Anda di halaman 1dari 17

CARA 

PENYIMPANAN DAN
PENGIRIMAN OBAT YANG
BAIK

Kelompok 6
• Cindy Yolanda 1801011178
• Fitri Purnama Sari 1801011220
• Try Mayanti 1801011132
PENGERTIAN

Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan


cara menempatkan obat yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian
serta dapat menjaga mutu obat. Sistem penyimpanan yang tepat dan baik akan
menjadi salah satu faktor penentu mutu obat yang didistribusikan.
TUJUAN

Terdapat beberapa tujuan dilakukannya kegiatan penyimpanan obat, antara lain adalah
memelihara mutu obat, menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga
ketersediaan stok obat, serta memudahkan untuk pencarian dan pengawasan.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka harus ada sistem penyimpanan yang baik dan
sesuai standar.
Cara Penyimpanan dan Pengiriman Obat Mencakup :

ROTASI DAN
PERSONALIA PENGENDALIAN STOK

ORGANISASI KENDARAAN DAN


MANAJEMEN DOKUMENTASI PERALATAN

PENGIRIMAN
MANAJEMEN MUTU
1. PERSONALIA
• Semua personil memiliki kemampuan dan pengalaman
• Kode praktik dan prosedur disiplin

2. Organisasi dan Manajemen


• Tanggung jawab, kewenangan, dan hubungan timbal balik hendaklah ditunjukkan dengan jelas
• Tidak dibebani beban yang berlebihan
• Tidak mempunyai konflik kepentingan dalam aspek komersial, politik, keuangan, dan tekanan lain
• Personil hendaklah ditetapkan secara jelas dalam tugas tertulis dan dipahami oleh personil terkait
• Prosedur keselamatan yang berkaitan dengan semua aspek yang relevan
3. Manajemen Mutu

• Tersedia system yang memadai dan prosedurnya yang jelas


• Prosedur dan catatan tertulis
• Buat prosedur tertulis untuk semua pekerjaan administratif dan teknisi yang dilakukan
• Bangunan dan fasilitas penyimpanan sistem pergudangan
• Area penyimpanan : ditandatangani dan disimpan dengan cara yang sesuai untuk mencegah
kontaminasi, kecampuran kontaminasi silang serta pencahayaan yang memadai,
KATEGORI SISTEM PENYIMPANAN

Sistem penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan beberapa kategori :


 Berdasarkan jenis dan bentuk sediaan,
 Suhu penyimpanan dan stabilitas,
 Susunan alfabetis, dengan menerapkan prinsip FEFO (First Expired First Out)
dan FIFO (First In First Out) untuk mencegah tersimpannya obat yang sudah
kadaluarsa.
 Sifat bahan.
 Berdasarkan suhu penyimpanan obat
 Penyimpanan berdasarkan jenis sediaan adalah dibagi menjadi 4 kelompok, yakni:
pengelompokan obat sesuai jenisnya dan a. Penyimpanan suhu beku (-20° dan -10° C) yang
menempatkannya pada area terpisah. Obat umumnya digunakan untuk menyimpan vaksin
dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan,
b. Penyimpanan suhu dingin (2° – 8° C)
misalnya dikelompokkan menjadi obat oral
(tablet/kapsul, sirup), obat suntik (ampul, vial, c. Penyimpanan suhu sejuk (8° – 15° C), dan
cairan infus), obat luar (salep, gel, tetes mata, obat d. Penyimpanan suhu kamar (15° – 30° C)
kumur). Penyimpanan obat di tiap kategori dapat
disusun berdasarkan efek farmakologinya. Pengelompokan berdasarkan kestabilan suhu
ruang ini harus disesuaikan dengan instruksi
penyimpanan yang tertera di kemasan obat.
 Penyusunan berdasarkan abjad akan lebih
 Untuk obat yang stabilitasnya memudahkan pencarian obat, sedangkan
dipengaruhi oleh cahaya, maka harus penyusunan berdasarkan efek farmakologis
disimpan di tempat yang terlindung dari dapat dipisahkan dengan memberikan warna
cahaya matahari langsung. wadah penyimpanan atau ditempel stiker
Obat yang bersifat higroskopis harus berwarna yang berbeda untuk tiap kelompok
disimpan dengan menggunakan efek farmakologinya.
absorben/disikator.
 Penyimpanan berdasarkan sifat bahan
 Misalnya dilakukan pada bahan berbahaya dan beracun (B3). B3 harus disimpan di area terpisah dan diberi simbol sesuai
klasifikasinya.
Terdapat beberapa klasifikasi B3, di antaranya adalah mudah meledak, bersifat pengoksidasi, mudah terbakar, beracun, bersifat iritasi,
bersifat korosif, merusak lingkungan, dan lain-lain. Area penyimpanan B3 pun harus difasilitasi dengan alat pengaman yang dapat
meminimalisasi kerusakan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Obat narkotika adalah obat yang memerlukan penyimpanan khusus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan.
Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan obat narkotika. Berdasarkan Permenkes RI no. 28/Menkes/Per/I/1978 tentang
cara penyimpanan narkotika, yaitu pada pasal 6 dan 6, disebutkan bahwa persyaratan penyimpanan narkotika adalah sebagai berikut:
1. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat
2. Harus mempunyai kunci yang kuat
3. Lemari dibagi dua masing-masing dengan kunci yang berlainan, bagian pertama dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin, dan
garam-garamnya, serta persediaan narkotika; bagian kedua dipergunakan untuk menyimpan narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari.
4. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari ukuran kurang dari 40 x 80 x 100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok
atau lantai
5. Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang lain selain narkotika
6. Anak kunci lemari khusus harus dikuasai oleh penanggung jawab/asisten apoteker atau pegawai lain yang dikuasakan
7. Lemari khusus harus ditaruh pada tempat yang aman dan tidak boleh terlihat oleh umum.
Adapun cara penyimpanan obat di rumah tangga adalah sebagai berikut :

UMUM KHUSUS
 Jauhkan dari jangkauan anak-anak  Tablet dan Kapsul : Jangan simpan tablet atau kapsul
 Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah di tempat panas dan lembab
tertutup rapat;  Sediaan obat cair : Jangan simpan dalam lemari
 Simpan obat di tempat yang sejuk dan terhindar dari pendingin (freezer), kecuali disebutkan pada etiket
sinar matahari langsung, atau ikuti aturan yang tertera atau kemasan obat
pada kemasan  Sediaan obat vagina dan ovula : Sediaan ini disimpan
 Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka di lemari es, karena dapat mencair pada suhu kamar
waktu lama. Suhu yang tidak stabil dalam mobil dapat  Sediaan aerosol/spray : Sediaan ini tidak boleh
merusak obat
disimpan pada suhu tinggi, karena dapat
 Jangan simpan obat yang sudah kadaluarsa menyebabkan ledakan
Untuk dapat memenuhi sistem penyimpanan obat sesuai standar yang sudah disebutkan
di atas, diperlukan dukungan fasilitas yang memadai dan tata ruang yang baik dalam
menciptakan ruangan penyimpanan obat.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merancang ruang penyimpanan obat di
antaranya adalah kemudahan bergerak dan keselamatan bagi petugas, sirkulasi udara yang
baik, penggunaan rak dan pallet, adanya ruang penyimpanan khusus untuk obat yang perlu
disimpan dalam kondisi khusus (vaksin, narkotika, B3) dan tersedianya fasilitas
pencegahan kebakaran dan sistem keamanan.
Sistem “access control” dapat digunakan untuk memastikan bahwa hanya petugas yang
diberi hak yang dapat masuk ke ruang penyimpanan untuk menghindari terjadinya
kehilangan atau pencurian oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Penerapan teknik FEFO dalam penyimpanan dan penanganan untuk
penyerahan dilakukan dengan cara :

a. Obat disusun sesuai dengan urutan batas tanggal kadaluarsa. Obat dengan batas kadaluarsa (Expiration Date)
yang lebih dekat ditemptkan pada bagian depan tempat penyimpanan, sedangkan obat dengan batas kadaluarsa
sesudahnya ditempatkan di belakangnya.
b. Penambahan obat yang baru masuk, ditempatkan pada atau dimasukkan melalui bagian belakang
tempat/rak/penyimpanan. Kecuali jika terpaksa menerima obat dengan batas kadaluarsa lebih dekat, maka
ditempatkan pada bagian depan.
c. Obat yang akan dipakai terlebih dahulu, adalah obat yang berada pada bagian depan atau pada sisi
pengambilan.
d. Kartu stok dibuat untuk setiap nomor bets obat.
4. Rotasi dan Pengendalian stok

• Rekonsiliasi stok
• Perbedaan stok yang signifikan harus diinvestigasi
• Pemeriksaan jumlah produk, pemantauan kondisi penyimpanan dan transportasi
• Penginformasian kondisi penyimpanan dan pengangkutan
• Catatan pemantauan
• Prosedur catatan penyimpanan
5. Kendaraan dan Peralatan
• Untuk mengangkut, menyimpan, dan menangani produk
• Untuk meminimalkan resiko kesalahan dan terhindar dari kontaminasi bakteri
• Hendaknya memiliki kendaraan dan peralatan sendiri
• Mempunyai kapasitas yang memadai dan pengamanan

6. Pengiriman
• Produk hendaklah dimulai setelah menerima pesan resmi
• Hendaklah dibuat catatan pengiriman produk dan minimal meliputi informasi :
a. Tanggal pengiriman
b. Nama dan alaman perusahaan pengangkutan
c. Nama, Alamat, dan Status Pengiriman
d. Deskripsi produk, meliputi nama dan bentuk sediaan
e. Jumlah produk, misalnya jumlah wadah dan jumlah produk perwadah
f. Nomor bets dan tanggal kadaluwarsa
g. Kondisi pengangkutan dan penyimpanan yang ditetapkan
h. Nomor yang unik untuk orderan pengiriman
7. Dokumentasi

• Penyimpanan dan Pengiriman Produk, termasuk semua tanda terima dan hal terkait yang dapat diterapkan.
• Tersedia mekanisme untuk melakukan transfer informasi.
• Penyimpanan dan distribusi produk hendaklah disimpan dan dengan mudah tersedia jika diminta oleh Badan POM
sesuai dengan CPOB.
• Catatan dibuat dan disimpan secara elektronis, hendaklah tersedia cadangan untuk mencegah kehilangan data.

Anda mungkin juga menyukai