HOMOGENIZATION (HSH)
ABSTRAK
Kata kunci: Krim nanopartikel, kosmetika, high speed homogenizer, bahan baku
alami, kecepatan homogenisasi
ABSTRACT
1
keamanannya. Kosmetik terdiri dari dengan efek samping yang kecil
campuran beberapa bahan yang telah (Menhnert &Mader 2001; Medha et al.
diformulasikan sedemikian rupa dan 2012).
berfungsi untuk merawat tubuh sesuai Salah satu produk teknologi nano di
dengan tujuan penggunaan kosmetika bidang kosmetika dan farmasi adalah krim
tersebut. Menurut Peraturan Menteri nanopartikel. Menurut Ansel (2005), krim
Kesehatan RI no.220/MenKes/Per/IX/76, didefinisikan sebagai campuran dari dua
kosmetik adalah bahan atau campuran fasa (fasa minyak dan fasa air) yang tidak
bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dapat bercampur, yang distabilkan
dituangkan, dipercikkan atau dengan sistem emulsi dan jika
disemprotkan, dimasukkan, dan ditempatkan pada suhu ruang berbentuk
dipergunakan pada badan manusia padat dan mengandung fase minyak lebih
dengan maksud untuk membersihkan, banyak daripada fase airnya. Emulsi ini
memelihara, menambah daya tarik dan terdiri dari 2 jenis, yaitu tipe air dalam
mengubah rupa serta tidak termasuk minyak (A/M) atau minyak dalam air
golongan obat. Dalam rangka (M/A). Sifat umum krim adalah mampu
meningkatkan fungsi kosmetik, melekat pada permukaan tempat
perkembangan teknologi seperti pemakaian dalam waktu cukup lama
bioteknologi, nanoteknologi ikut berperan sebelum krim ini dicuci atau dihilangkan.
untuk menghasilkan kosmetik yang Krim dapat memberikan efek mengilap,
berdayaguna tinggi. Perkembangan berminyak, melembabkan, dan mudah
nanoteknologi bidang kosmetik fokus tersebar merata, mudah berpenetrasi
pada sistem koloid (colloidal system) pada kulit (Anwar 2012). Krim lebih
termasuk nanoemulsi, nanosuspensi, dan disukai dibandingkan salep karena daya
nanopartikel. Nanopartikel didefinisikan tarik estetiknya, mudah menyebar dengan
sebagai partikel dengan ukuran 1-100 nm. rata, mudah diserap ke dalam kulit jika
Skala ukurannya yang sangat kecil digosokkan, mampu melekat pada
mengakibatkan nanopartikel memiliki luas permukaan kulit dalam waktu yang cukup
permukaan per unit volume yang besar lama serta mudah dicuci (Lachman et al.
sekali, perbandingan atom dalam lapisan 2008). Krim nanopartikel mempunyai
permukaan yang tinggi, dan kemampuan keunggulan dibandingkan dengan krim
untuk menunjukkan efek kuantum (Thassu biasa dilihat dari segi ukuran partikelnya.
et al. 2007; Nagarajan 2008). Menurut Awad et al. (2008), kecilnya
Produk nanopartikel mulai ukuran partikel akan meningkatkan luas
dikembangkan pada awal tahun 1990 permukaaan yang menyebabkan
sebagai alternatif sistem pembawa untuk kelarutan tinggi. Tingginya kelarutan
emulsi, liposom, dan polimer nanopartikel memudahkan partikel tersebut untuk
(Pardeike et al. 2009). Penelitian diserap oleh tubuh.
nanopartikel sedang berkembang pesat Metode pembuatan krim
karena dapat diaplikasikan secara luas nanopartikel di antaranya: high speed
seperti dalam bidang lingkungan, homogenization (HSH), high pressure
elektronik, optis, dan biomedis. Beberapa homogenization (HPH), ultrasound,
ukuran partikel pada bahan kosmetik dan solvent emulsification (SE), solvent
obat, seperti coarse partikel yaitu lebih injection/ solvent displacement dan
kecil dari 10 µm, fine partikel yaitu lebih membrane contractor (Müller et al. 2007).
kecil dari 2,5 µm, ultrafine partikel yaitu Metode pembuatan krim dalam penelitian
lebih kecil dari 0,1 µm, nanopartikel yaitu ini adalah high speed homogenization
1 nm hingga 100 nm juga termasuk 200 (HSH) dengan menggunakan Reaktor PPI
nm hingga 300 nm (ASTM Committee E56 (Pressure Products Industries) yang
on Nanotechnology). Penerapan sebelumnya telah dihomogenisasi dengan
nanoteknologi sudah berkembang ke mixer. Krim nanopartikel sebenarnya
inovasi bahan kosmetik dan system drug dapat dibuat secara konvensional dengan
delivery. Adanya teknologi nano, target menggunakan mixer. Akan tetapi
untuk mengantarkan bahan aktif pada pembuatan krim untuk skala produksi
kosmetik dan obat lebih tepat ke sasaran yang lebih besar membutuhkan suatu alat
yang tentunya dapat menampung bahan pihak peneliti dari Balai Besar Kimia dan
dengan kapasitas besar. Penggunaan Kemasan (Rahmi D et al, 2013). Prinsip
Reaktor PPI dalam pembuatan krim pembuatan krim adalah memanaskan
nanopartikel akan membuat proses fase air dan fase minyak di tempat yang
produksi lebih efektif dan efisien. berbeda lalu dicampurkan pada satu
Perlakuan perbedaan kecepatan wadah. Fase lemak yang berupa asam
homogenisasi pada Reaktor PPI dalam stearat, setil alkohol, dan setil stearil
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh alkohol ditimbang dengan neraca analitik
kecepatan homogenisasi terhadap ukuran lalu dimasukkan ke dalam suatu gelas
partikel dan stabilitas emulsi. piala besar menjadi satu campuran.
Campuran fase lemak tersebut dicairkan
METODE PENELITIAN dengan water bath pada suhu 70 ºC.
Sementara itu fase air yang berupa
Bahan yang digunakan adalah asam gliserin, air demineral, dan trietanolamin
stearat 100 g, setil alkohol 7.5 g, setil stearil (TEA) dipanaskan juga dengan water bath
alkohol 7.5 g, gliserin 50 g, minyak zaitun 5 pada suhu 60 °C. Homogenisasi dilakukan
g yang diperoleh dari PT. Indokimika dengan cara fase minyak dimasukkan
Jayatama Indonesia (Ecogreen secara perlahan ke dalam fase air
Oleochemicals Indonesia). Air demineral menggunakan mixer selama 15 menit.
325 g dan pengemulsi trietanolamin (TEA) Kecepatan homogenisasi yang digunakan
5 g dari Bratachem Indonesia. dalam mixer ini adalah 600 rpm. Proses
Alat-alat yang digunakan adalah secara konvensional ini akan
seperangkat alat kaca, neraca analitik, menghasilkan krim biasa. Pastikan
oven, mikroskop, Mixer merk Labortechnik campuran bercampur sempurna dan suhu
dipakai untuk pembuatan krim dijaga konstan pada kisaran 70 ºC – 80 °C
konvensional, Reaktor PPI (Pressure agar campuran tidak memadat.
Products Industries), dan particle size Homogenisasi lanjutan dilakukan
analyzer (PSA) merk VASCO. dengan menggunakan Reaktor PPI untuk
menghasilkan krim nanopartikel. Hasil
campuran fase lemak dan fase air yang
telah dihomogenisasi dengan mixer
segera dimasukkan pada wadah reaktor
secara perlahan. Minyak zaitun segera
dimasukkan juga pada wadah reaktor.
Pengaturan suhu pada Reaktor PPI
sebesar 72 ºC. Kecepatan homogenisasi
yang digunakan adalah sebesar 1000
rpm, 1500 rpm, 2000 rpm, dan 2500 rpm.
Dalam hal ini kecepatan homogenisasi
sebagai variabel perubah. Proses ini
Gambar 1. Reaktor PPI (Pressure berlangsung selama 1 jam. Apabila terjadi
Products Industries) ketidakstabilan suhu selama proses maka
perlu dilakukan pengaturan suhu sampai
Pembuatan Krim Nanopartikel dengan mendekati 72 °C. Produk krim
Metode high speed homogenization nanopartikel dimasukkan ke dalam
(HSH) wadah kaca yang sudah dibersihkan dan
disterilkan. Proses selanjutnya adalah
Penelitian ini menggunakan bahan- wadah kaca ditutup rapat dan disimpan
bahan alami yang terdiri dari campuran pada suhu ruangan. Selanjutnya produk
fase minyak dan fase air yang krim nanopartikel siap untuk dilakukan uji
ditambahkan bahan pengemulsi. evaluasi.
Komposisi bahan yang digunakan dalam
pembuatan krim sesuai dengan proses HASIL DAN PEMBAHASAN
pembuatan krim berdasarkan Balsam et
al. (1972) yang telah dimodifikasi oleh
Pembuatan Krim Nanopartikel dengan lipid micropaticles. Setelah itu lipid
Metode high speed homogenization micropaticles akan tersebar dalam larutan
(HSH) surfaktan dingin menghasilkan pre-
Penelitian ini terdiri atas 2 tahapan suspension dingin. Suspensi ini
utama, yaitu pembuatan krim nanopartikel dilewatkan melalui homogenizer tinggi
melalui proses homogenisasi dan pada suhu kamar dengan 5-10 siklus
pengujian evaluasi krim. Uji evaluasi krim, pada 1500 bar (Pardeike et al. 2009).
di antaranya: uji organoleptik, uji pH, Penerapan nanopartikel di bidang
penentuan tipe emulsi krim minyak dalam kosmetik akan lebih baik apabila
air (M/A), pengukuran terhadap distribusi menggunakan bahan- bahan alam yang
dan ukuran partikel serta penentuan tidak memiliki efek samping seperti asam
stabilitas emulsi. Dalam hal ini pengaruh lemak esensial (fatty acid atau fatty
kecepatan homogenisasi dalam alcohol). Secara umum kosmetik dan
pembuatan krim dengan menggunakan produk- produk perawatan diri terdiri dari
Reaktor PPI akan dibandingkan hasilnya empat bahan utama yang berperan
melalui uji evaluasi krim. Homogenisasi sebagai surfaktan, pengemulsi, agen
merupakan proses mengubah dua cairan penstabil produk, dan sebagai emolien
yang sifatnya tidak bercampur menjadi atau pelembab. Pembuatan krim dalam
sebuah emulsi. Efektifitas pengurangan penelitian ini menggunakan bahan- bahan
ukuran partikel dengan menggunakan alami untuk memberikan jaminan
Reaktor PPI dapat dipengaruhi oleh keamanan kesehatan apabila
jumlah bahan yang dihomogenisasi, diaplikasikan pada kulit. Setil alkohol
waktu, dan kecepatan homogenisasi. sering disebut juga sebagai peningkat
Metode yang digunakan dalam konsistensi atau bodying agent (Rowe et
pembuatan krim nanopartikel ini adalah al. 2009). Setil alkohol berfungsi sebagai
HSH. Keuntungan dari metode ini adalah pengemulsi, penstabil, perawatan kulit,
mudah untuk di scale up, terhindar dari emolien, penambah viskositas air dan
pelarut organik, dan waktu produksi yang bukan air serta pembusa. Setil stearil
singkat. Krim yang dibuat dalam penelitian alkohol berfungsi sebagai emolien dan
dapat digolongkan sebagai nanopartikel emulgator. Trietanolamin berfungsi
lemak. Proses produksi nanopartikel sebagai pengatur pH. Air demineral
lemak dengan teknik HSH yang dapat berfungsi sebagai pelarut. Minyak zaitun
dilakukan dengan 2 metode, yaitu pada adalah minyak lemak yang diperoleh dari
suhu dingin dan suhu panas. Proses biji masak olea europaea Linnè (Familia
untuk metode panas yaitu senyawa aktif Oleaceae). Minyak zaitun berupa cairan
dilarutkan atau didispersikan ke dalam kuning pucat atau kuning kehijauan terang
lelehan lemak padat. Hal ini akan yang berfungsi sebagai pelarut dan
menyebabkan lelehan lemak yang perawatan kulit. Gliserin berfungsi sebagai
mengandung senyawa aktif tersebar humektan, pelarut, perawatan kulit, dan
dalam larutan surfaktan pada suhu yang penambah viskositas. Asam stearat
sama (5-10 ºC di atas titik leleh dari lemak berfungsi sebagai emolien, surfaktan,
padat atau campuran lemak) dengan pengemulsi, dan perawatan kulit (Kodeks
adanya kecepatan pengadukan yang Kosmetika Indonesia II 1993). Produk krim
tinggi. Emulsi yang diperoleh umumnya nanopartikel disajikan pada Gambar 2.
disebut pre-emulsion kemudian
dilewatkan melalui homogenizer
bertekanan tinggi yang secara umum 3
siklus pada 500 bar dan 3 siklus pada 800
bar. Teknik homogenisasi dengan metode
dingin prosesnya yaitu lelehan lemak yang
mengandung senyawa aktif didinginkan
terlebih dahulu. Setelah terjadi pemadatan
massa akan menghasilkan butiran-butiran Gambar 2 Krim nanopartikel
lemak yang hancur untuk memperoleh
Tabel 1 Hasil uji organoleptik krim nanopartikel
Kecepatan
Homogenisasi (rpm) Bentuk Warna Bau Homogenitas
1000 emulsi padat putih khas minyak homogen
1500 emulsi padat putih khas minyak homogen
2000 emulsi padat putih khas minyak homogen
2500 emulsi padat putih khas minyak homogen
Fase minyak
Fase air
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 5 Hasil uji PSA krim nanopartikel dengan kecepatan homogenisasi (a) 1000 rpm,
(b) 1500 rpm, (c) 2000 rpm, (d) 2500 rpm
Tabel 2 Hasil pengukuran distribusi dan ukuran partikel krim nanopartikel
Kecepatan homogenisasi
(rpm) Rentang ukuran (nm) Rerata ukuran partikel (nm)
1000 141,29 - 9.774,96 297,04
1500 40,75 - 2.571,08 239,86
2000 64,58 - 5.890,00 302,14
2500 93,35 - 9.774,96 358,10
98,95
98,11
97,66
97,45