Anda di halaman 1dari 4

Journal of Pharmaceutical and Medicinal Sciences 2017 2(2): pp 77-80

Formulation of Emulgel Ethanol Extract of Mullberry (Morus alba L.)


with Various Concentration of Span 80® and Tween 80®

Andi Nur Aisyah1, Zulham1, Nurul Arfiyanti Yusuf2


1
Akademi Farmasi Kebangsaan Makassar, Perintis Kemerdekaan Street Km 13,7 Daya Makassar-
Indonesia
2
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar, Perintis Kemerdekaan Street Km 13,7 Daya Makassar-
Indonesia

Artikel info
ABSTRACT
Diterima : 16 Sep 2017
Direvisi : 21 Sep 2017 The research about formulation emulgel of mulberry (Morus alba) ethanol extract with various
Disetujui : 26 Des 2017 concentrations of emulsifier span and tween 80® has been conducted. The purpose of this study
was to determine the concentration of emulsifier (2, 3, 4, and 5%) which resulted stable formulation.
Keyword
Stability testing was performed under two conditions, before and after accelerated storage for 10
Morul alba L. cycles with physical parameters include: organoleptic, homogeneity, dispersive power, adhesion,
Emulgel pH and viscosity. The results of showed that all parameters change after accelerated storage, but
Emulsifier only F3 showed no significantly difference in before and after storage.

Formulasi Emulgel Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus alba L.) Dengan
Variasi Konsentrasi Emulgator Span 80® dan Tween 80®
ABSTRAK
Kata kunci
Morus alba L. Penelitian formulasi sediaan emulgel dari ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) dengan variasi
Emulgel
konsentrasi emulgator span tween 80® telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
Emulsifier
konsentrasi emulgator (2%, 3%, 4% dan 5%) yang menghasilkan sediaan emulgel yang stabil secara
fisika. Uji kestabilan dilakukan dalam dua kondisi yaitu kondisi sebelum dan setelah penyimpanan
dipercepat selama 10 siklus dengan parameter pengujian meliputi organoleptik, homogenitas,
daya sebar, daya lekat, pH dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formula
menunjukkan perubahan pada seluruh parameter uji akan tetapi hanya F3 yang perubahannya
tidak signifikan setelah penyimpanan dipercepat.

Koresponden author
Andi Nur Aisyah
Akademi Farmasi Kebangsaan Makassar, erintis Kemerdekaan Street Km 13,7 Daya Makassar-Indonesia
Email: andi_nuraisyah@rocketmail.com

77
Andi Nur Aisyah et al., / JPMS 2017 2(2): 77-80

PENDAHULUAN diaduk menggunakan homogenizer hingga diperoleh


Murbei (Morus alba L.) dikenal sebagai tumbuhan emulsi yang homogen.
sutra karena dapat dijadikan tempat hidup ulat sutra. Pembuatan emulgel
Masyarakat secara empiris telah memanfaatkan HPMC didispersikan dalam aquadest, biarkan
tanaman ini sebagai obat tradisional untuk luka, flu, beberapa menit hingga mengembang. Diaduk dengan
malaria, hipertensi, asma, palpitasi, diabetes, insomnia, menggunakan homogenizer. Basis emulsi yang telah
vertigo, anemia, hepatitis dan diabetes melitus (CCRC dibuat, ditambahkan ekstrak daun M. alba, diaduk
UGM, 2008). M. alba mengandung banyak senyawa dengan menggunakan homogenizer hingga homogen,
kimia seperti flavonoid, tanin, steroid, saponin dan lalu gel dicampur kedalam emulsi dengan perbandingan
senyawa kimia lainnya (Kaushik et al., 2013). Penelitian 1 : 1 lalu diaduk dengan homogenizer hingga terbentuk
sebelumnya menyatakan, ekstrak etanol 1% daun M. emulgel yang homogen.
alba memiliki aktifitas dalam mempercepat waktu
Uji stabilitas fisik emulgel
penyembuhan luka insisi (Sugiarto, 2015).
Sampel emulgel dilakukan uji accelerate storage
Emulgel adalah emulsi, baik itu tipe minyak dalam
(penyimpanan kondisi dipercepat) menggunakan
air (M/A) maupun air dalam minyak (A/M) yang
climatic chamber pada suhu rendah dan suhu tinggi
dibuat menjadi sediaan gel dengan mencampurkan
selama 10 siklus.
emulsi kedalam basis gel (Mohamed dan Magdy,
2007). Penggunaan sediaan emulgel lebih diminati Uji organoleptis
bila dibandingkan dengan sediaan emulsi atau gel Pengujian sifat fisik emulgel secara organoleptis
saja. Bahan pembentuk gel yang digunakan adalah dilakukan dengan mengamati secara visual meliputi
hidroxyl propil metil cellulosa (HPMC). HPMC dapat warna, bau dan bentuk sediaan emulgel. Pengamatan
membentuk gel yang jernih dan bersifat netral serta ini dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan
memiliki viskositas yang stabil pada penyimpanan dengan kondisi dipercepat.
jangka panjang. Untuk emulgel, pemilihan emulgator Pemeriksaan homogenitas
merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan Sediaan diletakkan diantara dua kaca objek lalu
karena mutu dan kestabilan suatu emulgel banyak diperhatikan adanya partikel-partikel kasar atau
dipengaruhi oleh emulgator. Emulgator yang digunakan ketidak homogenan dibawah cahaya. Pengamatan ini
adalah Tween 80 dan Span 80, keduanya merupakan dilakukan sebelum dan sesudah penyimpanan dengan
emulgator non ionik. Penggunaan emulgator non ionik kondisi dipercepat.
karena aktifitasnya relatif tidak tergantung suhu dan Uji daya sebar
tidak mengiritasi (Rowe et al., 2009). Emulgel sebanyak 0,5 g diletakkan ditengah-tengah
Pada penelitian ini, dibuat variasi konsentrasi kaca objek, ditutup dengan kaca objek lain yang telah
emulgator surfaktan nonionik untuk melihat ditimbang beratnya dan dibiarkan selama 1 menit
pengaruhnya terhadap kestabilan fisik emulgel. kemudian diukur diameter sebar emulgel. Setelah itu
diberi penambahan beban setiap satu menit sebesar 50
METODE PENELITIAN
g hingga 250 g lalu diukur diameter sebarnya untuk
Bahan penelitian melihat pengaruh beban terhadap perubahan diameter
Bahan baku pembuatan emulgel seperti asam stearat, sebar emulgel. Pengamatan ini dilakukan sebelum dan
setil alkohol, aquadest, HPMC, metil paraben, paraffin sesudah penyimpanan dengan kondisi dipercepat.
cair, propilenglikol, propil paraben, span 80 dan tween
Uji daya lekat
80 diperoleh dari CV. Quadrant. Sedangkan bahan yang
Pengujian daya lekat emulgel dilakukan dengan
lainnya merupakan analytical grade.
memodifikasi alat uji daya lekat yaitu dengan
Pembuatan ekstrak menggunakan seperangkat alat. Sejumlah 250 mg
Daun yang telah dipetik dicuci terlebih dahulu emulgel diratakan pada salah satu gelas objek kemudian
menggunakan air mengalir hingga bersih dan ditiriskan ditutup dengan gelas objek lainnya. Setelah itu ditindih
hingga air mengering. Sampel dipotong kecil, kemudian selama 5 menit. Pasangan gelas objek ini kemudian
dikeringkan dilemari pengering sampai kadar air yang dipasang pada alat uji daya lekat, dan stopwatch
diinginkan selanjutnya diekstraksi. Pembuatan ekstrak dinyalakan. Waktu dihitung mulai dari pemberian
dilakukan dengan menggunakan metode maserasi beban dan dihentikan pada saat gelas objek tersebut
dengan pelarut etanol 70%, selama 3x24 jam sambil lepas. Pengamatan ini dilakukan sebelum dan sesudah
sesekali diaduk hingga diperoleh ekstrak cair. Ampas penyimpanan dengan kondisi dipercepat.
dimaserasi kembali dengan perlakuan yang sama
Pengukuran pH
seperti sebelumnya dan diuapkan hingga diperoleh
pH sediaan ditentukan dengan menggunakan pH
ekstrak kental.
meter dengan mensuspensikan 1 g sediaan emulgel
Pembuatan emulsi dalam 10 mL air.
Fase minyak dibuat dengan melebur asam stearat,
Penentuan viskositas dan sifat alir
setil alkohol, span 80, parafin cair dan propilenglikol,
Viskositas diukur dengan viscometer Brookkfield
kemudian ditambahkan propil paraben dan peleburan
pada spindle no. 63 dengan kecepatan 6 rpm.
dilanjutkan pada suhu 70°C sambil diaduk hingga
homogen sedangkan fase air terdiri dari mencampur Penentuan tipe emulsi
tween 80 dan metil paraben.Krim dibuat dengan Sediaan diteteskan pada kaca objek, lalu diteteskan
mencampurkan fase minyak kedalam ke fase air, larutan metilen blue. Apabila zat warna tersebar merata

78
Andi Nur Aisyah et al., / JPMS 2017 2(2): 77-80

pada sediaan maka tipe emulsi M/A, tetapi jika


zat warna tidak tersebar merata, maka tipe emulsi

TP
TP

TP
TP
TP
F4

T
T

T
A/M.

TP
HASIL DAN PEMBAHASAN
Interpretasi data

Berdasarkan hasil pengamatan organoleptis, bau

TP
TP

TP
TP
TP
F3

T
T

T
dari masing-masing formula tidak ada perbedaan,
TP
keempat formula berbau khas ekstrak etanol
daun M. alba. Pada pengamatan warna sediaan

TP

TP
TP
TP
sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat,
F2

T
T

T
keempat formula berwarna hijau. Berdasarkan
T

bentuknya, F1, F3 dan F4 menunjukkan perbedaan


bentuk setelah penyimpanan dipercepat yaitu
TP
TP

TP
TP
TP
F1

T
T

T
adanya endapan minyak pada sediaan, sedangkan
TP

konsistensi F2 tidak menunjukkan perbedaan


sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat,
sehingga formula yang tidak mengalami perubahan
homogen
endapan
minyak
Kental,

konsentrasi adalah F3 dengan konsentrasi


F4

Tidak
Hijau
6.000

15,33
Khas

m/a
emulgator 3%.
6,51
11

Pengukuran viskositas emulgel sesudah


penyimpanan dipercepat mengalami perubahan
Setelah uji dipercepat

homogen
endapan

nilai. Viskositas pada keempat formula meningkat


minyak
Kental,
F3

10.000
Tidak
Hijau

disebabkan karena pada saat penyimpanan salah


14,36
Khas

m/a
6,47

satu bahan tambahan dari emulgel yaitu HPMC


3

yang bersifat hidrofilik dan mudah mengembang


Homogen

ketika menyerap air. Air yang sebelumnya


berada diluar granul dan bebas bergerak
Kental
F2

16.400
Hijau

13,66
Khas

m/a

tidak dapat bergerak lagi dan menyebabkan


6,55
61

larutan lebih mantap dan terjadi peningkatan


viskositas (Fennema et al., 1996). Hasil uji statistik
homogen
endapan

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang


Tabel 1 Hasil uji organoleptis sediaan sebelum dan setelah uji penyimpanan dipercepat

minyak
Kental,
F1

16.160
Tidak
Hijau

signifikan pada keempat formula sebelum dan


12,54
Khas

m/a
6,63

sesudah penyimpanan dipercepat.


88

Pengujian daya sebar bertujuan untuk


mengetahui seberapa baik sediaan menyebar di
Homogen Homogen

permukaan kulit, karena dapat mempengaruhi


Kental
F4

Hijau
4.800

16,23
Khas

absorbsi obat dan kecepatan pelepasan zat aktif


m/a
111

ditempat pemakaiannya. Suatu sediaan yang baik


5

dan lebih disukai bila dapat menyebar dengan


Seblum uji dipercepat

mudah di kulit dan nyaman digunakan (Wyatt


Kental
F3

et al., 2008). Berdasarkan hasil yang diperoleh


Hijau
6.000

14,98
Khas

m/a
179

dapat dilihat, sesudah penyimpanan dipercepat


5

keempat formula mengalami penurunan nilai daya


sebar. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya
Homogen

viskositas emulgel selama penyimpanan sehingga


F2

Kental

Hijau pekat Hijau


9.400

14,73
Khas

menyebabkan penurunan daya sebar dari


m/a
212

sediaan emulgel. Viskositas suatu sediaan sangat


5

berpengaruh pada luas penyebarannya. Semakin


rendah viskositas suatu sediaan maka daya sebar
Homogen

akan semakin besar sehingga kontak antara obat


F1

Kental

dengan kulit semakin luas (Aryani, 2015).


4.100

16,50
Khas

m/a

Pengujian daya lekat emulgel dilakukan untuk


93
5

menunjukkan kemampuan emulgel melekat dan


: Tidak terjadi perubahan

melapisi permukaan kulit sewaktu digunakan


Daya sebar (g cm/detik)

agar dapat berfungsi maksimal. Hasil pengujian


Parameter uji

daya lekat sesudah penyimpanan dipercepat


menunjukkan bahwa daya lekat dari emulgel
Viskositas (Cps)

lebih dari 30 menit. Syarat untuk daya lekat


Homogenitas
Organoleptik

: Tetap
Tipe emulsi

sediaan topikal pada penelitian sebelumnya


Daya lekat

disebutkan adalah tidak kurang dari 4 detik


Bentuk

Warna

(Ulaen et al., 2012). Hal ini menunjukkan sediaan


Bau

TP
T

emulgel dengan berbagai konsentrasi emulgator


pH

Ket:

79
Andi Nur Aisyah et al., / JPMS 2017 2(2): 77-80

memenuhi persyaratan daya lekat dengan kemampuan DAFTAR PUSTAKA


melekatnya. Cancer Chemoprevention Research Center Faculty of
Pengujian pH sediaan emulgel dari ekstrak Pharmacy UGM. Murbei/Mulberry (Morus alba
etanol daun M. alba merupakan parameter sifat L). [Online] 2008. http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id//
fisikokimia yang harus dilakukan pada sediaan page_id=2317.
dermal. pH sediaan dapat mempengaruhi efektivitas Kaushik, Manish, Kaushik, Aditi, Murti, Krishna.
pelepasan obat dari sediaan emulgel, stabilitas dan Exploration of healing promoting potentials of leaves
kenyamanan. Penggunaan sediaan dermal yang baik of Morus alba L. in albino rats. American Journal of
harus sesuai dengan pH kulit dan tidak mengiritasi Pharmacology and Toxicology. 2013:8(3); 95-101
kulit. Berdasarkan pengukuran pH, sediaan emulgel Mohamed, Magdy. Optimization of chlorphenesin
mengalami kenaikan sesudah penyimpanan dipercepat emulgel formulation. The AAPS Journal. 2004:6(3);
akan tetapi tetap tetap memenuhi persyaratan yaitu 4, 1-7
5 – 6,5 (Tranggono, 2007). Ulaen, Selfie P J Banne, Yos Suatan, Ririn A. Pembuatan
Tipe emulsi emulgel ditentukan dengan metode salep anti jerawat dari ekstrak rimpang temulawak
uji warna. Baik sebelum dan sesudah penyimpanan (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Jurnal Ilmiah Farmasi.
dipercepat, keempat formula menunjukkan warna 2012:3(2; 45-49
emulgel terdispersi baik dengan penambahan metilen Rowe R C, Sheskey P J, Quinn M E. Handbook of
blue. Hal ini menunjukkan semua formula memiliki pharmaceutical excipient 6th Edition. Pharmaceutical
tipe M/A. Press and American Pharmacists Association. 2009.
Washington DC
KESIMPULAN Sugiarto Puradisastra. Pengaruh ekstrak etanol daun
Variasi konsentrasi emulgator span 80 tween 80 murbei (Morus alba L.) terhadap durasi penyembuhan
mempengaruhi stabilitas fisik emulgel ekstrak etanol luka insisi pada mencit Swiss Webster. Skripsi,
daun M. alba. Konsetrasi optimal yang memiliki Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
kestabilan fisik yang optimal sebelum dan sesudah 2015. Bandung
penyimpanan dipercepat adalah 3%.

80

Anda mungkin juga menyukai