PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam istilah kimia farmasi, larutan dapat dipersiapkan dari campuran yang mana saja
dari tiga macam keadaan zat yaitu padat, cair dan gas, misalnya suatu zat terlarut padat
dapat dilarutkan baik dalam zat padat lainnya, cairan atau gas, dengan cara yang sama
untuk zat rerlarut dan gas, ada 9 tipe campuran homogen yang mungkin dibuat.
Bagaimanapun, dalam farmasi perhatian terhadap larutan sebagian besar terbatas pada
pembuatan larutan dari suatu zat padat, zat cair dalam suatu pelarut cair dan tidak begitu
sering larutan suatu gas dalam pelarut cair.
Dalam istilah farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaan”cair yang mengandung satu
atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karerna bahan-
bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan ke dalam golongan
produk lainnya”. Sesungguhnya, banyak produk farmasi yang menurut prinsip kimia fisik
merupakan campuran homogen dari zat-zat terlarut yang dolarutkan dalam pelarut,
menurut prinsip farmasi digolongkan ke dalam jenis produk lainnya. Misalnya larutan
obat-obat dalam air yang mengandung gula digolongkan sebagai syrup; larutan yang
mengandung hidroalkohol yang diberi gula (kombinasi dari air dan etil alkohol) disebut
eliksir.
Larutan oral, syrup dan eliksir, dibuat dan digunakan karena efek tertentu dari zat obat
yang ada. Dalam sediaan ini zat obat umumnya diharapkan memberikan efek sistemik.
Kenyataan bahwa obat-obat itu diberikan dalam bentuk larutan, biasanya berarti bahwa
apsorpsinya dalam sistem saluran cerna ke dalam sirkulasi sistemik dapat diharapkan
terjadi lebih cepat dari pada dalam bentuk sedaan suspensi atau padat dari zat obat yang
sama.
Obat-obat cair menampilkan masalah menarik dalam rancangan bentuk sediaan. Banyak
diantaranya merupakan zat-zat yang mudah menguap oleh karena harus disegel secara
fisik dari atmosfer untuk menjamin keberadaannya. Masalah lainnya adalah bahwa obat-
obat tersebut dimaksudkan untuk pemberian obat pada umumnya tidak dapat
diformulasikan menjadi bentuk tablet, tanpa mengalami modifikasi obat yang besar.
Eliksir obat digunakan untuk keuntungan pengobatan dari zat obat yang ada. Umumnya,
eliksir-eliksir resmi yang ada diperdagangkan mengandung zat obat tunggal. Keuntungan
utama dari hanya satu obat tunggal yang terkandung, bahwa dosis yang diperlukan dapat
dinaikkan atau diturunkan dengan meminum eliksir lebih banyak atau kurang, padahal
bila dua atau lebih zat obat ada dalam sediaan yang sama, tidak mungkin meningkatkan
atau menurunkan kadar satu zat obat yang diminum tanpa secara otomatis dan bersamaan
mengatur dosis obat lain yang ada, perubahan yang tidak diinginkan.
Karena itu untuk pasien yang memerlukan minum lebih dari satu obat, banyak dokter
memilih untuk minum sediaan yang terpisah dari tiap obat sehingga bila dibutuhkan
pengaturan dosis satu obat, dapat dikerjakan tanpa dosis obat lainnya secara bersamaan
ikut diatur. Eliksir analgetik/ antipiretik paracetamol 300 mg/10 ml digunakan untuk
mengurangi/ menghilangkan nyeri dan menurunkan demam terutama pada pasien yang
tidak tahan terhadap aspirin. Eliksir terutama digunakan untuk pasien pediatrik (anak-
anak).
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa dapat memahami pelaksanaan praktikum teknologi sediaan semi
solid dan likuid.
b. Mahasiswa dapat memanfaatkan dan melaksanakan pengkajian praformulasi
untuk sediaan .
c. Mahasiswa mampu melaksanakan desain sediaan elixir.
d. Mahasiswa mampu menyusun SOP dan IK pembuatan elixir.
e. Mahasiswa mampu menyiapkan dan mengoperasikan alat – alat untuk
pelaksanaan praktikum.
f. Mahasiswa mampu menyusun laporan pembuatan sediaan elixir.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengikuti dan melaksanakan ketentuan praktikum.
b. Mahasiswa dapat menyusun hasil pengkajian praformulasi bahan aktif untuk
sediaan elixir.
c. Mahasiswa dapat membuat rekomendasi untuk desain komponen, mutu dan
proses pembuatan sediaan elixir.
d. Mahasiswa dapat menyusun desain formula pembuatan dan evaluasi sediaan
elixir dari hasil pengkajian praformulasi.
e. Mahasiswa dapat menyusun Prosedur Tetap untuk setiap bahan, pembuatan
dan evaluasi sediaan elixir.
f. Mahasiswa dapat menjalankan alat untuk setiap tahap pembuatan dan evaluasi
sediaan elixir.
g. Mahasiswa dapat menyusun laporan praktikum mengenai pembuatan sediaan
elixir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Elixir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk
penggunaan vital dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Dibandingkan
dengan sirup, elixir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar
gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif apabila ibandingkan dengan sirup
dalam menutupi rasa senyawa obat. Walaupun demikian, karena sifat hidroalkoholnya,
elixir lebih mampu mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air
dan yang larut dalam alcohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan
kemudahan dalam pembuatannya menjadikan elixir lebih disukai daripada sirup
Perbandingan alcohol yang ada pada elixir berbeda-beda karena masing-msing
komponen elixir mempunyai sifat kelarutan dalam alcohol dan air yang berbeda pula.
Tiap elixir memerlukan campuran tertentu dari alcohol dan air untuk mempertahankan
semua komponen dalm larutan. Jika zat aktif memiliki kelarutan yang jelek dalam air,
maka banyaknya alcohol yang dibutuhkan lebih besar daripada jika zat aktif memiliki
kelarutan yang baik dalam air. Disamping alcohol dan air, pelarut-pelarut lain yang sering
digunakan adalah : Propilen glikol; gliserin yang digunakan sebagai pelarut pembantu.
Walau banyak elixir yang dimaniskan dengan sukrosa atau sirup sukrosa, beberapa
menggunakan sorbitol, gliserin atau pemanis buatan seperti sakarin. Elixir mempunyai
kadar alcohol yang tinggi biasanya menggunakan pemanis buatan seperti sakarin, yang
dibutuhkan hanya dalam jumlah kecil daripada sukrosa yang hanya sedikit larut dalm
alcohol dan membutuhkan jumlah yang lebih besar untuk kemanisan yang sama. Semua
elixir menganndung bahan pemberi rasa untuk menambahkan kelezatan dan hamper
semua elixir mempunyai zat pewarna untuk meningkatkan penampilannya.
Kadar alcohol terendah adalah 3% dan yang tertinggi mencapai hingga 44%.
Biasanya elixir dapat mengandung 5-10% alcohol. Elixir yang mengandung alcohol lebih
dari 10-13% dapat bersifat sebgagai pengawet sendiri dan tidak perlu penambahan zat
anti mikroba untuk pengawetannya.
Satu keuntungan elixir lebih dari obat yang dalam bentuk pemberiaan padat adalah
kemudahan penyesuaian dan kemudahan pemberian dosis terutama pada anak-anak. Pada
keadaan dimana elixir obat dimaksudkan untuk anak-anak, dalam perdagangannya
biasanya disertai dengan sendok atu tetesan yang dikalibrasi dalam wadah untuk
memudahkan orang tua dalam mengukur dosis sesuai yang dianjurkan oleh dokter
ataupun yang tertera pada wadah. Karena elixir mengandung alcohol dan biasanya
mengandung minyak yang mudah menguap yang dapat rusak oleh adanya udara dan
sinar, maka dalam penyimpanannya paling baik dalam wadah yang tertutup rapat tahan
cahaya untuk menjaga terhadap temperatur suhu dan cahaya yang berlebih.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
D. DATA FORMULASI
1. Bahan Aktif
Nama bahan :Paracetamol (FI III, 1979)
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa, sedikit pahit (FI IV hal.
649).
Nama lain : Acetaminophenum
Nama kimia : N-asetil-4-aminofenol
Rumus Molekul : C8H9NO2
Berat molekul : 151,16
Kelarutan :Larut dalam air mendidih dan dalan Natrium Hidroksida 1 N;
mudah larut dalam etanol (FI IV hal. 649)
pH :3,8 sampai 6,1 (FI III hal. 38 )
OTT :Dengan Isoniazidum
Cara sterilisasi :Dengan teknik aseptis
Titik didih / leleh : 169 - 172
Stabilitas : pada suhu 40 akan lebih mudah terdegradasi, lebih mudah terurai
dengan adanya udara dan cahaya dari luar, pH jauh dari rentang
pH optimum akan menyebabkan zat terdegradasi karena hidrolisis
Indikasi :Mengurangi rasa sakit kepala, sakit gigi, dan menurunkan panas
(ISO
Dosis lazim :Sekali : 500 mg. Sehari :500 mg-2g
Cara pemakaian : Oral ( FI III hal. 959)
Sediaan lazim dan kadar : Eliksir 120 mg/5 ml, tablet 500 mg/tablet
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya ( FI
III hal.38 )
2. Bahan Tambahan
RumusMolekul : C2H6O
Beratmolekul : 46,07
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p dan eter p
pH stabil :-
Stabilitas : larutan etanol stabil dengan autoklaf, atau filtrasi dengan harus
disimpan di tempat sejuk
d. Air
Pemerian : jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa
Nama lain : aqua, air
Nama kimia : dihidrogen oksida
Struktur kimia : H-O-H
Rumus Molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Kelarutan : dapat dicampur dengan kebanyakan pelarut polar
pH stabil :7
Titik didih / leleh : 100 /0
Stabilitas : stabil pada semua keadaan fisik
Inkompatibilitas : dapat bereaksi dengan zat yang mudah terhidrolisis pada suhu
lingkungan maupun kenaikan suhu, bereaksi cepat dengan logam
alkali, dan oksidanya bereaksi dengan garam anhidrat
Sifatkhusus : sebagai pelarut, media distribusi
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
e. Eritrosin
Pemerian :Berwarna merah
Kelarutan : -
pH : -
OTT : -
Cara sterilisasi : -
Indikasi :Pewarna makanan dan obat
Dosis lazim : -
Cara pemakaian : -
Sediaan lazim dan kadar:Secukupnya
Wadah penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
g. Sirupus Simplex
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, agak kental dan manis (FI
III hal. 567)
Kelarutan : -
pH : -
OTT :Dengan oksidator kuat
Cara sterilisasi : -
Indikasi :Pemanis
Dosis lazim : -
Cara pemakaian : Ditambahkan pada sediaan eliksir, sirup, emulsi, suspense
Sediaan lazim dan kadar:20-60%
Wadah penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat di tempat sejuk
H. PROSEDUR TETAP
1. Persiapan
a. Ruangan, peralatan dan wadah dibersihkan
b. Peralatan dan wadah dibersihkan
c. Kebersihan diperiksa
d. Pakai pelindung pernapasan dan jalankan exhauter.
e. Beri label identitas tiap wadah.
f. Pakai masker dan sarung tangan
2. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi terdiri dari :
a. Penyiapan alat dan bahan
b. Penimbangan dan pemipetan bahan
c. Pelarutan bahan aktif dan bahan tambahan
d. Pengujian mutu sediaan elixir
e. Pengemasan
f. Penyerahan produk jadi
Semua anggota kelompok membuat jadwal harian produksi berdasarkan rencana
produksi untuk periode yang datang, mempertimbangkan.
a. sisa jadwal yang lalu
b. kapasitas masing – masing mesin setiap tahap
c. jumlah tenaga kerja
d. jumlah bahan baku dan kemasan dan kemungkinan adanya keterlambatan
kedatangannya
e. urgensi masing – masing produk.
6. Pengemasan.
Anggota kelompok melaksanakan pengemasan dan mencatat semua kegiatan dan hasil
pengemasan sesuai IK. Pengemasan
7. Penyerahan produk jadi
a. anggota kelompok membuat nota penyerahan barang dan menyerahkan barangnya
kepada dosen pembimbing.
b. Dosen pembimbing memeriksa kecocokan barang dengan nota penyerahbarang.
c. Menyerahkan sediaan jadi
I. INSTRUKSI KERJA
1. Persiapan.
a. Ruangan, peralatan dan wadah dibersihkan
b. Peralatan dan wadah dibersihkan
c. Kebersihan diperiksa
d. Pakai pelindung pernapasan dan jalankan exhauter.
e. Beri label identitas tiap wadah.
f. Pakai masker dan sarung tangan.
2. Pelaksanaan
A. Sebelum mencampur bahan lakukan kalibrasi botol 60 mL lalu beri tanda.
2. Uji Kejernihan
Masukkan sampel dan pelarut pembanding dalam 2 tabung yang berbeda
Bandingkan selama 5 menit dengan latar belakang hitam lalu amati tegak lurus
kearah bawah tabung.
suatu cairan dikatakan jernih apabila kejernihannya sama dengan kejernihan air
atau pelarut yang dipakai
Hasil : cairan jernih dan kejernihannya sama dengan kejernihan air dan pelarut
yang digunakan
4. Sifat Aliran
Dilakukan dengan menggunakan Viskositas Brook Field Kriteria : Viskositas elixir
(1000 – 3000 cps)
Alat dan Bahan : Vislositas Brook Field dan elixir
Menentukan harga dengan Viskometer Brook Field
Rumus : Dial Reading x Faktor = Viscosty in centripoise
- Pasang Spindel no.7
- Turunkan Spindel sedemikian rupa sehingga bataas spindle tercelup kedalam
cairan yang akan siukur viskositasnya
- Pasang stop kontak
- Nyalakan motor sambil menekan tombol
- Biarkan spindle berputar dan lihatlah merah pada skala
- Bacalah angka yang ditunjukkan oleh jarum tersebut
- Untuk menghitung Viskositas maka angka pembacaan di X factor
- Dengan mengubah rpm maka didapat viskositas pada berbagai ukuran
Rpm Dial Reading
1
2,5
4
5
4
2,5
1
5. Volume Terpindahkan
Tuang kembali elixir kedalam gelas ukur, lihat hasilnya apakah sesuai dengan Volume
sebelumnya / Volume yang ditentukan
Tulis hasil pengamatan pada Tabel
Volume Sediaan Hasil Pengamatan
6. Penentuan pH
Masukkan eliksir kedalam beker glass, ukur pH dengan pH indikator
Sampel pH
Elixir paracetamol 7
7. Pengemasan
a. Elixir yang telah di dalam botol dimasukan ke dalam dusnya
b. Diberi label dan masukan brosur ke dalam dus
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Analisa Hasil
Dari praktikum yang dilakukan, diperoleh sediaan eliksir parasetamol dengan warna
merah muda dan aroma srawberry. Rasa dari sediaan eliksir parasetamol ini adalah
strawberry dengan sensasi dingin. Rasa strawberry dikarenakan penambahan perasa
strawberry yang sekaligus memberikan warna merah pada sediaan ini. Sensasi dingin
diperoleh dari penambahan etanol pada sediaan ini. Selain itu, uji yang dilakukan
adalah uji pH, berat jenis, dan mikrobiologi. pH yang diperoleh darisediaan adalah 7.
pH ini tidak sesuai dengan rentang pH stabil sediaan, yaitu 5 - 6,1. Dan tidak terdapat
pertumbuhan mikroba pada sediaan eliksir parasetamol.
B. SARAN
a. Pada saat pembuatan eliksir lebih baik pelarut dan bahan eksipien lainnya di
saring terlebih dahulu sebelum di campurkan dengan bahan aktifnya. Ini
menghindarkan dari partikel – pertikel kecil yang tidak di inginkan.
b. Pada saat menggunakan etanol sebaiknya tidak menunggu terlalu lama karna
etanol cepat menguap,dan dapat mengakibatkan ketidakstabilan.