekanan tinggi. Tablet dapat memiliki
bentuk silinder,kubus, batang dan cakram serta bentuk seperti telur atau peluru.
Menurut FI edisi III 1979
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa – cetak berbentuk rata atau
cembung rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai
zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain
yang cocok.
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku. (Proceeding Seminar
Validasi, Hal 26)
1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih;
9
2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis;
3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga
memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan
penyimpanan;
4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.
lain :
1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan
oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan,
penyimpanan, dan pengangkutan;
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang
tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan
oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah;
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak
memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan
pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;
8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya
tablet tidak segera terjadi;
9. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas
terkendali);
10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang
tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik);
10
11. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya
lebih rendah;
12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik. (The Theory &
Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan Proceeding Seminar
Validasi, Hal 26).
lain :
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan);
Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat
amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup
besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau
kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus diformulasi
sedemikian rupa);
Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau
zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara,
memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul
menjadi lebih baik daripada tablet. (The Theory & Practice of Industrial
Pharmacy, Lachman Hal 294)
11
Tetapi jika dibandingkan dengan keuntungannya, kerugian sediaan tablet jauh lebih
sedikit sehingga sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak dijumpai di
perdagangan.
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi
basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan
tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet,
apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya
dosis, dan lain sebagainya.
a. Granulasi Basah.
Granulasi basah memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi
partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang
tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.Metode ini biasanya
digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.Umumnya untuk zat
aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik.
Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan
pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa
basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi
atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran
serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk
dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang
12
cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan
ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya
tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan
granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai
dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh
massa basah atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan
dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul
sehingga luas permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat,
setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat
penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Granulasi kering memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa
campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
13
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul).
Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan
pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik,
digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk
dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
14
Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat
pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil
dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada
beberapa zat berbentuk Kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung
dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung dikempa, selain
itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit
untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum sifat zat aktif yang cocok
untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik,
bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa
tablet. Sedangkan keuntungan metode kempa langsung yaitu :
15
Kerugian metode kempa langsung :
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi
dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat
menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung
karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses
pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.
Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti
senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada
kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama
pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam
granul terganggu.
Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus
bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan
adhesifitas yang baik.
1. Binding adalah kerusakan tablet akibat massa yang akan di cetak melekat pada
dinding ruang cetakan.Ini terjadi ketika pelepasan dari tablet sulit dan sering diikuti
bunyi rebut/menderik yang karakteristik, tepi tablet tergores atau kasar.
2. Sticking/picking ialah perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibat
permukaan punch tidak licin.Sticking adalah keadaan granul menempel pada dinding
die. Penyebabanya yaitu punch kurang bersih.
3. Whiskering ialah percetakan tidak pas dengan ruangan cetakan terjadi pelelehan
zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi.
4. Splitting/capping ialah lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada
bagian tengah.Capping adalah keadaan yang menggambarkan bagian atas atau bawah
tablet terpisah sebagian atau seluruhnya.
16
5. Motling adalah terjadinya warna yang tidak merata pada permukaan tablet,
disebabkan perbedaan obat atau hasil uraianya dengan bahan tambahan, juga karena
terjadinya migrasi obat selama pengeringan atau adanya bahan tambahan berupa
larutan berwarna yang tidak terbagi merata.
Adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula tablet yang ditujukan untuk
membuat bobot tablet sesuai dengan yang diharapkan. Biasanya tablet yang
mengandung zat aktif dengan dosis kecil memerlukan zat pengisi yang banyak. Jika
dosis besar maka pengisi sedikit atau tidak sama sekali.
17
– Membantu mengatasi zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah) menjadi
seperti “clay” yang sukar digranulasi dan ketika kering granulnya menjadi
keras dan resisten terhadap disintegrasi. Contoh: kaolin, kalsium karbonat.
– Avicel dalam GB memperbaiki ikatan pada pengempaan, mengurangi capping
dan friabilitas tablet.
– Avicel membantu obat larut dengan air agar homogen, mencegah migrasi
pewarna larut air dan membantu agar evaporasi cepat dan seragam.
– Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan
pengikat tambahan.
– 60% avicel PH 101 dan 40% amilum sebagai pasta 10% membuat massa
lembab mudah digranulasi, membentuk granul yang kuat pada pengeringan
dengan sedikit fine daripada pasta yang hanya terbuat dari amilum.
– Bentuk PH 101: serbuk, PH 102: granul, PH 103: serbuk sebagai disintegran :
– Merupakan disintegran yang sangat baik terutama pada konsentrasi 10% atau
lebih tinggi.
– Pada GB Avicel tidak bersifat disintegran.
– Perhatian: pada konsentrasi tinggi, Avicel dapat menyebabkan tablet lengket
pada lidah saat akan digunakan.
– Digunakan sebagai pengisi untuk granulasi dengan jumlah zat aktif 20-30%.
– Sinonim: terra alba, snow white filler.
– Insoluble, non-higroskopis.
– Semakin tinggi grade-nya semakin putih, pengisi paling murah, bisa dipakai
untuk zat aktif asam, netral, basa; punya kapasitas (Lachman Industri).
– Untuk pengisi kempa langsung, umumnya digabung dengan Avicel. Jika
tunggal digunakan dalam konsentrasi 40-50% sebagai pembawa
– Sifat direct compression-nya berkurang jika kadar air < 3%; dapat dicampur
dengan 20-25% zat aktif tanpa kehilangan sifat direct compression-nya
18
– Kapasitas pegang 20-25% terhadap zat aktif; punya aliran baik dan
karakteristik pengikatan yang lebih baik dibandingkan laktosa biasa
– Kelemahan: dapat menghitam dengan adanya lembab, amin, atau senyawa
lain yang mengandung furaldehid
– Gunakan lubrikan netral atau asam
5. Sukrosa
6. Dekstrosa
19
– Digunakan mirip dengan sukrosa, cenderung menghasilkan tablet yang keras
terutama jika menggunakan dekstrosa anhidrat
– Menjadi coklat pada penyimpanan
7. Manitol
– Pengisi yang baik untuk tablet kunyah karena rasanya enak, sedikit manis,
halus, dingin (negatif heat solution)
– Non-higroskopis, aliran jelek, membutuhkan lebih banyak cairan pengikat
– Dapat digunakan untuk formulasi vitamin, menghasilkan granul yang lebih
halus dari sukrosa atau dekstrosa
– Kadar lembab granul yang dibuat dari sukrosa, dekstrosa, dan manitol setelah
pengeringan semalam pada 140-150 F adalah 0,2%
– Hanya sedikit yang terabisaorbisai di saluran cerna, jika digunakan banyak
dapat bersifat laksatif
B. Adsorben
– Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah
terjadi lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi.
– Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah
maka tablet akan lengket dalam cetakan.
20
Bekerja menyerap lelehan zat aktif.
Contoh:
o Avicel
o Bolus alba
o Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat
o Aerosil
C. Pengikat
– Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin)
– Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan.
– Jumlah larutan pengikat yang dibutuhkan untuk 3 kg pengisi tercantum pada table
(Lachman Tablet halaman 161).
21
o Pemakaian terbaik maksimal 30%. Jika dosis zat aktif besar, starch diganti
dengan penghacur yang lebih baik, yaitu avicel.
o Tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi tinggi menunjukkan
tablet yang rapuh dan sukar dikeringkan
o Amilum yang tidak dimodifikasi tidak mempunyai sifat kompresibilitas yang
baik dan mempunyai friabilitas yang besar, dan akan terjadinya capping pada
tablet jika digunakan dalam jumlah besar
o Sebagai disintegran:
o Pemakaian: 1-20%, merupakan disintegran yang paling umum digunakan
o Mekanisme kerja dengan membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan dan
pecah atau mengembang saat air masuk mell pori (kapiler)
o Pemakaiannya disesuaikan dengan jenis starch, tekanan pengempaan, dan
kandungan air massa cetak
o Perhatian: sebelum digunakan, starch harus dikeringkan pada suhu 80-90 oC
untuk menghilangkan air yang terabisaorpsi.
22
o Mengandung 10% lembab dan menyebabkan tablet menjadi lunak jika
dikombinasi dengan Mg stearat > 0,5%, sebagai pengganti digunakan asam
stearate
o Sebagai disintegran:
o Merupakan disintegran yang baik dan ditambahkan dalam campuran kering
(dalam fasa dalam dan atau fasa luar pada metoda granulasi kering atau kempa
langsung, atau dalam fasa luar pada metoda granulasi basah)
o Perhatian: tidak boleh diberikan pada massa basah
3. Amilum pragelatinasi
– Merupakan pati yang sudah dimasak dan dikeringkan lagi. Dapat digunakan
sebagai pengganti starch paste karena lebih mudah larut dalam air hangat
tanpa pemanasan
– Dapat ditambahkan kering ke dalam serbuk kemudian dibasahkan dengan air
membentuk massa lembab
4. Gelatin
5. Larutan sukrosa
23
– Sangat baik sebagai pembawa soluble dyes dan menghasilkan warna beragam
– Digunakan untuk menggranulasi tribasic fosfat yang umumnya memerlukan
pengikat yang lebih kohesif dari musilago amili; pada tablet ferro sulfat,
bertindak sebagai pengikat dan pelindung ferrosulfat dr oksidasi
– Senyawa lain yang pengikatnya bisa berupa gula: aminofilin, asetopheretidin,
asetaminofen, meprobamate.
6. Larutan akasia
7. PVP
8. Selulosa
a. Metil selulosa
24
– 1-5% larutan air; larutan 5% menghasilkan kekerasan yang sama dengan
musilago amili
– Dapat digunakan untuk menggranulasi soluble/insoluble powder; pengikat
yang baik untuk eksipien laktosa, manitol, dan gula
– Keuntungan: dapat dikompres cepat, tidak mengeras pada penyimpanan
b. CMC Na
– 5-15%
– Inkompatibel dengan Mg, Ca, Al, dan garamnya
– Menghasilkan granul yang lebih rapuh dari PVP kecenderungan untuk
mengeras; umumnya tablet mempunyai waktu disintegrasi yang lebih lama
c. Etil selulosa
– Larutan dalam alkohol. Low grades digunakan sebagai pengikat 2-10% dalam
etanol
– Dapat digunakan untuk menggranulasi serbuk yang sukar digranulasi:
asetaminofen, kafein, meprobamat, ferofu, arat, dan dapat digunakan sebagai
pengikat non air untuk serbuk yang tidak tahan air seperti asam askorbat
– Dapat memperlambat disintegrasi
9. Polivinil alkohol
– Larut air, mirip akasia tapi tidak terlalu rentan dengan bakteri
– Membentuk granul yang lebih lunak dari acacia, menghasilkan tablet yang
disintegrasi lebih cepat dan tidak mengeras pada penyimpanan.
– Sebagai pengikat anhidrat, dimana air dan alkohol tidak dapat digunakan
– PEG 6000 merupakan padatan putih yang meleleh pada 70-750C dan
mengeras pada 56-630C
25
– Larut dalam air dan pelarut organik alkohol, propilen glikol, metilen klorida,
aseton dan kloroform. Jika digunakan sebagai pelarut pada granulasi basah
NHPC dilaruntukan dalam air atau alkohol.
– Cara:
– N-HPC ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk kuat
– 20-30% air dipanaskan sampai 600C dan N-HPC ditambahkan perlahan-lahan
sambil diaduk. Setelah itu ditambahkan sisa air. Dengan cara ini pelarutan
lebih cepat. Melaruntukan dalam pelarut organik
D. Flavour
(Lachman Industri)
– Penambahan pewangi dapat dilakukan dalam keadaan kering, biasanya sebagai fasa
luar, sedangkan yang cair ditambahkan dengan menyemprotkan ke dalam massa cetak
– Flavour yang digunakan adalah bentuk flavour oil yang diabsorbsikan ke adsorben
E. Disintegran
Cara pakai:
– saat granulasi
1. Starch (amylum)
2. Starch 1500
26
3. Sodium starch glycolate (primogel, explotab)
– Acdisol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk
digunakan sebagai disintegran karena larut air dan memiliki afinitas yang
besar pada air.
– Acdisol ini digolongkan pada super disintegran. Penggunaan 2-5%.
– Pemakaian: 1-10%
– Bukan merupakan disintegran yang baik, karena kapasitas pengembangannya
yang relatif rendah.
6. Clay
27
F. Lubrikan
– Konsentrasi optimum: 1%
– Fungsi: sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi saat
pengempaan dan penarikan tablet ke luar cetakan
– Jenis:
a. Water soluble: banyak digunakan untuk tablet larut air seperti tablet/serbuk
effervescent
b. Water insoluble: paling banyak dan digunakan konsentrasi rendah
– Mekanisme:
a. Fluid type lubricant
Membentuk lapisan cair antara massa cetak dengan logam cetakan. Dapat
meninggalkan noda pada tablet
Dengan berinteraksi antara gugus polar lubrikan dengan molekul pada permukaan
logam. Tipe ini memiliki adheren terhadap cetakan lebih baik. Lubrikan dapat
menyebarkan tekanan saat pengempaan dan meningkatkan bobot jenis partikel
secara keseluruhan.
28
labih berpori, elastik, mudah melar, dan memberikan hasil tablet yang lebih
besar sehingga tablet mudah pecah
– Lubrikan seringkali ditambahkan secara kering ketika semuanya telah
homogen, dan dicampur pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran
10-30 menit
– Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul
dibentuk) memberikan hasil yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan
kemudahannya untuk dikeluarkan dibandingkan dengan metode penambahan
lubrikan saat dilakukan granulasi
– Sebagai lubrikan tunggal, Mg-lauril sulfiat pada konsentrasi yang lebih rendah
dapat dikombinasi dengan Mg-stearat
G. Glidan
29
– Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat
aktif yang penguraiannya dikatalisis oleh Fe.
a. Cab-O-Sil : 5-10%
b. Corn starch : 5-10%
c. Aerosil : 1-3%
d. Talk : 5%
e. Syloid : 0,1-0,5%
H. Anti Adheren
– Yang paling baik adalah yang larut air, dan yang paling efisien adalah DL-
Leusine
– Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi karena
cenderung terjadi picking.
a. Talk : 1-5%
b. Logam stearat : <1%
c. Cab-O-Sil : 0,1-0,5%
d. Syloid : 0,1-0,5%
e. Corn starch : 3-10%
f. DL-Leusine : 3-10%
g. Na-lauril sulfat: <1%
1. Tablet Kempa
2. Tablet Cetak
30
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah
pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan krista yang
terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang
diberikan.Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang
biasanya terdiri
dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti :
Tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal
sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas dua atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai
tablet berlapis. Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak
tersatukan).
31
Tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap
cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus yang pelepasan zat
aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu.
Tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna
maupun tidak. Tujuannya untuk melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2,
kelembaban), menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan
polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan
tidak perlu berkali-kali.
g) Tablet Effervesen
h) Tabel Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah
sebelum ditelan.
a) Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara gusi dan pipi.
Biasanya keras dan berisis hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di
tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan).
b) Tablet Sublingual
32
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi
nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina
pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi.
Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau,
dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput
lendir mulut.
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di
dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk
mencegah berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan
menggunakan suatu senyawa anti bakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau
untuk mengurangi pendarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan.
a. Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal
(dubur) yang
b. Tablet Vaginal
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina
yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung
antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga
untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.
33
Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet
harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (untuk KB, mencegah
kehamilan).
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris digunakan untuk
memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV).
Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan
air minum.
b. Tablet Hipodermik
Tablet cetak atau kempa yang dibuat dari bahan mudah larut atau melarut
sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril
dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril (FI IV).
c. Tablet Dispending
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat
atau cair. Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu,
oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan
konsentrasi tertentu.
a. Bekerja local
Misal : tablet hisap untuk pengobatan pada rongga mulut; ovula untuk
pengobatan pada infeksi di di vagina.
34
– Yang bekerja short-acting (jangka pendek) : dalam satu hari memerlukan
beberapa kali menelan obat.
– Yang bekerja long-acting (jangka panjang) : dalam satu hari cukup menelan
satu tablet.
Dalam tablet ini terjadi penundaan pelepasan zat aktif karena pembuatannya
adalah sebagai berikut : sebelum dicetak, granul dibagi dalam beberapa kelompok.
Kelompok pertama tidak diapa-apakan, kelompok kedua disalut dengan bahan
penyalut yang akan pecah setelah beberapa saat, kelompok ketiga disalut dengan
bahan penyalut yang pecah lebih lama dari kelompok kedua, dst. Granul-granul dari
semua kelompok dicampurkan dan baru dicetak.
a. Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan terhadap
pengaruh udara, kelembaban, atau cahaya.
b. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak.
c. Membuat penampilan lebih baik dan menarik.
d. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.
35
Macam-macam tablet salut :
Disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang tidak
larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida yang disuspensikan
dengan gom akasia atau gelatin.
Jika tablet mengandung zat yang higroskopis, tablet dilapisis dulu dengan
salut penutup (sealing coat) agar air dari sirop salut-dasar tidak masuk ke dalam
tablet.
2. Melicinkan (smooting)
3. Pewarnaan (coloring)
4. Penyelesaian (finishing)
5. Pengilapan (polishing)
36
c. Tablet salut kempa
Tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri
atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti,
kemudian dicetak kembali bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet
berlapis (multi layer tablet).
Jika obat dapat rusak atau menjadi tidak aktif akibat cairan lambung atau
dapat mengiritasi mukosa lambung, maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan
untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.
Tablet yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tetap tersedia
selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan.
37
BAB III
PEMBAHASAN
Akan dibuat sediaan tablet ondansetron dengan kekuatan 4 mg, dan bobot 4-8
mg per tablet. Dalam 1 batch akan di buat 1.000.000 tablet, dengan metode granulasi
kering karena metode ini memiliki sangat cocok untuk ondansetron yang memiliki
sifat larut dalam air.
3.2 Preformulasi
a. Ondansetron
o Pemerian : berbentuk serbuk berwarna putih atau hampir putih , titik didih
177 oC.
o Berat Molekulnya 365,86.
o Nama kimianya : ondansetron hidroklorida dihidrat 1,2,3,9-Tetrahidro-9-
metil-3-[(2-metil-1H imidazol-1-il)metil]–4H-karbazol-4-on, hidroksida
dihidrat.
o Molekul : C18H19N3O.HCL.2H2O
o Kelarutan : mudah larut dalam air dan alkohol, larut dalam metanol dan larut
sebagian dalam metilenklorida, larut dalam NaCl fisiologis sampai sekitar
8mg/ml.
o Inkompatibilitas : onddansetron hidroklorida dan deksametason sodium fosfat
tidak kompak ketika konsentrasi tinggi di gabung dalam syringe polipropilen.
38
o Pemerian : Mikrokristalin selulosa telah dimurnikan sebagian depolymerize
selulosa yang terjadi berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, kristal bubuk
terdiri dari partikel berpori. Hal ini secara komersial tersedia dalam ukuran
partikel yang berbeda dan nilai kelembaban yang memeiliki perbedaan sifat
dan aplikasi.
o Kelarutan : sedikit larut dalam 5% (b/v) larutan natrium hidroksida, praktis
tidak larut dalam air, asam encer, dan pelarut yang paling organik.
o Inkompatibilitas : inkompatible dengan agen pengoksidasi kuat.
o Stabilitas : mikrokristalin selulosa adalah stabil meskipun higrokopis. Bahan
atau material dalam jumlah besar harus disimpan di wadah tertutup baik di
tempat yang sejuk dan kering.
o Fungsi & konsentrasi :
– Adsorbent 20-90
– antiadherent, 5-20
– capsule binder/diluent, 20-90
– tablet disentegran, 5-15
– tablet binder/diluent. 20-90
39
o Inkompatibilitas :inkompatibel dengan bahan yang bersifatoksidasi kuat.
Inkompatibel terhadap amino acids, aminophylline, amfetamines,dan
lisinopril.
o Satbilitas : laktosa dapat berubah warna dengan adanya amin dan Mg-stearat,
stabil dengan penyimpanan di tempat kering dan tertutup.
o Fungsi dan konsentrasinya.
Fungsi laktosa adalah sebagai bahan pengisi , umumnya digunakan bersama
dengan avicel, namun apabila diformulasi sendiri maka digunakan dalam
konsentrasi 40 hingga 50%.
40
e. Strach (HOPE, hal 725)
3.3 Formula
41
Zat tambahan (bahan penghancur,pengikat,pengisi,lubrikan, dll)
2) R/ Ondansetron 4 mg
Strach 10%
Lactose qs
Mg. Stearat 1%
c) Pada formula modifikasi ini akan dibuat tablet dengan berat 4 mg karena
ondansetron memiliki dosis yang cukup kecil, sehingga untuk mengefektifkan dan
mendapatkan keseragaman dosis dipilih berat tablet.
42
Tiap 4 mg mengandung :
Ondansetron 4 mg
Strach 10%
Lactose qs
Mg.Stearat 1%
Per Tablet :
Ondansetron = 4 mg
43
- Ondansetron = 10% x 4 mg = 4 mg,
44
Jadi, lactose yang ditimbang 2760 g + 276 g = 3036 gram
45
3.7 Alat pembuatan Tablet
A. Evaluasi Granul
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi
formula.
Untuk formula yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Evaluasi granul
meliputi:
1. Granulometri
46
Letakkan granul pada pengayak paling atas
Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul pada getaran
Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak
Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak
2. Bobot Jenis
Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul. Mampatlkan 500 x dengan alat
volumeter . Lihat volume setelah pemampatan. Bj nyata setelah pemampatan =
bobot/volume setelah pemampatan.
3. Kadar Pemampatan
4. Kompresibilitas
5. Aliran
6. kandungan lembab
47
B. Evaluasi Tablet (Produk Akhir)
1) Visual /Organoleptik
a. Rupa, dengan cara visual menggunakan loop agar permukaan tablet lebih jelas
terlihat
b. Bau
c. Rasa
1. Keseragaman ukuran
a. Keseragaman tebal
b. Keseragaman diameter
2. Kekerasan
3. Friabilitas
4. Keragaman sediaan
a. Keragaman bobot
b. Keseragaman kandungan
5. Waktu hancur
6. Disolusi
3) Uji Keamanan/Toksisitas
Untuk menguji apakah ada bahan-bahan lain yang toksik dalam tablet
4) Uji Mikrobiologi
48
Terutama dilakukan pada tablet yang mengandung bahan-bahan yang mudah
ditumbuhi oleh mikroorganisme. Sering kali tablet bersalut lebih banyak
dikontaminasi oleh bakteri disbandingkan oleh tablet tidak bersalut karena
kelembaban internal tablet salut merupakan kondisi yang cocok untuk pertumbuhan
bakteri.
6) Penyimpanan Tablet
Tablet harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari
cahaya, lembab, gesekan dan guncangan mekanik. Kondisi penyimpanan khusus
harus dicantumkan dalam etiket. Tablet harus cukup bertahan selama proses
penanganan, misal pada saat pengemasan dan transportasi, tanpa harus kehilangan
intregitasnya. Untuk tablet efervesen, harus disimpan pada wadah yang tertutup
sangat rapat atau kemasan yang kedap terhadap lembab dan mungkin perlu
ditambahkan zat adsorbent seperti silika gel. Kondisi khusus penyimpanan dan
pengemasan direkomendasikan pada monograpi masing-masing . (The International
Pharmacopoeia 3rd ed Vol.4 hal 28).
7) Uji Disolusi
49
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi
yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali
pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Persyaratan disolusi tidak
berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing-masing
monografi. Bila pada etiket dinyatakan bahwa sediaan bersalut enterik, sedangkan
dalam masingmasing monografi, uji disolusi atau uji waktu hancur tidak secara
khusus dinyatakan untuk sediaan bersalut enterik, maka digunakan cara pengujian
untuk sediaan lepas lambat seperti yang tertera pada uji Pelepasan Obat <961>,
kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi. Dari jenis alat yang
diuraikan disini, pergunakan salah satu sesuai dengan yang tertera dalam masing-
masing monografi.
9) Media disolusi
10) Waktu
Bila dalam spesifikasi hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri
dalam waktu yang lebih singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut telah
50
dipenuhi. Bila dinyatakan dua waktu atau lebih, cuplikan dapat diambil hanya pada
waktu yang ditentukan dengan toleransi ± 2%.
11) Interpretasi
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang
tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet
atau kapsul digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk
pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau
melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas
di antara periode pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari
etiket serta dari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan
atau lebih.
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya
terlarut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang
tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang
jelas, kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut.
51
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Studi Preformulasi
Studi preformulasi adalah tahap pertama dalam pembentukan tablet atau aktivitas
formulasi dengan pertimbangan yang hati-hati dari data preformulasi. Preformulasi
penting bagi formulator untuk mendapatkan profil fisika-kimia yang lengkap dari
bahan-bahan aktif yang tersedia sebelum memulai suatu aktifitas perkembangan
formulai seluruh informasi ini diketahui sebagai preformulas.i
Desain Formulasi
Tujuan utama dari desain bentuk sediaan adalah untuk mencapai sebuah respon
terapi yang diramalkan dari suatu formulasi yang mana bisa dibuat dalam skala besar
dengan menghasilkan produk yang berkualitas, untuk memastikan kualitas produk,
banyak ciri khas yang diperlukan. Stabilitas kimia dan fisika, dengan pengawetan
yang sesuai untuk melawan kontaminasi mikroba jika diperlukan, keseragaman dosis
obat, penerimaan termasuk pembuat resep dan pasien, kemasan yang cocok dan
pelabelan idealnya, bentuk sediaan harus juga mandiri dari pasien untuk pasien.
Granulasi
Tujuan metode granulasi kering adalah untuk memperoleh granul yang dapat
mengalir bebas untuk membuatan tablet. Granulasi kering adalah proses
penggranulan tanpa menggunakan eksipien yang berupa cairan. Semua komponen
52
dalam granulasi kering adalah kering. Tujuan utama granulasi kering adalah
memperbaiki sifat aliran serbuk halus dengan cara mengglomerasikan partikel-
partikel kecil dari serbuk halus yang digunan dalam suatu formulasi tablet. Aglomelat
yang memperoleh masih perlu dihaluskan menjadi granul yang dapat di proses lebih
lanjut menjadi tablet jadi.
4.2 Saran
53
DAFTAR PUSTAKA
54