Anda di halaman 1dari 24

BOFARMASETIKA

Sediaan Melalui Kulit

Kelompok I
Kelas 04 Alihjenjang
Kelompok I
Cahya Rahmadani (B1A119008)
Ega Afriani Jamil (B1A119409)
Flora Yulen Pia Rumlus (B1A119115)
Haryuni (B1A119414)
Irene Amanda (B1A119078)
Masniah (B1A119388)
Oktaviani Pammassangan (B1A119079)
Ruslan Safri (B1A119370)
POKOK BAHASAN
1 Pengertian dan Fungsi Kulit Anatomi Fisiologi Kulit

2 Rute transportasi obat melalui kulit

3 Faktor yang mempengaruhi proses LDA Obat pada pemberian kulit

44 Sediaan rute kulit

55 Evaluasi Biofarmasetika

6 Kelebihan dan kekurangan pemberian obat melalui kulit

5
Pengertian Kulit

Kulit merupakan organ tubuh terluas, berat total


berkisar 2,7-3,6 kg dan menerima sepertiga dari
volume darah tubuh. Ketebalan kulit bervariasi
antara 0,5-6,0 mm., terdiri dari sel-sel dan matriks
ekstraseluler. Struktur kulit terdiri terdiri dari 3
lapisan, epidermis merupakan lapisan terluar kulit
dan tipis, dermis merupakan tebal dan terletak
didalam, lapisan dibawah dermis terdapat jaringan
lemak subkutan (hipoderrmis). Jaringan
hypodermis merupakan jaringan ikat longgar yang
melekat dibawah dermis

Fungsi Kulit

Kulit manusia mempunyai banyak fungsi yang


penting terutama sebagai pertahanan garis depan,
melindungi tubuh dari berbagai elemen yang
berasal dari lingkungan luar tubuh. Jika terjadi luka
pada kulit, integritas pertahanan kulit menjadi
terganggu dan menjadi tempat masuk berbagai
mikroorganisme seperti bakteri dan virus.
Anatomi Fisiologi Kulit

Epidermis (kulit ari).

Dermis (korium, kutis, kulit jangat)

Hipodermis(lapisan lemak bawah kulit)

Luas kulit pada manusia kira-kira ± meter persegi,


dengan berat 10 kg jika dengan lemaknya atau 4 kg
jika tanpa lemak
Epidermis
stratum korneum terdiri atas beberapa sel yang pipih, mati, tidak memiliki
inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat
sedikit mengandung air

Stratum lucidum (lapisan jernih) yang terletak dibawah stratum korneum


adalah lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin, sangat tampak
jelas pada telapak tangan dan telapak kaki

Stratum granulosum (lapisan berbutir-butir) yang tersusun oleh sel


keratinosit yang berbentuk polygonal, butiran kasar, inti mengkerut
.
Stratum spinosum (lapisan malphigi) yang memiliki sel berbentuk seperti
kubus dan berduri. Intinya besar dan oval. Setiap sel berisi filamen-
filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Cairan limfe masih
ditemukan mengitari sel-sel dalam lapisan malphigi ini.

Stratum germinativum (lapisan basal) ini merupakan lapisan terbawah di


epidermis. Terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami
proses keratinisasi dan fungsinya hanya membentuk pigmen melanin,
Dermis

Lapisan papilaris dermis terletak langsung dibawah epidermis dan


tersusun terutama dari sel-sel fibroblast yang dapat menghasilkan
bentuk, salah satunya kolagen.

Lapisan retikularis berada dibawah lapisan papilaris. Lapisan retikularis


menghasilkan kolagen serta berkas-berkas serabut elastik. Dermis juga
tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar
keringat serta sebasea, dan akar rambut. Dermis sering disebut sebagai
kulit yang “sejati”
Hipodermis

Lapisan hypodermis/subcutis merupakan lapisan terbawah dari kulit dan


terbentuk dari jaringan ikat longgar yang memisahkan kulit dengan otot
di bawahnya sehingga kulit dapat bergerak dengan mudah diatas
jaringan penyangganya.

Lapisan ini tersusun dari sel kolagen dan lemak tebal untuk menyekat
panas sehingga kita dapat beradaptasi dengan perubahan temperatur
luar tubuh kita karena perubahan cuaca, selain itu juga lapisan subcutis
dapat menyimpan cadangan nutrisi bagi kulit.

Lapisan hypodermis/subcutis terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-


sel lemak di dalamnya, lapisan lemak (fat tissue) untuk menghasilkan
energi dan panas/kalor dan pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf
tepi, pembuluh darah dan getah bening.
ABSORPSI OBAT MELALUI KULIT
Absorpsi obat melalui kulit terjadi bila obat berpenetrasi masuk
kedalam kulit dan melalui kulit masuk ke dalam tubuh

Jalurnya ialah:
 Antara sel dari stratum corneum: terjadi difusi melalui matriks stratum korneum
 Melalui dinding folikel rambut
 Melalui kelenjar keringat
 Melalui kelenjar sebum
 Menembus sel stratum corneum
Rute Transportasi Obat Melalui Kulit

Absorpsi Transepidermal
• Jalur absorpsi transepidermal merupakan jalur masuknya obat melintasi epidermis. Epidermis merupakan
permukaan lapisan yang lebih besar untuk absorpsi di mana epidermis memiliki luas permukaan 100-1000 kali
lebih luas dibandingkan jalur transappendageal, sehingga jalur transepidermal merupakan jalur utama untuk
absorpsi perkutan banyak senyawa. Terdapat dua jalur untuk absorpsi obat secara transepidermal yaitu jalur
interseluler dan jalur intraseluler (Lund, 1994).

• Jalur interseluler obat menembus lapisan kulit melalui ruang antar sel dari kulit, sehingga jalurnya menjadi
berliku dan lebih panjang. Obat yang bersifat lipofilik akan lebih cenderung berpenetrasi melalui cara ini karena
akan larut dalam lemak yang terdapat di antara filamen.

• Jalur intraseluler obat akan melewati kulit secara langsung melalui membran fosfolipid dan keratinosit yang
merupakan kandungan utama stratum korneum. Obat yang bersifat hidrofilik lebih cenderung berpenetrasi
melalui jalur ini karena obat hidrofilik akan membentuk ikatan hidrogen dengan bagian protein dalam lapisan
filamen protein.
Rute transportasi obat melalui kulit

Absorbsi Transappendageal
Jalur absorpsi transappendageal merupakan jalur masuknya obat melalui
kelenjar keringat dan folikel rambut yang disebabkan karena adanya pori-pori
diantaranya sehingga memungkinkan obat tersebut berpenetrasi. Jalur
appendageal hanya mencakup 0,1 area untuk penyerapan pada kulit, sehingga
jalur ini dianggap kurang potensial.
Rute transportasi obat melalui kulit
Rute Transdermal
Rute transdermal
 Sediaan transdermal merupakan salah satu bentuk sistem penghantaran obat dengan cara ditempel melalui
kulit. Rute penghantaran obat secara transdermal merupakan rute pilihan alternatif untuk beberapa obat,
karena mempunyai beberapa keuntungan antara lain dapat memberikan efek obat dalam jangka waktu yang
lama, pelepasan obat dengan dosis konstan, cara penggunaan yang mudah, dan dapat mengurangi
frekuensi pemberian obat.
 Melalui bentuk sediaan transdermal jumlah pelepasan obat yang diinginkan dapat dikendalikan, durasi
penghantaran aktivitas terapeutik dari obat, dan target penghantaran obat ke jaringan yang dikehendaki.
Tujuan dari pemberian obat secara transdermal adalah obat dapat berpenetrasi ke jaringan kulit dan
memberikan efek terapeutik yang diharapkan.
 Transdermal adalah penggunaan obat melalui kulit untuk tujuan pengobatan sistemik. Suatu sediaan akan
dapat memberikan efek sistemik, apabila obat yang diberikan tersebut dapat menembus lapisan kulit dan
masuk kedalam sirkulasisistemik.
Lanjutan….
Keuntungan bentuk sediaan trandermal adalah:
 Dapat mengeliminasi ketidakteraturan absorbsi obat dan saluran cerna
karena pengaruh pH, makanan dan waktu transit usus
 Memungkinkan absorpsi obat secara konstan dan kontinyu
 Pemakaian obat dapat dengan mudah dihentikan
 Dapat memberikan input obat secara terkontrol ke dalam sistem sistemik
dan dapat mengeleminasi lonjakan obat dalam darah.

Disamping keuntungan, sediaan transdermal juga memiliki kerugian yaitu:


• Tidak semua obat dapat digunakan, hanya untuk obat dengan bobot
molekul kurang dan 1000
• Tidak semua bagian tubuh dapat digunakan untuk tempat aplikasi sediaan
trandermaI (terbatas pada bagian tertentu saja)
• Dosisnva tertentu (tidak boleh teralu besar) harus obat-obat yang poten.
MEKANISME PENGHANTARAN OBAT PADA SEDIAAN
PATCH TRANSDERMAL

 Prinsip dasar dari pengantaran sediaan patch transdermal adalah dengan cara difusi
zat aktif menembus dermis kemudian masuk ke sirkulasi sistemik. Pertama-tama obat
berdifusi keluar dari matriks ke stratum korneum. Kemudian, obat diabsorpsi oleh
stratum korneum dan berpenetrasi melalui epidermis viable. Selanjutnya, di lapisan
dermis tejadi proses uptake obat oleh saraf- saraf yang terdapat pada pembuluh darah.
Kemudian, obat dihantarkan melalui sirkulasi sistemik dan akan memberikan efek
terapi sesuai dengan zat aktif yang bersangkutan.
Faktor Yang Mempengaruhi
Proses LDA Obat Pada Pemberian
Kulit

Penyerapan(Absorbsi) Faktor Fisiologik Yang Mempengaruhi


penyerapan Perkutan

 Lokalisasi Sawar(Barrier)  Aliran Darah

 Jalur Penembusan (Absorbsi)  Keadaan dan Umur Kulit

 Penahanan Dalam struktur  Tempat Pengolesan


Permukaan Kulit dan
Penyerapan Perkutan  Kelembaban dan Temperatur
Sediaan Rute Kulit
Pasta
. Pasta menurut Farmakope Indonesia edisi V adalah sediaan semipadat yang
mengandung satu atau lebih bahan yang ditujukan untuk pemakaian topikal.

Salep Bedak
FarmakopeIndonesia Edisi IV, salep  Bedak adalah sediaan kosmetika yang
adalah sediaan setengah padat ditujukan digunakan untuk memulas kulit wajah
untuk pemakaian topikal pada kulit atau dengan sentuhan artitik untuk
selaput lendir meningkatkan penampilan wajah.

Krim Cairan
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, Sediaan dengan wujud cair mengandung
krim adalah bentuk sediaan setengah satu atau lebih zat aktif yang terlarut
padat mengandung satu atau lebih stabil dalam medium yang hpmpgen saat
bahan obat terlarut atau terdispersi diaplikasikan
dalam bahan dasar yang sesuai
Evaluasi Biofarmasetika
Studi Difusi In Vitro
Penilaian biofarmasetik obat-obatan yang diberikan melalui kulit meliputi uji kekentalan bentuk sediaan,
ketercampuran dan pengawetan. Sesudah pengujian tersebut, umumnya dilanjutkan dengan uji pelepasan zat aktif
in vitro denga tujuan dapat ditentukannya pembawa yang paling sesuai untuk dapat melepaskan zat aktif di tempat
pengolesan. Metode pengujian yang telah diajukan meliputi Difusi sederhana dalam air atau difusi dalam gel dan
dianalisis melalui membran kolodion atau selofan

Studi Penyerapan
Penyerapan perkutan dapat diteliti dari dua aspek utama yaitu penyerapan sistemik dan lokalisasi senyawa dalam
struktur kulit dengan cara in vitro dan in vivo sehingga dapat dipastikan lintasan penembusan dan tetapan
permeabilitas, serta membandingkan efektifitas berbagai bahan pembawa.
Kelebihan dan Kekurangan Pemberiaan Obat melalui Kulit

03
01 Bedak
02
Cairan
Salep
Kelebihan Bedak

Kelebihan Cairan Mendinginkan


Efek anti pruritus lemah astrigen (ex :
Mengeringkan luka basah kelamin)
Membersihkan permukaan luka Kekurangan Salep Antiinflamasi ringan
dari mikroorganisme Daya penetrasinya lebih dalam. Mengurangi pergeseran kulit (daerah
sehingga mulai terjadi Lubrikasi emolien, proteksi. intertriginosa, dan kaki)
reepitelisasi Proteksi mekanis, antiseptik (ex : zinkoksida)
Mengurangi gejala gatal, rasa Kekurangan Salep
Lubrikasi dan mengeringkan (ex : Magnesium
terbakar, prestasi oleh Tidak dapat digunakan pada silikat)
bermacam-macam dermatosis. daerah berambut.
Kekurangan Bedak
Kekurangan Cairan Tidak dapat digunakan
diseluruh tubuh. Penetrasi dan daya lekat sedikit sekali (dapat
Jika pengobatan tidak diatur, Di kulit lengket karena lemak, digunakan stearat untuk meningkatkan daya
luka akan menjadi terlalu tapi mudah dibersihkan lekat)
kering. misalnya lanolin anhidros dan Tidak dianjurkan di luka basah dapat
petrolatum hidrofilik. menimbulkan iritasi, mengeras, krusta
granuloma
Dapat terisap hidung oleh pemakain.
Kelebihan dan Kekurangan Pemberiaan Obat melalui Kulit

04 06
Pasta
Krim

Kelebihan Pasta
Kelebihan Krim Meringankan luka dan sebagai protektif
Bisa digunakan di daeraah Digunakan pada luka agak basah
berambut mengurangi rasa gatal lokal
Indikasi kosmetik Dapat mengikat cairan sekret lesi yang akut
Penetrasi bisa diatur daya kerja lokal tinggi
Memberi rasa sejuk/ enak Daya pengobatannya tinggi
Mudah dibersihkan dari kulit Barier impermiabel, proteksi, atau tabir surya
Sebagai emolien Kekurangan Pasta
Tidak bisa di daerah berambut
Kekurangan krim
Tidak bisa digunakan pada daerah genitalia
Penetrasinya lebih rendah eksterna dan lipatan-lipatan badan
daripada salap Sulit dibersihkan
Cepat hilang dari kulit. Tidak boleh digunakan untuk lesi produktif
. Kurang menutup, lebih kering (dibandingkan
salep)..
Thank You
HASIL DISKUSI
 Pertanyaan : Saya Adinda Septiani Syapar (D1B120256) dari kelompok 2 ingin bertanya bisa dijelaskan secara
ringkas bagaimana mekanisme biofarmasetika sediaan yang melalui kulit?
Jawaban : sebagai organ terbesar memiliki berbagai fungsi dimana fungsi utamanya sebagai garis
pertahanan terdepan.Kulit merupakan salah satu rute pemberian obat dimana pengaplikasian obat pada rute kulit
dapat bersifat local maupun sistemik. Kulit terdiri dari 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis dan hipodermis.
Obat-obat yang terabsorpsi pada batas lapisan epidermis biasanya merupakan obat-obat yang berefek lokal, dan
Adapun pada lapisan dermis dan hypodermis utamanya pada sediaan transdermal merupakan obat yang bekerja
secara sistemik. Terdapat Faktor2 Yang Mempengaruhi Proses LDA Obat Pada Pemberian Kulit yaitu faktor
penyerapan (absorpsi) yang terdiri dari lokalisasi sawar, jalur penembusan, dan penahanan dalam struktur kulit.
Faktor fisiologis pun dapat mempengaruhi proses LDA pada rute ini, yaitu Aliran Darah, Keadaan dan Umur Kulit ,
Tempat Pengolesan, Kelembaban dan Temperatur Contoh sediaan rute kulit, yaitu diantaranya: pasta, krim, salep,
bedak dan lain-lain. Evaluasi biofarmasetika terhadap sediaan rute ini dapat berupa studi in vitro dan in vivo.

 Pertanyaan : Saya Evifania dari kelompok 3 ingin bertanya, mengapa keadaan dan umur kulit dapat
mempengaruhi proses penyerapan obat pada kulit?
Jawaban : Karna kulit yang utuh atau normal akan membuat proses difusi lebih efektif dan bila terjadi
kerusakan atau perubahan efektivitasnya akan berkurang pada sel-sel lapisan tanduk.
HASIL DISKUSI
 Pertanyaan : Saya Ramdan Eka Saputra dari kelompok 2 ingin bertanya ke kelompok 1. Bagaimana fisika kimia
suatu obat yang berdifusi serta mekanismenya dalam mempengaruhi proses penyerapan obat
melalui stratum korneum?
Jawaban : Formulasi cair atau semipadat topikal/dermal/mukosal yangmengandung air (water
containingtopical/dermal/mucosal liquid orsemisolid formulations)Beyon Use Date atau masa penggunaan dari
sediaan tersebut setelah dibuka tidak lebih dari 30 hari

 Pertanyaan : Saya Zulfaningsih HS D1B120265 ingin bertanya, Bagaimana cara mengatasi apabila terjadi
toksisitas/efek farmakologi yang tidak diharapkan dalam penggunaan sediaan pada kulit?

Jawaban :Bagaimana cara mengatasi apabila terjadi toksisitas/efek farmakologi yang tidak diharapkan dalam
penggunaan sediaan pada kulit?Salah satu keuntungan sediaan rute kulit adalah jika terjadi efek toksik/side effect/
efek yang tidak diinginkan seperti iritasi dapat langsung dihentikan dengan membersihkan langsung sediaan yang
telah teraplikasikan. Hal ini disebabkan karena untuk obat rute oral biasanya hanya bersifat lokal dan jika terjadi
efek seperti iritasi tidak terjadi secara sistemik dapat langsung diatasi dengan memberhentikan pemakaian
sediaan/obat. Adapun jika terjadi reaksi seperti alergi (rash) dapat diatasi dengan mengaplikasikan cooling agent,
dan mengompres dengan air dingin
HASIL DISKUSI
 Pertanyaan : Siska Dewi L (D1B120182) kelompok 5Boleh dijelaskan pada slide 15, penjelasan mengenai
Faktor yang mempengaruhi absorbsi sediaan ditempat penyerapan ?

Jawaban :Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi sediaan rute kulit di tempat penyerapan yaitu:1.
Lokalisasi Sawar (Barrier)Lokasi sawar atau membran dapat mempengaruhi abrospsi sediaan yaitu terkait dengan
keberadaan lapisan lipid,lapisan tanduk ,dan lapisan epidermis, celah (sebum dan sel germinatif) yang terdapat
pada lokasi sediaan diaplikasikan2. Jalur PenembusanJalur/rute masuknya obat juga dapat melalui rute/ Jalur
absorpsi transepidermal , jalur transappendageal, dan jalur transdermal. Jalur trasnepidermal merupakan jalur
masuknya obat melintasi epidermis. Jalur Absorbsi Transappendageal merupakan jalur masuknya obat melalui
kelenjar keringat dan folikel rambut yang disebabkan karena adanya pori-pori diantaranya sehingga
memungkinkan obat tersebut berpenetrasi. Dan jalur transdermal merupakan penggunaan obat melalui kulit untuk
tujuan pengobatan sistemik. 3. Penahanan Dalam struktur Permukaan Kulit dan Penyerapan Perkutan.
Penahanan yang dimaksud yaitu durasi obat bertahan dalam permukaan kulit yang mana durasi penempelan
berbanding lurus dengan jumlah obat yag terabsorpsi.
 Pertanyaan : Siska Dewi L (D1B120182) kelompok 5 Boleh dijelaskan pada slide 15, penjelasan mengenai
Faktor yang mempengaruhi absorbsi sediaan ditempat penyerapan ?
Jawaban : Formulasi cair atau semipadat topikal/dermal/mukosal yangmengandung air (water
containingtopical/dermal/mucosal liquid orsemisolid formulations)Beyon Use Date atau masa penggunaan dari
sediaan tersebut setelah dibuka tidak lebih dari 30 hari
HASIL DISKUSI
 Pertanyaan : Saya Ramdan Eka Saputra dari kelompok 2 ingin bertanya ke kelompok 1. Bagaimana fisika kimia
suatu obat yang berdifusi serta mekanismenya dalam mempengaruhi proses penyerapan obat
melalui stratum korneum?
Jawaban : Saya akan menjawab pertanyaan dari kelompok 2 Ramdan Eka Saputra, secara sederhana
mekanisme ini diawali masuknya obat melalui stratum korneum dengan cara berdifusi melalui bagian
aqeous untuk bagian yang bersifat hidrofilik yang terletak pada permukaan luar filamen intraselular
keratin (rute intraselular atau transselular) dan bagian lipofilik berdifusi melalui matriks lipid antarfilamen
(rute interselular). Suatu molekul yang melintasi rute transselular akan mengalami partisi dan
berdifusi melalui keratinosit, namun untuk berpindah ke keratinosit selanjutnya molekul tersebut akan
mengalami partisi lebih danjut dan berdifusi melalui sekitar 4– 20 lamelar lipid untuk setiap keratinosit.
Rangkaian proses partisi dan difusi melalui lapisan multi hidrofilik dan hidrofobik keratinosit tidak umum
terjadi pada sebagian besar obat. Sehingga saat ini rute interselular dianggap sebagai jalur permeasi
utama untuk sebagian besar obat saat melewati stratum korneum.

Anda mungkin juga menyukai