Pokok pembahasan
Kelompok 3:
FAKULTAS FARMASI
2019
I. PENDAHULUAN
Nanokristal adalah kristal nanoskopik dengan dimensi ukuran kurang dari 1 µm yang
mengandung 100% obat tanpa bahan pembawa tetapi mengandung bahan penstabil surfaktan
atau polimer. Dispersi obat nanokristal dalam medium cairan dan stabilisasi dengan zat aktif
permukaan disebut nanosuspensi (Junyapresart et al. 2015). Kelebihan nanokristal yaitu dapat
menghantarkan obat dengan lebih baik ke unit yang kecil di dalam tubuh, mengatasi resistensi
yang disebabkan oleh barrier fisiologi dalam tubuh yang disebabkan sistem penghantaran obat
yang langsung dipengaruhi oleh ukuran partikel (Gupta dan Kompella 2006). Nanokristal juga
dapat meningkatkan efisensi penghantaran obat dengan meningkatkan kelarutan dalam obat
yang sukar larut dalam air sehingga meningkatkan laju disolusi dan absorpsi serta bioavaibilitas
(Junghans dan Müller 2008; Zaheer et al. 2011).
Nanokristal adalah penggabungan dari ratusan atau ribuan molekul yang membentuk
kristal, terdiri dari senyawa obat murni dengan penyalutan tipis dengan menggunakan
surfaktan. Pembuatan nanokristal disebut nanonisasi, tidak seperti nanocarrier, nanokristal
hanya memerlukan sedikit surfaktan untuk stabilisasi permukaan karena gaya elektrostatik
sehingga mengurangi kemungkinan keracunan karena bahan tambahan untuk pembawa (Rawat
et al 2006). Nanokristal merupakan nanopartikel yang terdiri bahan aktif obat tanpa bahan
matriks pembawa dan berada dalam fase kristal dengan ukuran partikelnya kecil dari 1000
nanometer. Pada permukaan partikelnya diselubungi dengan agen penstabil untuk mencegah
agregasi irreversible (Junyaprasert & Morakul, 2015). Secara umum, nanokristal
dikelompokkan menjadi dua, yaitu drug nanocrystal (ukuran partikel >100 nm) dan ultrafine
drug nanocrystal (ukuran partikel <100 nm).
B. Metode HPH
1. Keuntungan:
- Efektif dalam proses pengurangan ukuran partikel
- Proses produksi dapat divalidasi
- Terhindar dari kontaminasi, proses relatif sederhana dan biaya relatif rendah.
Teknologi yang sudah dikembangkan menggunakan metode ini adalah
Dissocubes®. Dissocubes® menggunakan media dispersi air dan melalui kavitasi
dengan
2. Kerugian:
- Berdampak terkena racun karena pelarut yang digunakan adalah pelarut organik.
- Ukuran partikel lebihbesar
- Distribusi ukuran lebih luas
- Tidak dapat mencegah paparan suhu tetapi dapat diminimalkan.
REFERENSI
Douroumis, D and Fahr, A., (2013) :Drug Delivery Strategies for Poorly WaterSoluble Drugs,
1st Edition, John Willey & Sons, Ltd, United Kingdom, 248-259
Gupta, R. B., dan Kompella, U.B., (2006) : Fundamentals of Drug Nanoparticles, Naoparticles
Technology for Drug Delivery, Taylor and Franscis,New York, 1-20.
Junghanns, A.H., dan Müller, R.H., (2008) : Nanocrystal Technology, Drug Delivery and
Clinical Applications, International Journal of Nanomedicines, 3 (3), 295-309.
Junyaprasert, V. B.,Morakul, B., (2015) : Nanocrystals for Enhancement of Oral
Bioavailability of Poorly Water-Soluble Drugs, Asiaan Journal of Pharmaceutical
Science, 10. 10-23.
Liu, Q. M., et al. 2010. Optimization of Ultrasonic-assisted extraction of chlorogenic acid from
Folium eucommiae and evaluation of its antioxidant activity. Journal of Medicinal
Plants Research Vol. 4(23), pp. 2503-2511.
Keil, F. J. 2007. Modeling of Process Intensification. In Alupului, A., Ioan Calinescu, and
Vasile Lavric. 2009. Ultrasonic Vs. Microwave Extraction Intensification of Active
Principles From Medicinal Plants. AIDIC Conference Series, Vol. 9 2009 page 1-8.
Lida, Y., Tuziuti T., Yasui K., Towata A., and Kozuka T.2002. Control of Viscosity in Starch
and Polysaccharide Solution with Ultrasound After Gelatinization. Journal of National
Institute of Advanced Industrial Science and Technology (AIST).Nagoya, Japan.
Müller, R.H., Moschwitzer, J., dan Bushrab, F.N., (2006) : Manufacturing Nanoparticles by
Milling and Homogenization Techniques, Nanoparticles Technology for Drug
Delivery, Taylor and Francis, New York, 21-46.
Shegokar, R., dan Müller, R.H., (2010) : Nanocrystal : Industrially Feasible Multifunctional
Formulation Technology for Poorly Soluble Actives, International Journal of
Pharmaceutics,399, 129-139.
Wardiyati S. 2004. Pemanfaatan ultrasonik dalam bidang kimia. Di dalam: Penguasaan IPTEK
Bahan untuk Meningkatkan Kualitas Produk Nasional. Prosiding Pertemuan Ilmiah
IPTEK Bahan; Serpong, 7 Sep 2004. Serpong: P3IB Batan. Hlm 419-424.
Williams, A.R. 1983. Ultrasound: Biological Effects and Potential Hazards. Academic Press.
Zaheer. A., Naveen, M., Santosh, M.K., dan Imran, K.,(2011) : Solubility Enhancement of
Poorly Water Soluble Drug : A Review, International Journal of Pharmacy &
Technology, 3 (1), 807-823.