Anda di halaman 1dari 13

TINJAUAN

2.1. Tinjauan Umum

2.1.1. Pengertian Puskesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).

Jadi dengan adanya Puskesmas di setiap kecamatan atau tingkat lebih rendah lainnya
diharapkan seluruh warga mendapat akses kesehatan yang merata.

Puskesmas ini adalah unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan
kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara
menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
dalarn suatu wilayah tertentu (Azrul Azwar, 1996).

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya


kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu
pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).

Jadi bisa dibilang Puskesmas merupakan ujung tombak sistem pelayanan kcsehatan di
Indonesia.

2.1.2. Fungsi Puskesmas

Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, Puskesmas sebagai

fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai 3 (tiga) fungsi sebagai berikut:

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas harus mampu membantu menggerakkan (motivator,fasilitator) dan turut


serta memantau pembangunan yang diselenggarakan di tingkat kecamatan agar dalam
pelaksanaannya mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor
pertimbangan utama.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga


Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang

bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat


atau keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan mengambil
keputusan untuk pemecahannya dengan benar (Subekti, 2009).
3. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health service) adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat pokok (basic health service), yang sangat dibutuhkan oleh
sebagian masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat (Azwar, 1996).

2.1.3. Jenis Puskesmas


a. Puskesmas Perawatan (Rawat Inap) 
s
Puskesmas Perawatan adalah Puskesmas yang berdasarkan Surat Keputusan Bupati atau
Walikota menjalankan fungsi perawatan dan untuk menjalankan fungsinya diberikan
tambahan ruangan dan fasilitas rawat inap yang sekaligus merupakan pusat rujukan antara
(Departemen Kesehatan RI, 2007). 

Puskesmas perawatan (rawat inap) berfungsi sebagai pusat rujukan pasien yang gawat darurat
sebelum dibawa ke rumah sakit. Tindakan operatif terbatas seperti kecelakaan lalu lintas,
persalinan dengan penyulit dan penyakit lain yang bersifat gawat darurat. Puskesmas
perawatan sebagai puskesmas rawat inap tingkat pertama memberikan pelayanan kesehatan
yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dengan tinggal di ruang
rawat inap puskesmas (Kepmenkes nomor 28/MENKES/SK/IX/2008). 

b. Puskesmas Non Perawatan 

Jenis Puskesmas non perawatan hanya melakukan pelayanan kesehatan rawat jalan
(Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Telkom, 2012).
Permenkes No.029 tahun 2010 menyebutkan kegiatan di pelayanan kesehatan rawat jalan
yakni observasi, diagnosis, pengobatan, dan atau pelayanan kesehatan lainnya tanpa dirawat
inap.

2.1.4. Visi Misi Puskesmas


Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat.

Adapun indikator utama Indonesia sehst itu sendiri adalah lingkungan sehat, perilaku sehat,
cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Sedangkan misi Puskesmas ada beberapa yaitu:

– Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.

– Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.

– Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan


yang diselenggarakan.

2.1.5. Kegiatan Pokok Puskesmas

Kegiatan pokok Puskesmas adalah kegiatan yang sudah seharusnya


diselenggarakan oleh setiap Puskesmas.
Adapun kegiatan pokok Puskesmas adalah sebagai berikut.

– KIA,

– Keluarga Berencana

– Usaha Perbaikan Gizi, Kesehatan Lingkungan

– Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

– Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan

– Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olah Raga, Perawatan


Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan keselamatan Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut,
Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata

– Laboratorium Sederhana

– Pencatatan Laporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan,

– Kesehatan Usia Lanjut

– Pembinaan Pengobatan Tradisional.

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1. Persyaratan Puskesmas


Persyaratan Puskesmas Berdasarkan PMK No. 75 Tahun 2014 adalah sebagai
berikut :
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan, dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu)
kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (Satu) puskesmas; yang mana kondisi tertentu
dimaksud ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan
aksesibilitas.

Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan


kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium.

Persyaratan Lokasi:

Lokasi pendirian puskesmas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


a. geografis;
b. aksesibilitas untuk jalur transportasi;
c. kontur tanah;
d. fasilitas parkir;
e. fasilitas keamanan;
f. ketersediaan utilitas publik;
g. pengelolaan kesehatan lingkungan; dan
h. kondisi lainnya.

Selain persyaratan tersebut, pendirian Puskesmas harus memperhatikan ketentuan teknis


pembangunan bangunan gedung negara

Persyaratan Bangunan:

Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi:

1. Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja, serta


persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dan
3. Menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan keselamatan dan
kesehatan serta kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang termasuk
yang berkebutuhan khusus, anak-anak dan lanjut usia

Selain bangunan Bangunan Puskesmas sebagaimana dimaksud tersebut di atas, setiap


Puskesmas harus memiliki bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan yang didirikan dengan
mempertimbangkan aksesibilitas tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan.

Persyaratan Prasarana:

Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri atas:

a. sistem penghawaan (ventilasi);

b. sistem pencahayaan;

c. sistem sanitasi;

d. sistem kelistrikan;

e. sistem komunikasi;

f. sistem gas medik;

g. sistem proteksi petir;

h. sistem proteksi kebakaran;

i. sistem pengendalian kebisingan;

j. sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 (satu) lantai;

k. kendaraan Puskesmas keliling; dan

l. kendaraan ambulans.

Persyaratan Peralatan:
Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan:

a. standar mutu, keamanan, keselamatan;

b. memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

c. diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang.

Persyaratan Sumber Daya Manusia:

Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan.
Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis
beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah
penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu
kerja.

Jenis Tenaga Kesehatan sedikit terdiri atas:

a. dokter atau dokter layanan primer;

b. dokter gigi;

c. perawat;

d. bidan;

e. tenaga kesehatan masyarakat;

f. tenaga kesehatan lingkungan;

g. ahli teknologi laboratorium medik;

h. tenaga gizi; dan

i. tenaga kefarmasian.

Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi


keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas.

Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta
mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan
kesehatan dirinya dalam bekerja.

Setiap Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki surat izin praktik sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
V. STANDAR KETENAGAAN PUSKESMAS
Puskesmas Puskesmas Puskesmas kawasan
kawasan kawasan Terpencil dan Sangat
Perkotaan Pedesaan Terpencil
No
Jenis Tenaga
Non Non
Rawat Rawat Non Rawat Rawat
Rawat Rawat
Inap Inap Inap Inap
Inap Inap
Dokter atau
1. dokter layanan 1 2 1 2 1 2
primer
2. Dokter gigi 1 1 1 1
1 1

3. Perawat 5 8 5 8 5 8

7 7
4. Bidan 4 4 7 4
Tenaga
5. kesehatan 2 2 1 1 1 1
masyarakat

Puskesmas Puskesmas Puskesmas kawasan


kawasan kawasan Terpencil dan Sangat
Perkotaan Pedesaan Terpencil
No Jenis Tenaga
Non Non Rawat
Rawat Non Rawat Rawat
Rawat Rawat Inap
Inap Inap Inap
Inap Inap
Tenaga kesehatan 1
6. 1 1 1 1 1
lingkungan
7. Ahli teknologi 1 1 1 1 1 1
laboratorium
medik
2
8. Tenaga gizi 1 2 1 1
2
Tenaga
9. 1 2 1 1 1 1
Kefarmasian
Tenaga
10. 3 2 2 2
administrasi 3 2
2 1
11. Pekarya 2 1 1
1
31 27
Jumlah 22 19 27 19
Keterangan:
Standar ketenagaan sebagaimana tersebut diatas:
a. merupakan kondisi minimal yang diharapkan agar Puskesmas dapat
terselenggara dengan baik.
b. belum termasuk tenaga di Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa.

Ruang
Jumlah dan jenis ruang di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu ditentukan melalui analisis
kebutuhan ruang berdasarkan pelayanan yang diselenggarakan dan ketersediaan sumber daya.
Tabel dibawah ini menunjukkan program ruang minimal pada Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu, sebagai berikut berikut:

a. Puskesmas Non Rawat Inap

No
Nama Ruang Keterangan
.
Ruang Kantor
Ruangan administrasi
1. Mengurus berkas pendaftaran atau pembayaran pengobatan
kantor
Ruangan Kepala
2. Mengelola puskesmas
Puskesmas
Dapat digunakan untuk kegiatan lain dalam mendukung
3. Ruangan rapat
pelayanan kesehatan (ruang multifungsi).
Ruang Pelayanan
Ruangan pendaftaran dan
4. Untuk pendaftaran ibu hamil,disalibitas,dan lansia
rekam medik
5. Ruangan tunggu Menunggu antrian

Keterangan
No
Nama Ruang
.
Ruangan pemeriksaan
6. Melakukan penangan dan perawatan medis terhadap pasian
umum
Ruang tindakan juga digunakan untuk pelayanan gawat
7. Ruangan tindakan
darurat.
Ruangan KIA, KB dan
8.
imunisasi
Ruangan kesehatan gigi
9. Pemeriksaan khusus bagi gigi dan mulut
dan mulut
10. Ruangan ASI Ruang khusus menyusui
Ruangan promosi
11. Dapat dipergunakan untuk konsultasi dan konseling.
kesehatan
 −  Sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
 −  Ruang penerimaan resep dapat digabungkan
dengan ruang penyerahan obat dan dirancang
12. Ruang farmasi
agar kefarmasian bertatap dengan pasien.

tenaga dapat muka


13. Ruangan persalinan Menangani persalinan atau lahiran
14. Ruangan rawat pasca Hanya 1 tempat tidur
persalinan
Sesuai dengan Standar Pelayanan Laboratorium di
15. Laboratorium
Puskesmas.
Tempat untuk pencegahan dan memberi perlindungan bagi
16. Ruangan sterilisasi
pasien dan tenaga kerja
Ruangan Penyelenggaraan Dapat memiliki fungsi hanya sebagai tempat penyajian
17.
Makanan makanan.

Nama Ruang
No
Keterangan
.
Kamar mandi/WC pasien (laki-laki dan
perempuan terpisah) Dikondisikan untuk dapat digunakan oleh
18.
penyandang disabilitas.

KM/WC untuk persalinan


Dikondisikan untuk dapat digunakan oleh
19.
penyandang disabilitas
Dikondisikan untuk dapat digunakan oleh
20. KM/WC petugas
penyandang disabilitas
Gudang umum
penyimpanan alat yang tidak ada hubungan
21.
nya langsung dengan alat kesehatan
Pendukung

Merupakan rumah jabatan tenaga kesehatan


22. Rumah dinas tenaga kesehatan
dan berjumlah paling sedikit 2 (dua) unit.
Parkir kendaraan roda 2 dan 4 serta garasi
23. Parkir
untuk ambulans dan Puskesmas keliling
b. Puskesmas Rawat Inap

No
Nama Ruang Keterangan
.
Ruang Kantor
Ruangan administrasi
1.
kantor
Ruangan Kepala
2.
Puskesmas
Dapat digunakan untuk kegiatan lain dalam mendukung
3. Ruangan rapat
pelayanan kesehatan (ruang multifungsi).

Nama Ruang
No
Keterangan
.
Ruang Pelayanan
Ruangan pendaftaran
dan rekam medik
4.

5. Ruangan tunggu

6.
Ruangan
pemeriksaan umum
Ruangan gawat
7.
darurat
Ruangan kesehatan
8.
anak dan imunisasi
Ruangan kesehatan
9.
ibu dan KB
Ruangan kesehatan
10.
gigi dan mulut

11. Ruangan ASI

Ruangan promosi
12. Dapat dipergunakan untuk konsultasi dan konseling.
kesehatan
13. Ruang farmasi  −  Sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
 −  Ruang penerimaan resep dapat digabungkan dengan
ruang penyerahan obat dan dirancang agar tenaga
kefarmasian dapat bertatap muka dengan pasien

14. Ruangan Persalinan Letak ruang bergabung di area rawat inap


Ruangan rawat pasca
15. Hanya 1 tempat tidur, letak ruang bergabung di area rawat inap
persalinan

No
Nama Ruang Keterangan
.

16.
Ruangan tindakan
Dibedakan antara laki- laki, perempuan dan
17. Ruangan rawat inap
anak.

Dikondisikan untuk dapat digunakan oleh


18.
Kamar Mandi/ WC Pasien (laki-laki dan penyandang disabilitas
perempuan terpisah)
Sesuai dengan Standar Pelayanan
19.
Laboratorium di Puskesmas
Laboratorium

20.
Ruangan cuci linen
Ruangan Sterilisasi
21.

Memiliki fungsi sebagai tempat pengolahan


22. Ruangan Penyelenggaraan Makanan
dan penyajian makanan.
Dikondisikan untuk dapat digunakan oleh
23. KM/WC untuk rawat inap
penyandang disabilitas
Dikondisikan untuk dapat digunakan oleh
24. KM/WC Petugas
penyandang disabilitas
25. Ruangan jaga petugas
26. Gudang umum
Pendukung
Rumah dinas merupakan rumah jabatan
27. Rumah dinas tenaga kesehatan tenaga kesehatan dan berjumlah paling sedikit
2 (dua) unit.
Parkir kendaraan roda 2 dan 4 serta garasi
28.
untuk ambulans dan Puskesmas keliling
c. Puskesmas Pembantu

No
Nama Ruang Keterangan
.
Ruang Pelayanan
Ruangan pendaftaran dan
1.
administrasi
2. Ruangan tunggu

Ruangan pemeriksaan
3.
umum

4. Ruangan KIA dan KB Dapat digunakan untuk melakukan promosi kesehatan


Dikondisikan untuk dapat digunakan oleh penyandang
5.
disabilitas
KM/WC Petugas & Pasien

Pendukung
Rumah dinas tenaga Rumah dinas merupakan rumah jabatan tenaga kesehatan dan
6.
kesehatan berjumlah paling sedikit 1 (satu) unit.
7. Parkir

Persyaratan Komponen Bangunan dan Material

1. Atap

1) Atap harus kuat terhadap kemungkinan bencana (angin puting beliung, gempa, dan
lain-lain), tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat perindukan vektor.

2) Material atap tidak korosif, tidak mudah terbakar.

2. Langit-langit

1) Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan, tanpa profil dan
terlihat tanpa sambungan (seamless).

2) Ketinggian langit-langit dari lantai minimal 2,8 m.

c. Dinding

1. 1)  Material dinding harus keras, rata, tidak berpori, tidak menyebabkan silau, kedap
air, mudah dibersihkan, dan tidak ada sambungan agar mudah dibersihkan. Material
dapat disesuaikan dengan kondisi di daerah setempat.
2. 2)  Dinding KM/WC harus kedap air, dilapisi keramik setinggi 150 cm.
3. 3)  Dinding laboratorium harus tahan bahan kimia, mudah dibersihkan, tidak berpori.

4. Lantai

Material lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang, mudah
dibersihkan, dan dengan sambungan seminimal mungkin.

5. Pintu dan Jendela


1. 1)  Lebar bukaan pintu utama dan ruang gawat darurat minimal 120 cm atau
dapat dilalui brankar dan pintu- pintu yang bukan akses brankar memiliki
lebar bukaan minimal 90 cm. Pintu harus terbuka ke luar.
2. 2)  Pintu khusus untuk KM/WC di ruang perawatan dan pintu KM/WC
penyandang disabilitas, harus terbuka ke luar dan lebar daun pintu minimal 90
cm.
3. 3)  Material pintu untuk KM/WC harus kedap air.
6. Kamar Mandi (KM)/WC
1. 1)  Memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar oleh pengguna.
2. 2)  Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin dan air buangan tidak boleh
tergenang.
3. 3)  Pintu harus mudah dibuka dan ditutup.
4. 4)  Kunci-kunci dipilih sedemikian sehingga bisa dibuka dari luar jika terjadi
kondisi darurat.
5. 5)  Pemilihan tipe kloset disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan
pengguna pada daerah setempat.

Hasil Study Banding

Anda mungkin juga menyukai