Anda di halaman 1dari 25

SISTEM PENYAMPAIAN OBAT

TRANSDERMAL
Kelompok 4 :
1. Riris Friendly Violawaty Tampubolon
(1801011437)
2. Nanda Putri Banjarnahor (1801011019)
3. Sartika Purba (1801011373)
4. Nadiva Anjani (1801011510)
5. Soraya Farra Balquis (1801011416)
Sistem Penyampaian Obat Transdermal
(Drug Delivery System of Transdermal)

• Sediaan transdermal merupakan salah satu bentuk sistem


penghantaran obat dengan cara ditempel melalui kulit. Rute
penghantaran obat secara transdermal merupakan rute pilihan
alternatif untuk beberapa obat.
• Tujuan dari pemberian obat secara transdermal adalah obat
dapat berpenetrasi ke jaringan kulit dan memberikan efek
terapeutik yang diharapkan.
Sediaan Patch Transdermal

• Definisi Transdermal patch

merupakan salah satu sistem penghantaran obat transdermal dimana


bahan aktif di bawa masuk kedalam sirkulasi sistemik dengan laju
terkontrol Digital .
• Patch merupakan sediaan yang diaplikasikan pada kulit sehingga kulit

merupakan penghalang terhadap penetrasi obat pasien.


• Komponen Transdermal Patch

Komponen dari transdermal patch adalah bahan aktif (obat), polimer,


peningkat penetrasi, adhesive, backing dan liner serta bahan tambahan
lainnya seperti plasticizer dan pelarut
Bentuk Patch transdermal
Tipe Membrane Controlled
System
• Komponen dari sistem
membran meliputi: reservoir,
membran pengendali laju dan
lapisan perekat yang melekat
pada kulit
• Bahan dalam reservoir bisa
dibuat dalam bentuk aktif
larutan, suspensi, atau gel
atau didispersikan dalam
matriks polimer padat.
• .Laju pelepasan obat dari
Tipe Membrane Controlled
System diatur oleh membran
Tipe Matrix controlled
system

• Komponen utama dari sistem


• Keuntungan dari sistem matriks
matriks yaitu adhesive dan
backing. Tipe Matrix adalah memiliki adhesi yang
controlled system dibuat lebih baik, membentuk suatu
dengan mencampur kedalam sediaan yang tipis dan elegan
adhesive polimer. Campuran sehingga nyaman untuk
tersebut kemudian dilarutkan digunakan serta proses
menggunakan pelarut atau pembuatan yang mudah, cepat
melelehkan adhesive. Hasil dan murah.
larutan atau lelehan kemudian
dituang pada lapisan backing.
• Patch transdermal yang paling
sering digunakan di pasaran
saat ini adalah patch matriks
Sifat-sifat obat-obat yang akan diberikan secara
transdermal
1. Memiliki bobot molekul relatif kecil (kurang dari 500 Da).

Hal ini karena pada dasarnya stratum korneum pada kulit merupakan
barrier yang cukup efektif untuk menghalangi molekul asing masuk ke
tubuh sehingga hanya molekul-molekul yang berukuran sangat kecil
sajalah yang dapat menembusnya.
2. Memiliki koefisien partisi sedang (larut baik dalam lipid maupun
air).
3. Memiliki titik lebur yang relatif rendah. Hal ini karena untuk dapat
berpenetrasi ke dalam kulit, obat harus dalam bentuk cair, serta

4. Memiliki effective dose yang relatif rendah.


Keuntungan Penyampaian Obat secara Transdermal

• Inovasi penghantaran obat ini memiliki keunggulan


dibandingkan jalur panghantaran obat yang lain, di antaranya
(Gaur, dkk, 2009: 18):
1. Meminimalisasi ketidakteraraturan absorbsi dibandingkan
dengan jalur oral yang dipengaruhi oleh pH, makanan,
kecepatan pengosongan lambung, waktu transit usus, dll.
2. Obat terhindar dari first passed effect.
3. Terhindar dari degradasi oleh saluran gastrointestinal
4. Jika terjadi efek samping yang tidak diinginkan (misal reaksi
alergi, dll) pemakaian dapat dengan mudah dihentikan.
5. Absorbsi obat relatif konstan dan kontinyu
Kekurangan Penyampaian obat secara transdermal
• Sistem penghantaran transdermal ini memiliki keterbatasan
(Gaur, dkk, 2009: 19):
1. Range obat terbatas (terutama terkait ukuran molekulnya)
2. Dosisnya harus kecil
3. Kemungkinan terjadinya iritasi dan sensitivitas kulit
4. Tidak semua bagian tubuh dapat menjadi tempat aplikasi
obat-obat transdermal. Misalnya telapak kaki, dll.
5. Harus diwaspadai pre-systemic metabolism mengingat kulit
juga memiliki banyak enzim pemetabolisme.
Tinjauan Rute Penetrasi

• Fisikokimia suatu obat dapat menentukan jalur masuk obat


melalui kulit.obat lipofilik dan hidofilik memiliki rute penetrasi
yang berbeda.kulit memiliki stratum korneum yang
menghambat masuknya obat dan menyebabkan perbedaan
absorbsi obat.
• Beberapa faktor yang mempengaruhi penetrasi obat melalui
kulit antara lain:
1. Memiliki waktu paruh kurang dari 10 jam
2. Memiliki BM kurang dari 400
3. Memiliki log P antara 1-4
4. Tidak mengiritasi dan tidak toksis
Jalur Penetrasi kulit
• Penetrasi obat ke dalam kulit dapat melalui rute transepidermal
(trans-selular dan intraselular) dan rute transappendegeal
a) Rute Trans-epidermal
Rute trans-epidermal dibagi menjadi 2, yakni rute trans-selular
dan paraselular.
• Pada rute trans-selular, cocok untuk obat hidrofilik. Jalur ini
merupakan jalur yang paling banyak digunakan oleh berbagai
jenis obat. Ketika lapisan keratin terhidrasi, tersedia jalur udara
untuk obat hidrofilik sehingga obat dapat dengan mudah
menembus korneosit.
• Sedangkan pada rute intra-selular, cocok untuk obat lipofilik.
Pada jalur interseluler, obat berdifusi melalui lipid. Korneosit
penghalang dari jalur ini, karena obat harus melewati korneosit
membentuk struktur struktur berkelok-kelok
b) Rute Trans-appendegal
• Rute trans-appendegal adalah jalur terpendek yang dilalui obat
untuk dapat mencapai srkulasi sistemik .rute penetrasi obat
melalui kanal/pori yang berasal dari folikel rambut atau kelenjar
keringat.
• Meskipun rute ini memiliki permeabilitas yang tinggi, namun
peranannya tidak terlalu besar karena luas area rambut di
permukaan kulit hanya 0.1% dari total keseluruhan kulit.
• Rute ini biasanya untuk molekul ion dan molekul yang sangat
polar sehingga sulit permeasi melalui stratum korneum
• Sifat fisik-kimia dari molekul obat dapat menyebabkan terjadinya
variasi kemampuan penetrasi obat ke dalam kulit. Sifat fisik-
kimia obat dipengaruhi oleh koefisien partisi, ukuran molekul,
kelarutan, titik leleh, kemampuan ionisasi, serta koefisien difusi
• Selain itu, kemampuan pentrasi ke dalam kulit juga dipengaruhi
oleh sistem penghantaran obatnya, seperti karakteristik perilisan,
komposisi sistem penghantaran obat, serta kemampuan permeasi
transdermal
• Secara umum permeasi transdermal dapat ditingkatkan melalui 3
mekanisme, yaitu
1. merusak atau mengubah sifat fisik-kimia stratum korneum
2. interaksi dengan interselular dalam stratum korneum
3. serta meningkatkan partisi obat dalam stratum korneum
Skema struktur kulit
1. Anatomi Kulit
Kulit merupakan organ terbesar di tubuh manusia dengan luas
permukaan sekitar 1,8– 2 meter persegi.
• Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis),
sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium
ataukutis) dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela
subkutanea, hipodermis atau subkutis.
Epidermis
• merupakan bagian kulit paling Pada epidermis dibedakan atas
luar. Ketebalan epidermis lima lapisan kulit, yaitu :
berbeda-beda pada berbagai 1) Stratum korneum/Lapisan
bagian tubuh, yang paling tebal Tanduk Lapisan ini terdiri
berukuran 1 milimeter. atas 15-20 lapis sel
• Sel-sel epidermis disebut berkeratin tanpa inti sel
gepeng dan sitoplasmanya
keratinosit
dipenuhi oleh skleroprotein
filamentosa birefringen yaitu
keratin.
2) Stratum Lusidum /Lapisan
Bening (Clear Layer)
Lapisan ini tampak jelas
pada kulit tebal dan tidak
berambut. Terdiri atas selapis
sel eosinofilik sangat gepeng
atau tipis.
3.Stratum Granulosum /Lapisan Dermis
berbutir (Granular Layer)
Struktur khasnya adalah granula • dermis terutama terdiri dari bahan
berlamel yang lebih kecil dari dasar serabut kolagen dan elastin,
mitokondria dan terbentuk di yang berada di dalam substansi
dekat badan golgi dan retikulum dasar yang bersifat koloid dan
endoplasmik halus. terbuat dari gelatin
4. Stratum Spinosum (Spinous mukopolisakarida. Serabut kolagen
atau Prickle Layer) Sel-sel ini dapat mencapai 72 persen dari
tersambung ke sel stratum keseluruhan berat kulit manusia
spinosum yang berdekatan dan ke bebas lemak.
sel stratum basale bawah dengan • Dermis terutama terdiri dari
desmosomes. jaringan non-seluler yang
5. Stratum Basale (Germinativum dihubungkan dengan serabut
atau lapisan benih) Lapisan ini kolagen yang berasal dari fibrinosit.
terdiri atas selapis sel kuboid atau Dermis juga mengandung kelenjar
silindris basofilis yang bertumpu keringat, kandung rambut dan
pada lamina basal. kelenjar sebasea.
Hipodermis

• Hipodermis Lapisan ini


terutama mengandung jaringan
lemak, pembuluh darah dan
limfe, saraf-saraf yang berjalan
sejajar dengan permukaan kulit.
Cabang-cabang dari pembuluh-
pembuluh dan saraf-saraf
menuju lapisan kulit jangat.
Jaringan ikat bawah kulit
berfungsi sebagai bantalan atau
penyangga benturan bagi organ-
organ tubuh bagian dalam,
membentuk kontur tubuh dan
sebagai cadangan makanan. Gambar . Penampang Jaringan ikat
Bawah Kulit
Komponen Transdermal Patch
Obat Polimer

• Rute transdermal tidak dapat • Polimer Salah satu komponen


digunakan untuk semua jenis penting dalam sediaan
obat. Obat harus memenuhi transdermal patch adalah
persyaratan fisikokimia polimer. Polimer berfungsi
mengontrol pelepasan bahan
untuk dapat diaplikasikan
aktif dari sediaan. Polimer
secara transdermal. Bahan
yang digunakan harus
obat yang dibuat dalam memiliki stabilitas yang baik
bentuk sediaan patch adalah dan kompatibel dengan obat
bahan obat yang dalam dosis maupun komponen lain yang
kecil efek farmakologis digunakan. ). Beberapa
dapat dipertahankan selama contoh polimer antara lain
sehari, tidak mengiritasi dan HPMC, PVP, EC, karbopol,
menyebabkan alergi gum dan gelatin.
Backing Release Liner
• Backing umumnya dibuat dari • Liner merupakan bagian dari
aluminium foil, polyester dan pengemasan primer dan
polivinil alcohol.
bukan bagian dari sistem
• Dukungan berfungsi melindungi
penghantaran obat.
reservoir obat serta pengaruh
lingkungan. • Liner berfungsi sebagai
lapisan pelindung yang
Plasticizer mencegah obat serta
• Plasticizer diketahui dapat kontaminasi selama proses
menurunkan kekakuan yang penyimpanan. Liner
disebabkan oleh polimer sehingga seharusnya inert dan
meningkatkan kemampuan difusi permeable terhadap obat,
obat. Plasticizer yang umumnya
penambah penetrasi
digunakan adalah polietilen
glikol, gliserin, gliserol dan enhancer dan air.
dibutil phtalat
• Pada sediaan transdermal digunakan eksipien khusus yaitu
Enhancer Kimia
• Senyawa kimia diketahui dapat berinteraksi dengan kulit dan
dapat menembus struktur lipid bilayer. Terdapat lebih dari 300
senyawa kimia yang dapat berperan sebagai enhancer kimia
untuk meningkatkan transport molekul obat ke dalam kulit,
diantaranya: air, alkohol, amida, ester, eter alkohol, pirolidon,
hidrokarbon, sulfoksida, surfaktan, terpenoid, fosfolipid, dan
vesikel.
• Enhancer kimia idealnya memiliki sifat sebagai berikut: tidak
toksik, tidak mengiritasi, tidak menimbulkan alergi, bekerja
cepat, aktivitasnya dapat diprediksi dan reprodusibel, tidak
menimbulkan efek farmakologi (inert), cepat pemulihan,
Enhancer Kimia
Alkohol
Air
• Air merupakan enhancer • Alkohol biasanya digunakan
penetrasi alami. Hidrasi sebagai vesikel, pelarut, atau
stratum korneum merupakan enhancer penetrasi. Alkohol
parameter penting untuk dapat meningkatkan penetrasi
meningkatkan penetrasi obat kulit dengan berbagai
karena meningkatkan fluks mekanisme, seperti ekstraksi
transdermal dari berbagai lipid dan protein, swelling
obat. Pada kondisi normal, dari stratum korneum,
terdapat 10-20% air di dalam meningkatkan partisi obat ke
stratum korneum Air dapat dalam kulit atau
meningkatkan permeasi obat meningkatkan kelarutan obat.
hidrofilik dan lipofilik pada
jalur trans-selular dan
paraselular
Sulfoksida Surfaktan

• Dimetil sulfoksida (DMSO) • Surfaktan biasanya


adalah senyawa kimia yang digunakan bersama dengan
dipelajari sebagai enhancer vesikel atau sistem pelarut.
permeasi. Biasanya Surfaktan anion dan non-
digunakan sebagai pelarut ionik paling banyak
untuk meningkatkan partisi digunakan
obat ke dalam kulit Seperti • Surfaktan anion seperti SLS
pirolidin, DMSO berinteraksi dapat meningkatkan permeasi
dengan keratin ketika melalui rute trans-selular dan
diaplikasikan pada paraselular, namun surfaktan
konsentrasi rendah (20%). anion paling sering
menyebabkan iritasi dan
kerusakan kulit.
Terpen Fosfolipid
• Terpen merupakan pilihan • Fosfolipid berhasil digunakan
yang banyak digunakan sebagai enhancer kimia dalam
sebagai enhancer permeasi bentuk vesikel, mikroemulsi,
pada penghantaran obat dan sistem micellar. Fosfolipid
transdermal karena bersifat sebagai molekul individu tidak
alami sehingga aman memiliki efek yang signifikan
digunakan. Terpen banyak ketika berinteraksi dengan
ditemukan pada essensial oil. stratum korneum. Dalam
Umumnya, terpen yang bentuk struktur self-assembled,
fosfolipid dapat menembus
memiliki gugus non-
lipid bilayer dari stratum
polaryang lebih sedikit akan
korneum sehingga
memiliki sifat enhancer
meningkatkan partisi dari obat
permeasiyang lebih baik
yang terenkapsulasi
Contoh sediaanTransdermal
1. Scopolamine
• Cara penggunaan
• Digunakan secara transdermal
• Kelupas bagian belakang yang
dikulit bagian belakang telinga
bening dari tambalan dan oleskan
yang digunakan untuk kearea kuliat yang kulit dibekang
mencegah mual dan muntah telinga tekan kuat selama 30
yang disebabkan oleh mabuk detik.patch ini akan melepaskan
perjalanan atau pemulihan dari obat kedalam tubuh selma 3 hari
anestesi dan pembedahan. • Jika untuk mencegah mual atau
• Obat ini bekerja dengan mabuk perjalanan gunakan 4 jam
memperbaiki sebelum mabuk perjalanan
ketidakseimbangan zat alami
(asetilkolin dan norepinefrin)
yang dapat terjadi pada
penyakit gerakan.ini juga
memeblokir sinyal-sinyal
tertentu ke otak yang dapat
menyebabkan mual dan muntah
2. Nitrogliserin

• Nitrogliserin atau dikenal dengan

glyceryl trinitrate digunakan untuk


mengobati angina,nyeri dada
akibat kurngnya asupan oksigen
dan darah menuju jantung atau
mengobati gagal jantung.
• Contoh produknya: Transderm-

Nitro,Nitro-dur,Nitro-Disk
penggunaan tersebut digunkan
selama 24 jam

Anda mungkin juga menyukai