Anda di halaman 1dari 14

TUGAS UAS MAKALAH

SISTEM PENGHANTARAN OBAT

Pengembangan Sistem Penghantaran Berbasis Nanopartikel Dalam Sediaan


Kosmetik Herbal

OLEH:

Nama : Wulandari

Nim : F201801085

Kelas/kel : B2/II

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas kasih dan rahmat-Nya, makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas UAS yang diberikan
oleh dosen serta, Pengembangan Sistem Penghantaran Berbasis Nanopaartikel
Dalam Sediaan Kosmetik Herbal. Namun dalam penulisan makalah ini, masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kami mohon kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Demikian makalah ini saya buat, atas perhatian serta kritik dan sarannya, saya
ucapkan terima kasih

Kendari, 03 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................... 3
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B Rumusan Masalah...............................................................................................3
C. Tujuan................................................................................................................. 5
BAB II............................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Definisi Nanopartikel..........................................................................................6
B. Keuntungan Menggunakan Sistem Nanopartikel Dalam Menghantarkan Bahan
Aktif Adalah Sebagai Berikut.................................................................................... 6
C. Metode Pembuatan Nanopartikel.......................................................................... 7
D. Sistem Penghantaran Berbasis Nanopartikel Dalam Bidang Kosmesetika
Herbal.........................................................................................................................9
BAB III........................................................................................................................ 13
PENUTUP....................................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penggunaan istilah kosmesetika pertama kali dikemukakan oleh Raymond
Reed pada tahun 1961 yang merujuk pada istilah kosmetik yang berbasis ilmu
pengetahuan. Selanjutnya, istilah ini dikembangkan oleh Dr. Albert Kligman pada
tahun 1984 merujuk pada substansi yang memiliki khasiat sebagai kosmetik dan
terapetik yang diaplikasikan pada permukaan kulit. Kosmesetika adalah produk
perpaduan dari kosmetik/ personal care dan farmasetika yang digunakan untuk
meningkatkan kesehatan dan kecantikan yang dapat mempengaruhi tekstur dan
fungsi biologis kulit (Joshi dan Pawar, 2015).

Kosmesetika dapat mengandung bahan sintetik maupun bahan alami. Sumber


terbanyak kosmesetika berasal dari bahan alami yaitu tanaman yang terdiri dari
berbagai bagian seperti bunga, bjii, akar, daun, ranting, dan buah Kosmesetika
yang berasal dari bahan alami atau herbal menjadi semakin popular di bidang
kecantikan karena Sebagian besar wanita cenderung lebih memilih produk alami
dibandingkan bahan kimia sintetis karena memiliki efek samping yang relatif
sedikit. Berbagai macam tanaman banyak digunakan untuk pengembangan
kosmesetika. Beberapa diantaranya adalah ginseng, pegagan, rosemary, kulit jeruk,
safflower, Taduvelai, dan lain-lain. (Oktaviana, 2018; Draelos, 2011).

Penggunaan sistem penghantaran berbasis nanopartikel dalam bidang


kosmesetika dapat memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap sinar
ultraviolet, penetrasi kulit ke lapisan yang lebih dalam, efek yang tahan lama,
meningkatkan warna dan kualitas akhir, dan lainlain. Penggunaan secara luas dari
material berukuran nano dalam bidang kosmesetika karena dihasilkan karakteristik
nanopartikel yang berbeda dengan partikel berukuran besar, seperti kelarutan,
transparansi, reaktivitas kimia, warna, dan lebih atraktif (Raj et al., 2012).
B.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Nanopartikel
2. Apa keuntungan menggunakan sistem Nanopartikel
3. Bagaimana metode pembuatan Nanopartikel
4. Bagaimana sistem penghantaran berbasis nanopartikel dalam bidang
kosmesetika herbal.

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Nanopartikel
2. Untuk mengetahui apa saja keuntungan menggunakan sistem Nanopartikel
3. Untuk mengetahui metode pembuatan Nanopartikel
4. Untuk mengetahui sistem penghantaran berbasis Nanopartikel dalam bidang
kosmetika herbal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Nanopartikel
Nanopartikel didefinisikan sebagai dispersi partikel atau partikel padat yang
memiliki kisaran ukuran 10-1000 nm. Bahan aktif atau obat dilarutkan, dijerat,
dienkapsulasi, maupun disisipkan ke dalam suatu matriks nanopartikel. Tujuan
utama dalam mendesain nanopartikel sebagai sistem penghantaran adalah untuk
mengontrol ukuran patikel, sifat permukaan, dan pelepasan bahan aktif untuk
mencapai sisi aktif spesifik, melindungi obat dari degradasi, dan mengurangi
toksisitas maupun efek samping (Langer, 2000; Vila et al., 2002; Mu dan Feng,
2003).

B. Keuntungan Menggunakan Sistem Nanopartikel Dalam Menghantarkan


Bahan Aktif Adalah Sebagai Berikut:

1. Karakteristik ukuran dan permukaan nanopartikel dapat dengan mudah


dimanipulasi untuk mencapai target aktif maupun pasif dari bahan obat.

2. Nanopartikel dapat mengontrol pelepasan obat selama transportasi dan lokalisasi


pada sisi aktif target.

3. Modifikasi klirens obat sehingga dapat meningkatkan efikasi terapetik obat dan
mengurangi efek samping

4. Karakteristik pelepasan terkontrol dan degradasi partikel dapat dengan mudah


dimodifikasi dengan pemilihan matriks.

5. Loading (muatan) obat/ bahan aktif yang relatif tinggi dan dapat
diinkorporasikan ke dalam sistem nanopartikel tanpa menimbulkan reaksi
kimia yang berbahaya.

6. Target aktif spesifik dapat dicapai dengan menyisipkan ligan atau perangkat
magnetik tertentu pada permukaan partikel.

7. Sistem nanopartikel dapat digunakan untuk berbagai rute pemberian seperti oral,
nasal, parenteral, topikal, transdermal, intraokuler, dan lain-lain. (Mohanraj dan
Chen, 2006)
C. Metode Pembuatan Nanopartikel
Pembuatan Nanopartikel dapat dibuat dari berbagai bahan seperti protein,
polisakarida, dan polimer sintetis. Pemilihan bahan matriks yang digunakan
tergantung dari berbagai faktor, seperti (a) ukuran nanopartikel yang dicapai, (b)
sifat fisikokimia obat, (c) karateristik permukaan partikel, (d) derajat
biodegradable, biokompatibel, dan toksisitas, (e) pelepasan obat yang diinginkan
(Kreuter, 1994).

Pembuatan nanopartikel dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain


sebagai berikut (Mohanraj & Chen, 2006; Pal et al., 2011:

1. Emulsion-Solvent Evaporation
2. Double Emulsion and Evaporation
3. Salting out
4. Emulsion-Diffusion
5. Solvent Displacement/ Precipitation 6. Coaservation/ ionic gelation

No Metode Keterangan Bahan Referensi


1. Emulsion- Pembuatan nanopartikel dilakukan Bersifat Song et
Solvent dengan emulsifikasi larutan polimer liposolubl al., 1997
Evaporation dan diikuti penguapan pelarut e Pat et al.,
polimer. 2011
2. Double Pembentukan nanopartikel dengan Bersifat Vandervo
Emulsion menambahkan fase cair bahan aktif hidrofilik ort et al.,
and ke dalam larutan polimer organik 2002 Pat et
Evaporation hingga membentuk emulsi tipe a/m. al., 2011
Emulsi ini ditambahkan lagi dengan
fase cairan hingga terbentuk emulsi
a/m/a, kemudian diuapkan dan
partikel nano diisolasi dengan
sentrifugasi kecepatan tinggi.
3. Salting out Pembentukan nanopartikel Bersifat Pat et al.,
berdasarkan pemisahan pelarut hidrofilik, 2011
yang bercampur dengan air dari liposluble,
suatu fase cairan dengan dan tidak
mekanisme salting-out. Polimer dan tahan
obat dilarutkan ke dalam pelarut pemanasa
kemdiann diemulsikan ke dalam gel n
yang mengandung bahan salting-
out (MgCl2, CaCl2, atau sukrosa)
dan penstabil kolidal (PVP atau
HEC). Emulsi m/a kemudan
diencerkan dengan sejumlah air
untuk mengingkatkan difusi pelarut
ke dalam fase cair untuk
membentuk partikel nano.
4. Emulsion- Polimer enkapsulasi dilarutkan Bersifat Takeuchi
Difusion secara terpisah dengan pelarut yang hidrofilik et al., 2001
dapat larut dengan air, kemudian dan Pat et al.,
dijenuhkan dengan air smapai lipofilik 2011
terbentuk kesetimbangan
termodinamik antara kedua cairan.
Fase ini diemulsikan ke dalam
larutan stabilizer yang
menyebabkan terjadinya difusi
pelarut ke dalam fase eksternal,
kemudian pelarut diuapkan atau
disaring hingga didapatkan partikel
nano.
5. Solvent Pembentukan nanopartikel yang Bersifat Pat et al.,
Displaceme meilputi presipitasi pengendapan lipofilik, 2011
nt/ polimer yang dibentuk sebelumnya hidrofilik,
Precipitatio dari larutan organik dan difusi dan
n pelarut organik dalam suatu media surfaktan
cairan dengan ada atau tidaknya yang
surfaktan lipofilik
6. Coaservatio Pembentukan nanopartikel dengan Bersifat Mohanraj
n/ ionic campuran dua fase cairan yang hidrofilik, dan Chen,
gelation terdiri dari polimer hidrofilik dan hidrofobik 2006
biodegradable yang bermuatan ,polimer
positif yang berinteraksi dengan yang
muatan negatif polianion untuk bermuatan
membentuk koaservat. Interaksi positif,
elektrostatik yang terjadi antara dua dan
fase cairan akan menyebabkan pasangan
transisi bentuk dari cair ke gel multivalen
karena adanya interaksi ionik t yang
bermuatan
negatif
D. Sistem Penghantaran Berbasis Nanopartikel Dalam Bidang Kosmesetika
Herbal
1. Kosmesetika

Kosmesetika adalah produk perpaduan dari kosmetik/ personal care


dan farmasetika yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan dan
kecantikan yang dapat mempengaruhi tekstur dan fungsi biologis kulit (Joshi
& Pawar, 2015). Kosmesetika dengan sistem penghantaran nanopartikel telah
digunakan secara luas pada beberapa sediaan seperti krim antiwrinkle
(mengatasi kerutan), krim pelembab, krim pemutih kulit, sampo perawatan
rambut, kondisioner, dan serum rambut.

Beberapa keuntungan dalam penggunaan nanopartikel kosmesetika telah


banyak diketahui, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Produk perawatan rambut untuk mengatasi kerontokan tambut dan


mencegah timbulnya uban (Identik Masque Floral Repair, Origem hair
recycling shampoo, dan Nirvel hair-loss control shampoo).

2. Produk parfum dengan wangi yang bertahan lebih lama (Allure Parfum dan
Allure Eau Parfum spray by Chanel).

3. Meningkatkan efektivitas dan efikasi pada formulasi perawatan kulit seperti


sediaan sunscreen.

4. Mempermudah mekanisme transport aktif dari bahan aktif ke dalam kulit


karena dihasilkan luas permukaan yang besar dari partikel yang berukuran
kecil.

5. Memberikan oklusi yang dapat meningkatkan penetrasi dan hidrasi kulit.

6. Didapatkan efisiensi penjeratan yang tinggi dari bahan aktif.

7. Lebih stabil dibandingkan sediaan kosmetik konvensional.

8. Penerimaan konsumen yang lebih baik. (Kaul et al., 2018)

Antiaging

Penuaan kulit (skin-aging) adalah suatu proses biologi kompleks yang


dipengaruhi oleh faktor dari dalam/ intrinsik/ endogen (seperti genetik,
metabolisme seluler, hormon, dan faktor dari luar/ekstrinsik/ eksogen
(paparan sinar secara kronis, polusi, radiasi ionisasi, bahan-bahan kimia, dan
toksin). Adanya kumulasi dari faktorfaktor ini dapat menyebabkan perubahan
struktur dan fisiologi lapisan kulit (Ganceviviene et al., 2011). Penuaan kulit
adalah manifestasi dari berkurangnya kandungan air pada lapisan korneum.

Salah satu fungsi stratum korneum adalah untuk mencegah kehilangan


air yang tidak proporsional melewati epidermis. Hidrasi kulit yang sesuai
menjadi aspek penting dalam fungsi kulit normal (Pèrez et al., 2017). Proses
penuaan dapat mengurangi hidrasi permukaan kulit, sehingga menyebabkan
kulit kering, kasar, kusam, dan kendur karena kurangnya elastisitas kulit.
Sehingga epidermis menjadi semakin tipis dan terbentuk kerutan (Yulianti et
al., 2017).

Antiacne

Jerawat atau acne adalah penyakit inflamasi kronis multifaktorial yang


paling umum terjadi yang melibatkan hiperplasia sebasea yang diinduksi
hormon androgen, perubahan keratinisasi folikel, ketidakseimbangan hormon,
hipersensitivitas imune, dan kolonisasi bakteri yang disebabkan bakteri
Propionibacterium acne. Meskipun jerawat tidak mengancam keselamatan
jiwa, tetapi dapat menyebabkan konsekuensi jangka panjang seperti muncul
bekas luka atau bopeng sehingga berdampak pada kepercayaan diri individu
dan kondisi psikologi seseorang yang memunculkan kecemasan, depresi, dan
gejala psikologi lainnya (Sinha et al., 2014). Sehingga, diperlukan manajemen
terapi untuk pengobatan jerawat.

Pemilihan obat yang tepat tergantung pada jenis dan tingkat


keparahan jerawat serta mekanisme kerjanya dalam mengatasi satu atau lebih
faktor patogen yang merupakan tantangan tersendiri dalam pemilihan
pengobatan. Salah satu tantangan lainnya dalam pemilihan pengobatan
jerawat adalah adanya resistensi dari antibiotik. Hal ini menyebabkan adanya
pendekatan alternatif pengobatan yang ditawarkan, salah satunya dengan
menggunakan tanaman herbal yang berpotensi sebagai antijerawat (antiacne)
yang diformulasikan dalam bentuk sediaan nanopartikel (Sinha et al., 2014).

Skin Whitening
Skin whitening (pemutihan kulit) dipengaruhi oleh beberapa faktor,
tetapi yang paling utama adalah pada regulasi sintesis melanin. Melanin
adalah turunan indole 3,4 dihydroxyphenylalanine (DOPA) yang dihasilkan
oleh melanosit. Melanosit berasal dari tirosin melalui serangkaian reaksi
oksidatif di melanosom (Hu et al., 2020) melalui proses melanogenesis. Proses
melanogenesis sangat rumit dan dibagi menjadi tiga aspek, yaitu sintesis
melanin, transport, dan degradasi.

Berdasarkan peneltian yang dilakukan oleh Inou et al. (2013) dan Tada et al.
(2014) arbutin dapat menghambat aktivitas tirosinase secara in vitro dan in vivo.
Arbutin juga telah banyak digunakan dalam formulasi kosmesetika di Amerika
Serikat, Korea, dan Japang (Davis dan Callender, 2010).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Park et al. (2019) menyebutkan bahwa
formulasi kosmesetika dengan sistem penghantaran nanopartikel arbutin dapat
meningkatkan kemampuan skin whitening dengan menghambat melanogenesis.
Sedangkan pada penggunaan nanopartikel daun ginseng merah dilaporkan memiliki
efektivitas dalam menangkal kation radikal, sifat menahan kelembapan, dan menekan
tirosinase pada jamur. Nanopartikel juga tidak toksik pada sel normal Human Dermal
Fibroblast (HDF) dan B16BL6 (B16) dan dapat mengurangi jumlah melanin yang
dapat menstimulasi sel MSH B16 pada aktivitas tirosinase seluler (Pèrez et al., 2017).

Hair care

Rambut adalah indikator kesehatan dan mempengaruhi tampilan


terkait estetika pada suatu individu. Berbagai kondisi permasalahan pada
rambut seperti kebotakan, hirsuitism, rambut rontok, hilangnya warna rambut,
dan ketombe dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup pasien,
menimbulkan masalah kosmetik, tidak percaya diri, dan ketidakcakapan
dalam lingkungan sosial. Inovasi berbasis nanoteknologi bertujuan untuk
meningkatkan kualitas rambut, mempertahankan kilau rambut, kelembutan
rambut, dan kesehatan rambut (Rosen et al, 2015).

Berbagai penelitian terkait sistem penghantaran berbasis nanopartikel


dari bahan alam sebagai produk perawatan rambut telah banyak dilaporkan.
Carthamus tinctorius L atau dikenal dengan safflower adalah tanaman herbal
yang memiliki berbagai aktivitas farmakologi, salah satunya mengatasi
androgenetic alopecia. Androgenic alopecia adalah kelainan genetik dengan
kondisi kerontokan rambut yang bergantung pada hormon androgen yang
disebabkan aktivitas berlebihan dari enzim 5 reductase dalam folikel rambut
(Sinclair, 2004).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem penghantaran berbasis nanopartikel dengan kosmesetika herbal
dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan dan kecantikan. Beberapa
penelitian yang telah dilakukan melaporkan keberhasilan teknologi nanopartikel
dalam menghantarkan bahan-bahan alami yang ditandai dengan peningkatan
aktivitas sebagai skin antiaging, skin whitening, antijerawat, dan perawatan
rambut.
DAFTAR PUSTAKA

Alan S. Verkman. 2011. Aquaporints at a Glance. Journal of Cell Science. 124, 2107-
2112. doi:10.1242/jcs.079467

Alexa Patzelt, Fanny Knorr, Ulrike Blume-Peytavi, Wolfram Sterry, dan Ju¨rgen
Lademann. 2008. Hair follicles, their disorders and their opportunities. Drug
Discovery Today: Disease Mechanisms. Vol. 5 No. 2. dOI:
10.1016/j.ddmec.2008.04.006

Joshi, L.S. dan Pawar, H.A. 2015. Herbal Cosmetics and Cosmeceuticals: An
Overview. Nat Prod Chem Res. 3(2): 1-8.

Jin Chen, Ning Wei, Maria Lopez-Garcia, Dianna Ambrose, Jason Lee dan Colin
Annelin, Teresa Peterson. 2017. Development and evaluation of resveratrol,
Vitamin E, and epigallocatechin gallate loaded lipid nanoparticles for skin
care applications. European Journal of Pharmaceutics and Biopharmaceutics.
117; 286-291. http://dx.doi.org/10.1016/j.ejpb.2017.04.008

Kumar Ganesan, Kumeshini Sukalingam dan Baojun Xu. 2017. Solanum trilobatum
L. Ameliorate Thioacetamide-Induced Oxidative Stress and Hepatic Damage
in Albino Rats. Antioxidan,6,68: doi: 10.3390

Linda Yulianti, Kusmarinah Bramono, Etik Mardliyati dan Hans-Joachim Freisleben.


2016. Effects of Centella asiatica Ethanolic Extract Encapsulated in Chitosan
Nanoparticles on Proliferation Activity of Skin Fibroblasts and Keratinocytes,
Type I and III Collagen Synthesis and Aquaporin 3 Expression In Vitro. J
Pharm Biomed Sci. Vol. 06. No. 05; 315-327, doi:

Sovan Lal Pal, Utpal Jana, P. K. Manna, G. P. Mohanta dan R. Manavalan. 2011.
Nanoparticle: An overview of preparation and characterization. Journal of
Applied Pharmaceutical Science 01 (06): 228-234

Anda mungkin juga menyukai