SEDIAAN PERKUTAN
Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak yang berfungsi sebagai cadangan
makanan juga sebagai pemberi perlindungan terhadap dingin. Kulit mempunyai organ-organ
pelengkap yaitu kelenjar lemak, kelenjar keringat, kelenjar bau, rambut dan kuku (Djuanda
dkk, 1999).
PERKUTAN
Absorbsi
perkutan
didefinisikan
sebagai
absorbsi
menembus
permukaan kulit, stratum korneum, dan jaringan sehat. Stratum korneum dapat berperan
sebagai reservoir bagi vehikulum tempat sejumlah unsur pada obat masih kontak dengan
permukaan kulit.
f. Tempat pengolesan
Jumlah yang diserap untuk suatu molekul yang sama akan berbeda dan tergantung
pada susunan anatomi dari tempat pengolesan tergantung ketebalan kulit. Permeabilitas
meningkat contoh telapak kaki dan telapak tangan, lengan lalu kulit rambut.
g. Kelembaban dan suhu tubuh
Keadaan normal suhu tubuh yaitu 5-15%. Suhu tubuh yang lembab memiliki afinitas
yang sama terhadap senyawa yang larut air atau lipid. Kelembaban mengurangi BJ dan
tahanan difusi. Secara in vivo, suhu kulit yang diukur pada kedaan normal relative tetap dan
tidak berpengaruh pada peristiwa penyerapa
Faktor patologi
a. Gangguan kulit
Gangguan pada kulit yang berupa alergi dan iritasi kulit. Alergi kulit adalah gangguan
pada system imunitas sehingga tidak memberikan perlindungan maksimal terhadap benda
asing di luar tubuh dan tubuh bereaksi ketika kontak dengan bahan kimia yang biasanya
ditandai dengan gatal gatal dan kemerahan pada kulit, sedangkan iritasi kulit dapat
disebabkan karena kelembaban udara atau kulit kontak langsung dengan bahan kimia yang
ditandai dengan kulit kemerahan, sensasi terbakar, bersisik dan ruam.
SEDIAAN PERKUTAN
Pada umumnya, absorpsi perkutan dari bahan obat terdapat pada
preparat dermatologi seperti salep, krim, pasta, atau gel (Ansel, 1989).
Salep adalah sediaan setengah padat yang yang digunakan sebagai obat
luar dan bahan obat harus terdispersi homogen dalam dasar yang cocok
(DepKes, 1979). Krim didefenisikan sebagai cairan kental atau emulsi
setengah padat baik bertipe a/m atau m/a yang mengandung satu atau
lebih bahan obat yang terdispersi merata dalam bahan dasar yang sesuai.
Pasta adalah dispersi bahanbahan serbuk yang tidak larut dengan
konsentrasi tinggi (20 sampai 50%) dalam suatu basis lemak atau basis
yang mengandung air. Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari
suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Sediaan transdermal atau sediaan yang digunakan perkutan yang diperuntukkan untuk
memberikan efek sistemik, dalam formulasinya sering ditambahkan enhancer (pembawa
sorpsion). Enhancer diperlukan untuk meningkatkan absorpsi obat perkutan.
Sistem trandermal biasanya hanya berupa potongan kecil yang dapat melepaskan obat
secara terkendali pada periode tertentu. Jadi yang mengatur sistem penyampaian obat adalah
membran bukan kulit.
Rancangan dan tujuan utama pengaturan sistem pelepasan obat adalah:
1. Memberikan obat dalam laju yang terkendali untuk diabsorpsi
2. Memiliki sifat fisika-kimia yang tepat agar bahan obat mudah terlepas dan membantu
absorpsi obat menembus stratum corneum
3. Sistem harus menutup kulit untuk menjamin arus searah dan bahan obat
4. Zat perekat, pembawa dan zat aktif harus tidak mengiritasi kulit
5. Sistem harus tidak memungkinkan pengembangbiakan bakteri kulit di dalam keadaan
tertutup.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C., Popovich, N.G. and Allen Jr., L.V., 1995, Pharmaceutical Dosage Forms and
Drug Delivery System, William & Wilkins, Parkway PA. 3.
Banker, G.S. and Rhodes, C.T., 1996, Modern Pharmaceutics, 3rd Ed., Marcel Dekker Inc.,
New York.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 1979. Farmakope
Jakarta
Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. Semi padat. Dalam: Suyatmi S, Kawira J, Aisyah HS,
eds. Teori dan praktek farmasi industri II. Edisi ke-3. Jakarta: UI Press, 1994: 1091-9.
Yanhendri, Satya Wydya Yenny. 2012. Jurnal Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam
Dermatologi. 39 (6): 423-430
www.farmasi.unud.ac.id diakses 15 Desember 2015
www.repository.usu.ac.id diakses 15 Desember 2015