Anda di halaman 1dari 22

SISTEM PENGHANTARAN OBAT INTRAOKULER

Kelompok 5

DENISA 1801011044
FERA YUNITA SARI1801011112
NATASYA ADISTA 1801011121
TRI GUSTI YANI1801011312
SITI FATIMAH RAHMAYANI 1801011412
SISTEM PENGHANTARAN OBAT
INTRAOKULAR

Sistem penghantaran obat intraokular


adalah suatu teknologi penyampaian
obat melalui mata, diciptakan agar
obat dapat mencapai tempat kerja yang
optimal
PROSES BIOFARMASI SEDIAAN
INTRAOKULER

Penetrasi okuler
Secara umum istilah penembusan digunakan
untuk membahas tentang penyerapan yaitu
perlintasan obat ke dalam cairan okuler dan
selanjutnya menuju tempat aksi dengan
melalui berbagai proses, tergantung
dengan cara pemberian dan sifat zat aktif.
Pemberian melalui jalur sistemik & intravetreal
1. Pemberian melalui jalur sistemik
a. Darah memasuki cairan okuler melalui dua jalur utama, yaitu :
 Melintasi epitel dari corpus ciliaris
• Proses difusi
• Proses sekresi
 Menembus dinding kapiler jaringan penghubung disekitar iris

b. Untuk meninggalkan cairan okuler, bahan obat dapat melewati beberapa jalur, diantaranya :
1. Jalur peniadaan semua senyawa melalui celah FONTANA dan SCHLEMM
2. Jalur difusi melintasi sawar lipida yang memisahkan cairan mata dari darah
3. Jalur transpor aktif

2. Pemberian obat secara langsung ke dalam vitreous (intravitreal)


 Setelah injeksi intravitreal obat tersebut di eliminasi oleh dua jalur utama :
 Anterior
 posterior
PEMBERIAN SECARA TOPICAL DAN SUNTIKAN
SUBCONJUNCTIVAL

1. Pemberian secara Topikal


pemberian topikal yang digunakan tetes mata. Rute pemberian secara Topical
:
Kontak Stroma kornea Enterior chamber Iris dan ciliary body

Eliminasi Lensa Membentuk Berikatan dengan


reservoir melamin

2. Pemberian secara suntikan Subconjunctival


Memberikan obat pada peningkatan level untuk uvea
Menembus seluruh sclera yang lebih permeabel dibandingkan kornea
SEDIAAN INTRAOKULAR

Ada 4 sediaan :
1. Larutan untuk mata
2. Suspensi obat mata
3. Salep mata
4. Sisipan pada mata (Ophthalmic Insert)
5. Larutan Lensa Kontak
1. Larutan Untuk Mata
 Larutan untuk mata adalah larutan steril yang dicampur dan
dikemas untuk dimasukan ke dalam mata.
 Faktor-faktor yang perlu di perhatikan pada sediaan larutan
untuk mata adalah :
a. Sterilitas dan pengawetan
b. Nilai isotonis
c. Pendaparan
d. Viskositas dan zat pengental
e. Biovailabilitas mata
f. Pengemasan dan pemakaian larutan untuk mata
 Contoh sediaan : isopto carpine ophthalmic solution - alcon.
2. Suspensi Obat Mata

 Suspensi obat mata digunakan lebih sedikit pada


larutan untuk mata. Dimana suspensi dapat dipakai
untuk waktu kontak bahan obat dengan kornea
sehingga memberikan kerja lepas lambat yang
lebih lama. Suspensi obat mata diperlukan bila zat
obat tidak larut dalam pembawa yang diinginkan
atau tidak stabil dalam bentuk larutan.
Contoh sediaan : cortisporin sterile ophthalmic
suspension
3. Salep Mata
Dasar salep pilihan untuk suatu salep mata
harus tidak mengiritas mata dan harus
memungkinkan difusi bahan obat keseluruh
mata yang dibasahi karna sekresi cairan
mata. Dasar salep yang dimafaatkan untuk
salep mata harus bertitik lebur mendekati
suhu tubuh.
Contoh sediaan : salep mata kloramfenikol
(salep mata kloromisetin - parke davis)
4. Sisipan pada mata (Ophthalmic Insert)
 Suatu alat dengan sistem OCUSERT (alza pharmaceuticals) dirancang
agar melepaskan jumlah obat yang telah ditetapkan dan diperhitungkan
sebelumnya,sehingga memungkinkan pengurangan pemakianan dosis
yang lebih sering oleh pasien, menjamin pengobatan waktu malam,
dan menyajikan cara yang lebih dapat diterima si pasien.
 Insert tersusun atas multi layer terdiri dari suatu inti kandungan obat
yang dikelilingi setiap sisinya oleh selapis membran kopolimer dimana
obat akan menyebar pada jumlah obat yang menyebar diatur oleh
komposisi polimer, ketebalan membran, dan daya larut obat itu sendiri.
Alat ini steril dan tidak mengandung bahan pengawet.
 Contoh sediaan : lacrisert (hidroksipupil selulosa)
Sediaan Suspensi untuk Mata
Sediaan Larutan untuk Mata

Sediaan salep mata


KEUNTUNGAN SEDIAAN INTRAOKULAR
• Larutan mata memiliki kelebihan dalam hal homogenitas, biovailabilitas,
dan kemudahan penanganan
• Suspensi mata memiliki kelebihan dimana adanya partikel zat aktif
dapat memperpanjang waktu tinggal pada mata sehingga meningkatkan
waktu terdisolusinya oleh air mata sehingga terjadi peningkatan
biovailabilitas dan efek terapinya.

KEKURANGAN SEDIAAN
INTRAOKULAR
Volume larutan yang dapat ditampung oleh mata sangat terbatas (± 7 μl) maka larutan yang
berlebih dapat masuk ke nasal cavity lalu masuk ke jalur gastrointestinal menghasilkan
absorpsi sistemik yang tidak diinginkan. Misalnya β-bloker untuk perawatan glukoma dapat
menjadi masalah bagi pasien gangguan jantung atau asma bronkial.
Kornea dan rongga mata sangat kurang tervaskularisasi, selain itu kapiler dan retina pada iris
non permeabel sehingga umumnya sediaan untuk mata adalah efeknya lokal atau topikal.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEPENGARUHI
PROSES
BIOFARMASETIK PADA INTRAOKULAR

Sterilisasi
Isohidris Kejerniha &
Tonisitas
(pH) n Penggunaa
n Pengawet

Absorbsi
Koefisien
& Viskositas Surfaktan
Partisi
Barrier

Ansel, 1989
Ansel, 1989

Tonisitas Isohidris (pH)


 Hipotonisitas dapat meningkatkan  pH mempengaruhi fraksi terdisosiasi
permeabilitas kornea  Sediaan intraocular harus memiliki
 Cairan tubuh,termasuk darah dan pH = pH cairan air mata (isohidris)
cairan mata mempunyai tekanan
osmosis yang sebanding dengan
larutan NaCl dalam air 0,9%
 Jika konsentrasin NaCl terletak
antara 0,7 – 1,4 % b/v, maka larutan
NaCl tidak menyebabkan rasa sakit
dan tidak mnegititasi mata.
Sterilisasi & Penggunaan
Kejernihan
Pengawet
 Sedian tetes mata harus jernih,  Sedian intraocular harus steril
bebas dari partikel asing dan dan bila mungkin ditambahkan
melayang pengawet yang cocok untuk
 Cara yang paling sederhana menjamin sterilisasi selama
untuk menjamin kejernihan adalah pemakaian
dengan melakukan penyaringan  Pengawet yang digunakan harus
 Bahan yang digunakan untuk kompatibel ddengan zat aktif dan
menjernihkan sediian intraocular zat tambahan lainnya.
adalah polisorbat 20 dean polisorbat  Contoh : Klorbutanol (max 0,5%),
80 konsentrasi max 1% benzalkonium klorida (max 0,013%)
Absorbsi & Barrier Koefisien Partisi
 Obat biasanya dipakai pada mata untuk  Afinitas relative obat terhadap
maksud efek lokal pada pengobatan bagian
permukaan mata atau pada bagian dalamnya minyak dan air. Bila afinitas
 Pada umumnya sediaan intraocular terhadap minyak tinggi maka
diberikan dalam volume yang kecil. Volume pelepasan dan pelarutan dari
normal air mata adalah 7. formulasi jelek.
 Absorbsi obat pada mata akan
mempengaruhi bioavailabilitasnya
 Absorbsi sediaan intraocular
dipengaruhi oleh faktor fisikokimia,
karakteristik bahan-bahan obat, dan
formulasi produk
Viskositas Surfaktan
 Viskositas merupakan sifat menyatakan  Terdapat 4 jenis surfaktan anionik,kationik,
kekentalan suatu cairan. Sifat ini nonionik, dan amfoter. Pada sediaan
berhubungan erat dengan hambatan intraocular biasanya menggunakan
surfaktan yang bersifat non ionic. contoh :
untuk mengalir.
ester gliserin asam lemak, ester sorbiton
 Apabila cairan memiliki viskositas asam lemak.
rendah maka daya alir cairan  HLB pada sediaan intraocular adalah 16-17
tersebur akan cepat begitupun
sebaliknya.
Pemberian Kelarutan obat Obat terlarut dalam
 Contoh : PVA, PVP, dan PEG surfaktan meningkat media disolusi
 Viskositas dapat berpengaruh pada Obat dapat diabsorbsi dan Bioavailabilitas
berdifusi optimum obat baik
waktu kontak, difusi.
Ukuran Partikel Bentuk Sediaan
 Ukuran partikel sediaan  Ophthalmic suspension, dapat
intraocular < 10 µm (Diameter), meningkatkan corneal drug contac time,
jika > 10 µm menyebabkan rasa sehingga proses difusi akan maksimal.
Sediaan ini digunakan pada zat aktif
tidak nyaman danpeningkatan
yang tidak larut pada basis, jadi akan
sekresi mata. memberikan efek sustained release.
 Ophthalmic ointment, memiliki
waktu kontak yang paling lama
dibandingkan dengan ophthalmic
solution yaitu waktu kontak 2-4x lebih
lama.
Evaluasi yang dilakukan
 Sterilitas
 Kejernihan
 Volume
Volume isi netto setiap wadah harus sedikit
berlebih dari volume yg ditetapkan
 Stabilitas bahan aktif
Harus dapat dipastikan bahwa bahan aktif
stabil pada proses sterilisasi dan stabil pada
waktu penyimpanan sampai waktu tertentu
In vitro

 Metode in vitro secara umum merupakan metode perbandingan


yang menggambarkan proses pelepasan
 Metode tersebut tidak spesifik untuk setiap bentuk obat mata dan
berkaitan dengan teknik difusi dalam media gel, media agar,
dalam cairan pelarutan atau melintasi membran buatan
 Prosedur in vitro tentang perlintasan melalui kornea
memastikian suatu kespesifikan cara perlintasan ini,
termasuk penyerapan konjungtiva, dan dapat dengan
mudah menetapkan kinetik proses transpor
Disolusi
Tes ini dilalukan untuk memastikan pelepasan
obat dari matriks produk
Dalam kasus ini bentuk sediaan setengah padat
seperti salep, gel, emulsi dll
Sebuah sel khusus untuk USP Aparatur 4 (flow-
throught cell) dikembangkan untuk mengevaluasi
pelepasan obat dari sistem koloid
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai