DISUSUN OLEH :
Kelompok 4
1. CHINTYA YUWANDARA (18334001)
2. WAHIDA AULIA ZAIN (18334008)
3. TRI WAHYU CAHYANTINI (18334011)
4. WINDA LORENZA (18334013)
1.3 Tujuan :
1. Memberikan penjelasan tentang system penghantaran obat secara transdermal.
2. Memberikan penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengarui pemberian obat
secara transdermal.
3. Memberikan penjelasan tentang solusi untuk mengefektifkan pemberian obat
secara transdermal.
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh.
Luas kulit manusia sekitar 16% dari berat badan seseorang. Kulit memiliki fungsi
melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan maupun rangsangan dari luar.
Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinasi dan pelepasan sel – sel
kulit ari yang udah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum serta
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet matahari
(Djuanda dkk., 2007).
Kulit normal manusia berkisar antara 4,5-6,5 (Kusantati dkk, 2008). Fungsi
kulit secara umum adalah sebagai fungsi proteksi, fungsi absorbsi, fungsi ekskresi,
fungsi persepsi, fungsi pengaturan suhu tubuh, fungsi pembentukan pigmen, dan fungsi
keratinisasi (Djuanda dkk., 2001). Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu: kulit ari
(epidermis), sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis)
dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hypodermis atau subkutis)
Sebagai gambaran, penampang lintang dan visualisasi struktur lapisan kulit tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut :
1. Gambar. Kulit
Gambar 8. Jalur permeasi obat melalui kulit manusia: jalur transseluler dan
intraseluler
2. Absorpsi Trans-appendageal
Merupakan jalur masuknya obat melalui folikel rambut dan kelenjar keringat.
Hal ini dapat terjadi karena adanya pori-pori di antaranya, sehingga obat dapat
berpenetrasi ke dalam kulit hingga mencapai pembuluh darah.
1. Urea
Urea meningkatkan permeasi transdermal dengan membantu proses hidrasi pada
stratum korneum dan juga dengan membentuk saluran difusi hidrofilik pada barrier.
2. Surfaktan
Banyak surfaktan yang mampu berinteraksi dengan stratum korneum untuk
meningkatkan absorpsi obat dari sediaan ketika ditempelkan pada kulit. Surfaktan