Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN MATERI KULIAH NANOFARMASETIKA

TINJAUAN UMUM
SOLID LIPID NANOPARTIKEL

Dosen Pengampu :
apt. Muhammad Dzakwan, M. Si.

Disusun Oleh :
Chandra Yunianto (25195788A)
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2021

I. PENDAHULUAN
Beberapa tahun terakhir ini, penerapan nanoteknologi di segala
bidang berkembang sangat pesat. Nanoteknologi merupakan bidang yang
sangat multidisiplin, mulai dari fisika terapan, ilmu material, sains, koloid
dan antarmuka, fisika alat, kimia supramolekul, mesin pengganda-diri dan
robotika, teknik kimia, teknik mesin, rekayasa biologi, dan teknik elektro.
Menurut Abdullah (2008) di bidang material keunikan dari partikel
nano terletak pada sifat atau fungsi yang berbeda dari material sejenis dalam
ukuran besar (bulk) di mana hukum-hukum fisika kuantum akan
mendominasi dari sifat fisikanya. Reaktivitas nanomaterial lebih tinggi
karena luas permukaannya lebih luas dibanding material dalam ukuran besar
(Abe, 2008). Keunikan sifat dan fungsi yang luas dari Jurnal Kimia dan
Kemasan, Vol. 32 No.1 April 2010 : 27-33 28 nanopartikel membuat para
peneliti berlomba untuk mendalami dan menerapkan teknologi ini pada
bidangnya masing-masing, seperti makanan (Bouwmeestera, et.al., 2009,
Cahu et.al., 2007), keramik (Corni et.al., 2008), tekstil (Sivakumar et.al.,
2010), kimia (Linton et.al., 2 008), farmasi dan kosmetik (Ernest et.al., 2005)
dan lain-lain.
Nanopartikel lipid padat (SLN) merupakan pembawa koloidal
berbahan dasar lipt padat berukuran submikron (20–1000 nm) yang
terdisperdi dalam air atau larutan surfaktan dalam air. Dari literatur lainnya
ada yang menuliskan bahwa nanopartikel lipid padat adalah partikel
berbentuk sferik dengan diameter berkisar antara 50 – 500 nm. SLN
merupakan sistem pembawa berbasis nanoteknologi yang relatif baru
dikembangkan belakangan ini untuk formulasi senyawa aktif termasuk obat
yang mempunyai masalah baik dalam hal kelarutan dan stabilitas. Komponen
utama SLN adalah lipid atau senyawa golongan lipid yang aman secara
biologi (biodegradable and biocompatible), membentuk matrik inti lipid yang
distabilisasi oleh suatu surfaktan atau emulgator. Dibandingkan dengan
sistem pembawa berbasis nanoteknologi lain seperti liposom, mikroemulsi,
dan nanopartikel polimerik.
Para peneliti (Muller, 1997; Menhnert, 2001; Ernest 2005; Pardeike,
2009; Kuchler, 2009) berpendapat bahwa SLN dapat mengatasi kelemahan-
kelemahan yang ditemui pada sistem koloid yang lain, dimana SLN:
memungkinkan untuk mengontrol pelepasan dan target obat, meningkatkan
stabilitas obat, dapat memadukan obat yang bersifat lipophilik dan
hydrophilic, menghindari sifat racun (no biotoxicity) dari sistem pembawa
obat, menghindari pemakaian pelarut organik.

II. SIFAT DAN KARAKTERISTIK


Nanopartikel lipid padat atau Solid lipid nanoparticle (SLN)
diperkenalkan pada tahun 1991, merupakan suatu pembawa koloid untuk
mengatur sistem penghantaran obat melalui pengembangan emulsi, liposom,
polimer mikropartikel dan nanopartikel, dengan ukuran rata-rata partikel
antara 50-1000 nm (Muller, Mader dan Gohla, 2000).
Nanopartikel lipid padat menggabungkan keuntungan dan
menghindari kelemahan dari pembawa koloid lain. Keuntungannya meliputi :
1. memungkinkan pelepasan obat terkendali dan penargetan obat
2. bioavailabilitas oral tinggi
3. meningkatkan stabilitas obat
4. memungkinkan penggabungan obat-obat lipofilik dan hidrofilik
5. tidak adanya toksisitas dari pembawa
6. menghindari penggunaan pelarut organik
7. mudah dalam produksi skala besar
Namun demikian nanopartikel lipid padat juga memiliki kelemahan
seperti dapat menyebabkan degradasi obat jika pembuatannya menggunakan
tekanan tinggi dan dapat terjadi fenomena gelasi yang menggambarkan
perubahan viskositas dispersi nanopartikel lipid padat dari viskositas yang
rendah menjadi kental seperti gel (Mehnert dan Mader, 2001).
III. TINJAUAN UMUM NANOKRISTAL DAN NANOSUSPENSI

Awal tahun 1990 lemak padat nanopartikel (solid lipid


nanoparticle/SLN) mulai dikembangkan sebagai alternatif sistem pembawa
untuk emulsi, liposom, dan polimer nanopartikel (Pardeike, 2009). Pada
bidang farmasi SLN hadir untuk mengatasi masalah yang timbul akibat
pemakaian polimer nanopartikel yang mempunyai efek samping. Polimer
nanopartikel terbuat dari monomer dan pelarut organik yang berbahaya pada
tubuh. Selain itu polimer nanopartikel juga tidak dapat terurai
(biodegradable).
Lemak padat pada awalnya dipakai sebagai bahan baku pelet untuk
memudahkan mobilitas obat (drug delivery). Selanjutnya penerapan lemak
padat yang dikembangkan menjadi SLN semakin luas, tidak hanya untuk
pembuatan pelet tapi juga untuk kosmetik seperti krem/lotion.Secara umum
SLN dibuat dari campuran lemak, surfaktan/emulsifier, dan air. Lemak yang
digunakan untuk pembuatan SLN sangat luas seperti triglycerides (tristearin),
glyceride (glyceryl monostearate), asam lemak (asam stearat), steroids
(cholesterol) dan wax (cetyl palmitate) tergantung produk yang akan
diproduksi (Mehnert et.al., 2001). Para peneliti sependapat bahwa
keunggulan utama dari penerapan SLN pada bidang farmasi/kosmetik karena
bahan baku utamanya lemak yang berasal dari asam lemak esensial (Pardeike
et.al., 2009).
Sistem penghantaran SLN dipilih karena dapat secara efektif
melindungi obat sehingga antioksidan dapat bekerja secara maksimal dalam
mencegah fotooksidatif pada kulit. Selain itu, SLN memiliki kemampuan
untuk memproteksi senyawa yang tidak stabil, mengontrol pelepasan zat
aktif, dan dapat membentuk lapisan film pada kulit sehingga dapat
melindungi kulit dari paparan radikal bebas (Kaur et al., 2007).
Komposisi SLN sangat berperan penting dalam mengontrol laju dan
pola pelepasan obat yang mengandung surfaktan lipofilik atau hidrofilik
sebagai stabilisator (Cho et al., 2014). Surfaktan ini memiliki gugus hidrofilik
dan gugus hidrofobik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri
dari air dan minyak. Konsentrasi surfaktan berpengaruh terhadap ukuran
partikel SLN, ratarata ukuran partikel akan menurun dengan meningkatnya
konsentrasi surfaktan. Menurut hasil penelitian oleh Helgason et al. (2009)
bahwa penambahan surfaktan yang berlebihan akan memberikan dampak
tertutupnya permukaan lemak sehingga dapat menurunkan reaktivitas SLN,
sedangkan penambahan surfaktan setelah dispersi akan menambah kestabilan
struktur SLN. Proses pembuatan SLN membutuhkan suhu dan kecepatan
pengadukan yang sesuai. Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai
optimasi parameter kondisi suhu dan kecepatan perputaran atau pengadukan
untuk menghasilkan SLN dengan mutu yang tinggi, didapatkan hasil bahwa
kondisi suhu dan kecepatan perputaran atau pengadukan tidak memberikan
pengaruh yang besar terhadap ukuran partikel namun mempengaruhi indeks
dispersinya.

IV. REFERENSI

Abdullah, M., Virgus, Y., Nirmin, dan Khairurrijal. 2008. Review: Sintesis
Nanomaterial, Jurnal Nanosains & Nanoteknologi, 1, 2, 33-57.
Abe, A.C., Albertsson, R., Duncan, K. 2008. Advances in Polymer Science,
Springer-Verlag Berlin Heidelberg, 220.
Bouwmeestera, H., Dekkersb, S., Noordama, M.Y., Hagensb, W.I.,
Buldera, A.S., Heerb, C., Voordea, S.E.C.G., Wijnhovenb,
S.W.P., Marvina H.J.P., and Sipsb, A.J.A.M. 2009. Review of
Health Safety Aspects of Nanotechnologies in Food Production,
Regulatory Toxicology and Pharmacology, 53, 1, 52-62.
Chau, C.F., Wu, S.H., Yen, G.C. 2007. The Development of
Regulations For Food Nanotechnology. Trends in Food Science
& Technology. 18, 5, 269-280.
Cho, H.J., Park, J.W., Yoon, I.S. & Kim, D.D. 2014, Surface-modified
solid lipid nanoparticles for oral delivery of docetaxel:
Enhanced intestinal absorption and lymphatic uptake,
International Journal Nano medicine, 9: 495 – 504.
Corni, I., Ryan, M.P., Boccaccini, A.R. 2008. Electrophoretic
Deposition: From Traditional Ceramics To Nanotechnology,
Journal of the European Ceramic Society, 28, 7, 1353-1367.
Ernest S. Kawasaki. 2005. Nanotechnology, nanomedicine, and the
development of new, effective therapies for cancer.
Nanomedicine: Nanotechnology, Biology and Medicine, 1, 2,
101-109.
Helgason, T., Awad, T.S., Kristbergsson, K., Clements, D.J. & Weiss,
J. 2009, Effect of surfactant surface coverage on formation of
solid lipid nanoparticles (SLN), J Colloid Interface Sci, 334: 75
– 81.
Kaur, K., Jain, S., Sapra, B. & Tewary, A.K. 2007, Niosomal gel for
site-specific sustained delivery of anti-arthritic drug, Curr Drug
Deliv, 4: 276 – 282.
Kuchler, S., Radowski, M.R., Blaschke, T., Dathe, M., Plendl, J., Haag,
R., Schafer-Korting, S., Kramer, K.D. 2009. Nanoparticle for
Skin Penetration Enhancement - A Comparison Of A Dendritic
CoreMultishell-Nanotransporter and Solid Lipid Nanoparticles.
European Journal of Pharmaceutics and Biopharmaceutics, 71,
243-250.
Linton, J.D., Walsh, S.T. 2008. The Theory of Innovation for Process-
Based Innovations such as Nanotechnology. Technological
Forecasting and Social Change, 75, 5, 583-594.
Mehnert, W. & Mader, K. (2001). Solid lipid nanoparticles
Production, characterization and applications. Advanced Drug
Delivery Reviews, 47, 165- 196.
Menhnert, W., dan Mader, K. 2001. Solid Lipid Nanoparticles,
Production, Characterization and Applications. Advanced Drug
Delivery Reviews, 47, 165-196.
Muller, R. H., Mader, K., & Gohla, S. (2000). Solid lipid nanoparticles
(SLN) for controlled drug delivery - a review of the state of the
art. European Journal of Pharmaceutics and Biopharmaceutics,
50, 161-177.
Muller, R.H., Maassen, S., Schworo, C., Menhert, W. 1997. Solid Lipid
Nanoparticle (SLN) as Potential Carrier for Human Use:
Interaction With Human Granulocytes. Pharm. Res. 14, 458-
462.
Pardeike, J., Hommoss, A., dan Muller, R.H. 2009. Lipid Nanoparticle
(SLN, NLC) In Cosmetic and Pharmaceutical Derma Products.
International Journal Pharmaceutics. 366, 170-184.
Sivakumar, P.M. , Balaji S., Prabhawathi V., Lemak Padat
Nanopartikel .Dwinna Rahmi 33 Neelakandan R., Manoharan
P.T, Doble M. 2010. Effective Antibacterial Adhesive Coating
on Cotton Fabric Using ZnO Nanorods And Chalcone.
Carbohydrate Polymers. 79, 3, 717-723.

Anda mungkin juga menyukai