Hari, Tanggal :
Rabu, 16 Desember 2020
Dosen Jaga :
Apt., Lidya Ameliana M.Farm., S.Si.
Oleh :
Kelompok A2-1
Muhammad Egi Supaedi (152210101138)
Sukma Anora Wahyunia (162210101019)
Anna Dwi Rachmawati Asbolah (162210101144)
Dimas Aloisius (182210101068)
Havidhatul Maulia (182210101070)
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penetrasi atau absorbsi obat secara perkutan antara
lain:
1) Perbedaan spesies . Kulit manusia kurang permeabel dibanding kulit tikus, babi, dan
lain-lain.
2) Perbedaan usia dan jenis kulit. Kulit bayi lebih permeabel dibandingkan dewasa,
sehingga pada dewasa membutuhkan sediaan topikal 99 lebih banyak. Jenis kulit
tebal seperti telapak tangan/kaki dapat memperlambat absorbsi obat.
3) Temperatur kulit dan sirkulasi perifer. Laju penetrasi obat bergantung pada kondisi
temperatur sekitar dan kondisi perifer cukup mempengaruhi laju absorbsi obat.
Vasokonstaksi lokal akan memperlambat obat hilang dari kulit.
4) Kondisi kulit. Kulit yang telah rusak memungkinkan obat dan bahan asing lainnya
masuk ke dalam jaringan subkutan.
5) Tempat pemberian kontak waktu dengan sediaan frekuensi pemberian penetrasi
akan lebih besar jika obat dipakai pada kulit dengan lapisan tanduk tipis. Tempat
pemberian berkaitan dengan derajat absorbsi. Semakin lama waktu pemakaian obat
menempel pada kulit semakin banyak obat diabsorbsi.
6) Derajat hidrasi kulit. Hidrasi stratum korneum dapat meningkatkan derajat lintas
semua obat yang mempenetrasi kulit.
7) Perlakuan kulit. Menggosok atau mengoleskan obat pada kulit akan menunjukkan
jumlah obat yang diabsorbsi meningkat.
8) Karakteristik fisik dari zat yang berpenetrasi. Zat terlarut dengan berat molekul di
bawah 800-1000 dengan kelarutan yang sesuai dalam mineral dan air (71 mg/ml)
dapat menyerap ke dalam kulit.
9) Hubungan antara pembawa dengan zat yang berpenetrasi. Obat yang dicampur
dengan pembawa tertentu harus bersatu dengan permukaan kulit dalam konsentrasi
yang cukup. Jumlah obat yang berpenetrasi luas permukaan tiap waktu bertambah
sebanding dengan pertambahan konsentrasi.
Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan
organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya 16% berat tubuh, pada orang
dewasa sekitar 2,7-3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 m2. Tebalnya kulit bervariasi mulai
dari 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Secara umum kulit
berfungsi sebagai barrier pelingdung tubuh terhadap ppengaruh lingkungan luar.
Selanjutnya secara spesifik kulit diklasifikasikan diantaranya memberikan fungsi
pelindungan, fungsi homeostasis dan fungsi sensori. Kulit tersusun atas 3 lapisan yaitu
lapisan epidermis, dermis dan jaringan subkutan. Pada kulit juga terdapat rambut, kelenjar
sebaceous dan kelenjar keringat.
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel
berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal
epidermis berbeda beda pada berbagai tempat ditubuh, paling tebal pada telapak tangan
dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5% dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi
regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri dari 5 lapisan yaitu stratum basale, stratum
granulosum, stratum lucidum dan stratum corneum.
Lapisan dermis merupakan komponen yang penting dengan ketebalan antara 3-5
mm. Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfa, gelombang rambut,
kelenjar lemak (sebacea), kelenjar keringat, kelenjar otot, serabut syaraf dan korpus pacini.
Selain berfungsi menyuplai gizi, pada lapisan dermis juga terdapat imun serta sensor panas,
tekanan dan rasa nyeri. Subkutan merupakan lapisan dibawah dermis/hypodermis yang
terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit
secara longgar dengan jaringan dibawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda beda menurut
daerah ditubuh dan keadaan nutrisi induvidu. Fungsi subkutis sebagai cadangan kalori,
isolasi panas, bantalan terhadap trauma dan tempat penumpukan energy.
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Bahan :
1. Sediaan Gel Na Diklofenak
2. Larutan Dapar PBS pH 7,4
3. Aqudest
4. Membran Selofan
Alat :
1. Beaker Glass
2. Timbangan analitik
3. Labu ukur 10 ml
4. Kuvet
5. Spektrofotometer UV-Vis
6. Objek glass
7. Cakram
8. Bejana Tabung uji
Komposisi
Sediaan Gel Na Diklofenak
Jumlah
Nama bahan Fungsi Kadar (%)
(20 gram)
Na diklofenak Bahan aktif 1% 0,2 gram
Carbopol Gelling agent 1% 0,2 gram
Propilen glikol Humektan, Pelarut, penetrasi enhancer 15% 3 gram
Methyl paraben Pengawet 0,18% 0,036 gram
Propyl paraben Pengawet 0,02% 0,004 gram
Trietanolamin Alkalizing agent 1% 0,2 gram
Aquadest Pelarut 81,8% 16,36 gram
Penimbangan :
1
- Na diklofenak = x 20 gram=0,2 gram
100
1
- Carbopol = x 20 gram=0,2 gram
100
15
- Propilen glikol = x 20 gram=3 gram
100
0,18
- Methyl paraben = x 20 gram=0,036 gram
100
0,02
- Propyl paraben = x 20 gram=0,004 gram
100
1
- Trietanolamin = x 20 gram=0,2 gram
100
81,8
- Aquadest = x 20 gram=16,36 gram
100
Metode Kerja
1. Pembuatan sediaan gel Na diklofenak
Ditambahkan TEA sedikit demi sedikit kedalam mortar hingga membentuk basis gel (i)
Ditambahkan nipagin dan nipasol ke dalam beaker glass, diaduk ad homogen (ii)
Ditimbang Na-Diklofenak 25 mg
Dipilih nilai absorbansi yang paling tinggi pada panjang gelombang 200-400 nm
c. Penyiapan Membran
Disiapkan sel difusi yang bersih, ditara dalam kondisi kosong ditimbang analitik
Sel difusi di isi dengan gel dan diratakan dengan gelas objek
Sediaan ditutup dengan membran yang telah dipotong sesuai dengan ukuran sel difusi,
sediaan disekitar sel difusi dibersihkan dan ditimbang kembali
Diatasnya diberi ring penyekat sebagai pengaman untuk mencegah kebocoran, lalu
diklem dengan lempengan sel yang lain dengan rapat
Sel Difusi dimasukkan ke dalam bejana tabung uji yang berisi media solusi
Sel Difusi diletakkan di dasar bejana disolusi dengan bagian cover menghadap ke atas
Setiap kali pengambilan cuplikan, bejana disolusi ditambah media disolusi dengan jumlah
dan temperatur yang sama
Jumlah Bahan Aktif yang terlepas per satuan luas membrane setiap waktu = konsentrasi
setiap waktu × jumlah media / luas permukaan membrane
Profil Pelepasan ditentukan dari kurva jumlah bahan aktif yang terlepas VS akar waktu
Dibuat Kurva jumlah kumulatif bahan aktif yang terlepas vs akar waktu
Dari kurva dibuat persamaan regresinya, slope persamaan regresi merupakan kecepatan
pelepasan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. USP 32 NF-27. The United States Pharmacopeial Convention, 12601
Twinbrook Parkway, Rockville, MD 20852 All rights reserved.
Ansel, H. C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : Universitas Indonesia
Pers.
Herdiana, Y. 2007. Formulasi Gel Undesilenil Fenilalanin dalam Aktivitas sebagai Pencerah
Kulit. Bandung : UNPAD
Shargel, L., dan B. C. Andrew. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan Edisi 2.
Terjemahan oleh Siti Sjamsiah. Surabaya : Airlangga University Press.