Anda di halaman 1dari 8

UTS

MANAGEMEN PEMBEKALAN KESEHATAN

Disusun Oleh :

Nama : Koko Prananda Tarigan


Nim : 2123062

DOSEN MATAKULIAH :

Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
T.A 2021/2022
SOAL”
1. Suatu kasus : sarana kesehatan yang harus di layani oleh instalasi farmasi
kabupaten / kota (IFK) dikabupaten X terdiri dari 30 puskesmas dan 76
puskesmas pembantu tenaga yang tersedia adalah 11 orang apoteker, 2 orang
AA, 2 orang tenaga SMU. Jarak terdekat puskesmas ke IFK adalah 10 km,
sementara yang terjauh 120 km. Salah satu pustu berjarak 500 m dari IFK. 29
Puskesmas dan 74 pustu terletak di daerah dan 1 puskesmas dan 2 pustunya
terletak di pulau kanyangan. Alat transportasi yang di gunakan adalah
kendaraan darat dan laut.
Rencanakan Frekuensi distribusi ke 30 puskesmas dalam waktu 1 tahun
dengan mempertimbangkan kondisi yang ada di atas !
2. Pilihlah satu contoh potensi bencana alam di suatu daerah, Buatlah
perencanaan manajemen pembekalan kesehatan di daerah tersebut !
3. Jelaskan apa masalah yang timbul dalam pemenuhan kesehatan saat bencana
dan bagaimana solusinya !

JAWABAN”

1. Rencana Frekuensi distribusi ke 30 Puskesmass dalam waktu 1 tahun :

 Standar Penetapan distribusi Obat dilakukan per 3 Bulan Sekali


 Dalam satu tahun setiap puskesmas mendapatkan suplay obat 4 kali
 Pendistribusian obat di lakukan tahap awal di puskesmas yang terdekat
terlebih dahulu, dalam 1 hari maksimal 3 Puskesmas sedangkan yang terjauh
dapat di bentuk team khusus dalam pendistribusian obat karna memakan
waktu lama
 29 Puskesmas di daerah yang dapat di tempuh dengan jalur darat
 1 puskesmas terletak di pulau kanyangan dengan jalur laut
 Jumlah tenaga yang tersedia adalah 11 orang apoteker, 2 orang AA, 2 orang
tenaga SMU
 Jarak Puskesmas Terdekat 10 Km dan terjauh 120 Km
Konsep Distribusi dari IFK ke Puskesmas :
Alur Distribusi Obat : Obat dari IFK Kabupaten Kota distribusikan dari IFK ke
Puskesmasmas (dalam case ini ada 30 Puskesmas), dari Masing-masing
Puskesmas obat akan didistirbusikan ke Unit di tiap2 wilayah dalam hal ini ke
Puskesmas Pembantu dan Bidan desa masing-masing.
Alur pendistribusi Obat dari IFK adalah setiap 3 bulan sekali (Per triwulan)
dari IFK ke Unit Puskesmas, dimana pendsitribusian obat harus sesuai dengan
Rekapan Laporan Penerimaan dan Pemkaian Obat (LPLPO) dari masing-masing
Puskesmas. Jadi Masing-masing Pukesmas melaporkan LPLPO ini setiap 3 bulan
ke IFK, Misalnya LPLPO bulan 1,2 dan 3 dilaporkan ke IFK. Sesua LPLPO ini
IFK akan merekap sesuai Obat dan BMHP yang tersedia untuk dilakuakn
distribusi, berarnti di bulan Maret IFK sudah melakukan distribusi dan ini akan
dilakukan secara Reguler Selama 1 Tahun kedepan.
Distribusi Obat ke wilayah akan mempertimbangkan letak dan kondisi
geografis dari wilayah tersebut, jadi untuk mengcover keberlangsungsn distribusi,
Maka IFK akan melakukan distribusi di wilayah terdekat terlebih dahulu, dengan
mempertimbangkan jumlah obat dan BMHP yang didistribusi umumnya dalam 1
hari dapat di distirbusikan ke 3 Puskesmas, jadi asumsinya 30 Puskesmas dapat
diselesakian dalam 10 hari kerja, dimana untuk puskesmas yang jaraknya cukup
jauh dilakukan pendistribusi dalam 1 hari pelayanan dengan mempertimbangkan
estimasi jarak dan waktu yang ditempuh.
Secara Garis besar kondisi ini dapat berlangsung secara reguler dalam distribusi
Obat/BMHP dari IFK ke Puskesmas dan distribusi dari Puskesmas ke
Pustu/Poskesdesnya, namun manakala diperlukan kebutuhan obat/ BMHP dalam
kondisi tertentu mislanya bencana alam atau KLB, maka IFK dapat melakukan
distribusi yang sifatnya kondisional ke Wilayah tersebut sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan.
2. Perencanaan Manajemen Pembekalan Kesehatan dalam penanganan Bencana Alam
Banjir di Pematang Siantar :

No Tingkat Koordinator Institusi yang di Kordinir Tahapan Bencana


Kordinasi
1 Kabupaten Dinas Pustu, Puskesmas, Kesiapsiagaan
/ Kota Kesehatan Instalasi Farmasi
Kabupaten Kota
Pos Kesehatan' Pustu' Tanggap Darurat
Puskesmas' Instalasi
Farmasi Kabupaten Kota'
RSU, RS Lapangan' RS
Swasta' RS TNi' RS Polri'
dan LSM
Pustu, Puskesmas, Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Instalasi Farmasi
Kabupaten Kota

PENANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN OBAT DAN PEMBEKALAN


KESEHATAN PADA TAHAPAN BENCANA “

No Tahapan Organisasi yang terlibat


Situasi Pos Pustu PKM Dinke Dinkes RSU Fasyankes Fasyankes Kem Kes
Bencana Kes s Prov Swasta TNI
Kab POLRI
1 Kesiap - - - + + - - - +
Siagaan
2 Tanggap + + + + + + + + +
Darurat
3 Rehabilitasi - + + + + + - - +
dan
Rekonstruksi

Keterangan : + : Terlibat
- : Tidak Terlibat

JENIS PENYAKIT, OBAT DAN PERBEKALAN PADA BENCANA BANJIR :

No Jenis Penyakit Jenis Obat Yang Dibutuhkan


1 Diare Oralit, Infus RL, Nacl 0.9 %, Metronidazol,
Infus Set, Abocath, Wing Needle Oralit,
Cairan RL
2 Penyakit Kulit CTM Tablet, Prednison, Salep,
Hidrokortison, Betametason Krim,
Dexametason tab, Prednison Tab, Anti
Bakteri Deon Salep, OstitetrasiklinnSalep
3%
3 ISPA Kotrimoksazol 480 mg tab, suspensi,
Amoksisilin, OBH, Parasetamol
4 Luka dan Trauma Pernban gulung, kain has, betadin, RL,
Nacl, Elastis Perban, Saleb Mebo, Serbuk
Nebacetin
5 Campak Vaksin Campak bila ada kasus baru,
Vitamin A
6 Malaria Artemisnin, Klorokuin, Primakuin
Meflokuin, Doksisiklin

1. Diare
2. Penyakit Kulit
3. ISPA
4. Luka dan Trauma
5. Campak
6. Malaria

PENYIAPAN OBAT DAN PEMBEKALAN KESEHATAN


1) Pos Kesehatan (Non Medis dan Non Keperawatan) Hanya Disediakan
obat simptomatik non injeksi
2) Pos Kesehatan dan Pustu dengan tenaga medis dan tenaga keperawatan
dapat disediakan obat simptomatik antibiotic tertentu dan obat suntik
dalam jumlah terbatas
3) Obat UPK (Puskesmas, RSU, RS Lapangan, Pelayanan Fasilitas
Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan TNI - POLRI )

PRINSIP UTAMA DALAM PEMBERIAN OBAT DAN PEMBEKALAN


KESEHATAN :

a. Prinsip Pertama : Obat yang di berikan harus memberikan keuntungan yang


sebesar besarnya
b. Prinsip Kedua : Bahwa obat dan pembekalan kesehatan harus mengacu
kepada keperluan dan sesuai otoritas penerima
c. Prinsip Ketiga : Tidak boleh ada standar ganda
d. Prinsip Ke Empat : Harus ada nya komunikasi yang efektif.

3. Masalah yang timbul dalam pemenuhan kesehatan saat bencana dan solusinya :

Pada saat Bencana aka nada banyak masalah yang timbul di masyarakat

 Ketersediaan air bersih


 Buruknya sanitasi lingkungan
 Persediaan pangan yang tidak mencukupi
 Pengungsian tidak sesuai standar

Sementara itu masalah yang timbul akibat pemenuhan kesehatan pada saat
bencana adalah
 Rusaknya fasilitas kesehatan, tidak memadainya jumlah jenis obat yang di
butuhkan pada saat bencana, terbatasnya tebaga kesehatan, dan dana
operasional.
 Obat dan Pembekalan kesehatan sering tidak sesuai dengan kebutuhan yang
terjadi di lapangan atau jumlahnya kurang banyak
 Obat dan pembekalan kesehatan sering tiba di lokasi tanpa di pilah terlebih
dahulu sehingga pemberian obat tidak maksimal dari segi jumlah distribusi
 Kualitas obat dan pembekalan kadang tidak sesuai standar yang di inginkan
 Ada beberapa jenis obat yang tidak terpakai

SOLUSI”

PRINSIP UTAMA DALAM PEMBERIAN OBAT DAN PEMBEKALAN


KESEHATAN :
 Prinsip Pertama : Obat yang di berikan harus memberikan keuntungan yang
sebesar besarnya
 Prinsip Kedua : Bahwa obat dan pembekalan kesehatan harus mengacu
kepada keperluan dan sesuai otoritas penerima
 Prinsip Ketiga : Tidak boleh ada standar ganda
 Prinsip Ke Empat : Harus ada nya komunikasi yang efektif.
 Dilakukan pemilahan dan distribusi obat
 Memperhitungkan kualitas obat

Anda mungkin juga menyukai