Kelas C-2018
~ ANGGOTA KELOMPOK ~
Krim Gel
1 2 3 4 5
1. Stabil
2. Lunak
3. Mudah digunakan
4. Protektif
6. Homogen
Standarisasi sediaan salep
Pengukur daya
5. sebar
salep diletakkan diantara dua
6. Pengukuran viskositas
sebelum dan sesudah
lempeng objek transparan yang penyimpanan dipercepat
diberi beban
7. Penentuan
aliran
sifat
8. Daya Serap Air
diukur sebagai bilangan yang
digunakan untuk
ditentukan dengan mem-buat mengkarakterisasi basis absorpsi
rheogram hubungan antara
shearing stress (tekanan geser)
dengan rate of shear (kecepatan
geser)
Standarisasi sediaan salep
9. Konsistensi
untuk mengkarakteristikan sifat
10. Kandungan air
ukuran kehilangan maksimal (%)
berulang seperti sifat lunak dari yang dihitung pada saat
sediaan sejenis salep atau mentega pengeringan di suhu tertentu
melalui sebuah angka ukur
2. Krim
Spesifikasi sediaan krim
Sediaan krim yang baik yaitu sediaan krim yang stabil daya
lekat dan daya sebarnya dan tidak adanya perubahan pada
homogenitas, bau dan warna pH dan viskositas sediaan.
Standarisasi sediaan krim
sejumlah tertentu sediaan
Organoleptis
dioleskan pada sekeping kaca atau Pengukuran
bahan transparan lain yang cocok
pH
menghasilkan sediaan yang
homogen dan tidak terlihat
butiran - butiran kasar
”
akan meningkatkan stabilitas dan
membuat sistem kontrol rilis ganda
Standarisasi sediaan emulgel
Uji iritasi
4. Gel
Spesifikasi gel berupa
wujud, warna, tekstur,
aroma, pH, daya sebar
dan lain-lain. Contoh,
spesifikasi gel apabila
ditambahkan karbomer
maka akan terbentuk
gel yang transparan
dan bioadhesive.
Standarisasi sediaan gel
untuk mengetahui homogenitas
Gel yang tidak terlalu cair
gel dengan melihat
maupun tidak terlalu kental
keseragaman partikel dalam
merupakan ciri gel yang baik
sediaan
Uji Uji
Homogenitas viskositas
Uji
Uji pH
Organoleptis
pengamatan secara untuk mengetahui
langsung dari bentuk, keamanan suatu sediaan,
warna dan bau dari sediaan terutama sediaan topikal
gel yang dibuat
Standarisasi sediaan gel
dilakukan dengan cara 0,5 g Daya lekat gel yang baik adalah
massa gel diletakan diatas kaca lebih dari 1 detik, semakin lama
gel melekat pada kulit maka
diletakkan 22 dan diletakkan
semakin banyak zat aktif yang
kaca lainnya diatas massa gel diabsorbsi dan gel akan
tersebut dan dihitung diameter memberikan efek terapi yang
gel lebih optimal
Uji Stabilitas
● Cycling Test
Sediaan disimpan pada suhu 4±2oC selama 24 jam, kemudian dipindahkan ke
dalam oven yang bersuhu 40±2oC selama 24 jam (satu siklus). Uji ini dilakukan
selama 6 siklus, kemudian diamati adanya pemisahan fase atau tidak
3. Uji efektivitas
Meliputi uji kemudahan
4. Uji aseptabilitas
Terdiri dari uji kesukaan yang
dikeluarkan dari tube (gram), meiputi aroma dan tekstur , serta
konsistensi (menit), dan aya lekat uji iritasi
Standarisasi sediaan pasta
Organoleptis Sampel diamati selama 14 hari, sejak
terbentuk pasta sampai hari yang ke 14
dan dicatat perubahan yang terjadi.
Uji
Sejumlah tertentu sediaan dioleskan pada Homogenitas
sekeping kaca atau bahan transparan lain
yang cocok menghasilkan sediaan yang
homogen dan tidak terlihat butiran - butiran
kasar.
Standarisasi sediaan pasta
Pengukuran Dilakukan dengan mencelupkan strip
pH indikator unversal kedalam sediaan pasta
kemudian diamati perubahan warna pada
strip indikator.
Uji
Sejumlah tertentu sediaan dioleskan pada Daya Sebar
sekeping kaca atau bahan transparan lain
yang cocok menghasilkan sediaan yang
homogen dan tidak terlihat butiran - butiran
kasar.
Standarisasi sediaan pasta
Uji Viskositas Digunakan viskositas Brokfield dengan spindle
nomor 64 dan diatur kecepatan pada 5 rpm
kemudian diamati viskositas sediaan pada
monitor alat.
Pasta sebanyak 0,3 gram diletakkan diatas objek gelas yang Uji Daya Lekat
telah ditentukan luasnya. Objek gelas yang berisi pasta
ditempelkan ke obek gelas yang lain kemudian ditekan dengan
beban 1 kg selama 5 menit. Objek gelas dipasang pada alat tes
dan dilepaskan beban seberat 80 gram. Waktu yang diperlukan
hingga dua objek gelas tersebut terlepas dicatat
Standarisasi sediaan pasta
Uji Stabilitas Sediaan pasta diuji dengan metode Freeze-Thaw
yaitu dengan pasta disimpan pada suhu 4℃ selama
48 jam dilajutkan pada oven suhu 8℃ selama 48 jam.
Dilakukan berulang sebanyak 6 siklus. Diamati apakah
tejadi pemisahan fase.
Terima Kasih !
Daftar Pustaka
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 448, 515, 771, 1000.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Anggi, Viani. 2016. Formulasi Pasta Serbuk Kopi dengan Variasi Konsentrasi sebagai Daya Hambat terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. JF FIK UINAM, Vol .4 No. 3.
Anief, M. 2006. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Ansel,. Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat,. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.
Anwar E,Ramadon,D., Harmita. 2014. Formulation and evaluation of Gel and Emulgel of Chili Extract (Capsicum frutescens L.) as tropical Dosage Forms. Academic Sciences, Vol 6
No 3.
Banker, G.S. dan Anderson, N.R. 1994. Tablet In the Theory and Practice of Industrial Pharmacy Ed III Diterjemahkan Oleh Siti Suyatmi. UI Press: Jakarta.
Danimayostu, Adeltrudis Adelsa dkk. 2017. Pengaruh Penggunaan Pati Kentang (Solanum tuberosum) Termodifikasi AsetilasiOksidasi sebagai Gelling agent terhadap Stabilitas Gel
Daud, N. S., & Suryanti, E. 2017. Formulasi Emulgel Antijerawat Minyak Nilam (Patchouli oil) Menggunakan Tween 80 dan Span 80 sebagai Pengemulsi dan HPMC sebagai Basis Gel.
Dewi, C. C., & Saptarini, N. M. (2016). Hidroksi propil metil selulosa dan karbomer serta sifat fisikokimianya sebagai gelling agent. farmaka, 14(3), 1-10.
Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama. Departemen Kesehatan RI: Jakarta
Engelin., 2013, Optimasi Krim Sarang Burung Walet Putih Tipe M/A Dengan Variasi Emulgator Sebagai Pencerah Kulit Menggunakan Simplex Lattice Design. Skripsi. Fakultas
Fery, Yuniarto P., Sri, Rejeki E. dan Ekowati D., 2014, Optimasi Formula Gel Buah Apel Hijau (Pyrus malus L.) sebagai Antioksidan dengan Kombinasi Basis Carbopol 940 dan Gliserin
Haneefa, K., Easo, S., Hafsa, V.P., Mohanta, G., Nayar, G. 2013. Emulgel: An Advanced Review. Journal Of Pharmaceutical Sciences and Research, Vol. 5, No. 1
31
Lubis, E.S& Reveny, J. 2012. Pelembab Kulit Alami Dari Sari Buah Jeruk Bali [Citrus maxima (Burm.) Osbeck] Natural Skin Moisturizer From Pomelo Juice [Citrus maxima (Burm.)
Magdy, I. M. 2004. Optimization of Chlorphenesin Emulgel Formulation, American Association of Pharmaceutical Science Journal, 6 (3), 1 – 7.
Nugroho & Akhmad K. Sediaan Transdermal: Solusi Masalah Terapi Obat. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Nurdiant, Lusi., Dea Rosiana., Nur Aji. 2018. Evaluasi Sediaan Emulgel Anti Jerawat Tea Tree (Melaleuca alternifolia) Oil dengan Menggunakan HPMC sebagai Gelling Agent. Program
Tasikmalaya. Journal Of Pharmacopolium, Vol. 1, No. 1,23-31. Purushottam, S. S., Bhaskarrao, G. S., dan Bhanudas, S. R., 2013, Gellified Emulsion: A New Born Formulation For Topical
Delivery Of Hydrophobic Drugs, World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Sciences, 3 (1), 233 – 251.
Putranti, W., Dewi, N. A., & Widiyastuti, L. 2018. Standardization of Extract and Characterization of Emulgel Formula of Lengkuas (Alpinia galanga (L.) Willd) Rhizome Extract. Jurnal
Putranti, W., Maulana, A., & Fatimah, S. F. (2019). Formulasi Emulgel Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.). Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 6(1), 7- 15.
Sari, Nita Triana., dkk. 2017. Pengembangan Formulasi Pasta Antiinflamasi Piroksikam Berbasis Ampas Tahu dalam Pemanfaatan Limbah Tahu di Purwokerto. Jurnal Ilmu Kefarmasian
Sayuti, N. A. (2015). Formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan gel ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata l.). Indonesian Pharmaceutical Journal, 5(2), 74- 82.
Shanti, Wathoni N dan Mita S.R.M., 2011, Formulasi Sediaan Masker gel Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Biji Belinjo, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjajaran, Bandung.
Singla, V., Saini, S., Joshi, B., and Rana, C.A. 2012. Emulgel: A New Platform for Topical Drug Delivery, International Journal of Pharma and Bio Sciences, Vol. 3, No. 1. Hal 485-498. 31
Sundari, H. 2012. Formulasi Sediaan Krim Cair Tangan dan Badan Menggunakan Sari Kacang Kedelai (Soya max L.) sebagai Bahan Pelembab. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Swastika A., Mufrod dan Purwanto, 2013. Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Sari Tomat (Solanum lycopersicum L .). Trad. Med. J Volume 18 132–140.
Voight, R. 1994. Buku pelajaran Teknologi Farmasi (Edisi V). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Widia W., Mufrod dan Setiyadi G., 2012, Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Lidah Buaya
Wijayanti, L.P.W., dkk. 2017. Penggunaan Carbormer 940 sebagai Gelling Agent dalam Formula Pasta Gigi Ekstrak Buah Apel (Malus sylvestris Mill) dalam Bentuk Gel. Journal of
Yani, Tri Nofi, Effionora Anwa ,Fadlina Chany Saputri. 2016. Formulasi Emulgel yang Mengandung Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan Uji
Aktivitasnya terhadap Propionibacterium acnes secara In Vitro. Jurnal Kefarmasian Indonesia. 6(2):89-97 32