FARMAKOKINETIKA
“STUDI DIFUSI KETOPROFEN (IN VITRO)”
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Difusi
Difusi adalah pergerakan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu
difusi sederhana, difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein
transmembran, dan difusi terfasilitasi (Shargel, 2018). Proses difusi melalui
mebran dijelaskan oleh hukum Fick pertama. Hukum Fick pertama
menyatakan sejumlah massa yang mengalir melalui satu satuan penampang
melintang dari suatu pembatas dalam satu satuan waktu berbanding lurus
dengan perbedaan konsentrasi (Sinko, 2016).
Difusi sederhana merupakan proses pelaluan zat yang bersifat transport
pasif melalui pori protein yang dibentuk oleh protein integral atau pori statis
akibat gerakan rantai asam lemak lapisan ganda lipid, zat yang diangkut tidak
36 bersifat spesifik tetapi memenuhi sayarat ukuran maupun muatan
(Darmadi, 2019).
Difusi terfasilitasi adalah pelaluan zat melalui membran plasma yang
melibatkan protein pembawa tau protein transport. Protein transport memiliki
sifat seperti enzim, yaitu bersifat spesifik terhadap zat dan tempat pengikatan
molekul yang diangkutnya. Protein transport dapat berubah bentuk saat
mengikat dan melepas molekul yang dibawanya. Protein transport pada
membrane memudahkan difusi molekul asam amino dan glukosa (Darmadi,
2019).
2.1.1 Faktor yang mempengaruhi difusi
Faktor yang dapat mempengaruhi difusi yaitu molekul bergerak
terus-menerus secara acak pada tingkat yang tergantung pada massa,
lingkungan, dan jumlah energi panas yang dimiliki. Gerakan ini
menyumbang difusi molekul melalui media apa pun di mana mereka
dilokalisasi. Sebuah substansi akan cenderung bergerak ke setiap ruang
yang tersedia untuk itu sampai merata di ruangan itu. Setelah zat telah
menyebar sepenuhnya melalui ruang yang menghilangkan gradien
konsentrasinya, molekul mash akan bergerak di sekitar ruang, tetapi
tidak akan ada gerakan bersih jumlah molekul dari satu daerah ke
daerah lain (Setiawati, 2017).
Kecepatan difusi dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu (Darmadi, 2019):
1. Gradien konsentrasi: semakin besar gradient konsentrasi maka
difusi semakin cepat
2. Suhu: semakin tinggi suhu maka difusi semakin cepat. Hal ini
dikarenakan tingginya suhu menambah energi kinetik molekul
3. Luas permukaan: semakin luas permukaan maka difusi semakin
cepat. Hal ini dikarenakan lebih banyak ruang pertukaan molekul
4. Jenis molekul: molekul yang berukuran kecil atau bersifat nonpolar
lebih mudah berdifusi dibandingkan molekul besar dan tau polar
2.4 Kulit
Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi tubuh manusia. Berat
kulit diperkirakan 7% dari berat tubuh total. Pada permukaan luar kulit
terdapat pori-pori (rongga) yang menjadi tempat keluarnya keringat. Kulit
adalah organ yang memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah sebagai
pelindung tubuh dari berbagai hal yang dapat membahayakan, sebagai alat
indra peraba, pengatur suhu tubuh, dan lainnya (Sulastomo, 2013).
2.4.1 Struktur Kulit
Kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu epidermis dan dermis.
Epidermis merupakan jaringan epitel yang berasal dari ektoderm,
sedangkan dermis berupa jaringan ikat agak padat yang berasal dari
mesoderm. Di bawah dermis terdapat selapis jaringan ikat longgar
yaitu hipodermis, yang pada beberapa tempat terutama terdiri
dari jaringan lemak. (Sonny J R, 2013)
Ad 1000 ml aquadest
Konsentrasi Absorbansi
110 0,358
120 0,266
130 0,379
140 0,372
150 0,378
4.2 Perhitungan
Dik : y = 0,0015x + 0,1608
a = 0,1608
b = 0,0015
r = 0,231
A = ⫪r2
= 3,14 . 1 cm . 1 cm
= 3,14
V = 20,5 ml
S = 3 ml
1. Menit 15
Persamaan regresi: y = 0,0015x + 0,1608
0,011 = 0,0015x + 0,1608
0,011 – 0,1608
x=
0,0015
x = -99,86 mg/mL
{ }
n−1
Cn .V + ∑ C . S
Q1 = i=1
A
{ }
n−1
Cn .V + ∑ C . S
Q2 = i=1
A
Q2 = { 26 ,8. 20 , 5+ ( 2−1 ) .3
3 , 14 }
Q2 = 175,92 mg/cm2
3. Menit 45
Persamaan regresi: y = 0,0015x + 0,1608
0,013 = 0,0015x + 0,1608
0,013 – 0,1608
x=
0,0015
x = -98,53 mg/mL
{ }
n−1
Cn .V + ∑ C . S
Q3 = i=1
A
Q3 = {
−98 ,53. 20 , 5+ ( 3−1 ) .3
3 , 14 }
Q3 = -641,34 mg/cm2
4. Menit 60
Persamaan regresi: y = 0,0015x + 0,1608
0,014 = 0,0015x + 0,1608
0,014 – 0,1608
x=
0,0015
x = -97,86 mg/mL
{ }
n−1
Cn .V + ∑ C . S
Q4 = i=1
A
Q4 = {
−97 , 86.20 , 5+ ( 4−1 ) .3
3 ,14 }
Q4 = -636,02 mg/cm2
4.3 Grafik
Kurva Kalibrasi
0.4
0.3
Absorbansi
0.2
0.1
0
100 110 120 130 140 150 160
Konsentrasi
Absorbansi Ketoprofen
0.25
0.2
Absorbansi
0.15
0.1
0.05
0
10 20 30 40 50 60 70
Menit
Berdasarkan praktikum kali ini yang berjudul “Studi Difusi Ketoprofen (In
Vitro)” dapat disimpulkan bahwa: