Daun dewa (Gynura pseodochina (L.) DC) secara empiris digunakan sebagai pengobatan
nyeri sendi. Hasil beberapa penelitian juga menunjukan bahwa esktrak etanol daun dewa juga
dapat digunakan sebagai analgetik yang diberikan secara oral. Pada penelitian ini ekstrak
etanol daun dewa diformulasi menjadi sediaan emulgel untuk pengobatan nyeri sendi. Pada
penelitian ini digunakan 3 formula (F1, F2, dan F3) ekstrak etanol daun dewa dengan
konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10%. Evaluasi terhadap formula emulgel meliputi organoleptis,
homogenitas, distribusi ukuran partikel, pemeriksaan stabilitas dengan pendingin dan suhu
kamar, pH, uji daya menyebar, uji iritasi kulit dan penentuan tipe krim. Uji efek
penyembuhan nyeri sendi dilakukan pada tikus putih jantan yang diinduksi nyeri sendi dengan
menggunakan AgNO3 1% secara intraartikular. Parameter yang diamati adalah jumlah
cicitan hewan pada waktu pengamatan 30 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam,
dan 12 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula emulgel ekstrak etanol daun dewa
stabil secara fisika pada semua konsentrasi dan dapat menyembuhkan nyeri sendi. Sediaan
yang efektif dalam menyembuhkan nyeri sendi diberikan oleh formula F3 (konsentrasi 10%) ,
terlihat dari hewan yang sudah tidak mencicit lagi pada waktu pengamatan 8 jam
dibandingkan formula lainnya.
Kata kunci: Emulgel, Gynura pseodochina (L.) DC, nyeri sendi
PENDAHULUAN
Penyakit-penyakit dengan gangguan
persendian di masyarakat lebih sering
diidentikkan dengan reumatik. Meskipun
sesungguhnya penyakit pada persendian
banyak macamnya, seperti osteoartritis,
rhematoid artritis, pirai, poliarteritis, dan
lain-lain. Nyeri sendi sering ditemukan dan
menjadi penyebab kecacatan, terutama pada
usia lanjut, dewasa, bahkan sering juga
dijumpai pada anak dengan berbagai tingkat
usia. Pada umumnya penyakit ini menyerang
sendi-sendi penopang tubuh, yaitu sendi lutut
dan panggul serta menyerang sendi tangan.
Manifestasi klinik ditandai dengan nyeri
sendi, nyeri gerak dan keterbatasan gerak
(Anonim, 2009).
Penggunaan obat berbasis tumbuhtumbuhan merupakan pendekatan populer
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014
METODOLOGI PENELITIAN
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah alat-alat gelas standar
laboratorium, kaca arloji, cawan penguapan,
botol semprot, corong, kertas perkamen,
timbangan digital, lemari pendingin, botol
maserasi, rotary evaporator, pipet tetes,
batang pengaduk, pinset, spatel, pH meter,
desikator, krus porselin, lumpang, stamfer,
dan homogenizer.
Persiapan Sampel
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah daun dewa (Gynura
pseudochina (L.) DC) yang diambil di
Kapalo Koto, Padang (Sumatera Barat).
Sampel
diidentifikasi
di
Herbarium
Universitas Andalas Jurusan Biologi,
FMIPA.
Ekstraksi Daun Dewa
Sampel
dibersihkan,
ditimbang
sebanyak 1 kg lalu dirajang kemudian
dimaserasi dengan etanol 96% selama lima
hari. Proses maserasi dilakukan sebanyak
tiga kali. Maserat disaring, kemudian
dipekatkan dengan Rotary evaporator hingga
diperoleh ekstrak kental (Voight, 1994).
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah
daun dewa, etanol 96 %, kloroform, FeCl3,
Serbuk
Mg,
norit,
asam
asetat
anhidrat,H2SO4 2N, H2SO4 (p), HCl (p),
amoniak 0,05 N, aquades, HPMC, propilen
glikol, paraffin liquid, tween 80, span 80,
methyl paraben, propyl paraben, AgNO3
1%, dan emulgel pembanding.
Hewan Percobaan
Pada penelitian ini digunakan hewan
percobaan terdiri dari 15 ekor tikus putih
jantan dengan berat antara 150-200 g
57
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014
Pemeriksaan
terhadap
bahan
tambahan dilakukan menurut persyaratan
Farmakope Indonesia Edisi IV dan
Martindale The Extra Pharmacopia.
Keterangan:
F0: Basis emulgel, F1: Emulgel ekstrak
etanol daun dewa konsentrasi 2,5 %, F2:
Emulgel ekstrak etanol daun dewa
konsentrasi 5%, F3: Emulgel ekstrak etanol
daun dewa konsentrasi 10%.
Ekstrak
etanol
daun
dewa
dimasukkan ke dalam lumpang lalu digerus,
kemudian ditambahkan basis emulgel yang
telah terbentuk untuk masing-masing
formula sedikit demi sedikit kemudian
digerus hingga homogen. Lalu masingmasing formula disimpan dalam wadah
emulgel.
Bahan
Konsentrasi (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
HPMC
Paraffin Liquid
Tween 80
Span 80
Propylenglycol
Methylpareben
Propylparaben
Aquades
2,5
5
1,08
0,42
10
0,03
0.01
ad 100
F0
(%)
0
100
F1
(%)
2,5
100
F2
(%)
5
100
F3
(%)
10
100
58
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014
Hasil
Dalam penelitian ini digunakan daun
dewa seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 1. Untuk memastikan kebenarannya,
tumbuhan ini telah dideterminasi di
Herbarium Universitas Andalas dengan
nama Gynura pseudochina (L.) DC.
Tabel 3. Rekapitulasi Evaluasi Basis Emulgel dan Emulgel Ekstrak Etanol Daun Dewa
NO
F0
F1
F2
F3
Organoleptis:
- Bentuk
- Warna
- Bau
Sp
P
Tb
Sp
Ht
Bk
Sp
Ht
Bk
Sp
Ht
Bk
2.
Homogenitas
3.
4.
Ukuran Partikel
Stabilatas
- Pada ruangan
- Pada suhu 5C
pH Emulgel
Daya Menyebar
/pertambahan luas
(cm2)
1 gr
2 gr
5 gr
Uji Iritasi
-Panelis 1
-Panelis 2
-Panelis 3
Tipe Emulgel
17,7m
17,69m
22,4m
TM
TM
7,75
TM
TM
6,5
TM
TM
5,8
TM
TM
5,5
1,327
2,267
3,462
1,766
2,834
3,462
Ti
Ti
Ti
M/A
Ti
Ti
Ti
M/A
1.
5.
6.
7.
8.
Evaluasi
0,636
1,539
2,010
0,950
2,269
2,834
Ti
Ti
Ti
M/A
Ti
Ti
Ti
M/A
Keterangan: Sp = Setengah Padat, P = Putih, Tb = Tidak Berbau, Ht = Hijau Tua, Bk= Bau
Khas, H = Homogen, M/A = Minyak Dalam Air, Tm = Tidak Memisah, Ti = Tidak
Mengiritasi
60
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014
Diskusi
Esktrak etanol daun dewa diformulasi
dalam bentuk emulgel untuk tujuan
pengobatan nyeri sendi. Formula emulgel ini
menggunakan HPMC sebagai gelling agent,
sedangkan parafin cair berfungsi sebagai
emolien. Tween 80 dan span 80 merupakan
campuran emulgator yang akan membuat
fase minyak dan fase air dapat saling
bercampur sehingga dapat membentuk
sistem emulsi. Metil paraben dan propil
paraben berfungsi sebagai pengawet,
sedangkan propilenglikol selain sebagai
pelarut metil paraben dan propil paraben
juga berfungsi sebagai humektan (Rowe et
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014
Pemeriksaan homogenitas
basis
emulgel dan emulgel ekstrak etanol daun
dewa
dilakukan
dengan
cara
mengoleskannya secara merata dan tipis
pada kaca transparan (Depkes RI, 1979).
Hasilnya menunjukkan bahwa basis emulgel
dan sediaan emulgel homogen dan
terdispersi
merata.
Pemeriksaan
ini
dilakukan setiap minggu selama 6 minggu
dan dalam jangka waktu tersebut basis
emulgel dan emulgel ekstrak etanol daun
dewa tetap homogen.
Pemeriksaan tipe emulsi dilakukan
dengan meneteskan metilen biru pada
sediaan, kemudian diamati penyebaran
warnanya di bawah mikroskop (Voigt.
1994). Hasil pemeriksaan menunjukkan
medium dispersi berwarna biru, sedangkan
fase terdispersi yang berupa droplet parafin
cair tidak berwarna biru. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tipe sediaan emulgel
adalah minyak dalam air (M/A). Metilen biru
adalah pewarna yang mudah larut dalam air
yang menyebabkan medium dispersi yang
mengandung air menjadi berwarna biru.
Pemeriksaan pH basis emulgel dan
emulgel ekstrak etanol daun dewa dilakukan
dengan menggunakan alat pH meter inolab.
Hasil pemeriksaan pH setiap minggu selama
enam minggu menunjukkan hasil bahwa pH
basis emulgel berkisar antara 7,7 7,8,
sedangkan pH emulgel berkisar antara 5,5
6,5. pH emulgel tersebut mendekati pH yang
dapat diterima oleh kulit, dimana pH kulit
berkisar antara 4,5 6,5 (Osol, 1975). Hal
ini juga didukung oleh uji iritasi pada panelis
yang menunjukkan bahwa basis emulgel dan
emulgel ekstra etanol daun dewa tidak
mengiritasi.
Hasil evaluasi daya sebar emulgel
yang diberi beban 1g, 2g, 5g terlihat bahwa
semakin besar konsentrasi ekstrak yang
ditambahkan maka semakin besar daya
sebarnya. Menurut Garg et al, 2002 daya
sebar merupakan karakteristik penting dalam
formulasi yang menjamin kemudahan saat
diaplikasikan di kulit, pengeluaran dari
wadah, serta penerimaan konsumen.
Pemeriksaan
stabilitas
emulgel
dilakukan pada suhu ruangan dan suhu
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014
KESIMPULAN
Ekstrak etanol daun dewa dapat
diformulasi dalam bentuk sediaan emulgel
dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% dan
memberikan stabilitas secara fisika. Formula
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009, Nyeri Sendi, http://
www.hegns.com/2009/08/ pengobatanpenyakit-nyeri-sendi-htm|. [29 Maret
2011].
Block,
L.H.,
1996,
Pharmaceutical
Emulsions and Microemulsions, in
Lieberman, H.A., Lachman, L.
Schwatz, J.B., Pharmaceutical Dosage
Forms : Disperse System, Vol 2, 2nd,
Marcel Dekker Inc., New York.
Dalimartha, S., 1999, Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia, Jilid I, Trubus. Jakarta.
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi
III, Jakarta
Garg, A., Aggrawal, D., Garg, S., and Singla,
A.K., 2002, Spreading of Semisolid
Formulation
:
An
Update,
Pharmaceutical
Technology,
http://www.pharmtech.com,
diakses
tanggal 11 April 2011
Jellinek, S.J., 1970, Formularium and
Function
of
Cosmetic,
Wiley
Interscience, New York, London.
Kardi, A., 2002, Tanaman Obat Penggempur
Kanker,
Penebar Swadaya,
Pt.
Agromedia Pustaka, Jakarta
63