PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Jerawat pada wajah disebabkan oleh
bakteri Propionibacterium acnes yang mengubah lemak sebum dari bentuk cair
menjadi lebih padat. Banyaknya bakteri tersebut pada saluran kelenjar sebasea
kulit sehingga berakibat pori-pori kulit sulit untuk bernafas dan dapat
resorsinol, asam salisilat, benzoil peroksida, asam azelat dan retinoid, akan tetapi
obat tersebut memiliki efek samping antara lain iritasi, sedangkan penggunaan
saluran nafas atas bila dibandingkan dengan pasien yang tidak menggunakan
antibiotik (Margolis dkk, 2005). Oleh karena itu, dibutuhkah suatu bahan
alternatif alami yang dapat digunakan dalam pengobatan jerawat. Salah satu bahan
yang bersumber dari hewan yang dapat digunakan dalam pengobatan jerawat ialah
1
Menurut Nugroho (2015) penggunaan bekicot untuk perawatan wajah
pertama kali dipopulerkan oleh Tokyo Clinical Salon dan perawatan tersebut
berjalan di sekujur wajah sehingga mengeluarkan zat antibiotik alami serta asam
hyaluronat yang melawan masalah kulit sekaligus menghidrasi kulit. Aghina dkk
yang berperan penting dalam menjaga jaringan penghubung antar sel sehingga
membuat kulit menjadi kencang. Mardiana dkk (2015) menyatakan bahwa lendir
bekicot diformulasikan dalam bentuk sediaan gel dengan konsentrasi zat aktif
sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi zat aktif dalam suatu sediaan anti
jerawat.
diperlukan suatu sediaan topikal yang baik digunakan pada kulit. Sediaan emulgel
dipilih atas dasar kelebihan dari emulsi dan gel. Emulgel merupakan campuran
dari sediaan emulsi dan gel. Kelebihan gel yaitu dapat memberikan rasa dingin di
kulit dengan adanya kandungan air yang cukup tinggi sehingga nyaman
digunakan dan adanya sistem emulsi dalam bentuk sediaan emulgel akan
2
Pada sediaan emulgel terdapat sistem gel dan sistem emulsi. Pada sistem
emulsi, agen pengemulsi berperan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas fisik
digunakan secara bersamaan. Tween 80 adalah agen pengemulsi larut air sehingga
mampu membentuk emulsi tipe M/A. Span 80 adalah agen pengemulsi nonionik
di mana gugus lipofilnya lebih dominan. Pada interfacial film theory, adanya
stable interfacial complex condensed film yang terbentuk saat agen pengemulsi
yang bersifat larut air dicampurkan dengan agen pengemulsi yang bersifat larut
dibandingkan penggunaan agen pengemulsi tunggal (Kim, 2004). Pada sistem gel,
basis gel akan berperan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas fisik gel.
Hidroksi propil metil selulosa merupakan agen pembentuk gel yang aman
digunakan karena tidak toksik dan tidak mengiritasi (Rowe dkk, 2009). Oleh
karena itu, agen pengemulsi dan basis gel akan mempengaruhi sifat fisik dan
penelitian ini dengan judul Formulasi Sediaan Emulgel Anti Jerawat Lendir
B. Rumusan Masalah
3
1. Apakah lendir bekicot dapat diformulasikan dalam sediaan emulgel
HPMC sebagai basis gel yang dapat menghasilkan sediaan emulgel yang
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
pengemulsi serta HPMC sebagai basis gel yang dapat menghasilkan sediaan
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak dan manfaat antara lain
sebagai berikut:
4. Sebagai acuan bagi industri yang ingin memproduksi emulgel anti jerawat
lendir bekicot.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rujukan Penelitian
Penelitian yang menjadi rujukan atau referensi dalam penelitian ini antara
lain adalah:
emulgator tween 80 dan span 80. Emulgel tabir surya dibuat menggunakan
HPMC sebagai basis gel serta paraffin cair, tween 80 dan span 80 sebagai basis
emulsi dan oksibenzon dan oktilmetosisinamat sebagai bahan aktif tabir surya.
dan penentuan nilai SPF sediaan dengan metode Mansur. Hasil penelitian ini
konsentrasi Tween 80 dan Span 80 (1,76% : 2,24%) paling stabil dan nilai SPF
dewa (Gynura pseudochina (L.) DC) untuk pengobatan nyeri sendi terhadap
tikus putih jantan. Pada penelitian ini digunakan 3 formula (F1, F2, dan F3)
ekstrak etanol daun dewa dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10%. Evaluasi
5
ukuran partikel, pemeriksaan stabilitas dengan pendingin dan suhu kamar, pH,
uji daya menyebar, uji iritasi kulit dan penentuan tipe krim. Uji efek
penyembuhan nyeri sendi dilakukan pada tikus putih jantan yang diinduksi
etanol daun dewa dapat diformulasi dalam bentuk sediaan emulgel dengan
konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% dan memberikan stabilitas secara fisika.
Formula emulgel ekstrak etanol daun dewa memberikan efek analgetik dan
efek tertinggi diberikan oleh emulgel ekstrak etanol daun dewa dengan
konsentrasi 10 %.
ini bertujuan untuk mendapatkan formula masker gel peel-off dengan bahan
gel peel-off terdiri dari dua tahap, pertama pembuatan basis dengan variasi
konsentrasi bahan pembentuk gel antara polyvinyl alkohol (PVA) dan HPMC,
viskositas dan uji aktifitas. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa basis terbaik
adalah basis dengan komposisi bahan pembentuk gel PVA 15%, HPMC 1%,
6
masing-masing memiliki nilai daya sebar 7,96 cm dan 7,76 cm, waktu
mengering 51,66 menit dan 41,66 menit, pH 6,21 dan 6,68, viskositas 11350 cP
dan 15500 cP. Berdasarkan hasil uji aktifitas, masker gel peel-off dengan
sediaan gel dengan basis terpilih berdasarkan tahap optimasi basis dan
penambahan 11% lendir bekicot berdasarkan hasil uji KHM. Sediaan tersebut
kemudian dievaluasi meliputi waktu kering, uji daya lengket, uji kerapuhan, uji
stabilitas dipercepat dan uji aktivitas antibakteri sediaan. Hasil evaluasi sediaan
menunjukan bahwa sediaan gel dengan komposisi HPMC 2%, propilen glikol
10%, EDTA 0,1%, lendir bekicot 11%, aquadest 50%, dan etanol 70% ad
100% memiliki waktu kering 8 menit, gel tidak terlalu lengket, kerapuhan yang
7
B. Landasan Teori
1. Bekicot
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastopoda
Ordo : Pulmonata
Famili : Achatinidae
Genus : Achatina
mengeluarkan lendir dari tubuhnya, dan aktif pada malam hari. Binatang ini
2001). Morfologi dari bekicot meliputi tubuh yang tertutup oleh cangkang
8
sebagai eksoskeleton, bila tubuh menjulur dari eksoskeleton akan tampak
dengan dua tentakel, tidak ada batas yang jelas antara kaki dan kepala, dan
cangkang terdiri dari tiga lapisan dari luar ke dalam (Nurhadi dan Yanti,
2016).
protein hewani yang cukup tinggi, setara dengan kandungan protein dalam
leusin, isoleusin dan lisin dalam jumlah yang cukup (Rukmana dan
Yuniarsih, 2001).
bekicot sebagai obat sakit perut dengan cara memakan sate bekicot tanpa
saat itu dianggap paling mujarab untuk mengobati sakit perut. Di kalangan
akhir ini bekicot telah dipergunakan sebagai obat penyakit kulit (gatal-gatal,
9
2. Jerawat
a. Pengertian
rambut dan pori-pori kulit. Jerawat biasanya terdapat di wajah, dada (dada
depan dan belakang) dan atas lengan. Kulit memerah dan meradang terjadi
terjadiny jerawat adalah ketika keratin yang lepas tertumpuk di kulit, maka
keluar, yang akhirnya timbullah tonjolan pada permukaan kulit yang kita
b. Jenis-jenis Jerawat
Jika dilihat dari segi tempat munculnya, secara umum jerawat dapat
dibagi menjadi dua, yaitu jerawat wajah dan jerawat badan. Sedangkan jika
dlihat dari segi tingkat keparahannya, jerawat dapat terbagi menjadi tiga
1) Jerawat Komedo
10
kulit mati dan kelenjar minyak yang terlalu berlebihan pada kulit.
Komedo dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu blackhead dan whitehead.
2) Jerawat Klasik
tonjolan yang lebih besar dari komedo dan kecil berwarna merah muda.
Jerawat jenis inilah yang paling banyak ditemukan oleh anak yang
3) Jerawat Batu
Jerawat batu atau cystic acne adalah jerawat yang berukuran lebih
c. Penyebab Jerawat
yang lain tidak punya masih belum diketahui secara menyeluruh. Menurut
11
penelitian, ada beberapa faktor yang menyebabkan jerawat secara umum
1) Stres
3) Aktivitas hormon
6) Iritasi kulit
chloracne
12
1) Pengobatan jerawat dengan cara alami/natural
masih bisa dibagi lagi menjadi dua, yaitu obat-obatan yang dapat anda
beli tanpa perlu menggunakan resep dokter dan obat-obatan yang hanya
alat-alat modern, seperti laser misalnya. Untuk melakukan hal ini, anda
azelat dan retinoid, akan tetapi obat tersebut memiliki efek samping antara
13
tetrasiklin, eritromisin atau klindamisisn untuk pengobatannya, cenderung
dkk, 2005).
3. Emulgel
Emulgel adalah emulsi, baik itu tipe minyak dalam air (M/A) maupun air
dalam minyak (A/M), yang dibuat menjadi sediaan gel dengan mencampurkan
bahan pembentuk gel (Mohamed, 2004; Jain dkk, 2010). Sedangkan emulsi
adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinamika yang mengandung
paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur, dimana satu diantaranya
didispersikan sebagai globul-globul dalam fase cair lain (Martin dkk, 1993).
Fase tersebut terdiri atas fase hidrofil, umumnya adalah air, dan fase lipofil
(hidrofob) yaitu minyak mineral, minyak tumbuhan, atau pelarut lipofil seperti
emulgator atau bahan pengemulsi (Voigt, 1995). Bentuk sediaan emulgel lebih
disukai oleh pasien karena memiliki keuntungan sifat emulsi dan gel. Oleh
karena itu, emulgel digunakan sebagai pembawa berbagai macam obat pada
a. Dapat membawa obat yang bersifat hidrofobik dan tidak larut air. Obat-obat
14
ketika obat akan dilepaskan. Emulgel membantu mencampurkan obat
atau breaking dan salep dapat menjadi tengik karena menggunakan basis
berminyak.
partikulat seperti niosom dan liposom. Niosom dan liposom yang berukuran
yang merupakan konstituen dengan jaringan yang lebih luas dapat menyerap
15
f. Emulgel dapat dibuat menjadi sediaan lepas terkendali untuk obat-obat
pembuatan emulgel adalah basis gel yang dapat meningkatkan viskositas, agen
Syarat sediaan emulgel sama seperti syarat untuk sediaan gel, yaitu untuk
Pada emulgel, emulsi dicampurkan kedalam basis gel yang telah dibuat
secara terpisah. Kapasitas gel dari sediaan emulgel membuat formulasi emulsi
fase air (Khullar dkk, 2012). Emulgel memilki karakteristik yang dimiliki oleh
suatu sediaan emulsi dan gel sehingga memiliki tingkat penerimaan oleh pasien
yang tinggi. Oleh karena itu emulgel saat ini telah banyak digunakan sebagai
4. Agen Pengemulsi
muka antara minyak dan air, meminimalkan energi permukaan dari droplet
16
menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi suatu fase tunggal yang memisah
(Anwar, 2012).
komponen larut minyak untuk menstabilkan emulsi A/M hingga material larut
air yang memberikan produk M/A. Agen pengemulsi ini biasa digunakan untuk
kombinasi agen pengemulsi larut air dan larut minyak untuk membentuk
lapisan antarmuka yang penting untuk stabilitas emulsi yang optimum. Agen
2002).
lipophile balances (HLB) yang dapat menstabilkan emulsi M/A atau A/M.
Penggunaan agen pengemulsi nonionik yang baik bila menghasilkan nilai HLB
yang seimbang antara dua agen pengemulsi nonionik, dimana salah satu
bersifat hidrofilik dan yang lain bersifat hidrofobik. Agen pengemulsi nonionik
emulsi adalah dengan adanya gugus polar dari agen pengemulsi yang terhidrasi
dan bulky yang menyebabkan halangan sterik antar droplet yang akan
17
1. Twen 80
pada emulsi minyak dalam air, dan untuk menaikkan kemampuan menahan
air pada salep dan konsentrasi 1-10% sebagai agen pengemulsi. Tween 80
1992). Tween 80 larut dalam air dan etanol (95%), namun tidak larut dalam
mineral oil dan vegetable oil. Aktivitas antimikroba dari pengawet golongan
2. Span 80
18
Span 80 mempunyai nama lain sorbitan monooleat. Pemeriannya
berupa warna kuning gading, cairan seperti minyak kental, bau khas tajam,
terasa lunak. Kelarutannya tidak larut tetapi terdispersi dalam air, bercampur
dengan alkohol, tidak larut dalam propilen glikol, larut dalam hampir semua
o
minyak mineral dan nabati, sedikit larut dalam eter. Berat jenis pada 20 C
o
adalah 1 gram. Nilai HLB 4,3 dan viskositas pada 25 C adalah 1000 cps
(Smolinske, 1992).
emulsi air dalam minyak yang stabil dan mikroemulsi, namun ester sorbitan
proporsi polisorbat untuk menghasilkan emulsi atau krim, baik tipe M/A
5. Basis Gel
Gel merupakan suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu
dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar dan saling diresapi cairan (Ansel, 1989). Gel adalah
pembawa yang digunakan dengan tujuan pemberian obat pada bagian mukosa,
misalnya mata, hidung, vagina, dan pemberian melalui rektum. Gel sering
19
digunakan dalam penghantaran obat yang mengandung polimer yang dapat
formulasi baik fisik ataupun cross-lingking (taut silang) kimia. Konsistensi ini
Hipermelosa atau HPMC berbentuk serbuk granul atau serat berwarna putih
atau putih-krem. HPMC larut dalam air dingin, membentuk larutan koloid
kental, praktis tidak larut dalam air panas, kloroform, etanol (95%) dan eter
tetapi larut dalam campuran air dan alkohol. Kegunaan HPMC diantaranya
emulsi, zat pensuspensi, sustained release agent, pengikat pada sediaan tablet,
dan zat pengental (Rowe dkk, 2009). HPMC digunakan sebagai basis gel
dengan konsentrasi 2-10% (Garg dkk., 2001). Menurut Arifin dkk (2015)
HPMC 2,5% lebih baik dari carbomer 940 1% dalam menghasilkan sediaan
yang memenuhi syarat evaluasi fisik pada emulgel serbuk kasar papain.
20
6. Formula
a. Master Formula
HPMC 2,5
Parafin cair 5
Twen 80 1,08
Span 80 0,42
Propilenglikol 10
Aquades ad 100
b. Modifikasi Formula
21
7. Monografi Bahan Tambahan
a. Propilenglikol
berwarna, rasa khas, praktis tidak berbau, menyerap air pada udara lembab
dengan kelarutan dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan
kloroform, larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial, tidak dapat
b. Metil Paraben
22
Metil paraben atau nipagin memiliki bentuk hablur kecil, putih,
berbau khas lemah dan sedikit rasa terbakar. Metil paraben sukar larut
dalam air, dalam benzene dan dalam karbon tetraklorida, mudah larut
dalam etanol dan dalam eter. Metil paraben digunakan sebagai pengawet
anti mikroba lain. Metil paraben mempunyai aktivitas anti mikroba antara
pH. Metil paraben memiliki keaktifan paling lemah dari seluruh paraben.
c. Propil Paraben
23
Propil paraben atau nipasol memiliki bentuk serbuk atau hablur kecil,
tidak berwarna dan sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam air
mendidih, mudah larut dalam etanol dan dalam eter dengan penyimpanan
melawan jamur daripada melawan bakteri dan lebih aktif melawan gram
d. Menthol
prisma, tidak memiliki warna, memiliki bau tajam seperti minyak permen,
rasa panas aromatik dan di ikuti rasa dingin. Menthol sukar larut dalam air,
sangat mudah larut dalam etanol (95%), mudah larut dalam parafin cair dan
24
kloralhidrat, kromium trioksida, beta naftol, fenol dan potassium
e. Parafin Cair
berwarna, kental praktis tidak berasa, tidak berbau dalam suhu sejuk dan
sedikit berwarna jika dipanaskan. Paraffin cair praktis tidak larut dalam
etanol (95%), gliserin dan air, larut dalam aseton, benzena, kloroform,
yang umum digunakan dalam kosmetik dan produk makanan. Untuk emulsi
2009).
f. Aquades
Aquades atau air suling memiliki bentuk cairan jernih, tidak berwarna,
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Desain Penelitian
tiga kali replikasi dan pengujian dilakukan secara evaluasi fisik. Desain penelitian
D. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah lendir bekicot yang dibuat dalam satu
konsentrasi.
26
E. Kerangka Konsep Penelitian
HPMC
(2,5%, 3,5%, 4,5%)
SPAN 80
(0,42%, 2,24%, 4,06%)
F. Variabel Penelitian
1. Lendir bekicot adalah cairan padat, agak kental dan mengalir lambat yang
2. HPMC adalah salah satu polimer derivat dari selulosa yang dapat digunakan
sebagai basis gel dalam formulasi emulgel anti jerawat lendir bekicot.
lendir bekicot.
4. Span 80 adalah ester asam lemak polioksietilen sorbitan yang dapat digunakan
sebagai agen pengemulsi dalam formulasi emulgel anti jerawat lendir bekicot.
27
5. Emulgel lendir bekicot adalah sediaan yang terdiri dari sediaan gel dan emulsi
yang digunakan sebagai anti jerawat yang mengandung lendir bekicot, tween
H. Prosedur Penelitian
gelas kimia (pyrex), gelas ukur (pyrex), sudip, sendok tanduk, timbangan
bekicot, parafin cair, metil paraben, propil paraben, propilenglikol, span 80,
tween 80.
28
b. Pembuatan Emulsi
pada suhu 70 C.
2) Dibuat fase air dengan mencampurkan tween 80 dan sebagian air pada
suhu 70 C.
terbentuk emulsi.
c. Pembuatan Gel
1) Didispersikan HPMC sedikit demi sedikit dalam air panas dengan suhu
80 C.
gel.
d. Pembuatan Emulgel
Emulsi dan gel yang telah dibuat dicampurkan sedikit demi sedikit
dan digerus hingga terbentuk massa emulgel dan ditambahkan lendir bekicot
a. Uji Organoleptik
bentuk, warna, dan bau, dari sediaan gel yang telah dibuat (Voigt, 1994).
29
b. Penentuan Tipe Emulsi
diperoleh kembali emulsi yang homogen, maka emulsi yang diuji berjenis
M/A. Jika sampel dicampur dengan minyak maka hal ini menyebabkan
pecahnya emulsi. Pada jenis A/M akan diperoleh hasil sebaliknya (Voigt,
1994).
c. Penentuan pH Sediaan
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Alat
pH 4,0 dan dapar fosfat pH 7,0 sehingga angka yang muncul pada alat
d. Pemeriksaan Homogenitas
30
e. Pemeriksaan Viskositas
dimasukkan ke dalam wadah dengan volume 100 mL. Spindel yang sesuai
f. Uji Iritasi
Pengujian iritasi kulit dengan cara uji tempel tertutup pada kulit
manusia dimana 0,1 gram sediaan dioleskan pada pangkal lengan bagian
selama 3 hari. Setelah itu amati gejala yang ditimbulkan. Apabila tidak
tinggi dari normal. Cara khusus ini berguna untuk mengevaluasi shelf
life sediaan dengan siklus antara 2 suhu. Dilakukan satu siklus pada saat
31
h. Uji Kesukaan
4. Analisis Data
a. Data
1) Data primer
2) Data sekunder
pembuatan dan uji evaluasi fisik sediaan emulgel anti jerawat lendir
bekicot.
c. Penyajian Data
d. Pengolahan Data
32
5. Skema Jalannya Penelitian
Bahan Gel :
1. HPMC
2. Propilenglikol
3. Metil Paraben
4. Propil Paraben
Bahan Emulsi :
1. Parafin cair
2. Tween 80
3. Span 80
Emulsi Gel
Massa Emulgel
Bekicot Lendir bekicot
Formula A, B, C
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
33
DAFTAR PUSTAKA
Aghina, Y., Amila, G. dan Dina, M. 2015, Formulasi Masker Gel Pell Off Lendir
Bekicot (Achatina fulica) dengan Variasi Konsentrasi Bahan Pembentuk
Gel, Prosiding Penelitian Spesia UNISBA, Bandung, pp 246, diakses pada
20 Desember 2016, karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/farmasi/article/view
File/1848/pdf.
Ansel, H.C. 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV, diterjemahkan
dari Bahasa Inggris oleh Farida Ibrahim, UI PRESS, Jakarta.
Arifin, M.F., Syarmalina., Diana, S., Shafa, N., Dida M.H. dan Hifziel, A. 2015,
Optimasi Formula Emulgel Serbuk Kasar Papain, Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia, 13:1, diakses pada 20 Desember 2016, http://jifi.ffup.org/wp-
content/uploads/2015/12/JIFI-VOLUME-13-NO-1-APRIL-2015-OK_1-
9_MF-Arifin-ok_4edit_opt.pdf.
Aulton, M.E. and Diana M.C. 1991, Pharmaceutical Practice. Publishers Ptc Ltd,
Singapore.
Chirag, Patel dkk. 2013. Emulgel: A Combination of emulsion and gel. Journal of
Discovery and Therapeutics, 1 (6), 57-61.
Dewi, Shinta Ayu. 2009, Cara Ampuh Mengobati Jerawat Secara Alami dan
Medis. Buana Pustaka, Yogyakarta.
34
Hoan, Tan, Tjay dan Kirana, Rahardja, 2008. Obat-Obat Penting Edisi Keenam.
Jakarta : Elex Media Komputindo Krishna.
Jain, A., Surya, P.G., Yashwant, G., Hemant, K. and Sanjay, J. 2010,
Development and Characterization Of Ketocozaloe Emulgel For Topical
Drug Delivery Plagia Research Library, Der Pharmacia Sinica, Smriti
College of Pharmaceutical Education, Indore, India, pp 221-231, diakses
pada 25 Desember 2016, http://www.imedpub.com/articles/development-and
characterization-of-ketoconazole-emulgel-fortopical-drug-delivery.pdf.
Karina, Pompi. 2016, Formulasi Dan Evaluasi Emulgel Tabir Surya Dari
Oksibenzon Dan Oktilmetoksisinamat Menggunakan Kombinasi Tween 80
Dan Span 80, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Khullar, R., Saini, S., Seth, N. and Rana, A.C. 2011, Emulgels: A Surrogate
Approach For Topically Used Hydrophobic, International Journal of
Pharmacy and Biological Science, 1:117-118, diakses pada 20 Desember
2016, http://ijpbs.com/ijpbsadmin/upload/ijpbs_50c82835a2df7.pdf.
Lukman, A., Emma, S. dan Roli, O. 2012. Formulasi Gel Minyak Kulit Kayu
Manis (Cinnamomum burmannii Bl) Sebagai Sediaan Antinyamuk,
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia
Vol 1, Riau, pp 24, diakses pada 20 Maret 2017,
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=105805&val=5121.
Margolis, D.J., Whitney, P.B., Ole, H. dan Jesse, A.B. 2005, Antibiotic
Treatment Of Acne May Be Associated With Upper Respiratory Tract
Infections. American Medical Association, University of Pennsylvania
Center for Education and Research in Therapeutics, Philadelphia, pp 1132-
1133, diakses pada 25 Desember 2016, http://lib.ajaums.ac.ir/booklist
/archives%20of%20dermatologySep-913.pdf.
35
Martin, A., Swarbick, J., Cammara, A. and Chun, A.H.C. 1983, Farmasi Fisik,
diterjemahkan dari Bahasa Inggris oleh Yoshita, UI Press, Jakarta.
Nugroho, Ridho. 2015, Wajah Lembut Bebas Keriput Dengan Facial Bekicot.
Tabloid Nova, diakses pada 15 Januari 2017, http://nova.id/Mode-dan-
Kecantikan/Kecantikan/Wajah-Lembut-Bebas-Keriput-Dengan-Facial-
Bekicot-Berani-Coba.
Nurhadi dan Yanti, Febri. 2016. Buku Ajar Taksonomi Invertebrata. Deepublish,
Yogyakarta.
Panwar, A.S. dkk. 2011, Emulgel : A Review, Asian Journal of Pharmacy and
Life Science, 1:336-337, diakses pada 25 Desember 2016,
http://ajpls.com/admin/issues/pissue71.pdf.
Pambudi, K. 2013. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Emulsi Minyak
Biji Jinten Hitam, Universitas Indonesia, Jakarta, diakses pada 20 Maret
2017, http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-08/S45435-Kurniawan %20
Pambudi.
Rowe, R.C., Paul, J.S. and Sian, C.O. 2009, Handbook Of Pharmaceutical
Excipients 6th Edition. Pharmaceutical Press, Washington D.C.
Rukmana, Rahmat dan Yuniarsih, Yuyun. 2001, Aneka Olahan Bekicot. Kanisius,
Yogyakarta.
Shargel, L., dan Yu, 1993. Applied Biopharmaceutis and Pharmacokinetics, 3ed,
Appleton and Lange, Estwalk, Connecticut, p. 134-167.
Sari, M.P. 2014, Formulasi Krim Tabir Surya Fraksi Etil Asetat Kulit Pisang
Ambon Putih [Musa(AAA Group)] dan Penentuan Nilai Faktor Pelindung
36
Surya (Fps) Fraksi Etil Asetat Secara In Vitro, Skripsi, Universitas Islam
Bandung, Bandung.
Smolinske, S.C. 1992, Handbook of Food, Drug and Cosmetics Excipients, CRC
Press, USA, 295-296 cit. Laveirus, M.F., 2011, Optimasi Tween 80 dan
Span 80 Sebagai Emulsifying Agent Serta Carbopol Sebagai Gelling Agent
Dalam Sediaan Emulgel Photoprotector Ekstrak Teh Hijau (Camelia
sinensis L.): Aplikasi Desain Faktorial, Universitas Sanatha Dharma,
Yogyakarta, 11-13.
The Hallstar Company. 2017, Methyl Paraben NF, Chicago, diakses pada 17
Januari 2017, https://www.hallstar.com/product/methyl-paraben/.
Yenti, Revi, dkk. 2014, Formulasi Emulgel Ekstrak Etanol Daun Dewa (Gynura
Pseudochina (L.) Dc) Untuk Pengobatan Nyeri Sendi Terhadap Tikus Putih
Jantan. Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang, Prosiding
Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi
dan Klinik IV tahun 2014, Padang, pp 56-58, diakses pada 26 Desember
2016, http://semnasffua.com/pub/2014/PROSIDING%202014_p56-63.pdf.
37
Lampiran 1. Perhitungan Bahan
Tiap 50 gram formula emulgel lendir bekicot mengandung:
Formula A
11
1. Lendir bekicot 11% = 100 50 gram = 5,5 gram
10
Dilebihkan 10% = 100 5,5 gram = 0,55 gram
Yang ditimbang = 5,5 gram + 0,55 gram = 6,05 gram
2,5
2. HPMC 2,5% = 100 50 gram = 1,25 gram
10
Dilebihkan 10% = 100 1,25 gram = 0,125 gram
Yang ditimbang = 1,25 gram + 0,125 gram = 1,375 gram
10
3. Propilenglikol 10% = 100 50 gram = 5 gram
10
Dilebihkan 10% = 100 5 gram = 0,5 gram
Yang ditimbang = 5 gram + 0,5 gram = 5,5 gram
0,2
4. Metil Paraben 0,2% = 100 50 gram = 0,1 gram
10
Dilebihkan 10% = 100 0,1 gram = 0,01 gram
Yang ditimbang = 0,1 gram + 0,01 gram = 0,11 gram
0,1
5. Propil Paraben 0,1% = 100 50 gram = 0,05 gram
10
Dilebihkan 10% = 100 0,05 gram = 0,005 gram
Yang ditimbang = 0,05 gram + 0,005 gram = 0,055 gram
5
6. Parafin cair 5% = 50 gram = 2,5 gram
100
10
Dilebihkan 10% = 100 2,5 gram = 0,25 gram
Yang ditimbang = 2,5 gram + 0,25 gram = 2,75 gram
1,08
7. Tween 80 1,08% = 50 gram = 0,54 gram
100
10
Dilebihkan 10% = 100 0,54 gram = 0,054 gram
Yang ditimbang = 0,54 gram + 0,054 gram = 0,594 gram
0,42
8. Span 80 0,42% = 50 gram = 0,21 gram
100
38
10
Dilebihkan 10% = 100 0,21 gram = 0,021 gram
Yang ditimbang = 0,21 gram + 0,021 gram = 0,231 gram
0,05
9. Mentol 0,05% = 50 gram = 0,025 gram
100
10
Dilebihkan 10% = 100 0,025 gram = 0,0025 gram
Yang ditimbang = 0,025 gram + 0,0025 gram = 0,0275 gram
10. Aquadest ad 50 gram = 50 16,6925
= 33,3075 mL
Iisakbar2016
39