Anda di halaman 1dari 10

Indra Suryadibrata (0661 12 066)

Dini Damayanti

(0661 12 067)

Deta Meila P

(0661 12 076)

Mia Puspa D

(0661 12 080)

I.

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat

1. Cabang ilmu farmakologi yang mempelajari tentang mekanisme kerja obat di dalam
tubuh disebut ...
a. Farmakokinetik
d. Farmakogenetik
b. Farmakologi
e. Toksikologi
c. Farmakodinamik
2. Pada proses metabolisme, sentetik terjadi melalui konjugasi dengan substrat endogen
seperti gugus glukonoid, asetil atau sulfat dan memakai energi yang berasal dari ATP.
Hasil reaksi yang diperoleh dari proses metabolisme tersebut yaitu ...
a. Metabolit aktif yang bersifat lebih polar
b. Metabolit non aktif yang bersifat non polar
c. Metabolit aktif yang bersifat non polar
d. Metabolit non aktif yang bersifat lebih polar
e. Metabolit metabolit aktif dan non aktif
3. Cara pemberian obat kepada pasien yang memberikan efek sistematik adalah dengan
cara ...
a. Inhalasi
d. Intranasa
b. Intra vaginal
e. Mukosa mata
c. Rectal
4. Mekanisme obat yang bekerja secara kimia ...
a. Analgetik
d. Antasida
b. Laksativ
e. Antifusiv
c. Kardiaka
5. Obat yang telah diaplikasikan akan mengalami kejadian ...
a. Liberalisasi dan sediaan
d. Eliminasi
b. Absorpsi
e. Semua benar
c. Distribusi
6. Proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim
adalah ...
a. Eksresi
b. Biotranformasi
c. Distribusi

d. Absorpsi
e. Eliminasi

7. Cara pemberian obat yang disuntikan kedalam otot yaitu ...


a. Intra muscular
d. Intra cardial
b. Subcutan
e. Intratekal
c. Intrakutan
8. Obat yang mempunyai target jauh dari tempat dimana obat itu diaplikasikan disebut ...
a. Eliminasi
d. Absorpsi
b. Distribusi
e. Semua salah
c. Metabolisme
9. Keuntungan pemberian obat secara suntikan (parental) adalah ...
a. Menyebabkan rasa nyeri
b. Sukar dilakukan sendiri oleh penderita
c. Tidak ekonomis
d. Efeknya timbul lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan peroral
e. Dapat disesuaikan langsung dengan respon penderita
10. Zat kimia yang mempengaruhi proses biologis dengan tujuan untuk menyembuhkan
penyakit (mencegah dan kosmetik) merupakan definisi dari ...
a. Injeksi
d. Depot
b. Onset
e. Sintetik
c. Obat

1.

Petunjuk
A jika jawaban (1), (2), dan (3) benar
B jika jawaban (1) dan (3) benar
C jika jawaban (2) dan (4) benar
D jika hanya jawan (4) benar
E jika semuanya benar

1. Yang termasuk mekanisme adsorpsi yaitu ...


1. Tranfor aktif
3. Convective
2. Difusi pasif
4. Berfasilitas
2. Berikut ini keberhasilan dalam pemberian obat ...
1. Tepat waktu
3. Tepat sasaran
2. Tepat dosis
4. Tepat umur
3. Yang termasuk cabang ilmu farmakollogi adalah ...
1. Toksilogi
3. Kemoterapi
2. Kemoterapi
4. Farmaseutika
4. Waktu untuk menimbulkan efek obat disebut ...
1. Residu
3. Durasi
2. Efek primer
4. Onset
5. Ilmu yang mempelajari bentuk makro dan mikroskopik tumbuh-tumbuhan, dan organisme
lainnya yang dapat digunakan dalam pengobatan ...
1. Farmakoterapi
3. Farmakinetik
2. Farmakodinamik
4. Farmakognosi
6. Dibawah ini yang merupakan proses pergerakan obat untuk mencapai kerja obat terdiri
dari ...

1. Adsorpsi
3. Eksresi/Eliminasi
2. Distribusi
4. Metabolisme (biotransformasi)
7. Yang dapat mempengaruhi adsorpsi obat yaitu ...
1. Aliran darah
3. Stress
2. Rasa Nyeri
4. Usia
8. Yang dapat mempengaruhi distribusi obat diatas adalah ...
1. Aktivitas
3. Umur/usia
2. Aliran darah
4. Efek pengikatan dengan protein
9. Efek-efek yang ditimbulkan oleh obat ...
1. Efek primer
3. Efek toksik
2. Efek sekunder
4. Efek utama
10. Untuk obat-obatan yang membutuhkan perhitungan individual diperlukan perhitungan
berdasarkan ...
1. Berat Badan
2. Tinggi Badan

2.

3. Umur
4. Luas permukaan tubuh

Petunjuk
A jika PERNYATAAN benar, ALASAN benar dan keduanya menunjukkan
B

hubungan sebab akibat


jika PERNYATAAN benar, ALASAN benar dan keduanya tidak menunjukkan

C
D
E

hubungan sebab akibat


jika PERNYATAAN benar, ALASAN salah
jika PERNYATAAN salah, ALASAN benar
jika PERNYATAAN dan ALASAN, keduanya salah

1. Obat adalah zat kimia yang mempengaruhi proses biologis dengan tujuan untuk
menyembuhkan penyakit Sebab obat yang tidak bisa menyembuhkan adalah racun .
2. Cakupan farmakologi meliputi farmakokinetik dan farmakodinamik Sebab
farmakodinamika mempelajari mengenai pengaruh obat terhadap tubuh .
3. Timbulnya efek samping tergantung pada tujuan pemberian obat Sebab obat bisa bekerja
pada berbagai reseptor diberbagai organ .
4. Penggunaan obat sangat tergantung pada tepat watu, tepat dosis, tepat sasaran dan tepat
cara pemberian Sebab untuk menimbulkan efek harus melampaui dosis minimal yang
diperlukan .
5. Berdasarkan target kerja obat dikenal adanya obat lokal dan obat sistemik Sebab obat
yang bekerja lokal tidak perlu adanya absorpsi .

KUNCI JAWABAN
I.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

II.
C
D
C
D
E
B
A
D
D
C

1. E
2. A
3. A
4. D
5. D
6. E
7. A
8. C
9. E
10. B

III.
1. B
2. B
3. C
4. A
5. B

Sistem Saraf Otonom

Pengertian sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang bergantung pada sistem saraf pusat,
dan antara keduanya dihubungkan urat-urat saraf aferen dan eferen. Juga memiliki sifat
seolah olah sebagai bagian sistem saraf pusat, yang telah bermigrasi dari saraf pusat guna
mencapai kelenjar, pembuluh darah, jantung, paru-paru, dan usus. Karena sistem saraf
otonom itu terutama berkenaan dengan pengendalian organ-organ dalam secara tidak sadar,
kadang-kadang disebut juga susunan saraf tidak sadar.

Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua :

Saraf parasimpatis: terbagi dalam dua bagian yang terdiri atas saraf otonom kranial
dan saraf otonom sakral. Sistem Parasimpatis berkaitan dengan pertahanan tubuh dan
perbaikan sumber-sumber tubuh antara lain penurunan denyut jantung, peningkatan
aktivitas gastrointestinal dan absorbsi makanan.

Saraf simpatis: terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan serta bersambung
dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf. Sistem Simpatis yang
mempunyai aktivitas perangsangan, responnya antara lain adalah peningkatan denyut
jantung, peningkatan kekuatan jantung, gula darah dan tekanan darah.

Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain: Saraf simpatik
mempercepat denyut jantung, memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi,

memperkecil diameter pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan


mengembangkan kantung kemih, sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut
jantung, mempercepat proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter
pembuluh arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.

Seperti diungkapkan diatas bahwa sistem saraf tepi manusia terdiri dari saraf kranial dan
saraf spinal. Pada sistem saraf tepi Manusia terdapat 12 pasang saraf kranial, berikut ini
adalah daftar saraf kranial pada manusia dan fungsinya.

Saraf Kranial
Nervus Olfactorius (N I)
Nervus Opticus (N II)
Nervus Oculomotoris (N III)

Fungsi
Penciuman
Penglihatan
Mengangkat kelopak mata atas dan konstriksi

pupil
Nervus Trochlearis (N IV)
Gerakan mata ke bawah dan ke dalam
Nervus Trigeminus ( N V)
Gerakan mengunyah, sensasi kulit, mukosa dll
Nervus Abducens (N VI)
Gerakan mata ke lateral
Nervus Facialis ( N VII)
Ekspresi wajah, lakrimasi, pengecapan
Nervus
VestibulocochlearisKeseimbangan dan pendengaran
(N VIII)
Nervus Glossopharyngeus (NMenelan, reflex muntah, salvasi, pengecapan
IX)
Nervus Vagus ( N X)
Nervus Accessorius (N XI)

Menelan, reflex muntah


Otot sternocleidomastoideus, gerakan kepala
dan bahu

Nervus Hippoglossus ( N XII) Pergerakan Lidah


Sistem simpatis terdiri atas serangkaian urat kembar yang bermuatan ganglion-ganglion.
Urat-urat itu bergerak dari dasar tengkorak yang terletak di depan kolumna vertebra, lantas
berakhir dalam pelvis di depan koksigis, sebagai ganglion koksigeus. Ganglion-ganglion itu
tersusun berpasangan dan disebarkan dari daerah-daerah :

Daerah leher

: tiga pasang ganglion servikal

Daerah dada

: sebelas pasang ganglion torakal

Daerah pinggang

: empat pasang ganglion lumbal

Daerah pelvis

: empat pasang ganglion sakral

Di depan koksigis

: ganglion koksigens

Ganglion-ganglion ini bersambung erat dengan sistem saraf pusat melalui sumsum tulang
belakang, dengan mempergunakan cabang cabang penghubung, yang bergerak keluar dari
sumsum tulang belakang menuju ganglion, dan dari ganglion masuk menuju sumsum tulang
belakang.
Ganglion simpatis lainya berhubungan dengan dua rangkaian besar ganglia ini, dan bersama
serabut-serabutnya membentuk pleksus-pleksus simpatis.
1. Pleksus kardiak terletak dekat dasar jantung serta mengarahkan cabang-cabangnya ke situ
dan ke paru paru
2. Pleksus seliaka terletak di sebelah belakang lambung, dan melayani organ-organ dalam
rongga abdomen
3. Pleksus mesenterikus (pleksus hipogatilus) terletak di depan sakrum dan melayai organ
organ dalam pelvis.

Adapun fungsi dari sistem simpatis :


-

Mensarafi otot jantung


Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar
Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus
Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat
Serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit
Mempertahankan tonus semua otot sadar

Sistem parasimpatis. Saraf kranial otonom adalah saraf kranial ketiga, ketujuh,
kesembilan, kesepuluh. Saraf saraf ini merupakan penghubung, tempat serabut-serabut
parasimpatis lewat dalam perjalanannya keluar dari otak menuju organ-organ yang sebagian
dikendalikan olehnya. Serabut-serabut yang mencapai serabut-serabut otot sirkular pada iris
merangsang gerakan-gerakan yang menentukan ukuran pupil mata menggunakan saraf
kranial ketiga, yaitu saraf okulo-motorik.
Serabut-serabut otot motorik sekretorik mencapai kelenjar ludah melalui saraf ketujuh,
fasial, serta saraf kesembilan, glosofaringeus.
Saraf vagus atau saraf kranial kesepuluh adalah serabut saraf otonom terbesar. Daerah
layanannya luas, serta serabut-serabutnya disebarkan ke sejumlah besar kelenjar dan organ.
Penyebaran ini sejalan dengan penyebaran serabut simpatis.
Saraf parasimpatis sakral keluar dari sumsum tulang belakang melalui daerah sakral.
Saraf-saraf ini membentuk urat-urat saraf pada alat-alat dalam pelvis, dan bersama saraf
simpatis membentuk pleksus yang melayani kolon, rektum, dan kandung kencing.
Adapun fungsi dari sistem parasimpatis :
-

Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis dan

kelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga hidung


Mensarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung
Menpersarafi kelenjar ludah
Mempersarafi parotis
Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru, GIT, ginjal, pancreas,

lien, hepar dan kelenjar suprarenalis


Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan alat kelamin
Miksi dan defekasi

Sistem pengendalian ganda (simpatis dan parasimpatis) hanya sebagian kecil organ dari
kelenjar yang memiliki satu sumber pelayanan, yaitu simpatis dan parasimpatis. Sebagian
besar organ dan kelenjar pelayanan ganda, yaitu menerima beberapa serabut dari sistem
simpatis di samping beberapa serabut dari saraf otonom sakral atau kranial. Keaktifan organ
dirangsang sekelompok urat saraf, sementara dilain pihak dilambatkan atau di berhentikan
sekelompok urat saraf lain, dengan kata lain masing masing kelompok bekerja berlawanan.
Dengan demikian, penyesuaian tepat antara aktivitas dan istirahat tetap di pertahankan,
sementara ritme kegiatan halus organ-organ dalam, kelenjar, pembuluh darah, serta otot tak
sadar juga dipertahankan.
Dengan demikian, jantung menerima serabut akselerator dari saraf simpatis, dan serabut
inhibitor (penghambat) dari vagus.
Pembuluh darah mempunyai vaso-konstritor dan vaso-dilator.

Saluran pencernaan memiliki urat saraf akselerator dan inhibitor, yang mempercepat dan
memperlambat gerakan peristaltik berturut turut.
Kegiatan ditambah atau

Organ
Jantung
bronki
lambung
usus
kandung

dirangsang oleh
Kegiatan diperlambat atau dihentikan oleh
Simpatis (kecepatan dan kekuatan
vagus ( kecepatan dan kekuatan dikurangi)
ditambah)
vagus (konstruksi)
simpatis (dilebarkan)
vagus (konstraksi)
simpatis (dikendurkan)
vagus (konstraksi)
simpatis ( dikendurkan)

kencing
otonom sakral (kontraksi)
pupil mata
(iris)

simpatis ( dikendurkan)

otonom kranial ketiga (kontraksi) simpatis (dilebarkan)

Apabila sebuah organ memiliki otot sfingter, serabut saraf yang menyebabkan organnya
berkontraksi akan menghambat sfinkter, dan sebaliknya. Hal-hal seperti itu terjadi pada
lambung dalam sfingter pilorik, usus dalam spingfer ileokolik, dan kandung kencing dalam
spingfer uretra interna. Sebagai contoh, pada kegiatan mikturisi, sfingter uretra di kendurkan,
sementara otot pada dinding kandung kencing berkontraksi, sehingga memungkinkan
kandung kencing di kosongkan
Gangguan Penyakit Saraf Otonom
Gangguan sistem saraf otonom dapat terjadi sendiri atau sebagai akibat dari penyakit
lain, seperti penyakit Parkinson , alkoholisme dan diabetes. Masalah dapat mempengaruhi
salah satu bagian dari sistem, seperti dalam kompleks sindrom nyeri daerah , atau semua
sistem. Beberapa jenis bersifat sementara, tetapi banyak memburuk dari waktu ke
waktu. Ketika mereka mempengaruhi pernapasan atau fungsi jantung, gangguan ini dapat
mengancam jiwa.

Anda mungkin juga menyukai