Anda di halaman 1dari 7

Latihan Materi 2

1) Wilayah yang berisiko tinggi terhadap bencana adalah wilayah yang terdapat banyak
investasi ekonomi, apakah demikian? Jelaskan jawaban saudara!

Sebab investasi ekonomi yang tinggi di suatu daerah berhubungan dengan pembangunan
yang terjadi di daerah tersebut, yang umumnya terjadi di perkotaan. Pembangunan
menyebabkan daerah tersebut menjadi wilayah pusat komersial dan konsentrasi industri.
Pembangunan yang tidak terkontrol juga akan mempengaruhi pola penggunaan lahan
yang nantinya akan berdampak kepada terjadinya bencana bencana alam lain seperti
longsor, banjir, dll.

2) Apa yang saudara kethaui tentang wabah pademik, jelaskan secara lengkap kenapa
covid 19 dijadikan wabah pandemik, dan bagaimana cara mengelola logistik obat dan
perbekalan kesehatan bencana pada wabah pademik covid 19!

Menurut WHO, pandemi adalah skala penyebaran penyakit yang terjadi secara global di
seluruh dunia. Menyatakan suatu wabah sebagai pandemi artinya WHO memberi alarm
pada pemerintah semua negara dunia untuk meningkatkan kesiapsiagaan untuk mencegah
maupun menangani wabah. Ini dikarenakan saat sebuah pandemi dinyatakan, artinya ada
kemungkinan penyebaran komunitas terjadi.

Pengelolaan perbekalan kefarmasian pada penanggulangan bencana sebaiknya sesuai


dengan kebutuhan, agar perbekalan kefarmasian pada saat kesiapsiagaan, tangap darurat,
rekonstruksi dan rehabilitas dapat dikelola dengan baik. Untuk itu diperlukan pedoman
pengelolaan perbekalan farmasi pada penanggulangan bencana yang diharapkan dapat
dijadikan rujukan bagi semua stakeholder dan instansi terkait, termasuk donatur yang
akan memberikan sumbangan. Pengelolaan perbekalan farmasi ditujukan untuk
mendukung upaya pelayanan kesehatan. pengelolaan perbekalan farmasi merupakan
rangkaian kegiatan yang meliputi : Perencanaan kebutuhan, penyediaan dan penerimaan,
penyimpanan dan pendistribusian, penggunaan dan pengendalian, pencatatan, evaluasi
dan pelaporan serta pemusnahan obat.

1. Kesiapsiagaan

Pada tahap kesiapsiagaan, pengelolaan berjalan secara normal tetapi dilakukan persiapan
untuk mengantisipasi bila terjadi bencana. Perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi
dalam kondisi normal perlu memperhatikan jumlah dan jenis perbekalan farmasi bila
terjadi bencana. Pembuatan paket-paket obat dan alkes pada penanggulangan bencana
disesuaikan dengan potensi bencana didaerahnya. Pembentukan tim bencana sudah harus
terbentuk disetiap level baik kabupaten/kota propoinsi, pusat sehingga tim tersebut
bergerak terlebih dahulu dalam penanggulangan bencana. Pada tahapan ini juga meliputi
kegiatan peningkatan kapasitas dasar SDM farmasi tentang manajemen obat bencana dan
melakukan koordinasi lintas program dan sektor.

2. Tangap darurat
Dalam tahap tanggap darurat pengelolaan perbekalan farmasi ditujukan untuk tercapainya
kebutuhan obat serta pelayanan yang cepat, tepat dan sesuai kebutuhan. Peneyediaan obat
untuk tanggap darurat merupakan salahsatu unsur yang sngat vital. Oleh karena itu,
diperlukan pengelolaan perbekalan farmasi dengan tepat, baik dan benar.

3) Kebutuhan logistik perkalan farmasi pada setiap bencana tidaklah sama. Beragam factor
menyebabkan perbedaan jenis kebutuhannya, sebutkan jenis bencana dan bentuk penanganan
dari logistik / Perbekalan farmasi tersebut

No  Jenis Jenis Penyakit  Perbekalan Farmasi (Sediaan


Bencana  Farmasi,  Alkes, BMHP)

1  Banjir  Diare/Amubiasis  Oralit, Infus Ringer Laktat, NaCl


0,9%,  Metronidazol, Infus Set,
Abocath, Wing  Needle, Oralit,
Cairan RL

Dermatitis/Kontak  Jamur/Bakteri CTM, Loratadin, Salep 24,  


Hidrokortison,
Betametason krim, 
Deksametason tablet,
Prednison  tablet,
antibakteri DOEN salep, 
Oksitetrasiklin salep 3%

2  Longsor  Idem dengan banjir +

Fraktur tulang, luka  Kasa, Perban elastis, kasa Elastis,  Alkohol


memar,luka 70%, Povidon Iodin 10%, H O2 sol Ethy
2

sayatan,  hipoksia chlorida spray, tabung oksigen

3  Gempa,   ▪ Luka memar  Kasa, Perban elastis, kasa Elastis,  Alkohol


Gelombang   ▪ Luka sayatan  70%, Povidon Iodin 10%, H O2 sol Ethy
2

Tsunami ▪ ISPA  chlorida spray, tabung  


▪ Gastritis  oksigen, Pembalut GIPS, Soft band,  Obat
▪ Patah Tulang saluran Cerna (Antasida DOEN, 
Omeprazol dan sejenisnya, Ranitidin, 
Sucralfat, dll)

Malaria  Malaria  Pilihan 1  Pilihan 2

Artesunate tab  Kina 


Amodiaquin tab +  Tetra siklin  
primaquin tab  tab/Doksisiklin tab 
Kloroquin tab  + Primakuin tab
Dosis tunggal + 
Primaquin tab

Konflik ▪ Luka memar  Idem


sosial   ▪ Luka sayat 
(kerusuhan)  ▪ Luka bacok 
Huru hara ▪ Patah tulang 
▪ Diare 
▪ ISPA 
▪ Malaria 
▪ Gastritis 

Campak  Vaksin campak (bila ada kasus baru), 


Vitamin A

Gangguan Jiwa  Klorpromazin tab, Haloperidol tab, 


Flufenazin dekanoat, Diazepam, 
Amitriptillin

Hipertensi  HCT tablet, Amlodipin Tab, Kaptopril 


tablet, Propanolol tablet, candesartan  dan
sejenisnya

5  Gunung   ISPA  Idem + masker (APD lainnya)


Meletus

Diare  Idem

Conjunghtivitis  Idem 

Luka Bakar  Salep, sofratule, abocath, cairan infus  (RL,


NaCl) vit C, Amoxicillin, kapas,  handscoon,
wing needle, alkohol 70%

6  Kebakaran   ISPA  Idem + Masker (APD lainnya)


Hutan

Luka Bakar  Idem

Myalgia  Analgesik sifat ringan (PCT,  


Metampiron, asam mefenamat), 
Vitamin B Neurotropik
Gastritis Idem

Asma Idem

4) Jelaskan menurut saudara tentang alur / manajemen/koordinasi pengelolaan perbekalan


farmasi pada kondisi bencana !

Menurut saya alur koordinasi pengelolaan perbekalan farmasi Perencanaan


kebutuhan penyediaan dan penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian,
penggunaan dan pengendalian, pencatatan, evaluasi dan pelaporan serta pemusnahan
obat.
a. Kesiapsiagaan
Pada tahap kesiapsiagaan, pengelolaan berjalan secara normal tetapi dilakukan
persiapan untuk mengantisipasi bila terjadi bencana. Perencanaan kebutuhan
perbekalan farmasi dalam kondisi normal perlu memperhatikan jumlah dan jenis
perbekalan farmasi bila terjadi bencana. Pembuatan paket-paket obat dan alkes
pada penanggulangan bencana disesuaikan dengan potensi bencana didaerahnya.
Pembentukan tim bencana sudah harus terbentuk disetiap level baik
kabupaten/kota propoinsi, pusat sehingga tim tersebut bergerak terlebih dahulu
dalam penanggulangan bencana. Pada tahapan ini juga meliputi kegiatan
peningkatan kapasitas dasar SDM farmasi tentang manajemen obat bencana dan
melakukan koordinasi lintas program dan sektor.
b. Tangap darurat
 Dalam tahap tanggap darurat pengelolaan perbekalan farmasi ditujukan untuk
tercapainya kebutuhan obat serta pelayanan yang cepat, tepat dan sesuai
kebutuhan. Peneyediaan obat untuk tanggap darurat merupakan salahsatu
unsur yang sngat vital. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan perbekalan
farmasi dengan tepat, baik dan benar.
Sebelum merencanakan perbekalan farmasi yang dibutuhkan pada tahap tanggap
darurat, Rapid Health Assesment diperlukan untuk mendapatkan data tentang :
 Ketersediaan perbekalan farmasi
 Sumber daya manusia
 Kondisi gudang penyimpanan
 Fasilitas dan infrastruktur
 Pendanaan
 Penyediaan perbekalan farmasi dan Perbekalan kesehatan Rapid Health
Assesment adalah :
a. Jenis bencana
Berdasarkan jenis bencana yang terjadi, diharapkan kabupaten/kota sudah
dapat memperkirakan jumlah dan jenis perbekalan farmasi yang harus disipakan.
Jika perbekalan farmasi pada tahap tanggap darurat tidak tersedia pada paket
bencana maka dilakukan penyediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
b. Luas bencana dan jumlah korban
Berdasarkan luas bencana dan jumlah korban sesuaid engan hasil rapid health
assessment kebutuhan perbekalan farmasi
c. Stock obat yang dimiliki
Usahakan menggunakan persediaan prbekalan farmasi dari stock unit
pelayanan kesehatan atau dinas kesehatan kabupaten/kota yang ada, jika kurang
dapat menggunakan stock dari kabupaten/propinsi terdekat.
 Penyimpanan perbekalan farmasi di daerah Bencana
Untuk menjaga mutu makan penyimpanan perbekalan farmasi harus dilakukan
pada tempat dan kondisi yang sesuai persyaratan dan dikelola oleh petugas yang
berkompeten (tenaga kefarmasian : Apoteker dan Tenaga Teknis kefarmasian)
 Pendistribusian perbekalan farmasi ke daerah bencana
Syaratnya :
 Persyaratan pendistribusian perbekalan farmasi adalah adanya permintaan
dari daerah bencana
 Apabila obat dan perbekalan farmasi tidak tersedia di propinsi yang
mengalami bencana maka diusahakan dari propinsi terdekat atau kementerian
kesehatan
 Propinsi terdekat wajib membantu daerah yang terkena bencana
 Adanya estimasi tingkat keparahan bencana, jumlah korban dan jenis
penyakit
 Pemerintah pusat dan daerah perlu mengalokasikan biaya distribusi,
sehingga jika terjadi bencana tidak mengalami kesulitan dalam mendistribusikan
perbekalan farmasi.
 Kerjasama lintas sektor dan lintas program mutlak dilakukan
Alurnya :
 Pendistribusian perbekalan farmasi pada saat kejadian dilakukan dengan tahap
sebagai berikut :
 Pos kesehatan langsung meminta obat kepada Puskesmas terdekat
 Obat yang tersedia di Pustu dan Puskesmas langsung dimanfaatkan untuk
melayani korban bencana, bila terjadi keekurangan minta tambahan ke Instalsi
kabupaten/kota
 Dinas kesehatan kabupaten/kota menyiapkan perbekalan farmasi untuk
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani korban bencana, baik itu
puskesmas, RSU, RS lapangan, Fasilitas pelayanan kesehatan Militer/Kepolisian
serta pihak swasta
 Bila persediaan perbekalan farmasi mengalami kekurangan dapatsegera
meminta kepada dinas kesehatan propinsi dn atau kementerian kesehatan
 Bila persediaan perbekalan farmasi mengalami kekurangan dapat segera
meminta kepada Kemenkes c.q Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
 Dalam keadaan tertentu pos kesehatan/pustu/puskesmas/ didaerah
bencana dapat meminta perbekalan farmasi ke fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat.
 Pencatatan dan Pelaporan
a. Pencatatan
Pencatatan pada tanggap darurat dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk
mengendalikan persedian dengan menggunakan kartu stock.
b. Pelaporan
Pelaporan dilakukan secara harian, mingguan, atau bulanan yang meliputi
penerimaan, pemakaian dan sisa stock obat. Pelaporan ini merupakan bentuk
pertanggungjawaban masing-masing tingkat pelayana kepada organisasi
diatasnya dan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan
perbekalan farmasi di daerah bencana.
 Rehabilitasi dan Rekonstruksi
 Pemusnahan perbekalan Farmasi
5) Buatlah 10 soal Pilihan Ganda tentang Kegiatan Belajar 2, soal yang tidak boleh sama dengan
modul pembejaran

1. Jenis penyakit yang sering ditimbulkan karena bencana gunung metelus adalah?
A. ISPA
B. Hipertensi
C. Gangguan Jiwa
D. Malaria
2. Hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan distribusi perbekalan farmasi pada saat
bencana, kecuali?
A. Persyaratan pendistribusian perbekalan farmasi adalah adanya permintaan dari
daerah bencana
B. Apabila obat dan perbekalan farmasi tidak tersedia di propinsi yang mengalami
bencana maka diusahakan dari propinsi terdekat atau kementerian kesehatan
C. Propinsi terjauh wajib membantu daerah yang terkena bencana
D. Adanya estimasi tingkat keparahan bencana, jumlah korban dan jenis penyakit
3. Pada umumnya sebelum merencanakan perbekalan farmasi yang dibutuhkan pada tahap
tanggap darurat, Rapid Health Assesment diperlukan untuk mendapatkan data tentang :
A. Sumber Daya Alam
B. Kondisi Gudang Penyimpanan
C. Rancangan Pendanaan
D. Produksi Perbekalan Farmasi
4. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 pasal berapa tentang pennggulangan
bencana menjadi pennaggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulanagan bencana ,
selnajutnya pemerintah membentuk Badan Nasional Penagnggulangan Bencana (BNPB)
dan Pemerintah Daerah membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)?
A. Pasal 1
B. Pasal 2
C. Pasal 3
D. Pasal 5
5. Institusi yang dikoordinir oleh Dinas Kesehatan tingkat provinsi dengan Tahapan
bencana kesiapsiagaan adalah?
A. Kantor Kesehatan Pelabuhan
B. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
C. RS TNI/Polri
D. Balia Besar POM
6. Institusi yang dikoordinir oleh PPK dengan Leading Program Ditjen Binfar dan Alkes
tingkat provinsi dengan Tahapan bencana rehabilitasi dan rekonstruksi adalah?
A. Ditjen Yanmed
B. P2PL
C. BPOM
D. Ditjen Bina Kesmas
7. Surat permohonan kebutuhan obat yang ebrasal dari Dinas kesehatan propinsi ditujukan
kepada?
A. Ditjen Bina Kesmas
B. Ditjen Yanmed
C. Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
D. Direktorat Bina Obat Publik dan perbekalan kesehatan dan pusat penanggulangan
krisis.
8. Pihak yang akan mengirimkan obat kepada Kabupaten/kota atau propinsi yang
membutuhkan dalam waktu ...... jam setelah menerima surat permohonan
A. 2x24 Jam
B. 1x24 Jam
C. 3x24 Jam
D. 4x24 Jam
9. Bila hari ini permintaan dari unit pelayanan kesehatan tiba di Instalasi farmasi
kabupaten/kota maka hari itu juga harus selesai proses penyiapan dan pengiriman
perbekalan farmasi merupakan pengertian dari?
A. One Day One Service
B. At Time Service
C. One and Only Service
D. One Day Service
10. Daftar obat yang tersedia untuk unit pelayanan kesehatan sebaiknya mengacu kepada?
A. DOEN
B. Farmakope Indonesia
C. ISO
D. DOI

Anda mungkin juga menyukai