DISUSUN OLEH :
DHEA YULIANA
X FARMASI
Guru Pembimbing :
Syafruddin, S. Farm. Apt
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Sejarah dan Perkembangan Ilmu Farmakognosi Penulisan makalah ini telah
mendapat bantuan dari berbagai piha,oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang terkait dalam membantu penyelesaian makalah
ini.
Selanjutnya penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan dan kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT. Maka
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkannya.
Embacang Gedang, Januari 2017
Penulis,
DHEA YULIANA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1
1.2
Rumusan Masalah..........................................................................2
1.2
Tujuan Penulisan............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
2.1
2.2
2.3
2.4
Kesimpulan.................................................................................... 15
3.2
Saran.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkataan
Farmakognosi
berasal
dari
yaitu Pharmakon yang berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau
pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat.
Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi
diberikan oleh Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai
macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang
perlu diketahui tentang obat.
Ada beberapa definisi tentang obat misalnya :
1. Obat :
Yakni suatu bahan atau paduan bahan bahan yang dimaksudkan
untuk
digunakan
dalam
menetapkan
diagnosa,
mencegah,
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Farmakognosi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Farmakognosi dan bagaimana Ruang
Lingkup Farmakognosi ?
3. Bagaimana Hubungan Farmakognosi Dengan Botani Zoologi dan
Ilmu Lain ?
4. Bagaimana Cara Budidaya Tanaman Obat ?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Sejarah dan Perkembangan Farmakognosi ?
2. Untuk Mengetahui Definisi dan Ruang Lingkup Farmakognosi ?
3. Untuk Mengetahui Hubungan Farmakognosi Dengan Botani Zoologi
dan Ilmu Lain ?
4. Untuk Mengetahui Cara Budidaya Tanaman Obat ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
hal
misalnya
lainnya.
Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis
buku Genera Plantarum
Martiuss.
Der
Pharmakognosie
Des
Planzenreisches
telah
terkandung dalam
daerah,
karena satu nama daerah seringkali berlaku untuk lebih dari satu macam
tanaman sehingga dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan
kepastian identitas. Dengan demikian menetapkan identitas botani
zoologi secara tepat adalah langkah pertama yang harus ditempuh sebelum
melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang farmakognosi.
Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan utama
yang harus tersedia di tempat meramu atau meracik obat dan umumnya
diramu atau diracik
tingtur, ekstrak,
tempatnya tergeser ke
serbuk, tablet,
ampul, contohnya:
Injeksi Kinin
Antipirin, Secara sepintas Kinina antipirin dibuat secara sintetis tetapi dari
sediaan tersebut hanya Antipirin saja yang dibuat sintetis sedangkan
kinina hanya dapat diperoleh jika ada Kulit Kina, sedangkan untuk
mendapatkan kulit kina yang akan ditebang atau dikuliti adalah dari jenis
Cinchona yang dikehendaki. Untuk memperoleh jenis Cinchona yang
dikehendaki tidak mungkin diambil dari jenis Cinchona yang tumbuh liar,
sehingga harus ada cara pengumpulan dan perkebunan yang baik dan
terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat hubungannya dengan
ilmu-ilmu lain misalnya: Biokimia, dalam pembuatan zat-zat sintetis
seperti Kortison, Hidrokortison dan lain - lainnya.
Kesehatan.
2.4
baik
dengan
dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh
pada lingkungan yang sesuai , antara lain pada kesuburan tanah sepadan,
iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.
Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :
1. Pengelolaan Tanah
Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada
dasarnya pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media
tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan fisik dan
kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah dipenuhi untuk
jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut
subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya
dengan struktur tanah yang menggambarkan susunan butiran tanah, udara,
dan air, sehingga dapat menjamin aktivitas akar dalam mengambil zat-zat
yang diperlukan tanaman.
saluran
2. Penanaman
Dalam penanaman dikenal
penanaman
bahan tanaman (benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan
disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan tanaman ke lahan
yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya persemaian diadakan
terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan
pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan
tingkat kematian yang tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan
apabila benih terlalu kecil sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai
dengan perkembangan teknologi tepat guna.
Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan
(menghemat) waktu
hujan), sehingga pada saat musim tiba tanaman telah mengawali tumbuh
lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang
ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak gelap,
baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.
Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman
tanaman obat antara lain :
A. Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi
dan cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim
hujan.
B. Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang
dari segi fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.
C. Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang
tidak tahan cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).
D. Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan
naungan ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap
sinar matahari tidak langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba) .
Tanaman yang dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena
dapat memenuhi beberapa tujuan antara lain : memperluas areal tanam
(pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam
tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan
panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang
merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja
diganti dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.
E. Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain
dipengaruhi oleh terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan
tanah.
3. Pemeliharaan Tanaman
Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama
penyakit harus ditekan sehingga batas tertentu.
mulsa.
dalam
akar
bertambah.
Misalnya
pada
tanaman
tanaman
Kelembak ( Rheum
dingin,
Pengeringan
Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu
teratur. Untuk
simplisia
yang
mengandung
alkaloida,
umumnya
Kemurnian Simplisia
Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan
glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi persyaratan tersebut.
Persyaratan yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang
berasal dari simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam
masing masing monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau
kemurniannya.
7. Benda asing
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Farmakognosi adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan
kimia sintesa, sehingga
terkandung dalam
3.2
Saran
Berikut saran kami dari penulisan makalah ini adalah perlu
dilakukan pendelaman pengetahuan mengenai biosentesis glikosida dan
contoh simplisia yang mengandung glikosida karena pengetahuan ini dapat
sangat berguna terutama bagi mahasiswa farmasi yang bidang mencakup
pembuatan sediaan obat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.indobiogen.or.id/berita_artikel/serbi_2006_sembilan_tanaman
_obat.php
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0310/19/pustaka/634368.htm
http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&client=firefoxa&rls=org.mozilla:enUS:official&q=kesadaran+menggunakan+tanaman+obat&start=20&sa=N
http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/11/15454633/obat.herbal.puny
a.prospek.cerah