Anda di halaman 1dari 19

Evaluasi Sediaan Farmasi

Kelompok:
Farah Nurfadillah
Rio Andra
Nadia Julianti
Evaluasi Sediaan farmasi
• Pengertian : evaluasi merupakan saduran dari
bahasa Inggris “evaluation” yang diartikan
sebagai penaksiran atau penilaian.
• Evaluasi sediaan farmasi adalah kegiatan yang
dilakukan berkenaan dengan proses untuk
menentukan nilai atau kualitas dari sediaan
farmasi.
sediaan salep
• Salep adalah sediaan setengah padat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit
atau selaput lendir.
• Persyaratan:
1. Bersifat plastis mudah berubah bentuk
dengan adanya energi mekanis, seperti
penggosokan pada saat penggunaannya.
2. Memiliki struktur yang memungkinkan
bentuknya stabil saat penyimpanan.
3. Ikatan pembentukan struktul gel berupa ikatan
van der wallsa yang bersifat reversibel secara
teknis, sehingga viskositas salep akan menurun
dengan meningginya suhu.
4. Harus memiliki aliran tiksotropika agar setelah
digosokkan pada kulit dapat membentuk kembali
viskositas semula.
Kerugian :
• Terjadi perubahan warna
• Terbentuk kristal atau keluarnya fase padat dan
basisnya.
• Terjadi tengik terutama untuk sediaan dengan
basis lemak tak jenuh.
Keuntungan :
• Dapat diatur daya penetrasi dengan
memodifikasi basisnya
• Kontak sediaan dengan kulit lebih lama
• Lebih sedikit mengandung air sehingga sulit
ditumbuhi bakteri
• Lebih mudah digunakan tanpa alat bantu.
Evaluasi sediaan salep
Untuk mengetahui kestabilan sediaan salep, perlu dilakukan
beberapa pengujian, yaitu :
1. Organoleptis, pengujian sediaan dengan menggunakan
pancaindra.
2. pH, berdasarkan pengukuran aktivitas ion hidrogen.
3. Viskositas, suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir, makin tinggi viskositas, akan makin besar
tahanannya.
4. Penghamburan/ daya sebar, diartikan sebagai kemampuan
untuk disebarkan pada kulit.
5. Resistensi panas, untuk mempertimbangkan daya simpan
suatu sediaan salep
Bentuk: setengah padat
Warna : putih kuning
Bau : wangi (oleum rosae )
tekstur: halus
1. DAYA MENYERAP AIR
• Daya menyerap air diukur sebagai bilangan
air, yang digunakan untuk
mengkarakterisasikan basis absorpsi. Bilangan
air dirumuskan sebagai jumlah air maksimal
(g), yang mampu diikat oleh 100 g basis bebas
air pada suhu tertentu (umumnya 15-20o C)
secara terus-menerus atau dalam jangka
waktu terbatas (umumnya 24 jam).
2. KANDUNGAN AIR
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk
menentukan kandungan air dalam salap.
• Penentuan kehilangan akibat pengeringan.
Sebagai kandungan air digunakan ukuran
kehilangan massa maksimum (%) yang dihitung
pada saat pengeringan disuhu tertentu
(umumnya 100-110oC).
• Cara penyulingan. Prinsip metode ini terletak
pada penyulingan menggunakan bahan pelarut
menguap yang tidak dapat bercampur dengan air.
Dalam hal ini digunakan trikloretan, toluen, atau
silen yang disuling sebagai campuran azeotrop
dengan air.
• Cara titrasi menurut Karl Fischer. Penentuannya
berdasarkan atas perubahan Belerang Oksida dan Iod serta
air dengan adanya piridin dan metanol menurut persamaan
reaksi berikut:
I2 + SO2 + CH3OH + H2O -> 2 HI + CH3HSO4
Adanya pirin akan menangkap asam yang terbentuk
dan memungkinkan terjadinya reaksi secara
kuantitatif.Untuk menghitung kandungan air digunakan
formula berikut :
% Air = f . 100 (a-b) P

f = harga aktif dari larutan standar (mg air/ml),


a = larutan standar yang dibutuhkan (ml),
b = larutan standar yang diperlukan dalam
penelitian blanko (ml),
P = penimbangan zat (mg)
3. Konsistensi
Konsistensi merupakan suatu cara menentukan sifat
berulang, seperti sifat lunak dari setiap sejenis salap atau
mentega, melalui sebuah angka ukur. Untuk memperoleh
konsistensi dapat digunakan metode sebagai berikut:
• · Metode penetrometer.
• · Penentuan batas mengalir praktis
4. Penyebaran
Penyebaran salap diartikan sebagai kemampuan
penyebarannya pada kulit. Penentuannya dilakukan dengan
menggunakan entensometer.
5. Termoresistensi
Dihasilkan melalui tes berayun. Dipergunakan untuk
mempertimbangkan daya simpan salep di daerah dengan
perubahan iklim (tropen) terjadi secara nyata dan terus-
menerus.
6. Ukuran Partikel
• Untuk melakukan penelitian orientasi,
digunakan grindometer yang banyak dipakai
dalam industri bahan pewarna.
• Metode tersebut hanya menghasilkan harga
pendekatan, yang tidak sesuai dengan harga
yang diperoleh dari cara mikroskopik, akan
tetapi setelah dilakukan peneraan yang tepat,
metode tersebut daat menjadi metode rutin
yang baik dan cepat pelaksanaannya.
Sediaan Gel
• Pengertian : gel merupakan sediaan
semipadat yang jernih, tembus cahaya dan
mengandung zat aktif, merupakan dispersi
koloid mempunyai kenkuatan yang disebabkan
oleh jaringan yang saling berkaitan pada fase
terdispersi. Penampilan gel seperti zat padat
yang lunak dan kenyal.
• Syarat-syarat :
1. Memiliki viskositas dan daya lekat tinggi, tidak
mudah mengalir pada permukaan kulit
2. Memiliki sifat tiksotropi, mudah merata bila
dioleskan
3. Memiliki derajat kejernihsn tinggi (efek estetika)
4. Tidak meninggalkan bekas
5. Mudah tercucikan dengan air
6. Daya lubrikasi tinggi
7. Memberikan rasa lembut dan sensasi dingin saat
digunakan.
• Keuntungan :
1. Efek pendinginan pada kulit saat digunakan
2. Penampilan sediaan yang jernih dan elegan
3. Pada pemakaian dikulit setelah kering
meninggalkan film tembus pandang, elastis
4. Mudah dicuci dengan air
5. Pelepasan obatnya baik
6. Kemampuan penyebarannya pada kulit baik
• Kerugian :
1. Harus menggunakan zat aktif yang larut
dalam air sehingga diperlukan penggunaan
peningkat kelarutan seperti surfaktan agar
gel tetap jernih pada berbagai perubahan
temperatur
2. Gel tersebut sanggat mudah dicuci atau
hilang ketika berkeringat
3. Kandungan surfaktan yang tinggi dapat
menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal
EVALUASI SEDIAAN GEL
• 1. Organoleptis
Evalusai organo leptis menggunakan panca
indra, mulai dari bau, warna,
tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan
menggunakan subyek responden ( dengan
kriteria tertentu ) dengan menetapkan
kriterianya pengujianya ( macam dan item ),
menghitung prosentase masing- masing
kriteria yang di peroleh, pengambilan
keputusan dengan analisa statistik.
2. Evaluasi pH
Evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara
perbandingan 60 g : 200 ml air yang di gunakan untuk
mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan
diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur
dengan pH meter, catat hasil yang tertera pada alat pH
meter.
3. Evaluasi daya sebar
Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas
kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya di beri
kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri
rentang waktu 1 – 2 menit. kemudian diameter
penyebaran diukur pada setiap penambahan beban,
saat sediaan berhenti menyebar ( dengan waktu
tertentu secara teratur ).
4. Evaluasi penentuan ukuran droplet
Untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan
krim ataupun sediaan emulgel, dengan cara
menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada
objek glass, kemudian diperiksa adanya tetesan –
tetesan fase dalam ukuran dan penyebarannya.
5. Uji aseptabilitas sediaan.
Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang
di kasih suatu quisioner di buat suatu kriteria ,
kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang
di timbulkan, kemudahan pencucian. Kemudian
dari data tersebut di buat skoring untuk masing-
masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak
lembut, lembut, sangat lembut.

Anda mungkin juga menyukai