PENDAHULUAN
1.1 JUDUL
Pengukuran panjang gelombang maximal dan pembuatan kurva kalibrasi
vitamin B6 (piridoksin).
1.2
TUJUAN
1. Dapat mengetahui tahapan dalam pembuatan kurva kalibrasi.
2. Dapat menggunakan kurva kalibrasi dalam analisis.
masuk
kemonokromator
dan
didispersikan
menjadi
cahaya
BAB II
METODE KERJA
50 ppm
100 ppm
150 ppm
50 ppm
Dipipet 10 mL larutan stok
Dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL
Ditambahkan aquadest hingga batas
Didapat larutan seri vitamin B6 50 ppm
100 ppm
150 ppm
200 ppm
250 ppm
200 ppm
250 ppm
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. DATA PENGAMATAN
Kurva Kalibrasi Vitamin B6
Kadar
50 ppm
100 ppm
150 ppm
200 ppm
250 ppm
Asorba
nsi
0,109
0,186
0,254
0,362
0,44
3.2. PERHITUNGAN
1. Larutan stock vitamin B6
250 mg
=50 mg/ml
500 ml
= 500mg/ml
= 500ppm
2. Larutan Uji
Dibuat deret 50, 100, 150, 200, 250
V1 . N1
=
V2 . N2
V1 . 500 ppm
=
100 . 50
100 .50
V1
=
500
V1
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 ppm
=
10 ml
500 . 100
100 .100
500
V1
20 ml
V1 . N1
V1 . 500 ppm
=
=
=
V2 . N2
500 . 150
100 . 150
500
V1
30 ml
V1 . N1
V1 . 500 ppm
=
=
=
V2 . N2
100 . 200
100 .200
500
V1
40 ml
V1 . N1
V1 . 500 ppm
=
=
=
V2 . N2
100 . 250
100 .250
500
50 ml
V1
V1
V1
V1
V1
3.3. GRAFIK
f(x) = 0x + 0.02
R = 0.99
0.2
0
0
50
100
150
200
250
300
Kadar (ppm)
3.4.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan suatu percobaan mengenai
pengukuran panjang gelombang dan pembuatan kurva kalibrasi.
Pembuatan kurva kalibrasi dilakukan dengan membuat berbagai kosentrasi
dari vitamin B6 yaitu 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm.
Panjang gelombang untuk melakukan analisis adalah panjang
gelombang maksimum yaitu max untuk vitamin B 6 adalah 291 nm. Hasil
absorbansi untuk konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250
ppm berturut-turut 0,109 ; 0,186 ; 0,254 ; 0,362 ; 0,440.
Hubungan antara konsentrasi terhadap absorbansi akan linear
apabila nilai absorbansi larutan antara 0,2 0,8 (0,2A 0,0) atau lebih
sering disebut sebagai daerah hukum Lambert Beer.
Digunakan panjang gelombang maksimum karena jika pengukuran
dilakukan pada panjang gelombang yang sama maka data yang diperoleh
semakin akurat atau kesalahan yang muncul semakin kecil.
Dari data absorbansi yang diperoleh dapat dilihat bahwa semakin
tinggin konsentrasi larutan maka semakin tinggi juga nilai absorbansinya.
Hal ini sesuai dengan hukum Lambert Beer yang mengatakan bahwa
absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi, karena b atau 1
harganya 1cm dapat diabaikan dan merupakan suatu tetapan. Sehingga
akan membentuk persamaan yang linear y= 0.0017 x + 0,0188 dengan
nilai koefisien kolerasi (R2) 0,9947.
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin tinggi nilai
absorbansinya. Sehingga akan membentuk persamaan yang linear yaitu
y= 0,0017 x + 0,0188 dengan nilai koefisien kolerasi (R2) 0,9947.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012.
Spektrofotometer
(online).
Http://roheemar.