4
KERUGIAN SUSPENSI
5
JENIS SUSPENSI
1.SUSPENSI ORAL
2.SUSPENSI TOPIKAL
3.SUSPENSI OPTHALMIK
4.SUSPENSI INJEKSI
SUSPENSI
Karakteristik sediaan suspensi oral :
1.Effikasi , ketersediaan hayati lebih baik
dibandingkan dg tablet
2.Suspensi obat , pengadukan yang tidak
homogen → dosis obat tidak merata
3.Sukar terdispersi, terjadi sedimen →
caking
4.Polimorfisme → mempengaruhi
kelarutan dan pertumbuhan kristal
7
Karakteristik sediaan suspensi oral :
5. Pengaturan temperatur manufaktur
6. Resiko pertumbuhan mikroorganisme
7. Pelepasan komponen wadah
8. Penurunan konsentrasi obat :
kehilangan pelarut → penguapan
8
Syarat suspensi
1. Ukuran Partikel
2. Viskositas/kekentalan
3. Jumlah partikel/konsentrasi
4. Sifat/Muatan partikel
1. UKURAN PARTIKEL
❖Ukuran partikel :
o Luas penampang partikel
o Daya tekan keatas dari cairan suspensi
❖Semakin kecil ukuran partikel semakin besar luas
penampangnya.
❖Semakin besar luas penampang partikel maka semakin
besar daya tekan keatas cairan sehingga akan semakin
memperlambat gerakan partikel untuk mengendap
2. VISKOSITAS
Sintetis
• Derivat Selulosa
• metil selulosa (methosol, tylose), karboksi metil
selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.
• Golongan organik polimer
• Karbopol 1%
BENTONIT HECTORITE VEEGUM
Metode Pembuatan
SuSpensi
DISPERSI
PRAESIPITASI
kadang-kadang
terjadi kesukaran
pada saat
mendispersi serbuk
→ lemak, udara,
menambahkan kontaminan Sukar dibasahi:
serbuk bahan obat - Serbuk sangat halus
kedalam mucilago - Sudut kontak 90o
yang telah terbentuk
kemudian baru Perlu wetting agent
diencerkan
Dispersi
PRAESIPITASI
Zat yang hendak Setelah larut dalam
didispersi dilarutkan Akan terjadi endapan
pelarut organik
dahulu dalam pelarut halus dan
organik diencer- kan dengan
tersuspensi dengan
larutan pensuspensi
(contoh etanol, propilenglikol, bahan pensuspensi.
dan polietilenglikol) dalam air.
Sistem pembentukan
suspensi
Flokulasi
Deflokulasi
pada penyimpanan
tidak terjadi cake
cepat mengendap karena partikel tidak
mengikat kuat dan
keras satu sama lain
Partikel terflokulasi
terikat lemah & mudah tersuspensi
merupakan agregat kembali
yang bebas
Flokulasi
partikel
terjadi agregasi
mengendap
→ terbentuk
perlahan →
cake yang keras
sedimen
Partikel suspensi
sukar
dalam keadaan
tersuspensi
terpisah satu
kembali.
dengan yang lain.
DEFLOKULASI
KOMPOSISI SUSPENSI SECARA UMUM
1. Bahan pensuspensi
Digunakan untuk memperlambat pengendapan
sehingga keseragaman dosis dapat diukur, untuk mencegah
pengendapan dari massa yang sulit untuk tersuspensi
kembali dan untuk mencegah koagulasi dari bahan berlemak
2. Bahan pembasah
digunakan untuk mengurangi tegangan permukaan
dan untuk meningkatkan disperse dari bahan yang tidak larut
4. Bahan pengawet
25
• Pembawa
• Bahan pembasah
• Bahan pensuspensi
Komponen • Koloid pelindung
dalam • Bahan pengflokulasi
suspensi • Pengawet
• Dapar
• Flavour
• Pewarna
• Bahan penghelat
• Bahan anti busa 26
1.Ukuran partikel uniform
2.Tidak mudah
mengendap
3.Mudah didispersikan
Persyaratan kembali
formulasi 4.Viskositas menunjang
suspensi redispersi partikel →
homogen
5.Stabil secara kimia dan
fisik → usia guna
sediaan
6.Penampilan sediaan
baik 27
VOLUME PENGENDAPAN
Volume pengendapan atau volume endapan (F) merupakan
perbandingan keseimbangan volume dari endapan.
Rumus
F = Vu/Vo
Ket : F = Volume endapan
Vu = Volume akhir endapan
Vo = Volume awal suspensi
Suspensi deflokulasi → F= 0,15
Suspensi terflokulasi → F = 0,75
28
ΥLA
udara (A)
larutan (L)
Substrat (S)
Sudut kontak
ΥS = ΥSL + ΥL cos θ
ΥS : tegangan permukaan zat padat
ΥSL : tegangan antar permukaan padat/cair
ΥL : tegangan permukaan larutan
cos θ : sudut antara zat padat dg larutan
Pembasahan sempurna, cos θ = 1
29
SIFAT ALIRAN SUSPENSI
a : pseudoplastis
b : plastis
c : tiksotropik
d : dilatan
30
Bahan tambahan :
ZAT PENSUSPENSI
Golongan polisakarida : gom arab, tragakan, alginate
Golongan selulosa larut dalam air : metil selulosa, CMC
Na, mikrokristal selulosa
Silikat terhidratasi : bentonit, Mg Al silikat
Koloid : silicon dioksida
Bahan tambahan lain :
◦ Pengawet - pengatur densitas
◦ Anti oksidan - pemanis
◦ Buffer - pengkompleks
◦ Humektan - flavouring, colouring
PEMBUATAN SUSPENSI
1. Tahap penghalusan fase terdispers
→ mikropulverisasi
→ energi cair / jet milling / micronizing
→ spray drying
4. Homogenisasi
→ penggiling koloid
PENGEMASAN dan PENYIMPANAN
➢Wadah bermulut lebar
➢Mempunyai ruang udara memadai di atas cairan
➢Wadah tertutup rapat
➢Terlindung dari pembekuan, panas berlebih dan cahaya
SUSPENSI PERORAL
Kebaikan
1. Mudah ditelan
2. Dapat menutupi rasa pahit
3. Kaolin dan kapur sebagai absorban untuk
racun dan mengurangi keasaman lambung
Ketidaknyamanan
1. Sediaan harus dikocok
2. Ketepatan dosis < larutan
3. Stabilita dalam penyimpanan
35
Formula :
Magnesium trisilikat 50 gram
Magnesium Carbonat (light) 50 gram
Na Bikarbonat 50 gram
Emulsi minyak pipermint (konsentrat) 25 ml
Air ad 1000 ml
Untuk Antasid
1. Dosis tinggi → double strength
2. Kapasitas penetralan
3. Proses aseptik
36
SUSPENSI EKSTERNAL
LOSIO, bahan pensuspensi : semi sintetik, tidak
membentuk film
Penandaan :
1.Kocok dahulu
2.Tidak dapat dipakai pada kulit yang luka
Contoh formula :
Kalamin 150 gram
Zn Oksida 50 gram
Bentonit 30 gram
Natrium sitrat 5 gram
Gliserol 50 ml
Air ad 1000 ml
37
SUSPENSI STERIL
Persyaratan :
1. Steril
2. Bebas pirogen
3. Stabil secara fisika dan kimia selama
usia guna
39
Data preformulasi
40
Pengawet :
3. Kombinasi 1 dan 2
43
Bahan flokulasi untuk injeksi suspensi
44
Sistem pelarut
Penambahan dapar
47
Skema 3
manufaktur
suspensi
48
Klasifikasi
stabilita injeksi
suspensi
49
TUGAS
METODE EVALUASI SEDIAAN 7. Distribusi Ukuran Partikel
SUSPENSI
8. Stabilitas fisik
FISIK
1. ph
2. Volume Pengendapan
3. Laju Endapan
4. Volume Terpindahkan
5. Bobot Jenis
6.Viskositas dan Sifat Alir
50