Anda di halaman 1dari 16

FAKTU

SUPPOSITORIA
Teknik Sediaan
Solid
Nama Kelompok :

Novita Dian Pratiwi

Nurulhuda Triyaningsih

Prilina Eka Karimah


Tujuan

– Mahasiswa mampu membuat sediaan suppositoria dengan


metode peleburan dan pencetakan
– Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh eksipien terhadap
karakteristik fisik sediaan suppositoria
Suppositoria

Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan


bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya
meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Suppositoria dapat
bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa
zat terapetik yang bersifat local atau sistemik. Bahan dasar
suppositoria yang umum digunakan adalah lemak coklat, gelatin,
tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi, campuran polietilen
glikol (Farmakope Indonesia Edisi IV hal 16)
Preformulasi

1. Policresulen
Profil : Policresulen digunakan sebagai topical homeostatis dan antiseptic. Selain
itu, policresulen digunakan untuk obat binatang
Literatur : Martindale Edisi 36 hal. 1072
2. Cinchocaine Hydrochloride
Pemerian : Serbuk putih atau hampir putih, serbuk kristal tidak berwarna,
higroskopis
Kelarutan : Sangat larut dalam air, larut dalam alcohol dan aseton dan
diklorometan
Literatur : Martindale Edisi 36 hal. 1857; Pharmacopea Europe 6.2
 3. Oleum Cacao
Lemak coklat adalah lemak coklat padat yang diperoleh dengan pemerasan panas biji Theobroma Cacao L. yang
telah dikupas dan dipanggang
Pemerian : Lemak padat, putih kekuningan; bau khas aromatic; rasa khas lemak; agak rapuh
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P; dan dalam eter P dan dalam eter
minyak tanah P
Suhu lebur :
Khasiat dan Penggunaan : Zat tambahan
Literatur : Farmakope Indonesia Edisi III hal. 453
4. Cera Flava
Mengandung lebih kurang 70% ester terutama muristil palmitat. Disamping itu, mengandung juga asam bebas,
hidrokarbon, ester, kolesterol, dan zat warna
Pemerian : Zat padat; coklat kekuningan; bau enak seperti madu; agak rapuh jika dingin; menjadi elastic jika
hangat dan bekas patahan buram dan berbutir-butir
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; sukar larut dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform P, dan dalam eter
P hangat, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri
Suhu lebur :
Khasiat dan Penggunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Literatur : Farmakope Indonesia Edisi III hal. 140
Formulasi Faktu Suppositoria

Policresulen 100 mg
Cinchocaine HCl 2,5 mg
Oleum Cacao
Cera Flava
Alat dan Bahan

o Alat 1. Plastik
o Bahan
1. Cetakan logam 2. Perkamen
1. Policresulen
suppositoria 3. Sudip
2. Neraca analitik 2. Cinchocaine HCl
4. Serbet
3. Batang pengaduk 3. Oleum cacao
4. Cera Flava
Perhitungan
–1.  Basis hidrofob
 Oleum cacao = 98% x 3 gram x 3 = 8,82 gram
 Cera flava = 2% x 3 gram x 3 = 0,18 gram
2. Basis + Zat aktif
 Zat aktif = 10% x 3 gram x 3 = 0,9 gram
 Basis = 90% x 3 gram x 3 = 8,1 gram
o Oleum cacao= 98% x 8,1 gram = 7,938 gram
o Cera Flava = 2% x 8,1 gram = 0,162 gram
Bobot rata-rata A (basis) = 2,8 gram + 2,9 gram = = 2,85 gram
Bobot rata-rata B (basis + 10% zat aktif) = 3,1 gram + 3,2 gram = = 3,15 gram

 Zat aktif 10 % = 10% x 3,15 gram = 0,315 gram

 Basis 90% = 90% x 3,15 gram = 2,835 gram

– Basis yang mengisi tempat zat aktif = 3,15 gram – 2,835 gram = 0,315 gram

– 315 mg basis 315 mg zat aktif, maka 315 mg basis 315 mg zat aktif adalah bilangan pengganti

– Dosis zat aktif untuk 1 suppositoria faktu adalah = x 315 mg = 102,5 mg

– Jadi, jumlah basis yang digunakan untuk satu cetakan = 2,85 gram – 0,1025 gram = 2,7475 gram
Penimbangan

Dibuat 20 suppositoria, dilebihkan 1 (21)


1. Zat aktif = 21 x 102,5 mg = 2152,5 mg = 2,15 gram
2. Basis = 21 x 2,7475 gram = 57,69 gram
 Oleum cacao= 98% x 57,69 gram = 56,53 gram
 Cera flava= 2% x 57,69 gram = 1,15 gram
Pembuatan
–1.   Hitunglah bahan yang akan digunakan
2. Tentukan bilangan pengganti bahan aktif terhadap basis :
• Buat 3 suppositoria yang hanya mengandung basis suppos. Timbang, hitung bobot rata-ratanya
• Buat 3 suppositoria terdiri dari 10% bahan aktif dengan basis yang sama, ditimbang, dihitung bobot
rata-ratanya
• Hitung bilangan pengganti yang merupakan kesetaraan antara bobot bahan aktif dengan bobot basis
yang digantikan (volume sama, bobot beda)
3. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
4. Timbang bahan-bahan yang akan digunakan dalam beaker glass dan siap untuk dilebur diatas
penangas air dalam suhu Setelah cukup mencair cetak dalam cetakan sebelumnya, cetakan diolesi
denganparaffin dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin hingga beku, lalu suppositoria yang sudah
jadi (beku) ditimbang satu persatu dan dibungkus
5. Timbang bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembuatan suppositoria sebanyak 20 buah, dan
lakukan hal yang sama dengan cara pembuatan dalam membuat bilangan pengganti
6. Lakukan evaluasi-evauasi terhadap suppositoria tersebut
Parameter Evaluasi
–  Keseragaman bobot
Bagaimana alasannya, variasi dalam bobot sebaiknya tidak lebih dari 5% (Teori dan
Praktek Farmasi Industri hal. 1190)
– Titik leleh
Suppositoria harus meleleh pada suhu tubuh (37C) (Farmakope Indonesia Edisi IV
hal 17)
– Waktu hancur
Kecuali dinyatakan lain, waktu yang dibutuhkan untuk menghancurkan
suppositoria tidak lebih dari 30 menit untuk suppositoria basis lemak dan tidak
lebih dari 60 menit untuk supposioria basis larut air
– Homogenitas
Untuk mengetahui apakah bahan aktif dapat tercampur rata dengan bahas dasar
suppositoria atau tidak, diamati dengan penglihatan
Evaluasi
–  Keseragaman bobot
Keseragaman bobot ditentukan dengan menimbang 10 suppose lalu timbang masing-masing
suppose, dan hitung penyimpanan bobot relative dari suppose yang akan dibuat
1. 2,94 gram = 3,99% 6. 2,72 gram = 3,78%
2. 2,84 gram = 0,45% 7. 2,81 gram = 0,60%
3. 2,74 gram = 3,07% 8. 2,92 gram = 3,28%
4. 2,82 gram = 0,24% 9. 2,94 gram = 3,99%
5. 2,74 gram = 3,07% 10. 2,80 gram = 0,95%
Berat untuk 10 suppos = 28,27 gram
Rata – rata berat 1 suppos = = 2,827 gram

 Homogenitas

– Gunakkan 4 suppos, 2 dipotong vertical dan 2 dipotong horizontal

– 2 suppositoria vertical = homogen

– 2 suppossitoria horizontal = homogen


 
 Titik leleh
Caranya = 3 suppose ditentukan satu per satu
Alat yang digunakan sama dengan waktu hancur, tetapi tidak digerakkan naik turun, suhu dinaikkan hingga
perlahan hingga teramati saat suppos meleleh
Mulai meleleh = = 36
Semua meleleh = = 37
 Waktu hancur
Caranya = gunakan 3 suppos sekaligus, letakkan di dalam alat penentuan waktu hancur
Posisi alat waktu hancur = pada posisi teratas, masih ada bagian keranjang terendam dan pada posisi terbawah
masih ada bagian dari keranjang yang tercelup medium
Waktu meleleh = 5.50
Waktu semua meleleh = 7.20
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan suppositoria dengan menggunakan bahan aktif
policresulen dan cinchocaine HCl yang diganti dengan bahan aktif suppositoria yang tersedia di laboratorium
dan basis oleum cacao serta cera flava. Pada praktikum dibuat suppositoria sebanyak 20 buah.

Pada saat penimbangan, dilebihkan penimbangan bahannya untuk mencukupkan massa suppositoria
pada saat pencetakan. Pada pengisian suppositoria ke dalam cetakan, oleum cacao cepat membeku dan
pada saat pendinginan terjadi susut volume hingga terjadi lubang diatas massa. Maka pada saat pencetakan
atau pengisian ke cetakan harus diisi lebih, baru setelah dingin kelebihannya dipotong

Pada pembuatan suppositoria dikenal dengan adanya istilah nilai tukar untuk pembuatan dengan basis
oleum cacao. Nilai tukar dimaksudkan untuk menegtahui berat oleum cacao yang mempunyai volume besar
yang sama dengan 1 gram obat. Karena itu dalam penimbangan seharusnya tidak dilakukan satu per satu,
tapi dihitung nilai tukar zat aktif untuk mencari kebutuhan oleum cacao yang diperlukan
Kesimpulan
–1.   Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan obat padat yang umumnya
dimasukkan kedalam rectum, vagina, dan jarang digunakan di uretra (Lachman,
hal. 1147)
2. Syarat basis adalah basis selalu padat dalam suhu ruangan tetapi akan melunak,
melebur, atau melarut dengan mudah pada suhu tubuh sehingga obat yang
dikandungnya dapat sepenuhnya di dapat setelah dimasukkan (Ansel, hal. 581)
3. Zat aktif yang digunakan adalah policresulen dan cinchocaine HCl dengan basis
oleum cacao dan cera flava
4. Suppositoria yang dibuat memnuhi syarat =
 Uji keseragaman bobot (100% dari sampel) = variasi bobot tidak lebih dari 5%
 Titik leleh = 37, sesuai dengan suhu tubuh
 Uji homogenitas = bahan aktif dan basis tercampur secara homogen
 Uji waktu hancur = 5-7 menit, kurang dari 30 menit untuk suppositoria basis
lemak
Daftar Pustaka

– Ansel, 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI Press, Jakarta


– Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Ditjen POM
– Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI, Ditjen POM
– Lachman L., 2008, Teori dan Praktek Industri Farmasi Edisi III, UI Press, Jakarta
– S.C.Blake P., S.Brayfield.A., McGlashan J.M., Neathercoat, G.C., dan Parsons A.V.,
2009, Martindale The Complete Drug Reference Thirty Sixt Edition,
Pharmaceutical Press, London

Anda mungkin juga menyukai