PENDAHULUAN
dari tiga faktor yaitu effectiveness atau menciptakan sistem yang efektif, safety
atau menekan efek bahaya pada sistem apabila diaplikasikan, dan acceptability
atau menjadikan sistem agar dapat diterima dengan baik oleh konsumen dalam hal
ini pasien. Tiga farktor tersebut yang memicu pesatnya pengembangan sistem
menciptakan obat baru yang memiliki sifat lebih ideal dibandingkan sediaan
mempertahankan kadar terapeutik obat dalam plasma yang konstan (Matien dkk,
dengan tujuan terapi farmasetis yang diingikan. Contoh sistem penghantaran baru
yang telah berkembang dan banyak digunakan salah satunya adalah Nanopartikel
menembus ruang-ruang antar sel yang hanya dapat di tembus oleh ukuran partikel
yang sederhana (Buzea dkk, 2007). Sistem nanopartikel berupa sistem koloid
yang memiliki ukuran sub mikron (<1 M) tebentuk dari berbagai macam bahan Commented [I2]: Jelaskan nanopartikel
pada berbagai macam komposisi (Attama dkk, 2012). Nanopartikel obat secara
umum terkandung obat dengan jumlah yang cukup di dalam matriks pada tiap
butir partikel, sehingga memerlukan ukuran yang relatif lebih besar dibanding
dan SNEDDS (Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System) (Martien dkk, 2012). Commented [I3]: Mulai ke SNEDDS
yang dapat membentuk nanoemulsi secara spontan ketika kontak dengan cairan
lambung (Sun & Han, 2011; Makadia dkk., 2013). Surfaktan mempunyai fungsi
utama sebagai penurun tegangan muka yang mana dalam hal ini berpengaruh
dalam memperkecil ukuran tetesan emulsi, dan menjaga agar zat aktif pada tempat
absorbsi dalam rentan waktu yang lama, sehingga tidak terjadi pengendapan
ketika di dalam saluran cerna (Huda dkk, 2016). Ko-surfaktan mempunyai peran
ukuran droplet nanoemulsi (Date, 2010). Minyak termasuk eksipien penting dalam
obat, dan ukuran tetesan emulsi (Gursoy & Benita, 2004). Beberapa penelitian Commented [I4]: Jelaskan snedds dan fungsi utama komponen
SNEDDS
yang telah memformulaiskan SNEDDS dari berbagai minyak salah satunya adalah
Miglyol 812. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut antara lain jumlah
kadar obat yang terserap secara in-vitro dan in-vivo lebih besar daripada sediaan
non-SNEDDS, selain itu sediaan lebih stabil dengan efisiensi emulsifikasi yang
baik sehingga laju disolusinya lebih cepat (Winarti dkk, 2018 ; Nasr dkk, 2016).
triglycerides) sebagai sumber kalori lemak esensial yang dapat secara pasif dan
dengan pertimbangan akan meningkatkan disolusi dari zat aktif dengan cara
melalui istem limfatik usus, serta menghindari effluks P-gp, sehingga dapat
meningkatkan absorpsi dan bioavailabilitas zat aktif dari saluran cerna (Singh
dkk, 2009). Sediaan SNEDDS yang baik mempunyai parameter yang harus
terpenuhi antara lain sediaan menghasilkan dispersi yang jernih dan transparan
emulsi secara spontan tanpa adanya pengocokan yang berarti, hal tersebut
dengan cairan gastritis di lambung (Huda dkk, 2016). SNEDDS juga telah Commented [I6]: Keunggulan dan karkteristik SNEDDS
diformulasikan dengan berbagai bahan aktif mulai dari bahan sintetik maupun
penting dilakukan, mengingat firman Allah SWT dalam Quran surah Asy-Syu’ara
Allah SWT telah menumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang banyak akan
khasiat agar dapat dimanfaatkan oleh manusia yang beriman. Manfaat tumbuhan
dalam hal ini sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit pada sesasama
bahan aktif ekstrak tanaman salah satunya dilakukan oleh Beandrade (2018)
yang lebih baik daripada sediaan non SNEDDS dalam hal fagositosis sel kanker,
serta mampu stabil selama 90 hari pada suhu ruang ketika diuji stabilitasnya
(Beandrade, 2018). Pemanfaatan ekstrak tanaman lain yang mempunyai efek Commented [I7]: Contoh formulasi SNEDDS dengan tanaman.
Piye hasile
farmakologi serupa dalam formula sediaan SNEDDS sangat beragam antara lain
ektrak kulit Manggis, ektrak Sambiloto, dan tidak terkecuali ekstrak Bawang
Dayak.
tanaman obat oleh masyarakat setempat. Potensi Bawang Dayak sebagai tanaman
obat yang secara empiris dipercaya kaya akan khasiat menjadikan Bawang Dayak
perlu dikembangkan menjadi sediaan obat yang modern sehingga lebih mudah
diterima konsumen. Secara ilmiah, tanaman bawang dayak diketahui mengandung
fenolik dan steroid (Kusuma, 2016). Menurut penelitian yang dilakukan, diketahui
pula senyawa flavonoid yang terkadung dalam Bawang Dayak dapat menginduksi
perkembangan sel kanker dalam tubuh. Apabila apoptosis sel kanker meningkat,
maka perkembangan sel kanker akan menurun (Naspiah dkk, 2014). Telah
dalam penyembuhan kanker (Hara, 1997). Secara empiris tanaman Bawang Dayak
telah sering digunakan sebagai obat tradisional terutama dalam mengobati kanker
dalam mencegah berbagai penyakit, salah satunya adalah kanker. Salah satu hasil
pengujian terhadap aktifitas senyawa pada tanaman Bawang Dayak adalah adanya
aktivitas kandungan ekstrak Bawang Dayak terhadap sel kanker, ekstrak tersebut
berpotensi untuk dijadikan salah satu obat kanker yang aman menggantikan
penggunaan obat kanker yang ada. Hal tersebut sekaligus dapat mengatasi
obat yang dapat digunakan sebagai terapi kanker. Penelitian ini merancang
terbaik menurut uji karakteristik yang dilakukan, serta menggunakan bahan aktif
ekstrak etanol Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) yang diketahui
memiliki aktifitas pada sel kanker . Commented [I8]: Kesimpulan dari penjelasnmu kabeh