Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No 75, 2014).

Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional

yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat

diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan

menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan

biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut

diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna

mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada

perorangan.

Defenisi puskesmas menurut Depkes 1991, suatu kesatuan organisasi fungsional

yang merupakan pusat pembanguann kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

masyarakat disamping wilayah kerjanya dan terpadu kepada masyarakat dalam bentuk

kegiatan pokok.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja

tertentu

B. Fungsi Puskesmas:

Fungsi puskesmas itu sendiri meliputi:

1. Fungsi Pokok

a. Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan Pusat pemberdayaan


b. masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan

c. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

2. Peran Puskesmas

Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah terkecil dalam

hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam

penyelenggaraan kesehatan secara mandiri

3. Cara-cara yang ditempuh Puskesmas

a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan

dalam rangka menolong dirinya sendiri.

b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan

sumber daya secara efisien dan efektif.

c. Memberikan bantuan teknis.

d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat

e. Kerjasama lintas sector

4. Program Pokok Puskesmas

a. Program Promosi Kesehatan

o Penyuluhan kesehatan Masyarakat

o Sosialisasi Kesehatan Program kesehatan Perawatan

o Upaya Kesehatan Berbasis

o Pengembangan Desa Siaga

o Program kesehatan survey perilaku hidup bersih dan masyarakat

o Penilaian starata sehat dan posiyandu.

b. Program Kesehatan Lingkungan

o Pengawasan SPAL ( Saluran Pembuangan Air Limbah)

o Pengawasan SAMI-JAGA ( Sumber Air minum – Jamban Keluarga )

o Pengawasan TTU ( Tempat-tempat Umum )


o Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

o Institusi pemerintah Survey Jentik Nyamuk

c. Program KIA / KB

 KIA

 ANC ( Antenatal Care )

 PNC ( Post Natal Care )

 Pemberian Tablet FE ( 90 Tablet selama kehamilan,mulai

trimester kedua)

 Pertolongan Persalinan

 Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS)

 Pelayanan Neonatus

 Rujukan Bumil Resti Kemitraan Dukun Bersalin

 KB

 Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR )

 Imunisasi Calon Pengantin ( TT Catin )

 Pelayanan KB Pasangan Usia Subur

 (PUS) Penyuluhan KB

 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

 Penimbanngan Bayi dan Balita (KMS)

d. Pelacakan dan perawatan Gizi Buruk

o Penyuluhan Gizi

o Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

o Pemberian Kapsul Vitamin A 6 – 11 Bln : 1 Kapsul Biru di Bln

Februari atau Agustus 12 – 59 Bln : 1 Kapsul Merah di Bln Februari

dan Agustus
o PMT ( PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN )

o PMT Pemulihan, PMT Penyuluhan

o ASI EKSKLUSIF

e. Program P3M

o Surveilans Epidemiologi ( Surveilans Terpadu Penyakit / STP )

o Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS

(Infeksi Menular Seksual ), Rabies, DBD, Cikungunya, Malaria•

Imunisasi• UCI / Imunisasi Dasar Lengkap

o KIPI ( Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi )

o Jadwal Imunisasi

o Efek Samping Imunisasi

f. Program Pengobatan

o Rawat Jalan Poli Umum Rawat Jalan Poli Gigi Unit

o Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan Unit Gawat Darurat (UGD)

o Puskesmas Keliling (Puskel)

5. PROGRAM PENUNJANG

Program penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan, sesuai

kemampuan sumber daya manusia dan material puskesmas dalam melakukan

pelayanan

a) Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan

b) Kesehatan kerja : penyuluhan, konseling

c) Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat

d) Kesehatan Jiwa : penjaringan dan Pengobatan ODGJ

e) PTM : Pemeriksaan dan penemuan kasus

f) Kesehatan Remaja : Penjaringan, Pemeriksaan dan pengobatan


6. Satuan Penunjang

a) Puskesmas Pembantu

Pengertian puskesmas pembantu yaitu Unit pelayanan kesehatan yang

sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-

kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih

kecil.

b) Puskesmas Keliling

Pengertian puskesmas Keliling yaitu Unit pelayanan kesehatan keliling yang

dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan

komunikasiserta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.dengan fungsi

dan tugas yaitu Memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil ,Melakukan

penyelidikan KLB, Transport rujukan pasien, Penyuluhan kesehatan dengan

audiovisual.

c) Bidan Desa

Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan ditempatkan seorang

bidan yang bertempat di desa tersebut dan bertanggung jawab kepada kepala

puskesmas.Wilayah kerjanya dengan jumlah penduduk 11.997 orang.

Adapun Tugas utama bidan desa yaitu :

- Memberikan pelayanan

- Membina PSM

- Menerima rujukan dari masyarakat

7. Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk

mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni

meningkatkan kesadaran , kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang
bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya .

8. Tugas Puskesmas

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan

kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan

disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama

menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara

menyeluruh, terpadu , dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan

perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods).

Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat

sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung

memberikan pelayanan secara mrnyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah

kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.Jenis pelayan kesehatan

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib

yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan

pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan

puskesmas. Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah ( Basic Six):

1. Upaya promosi kesehatan

2. Upaya kesehatan lingkungan

3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

4. Upaya perbaikan gizi masyarakat

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6. Upaya pengobatan

Berdasarkan pertimbangan diatas maka pada tahun 2002 dibangunlah

Puskesmas Riaraja yang beralamat di Dusun Puudhombo.


BAB II

KINERJA PUSKESMAS

A. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA PUSKEMAS

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah

di bangun puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten /

kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah

kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan .

2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, puskesmas

dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :

1. Perencanaan tingkat Puskesmas

2. Lokakarya Mini Puskesmas

3. Penilaian Kinerja Puskesmas Dan Manajemen Sumber Daya termasuk alat, obat,

keuangan dan Tenaga serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan

pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan upaya

peningkatan mutu pelayanan ( antara lain melalui penerapan quality assurance).

Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program unggulan

sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan dan

program spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi prioritas di suatu

daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri demikian pula strategi

dalam pencapaian tujuannya, yang harus disesuaikan dengan masalah, kebutuhan

serta potensi setempat.

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan,

mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan kesehatan.


Untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas, perlu diadakan Penilaian Kinerja

Puskesmas.

Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil

kerja / prestasi Puskesmas.

Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen supervise

diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri,

kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun

aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan

termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu

pelayanan) atas perhitungan seluruh Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas

kesehatan kabupaten/kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas

kedalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya. Pada setiap

kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat

kinerja puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian

kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam

dan terfokus.

B. TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam

mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/ kota.

b. Tujuan Khusus

1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu

kegiatan serta manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan.

2) Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan

urutan peringkat kategori kelompok puskesmas.


3) Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan

masukan dalam penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan dinas

kesehatan kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.

2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :

a. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan

dibandingkan dengan target yang harus dicapai.

b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari

penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah

kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja puskesmas (out

put dan out come)

c. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat

urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan

datang berdasarkan prioritasnya.

d. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung

kebutuhan sumber daya puskesmas dan urgensi pembinaan puskesmas

C. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Ruang lingkup kinerja puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan

pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap

kegiatan upaya kesehatan wajib puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/kota

dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan tiga fungsi

puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat, dengan tetap

mengacu pada kebijakan dan strategi.


BAB III

PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA

A. BAHAN DAN PEDOMAN

Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja puskesmas adalah hasil pelaksanaan pelayanan

kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Sedangkan dalam pelaksanaannya

mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis hasil / masalah sampai dengan

penyusunan laporan berpedoman pada Buku Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas dari

PERMENKES No. 44 tahun 2016.

B. TEKNIS PELAKSANAAN

Teknis pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas Riaraja tahun 2018 (Januari- Juni),

sebagaimana berikut di bawah ini:

1. Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan puskesmas

tahun 2018 ( Januari s.d Desember 2018) dengan variabel dan sub variabel yang terdapat

dalam formulir penilaian kinerja puskesmas tahun 2018.

2. Pengolahan Data.

Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan sebagaimana

berikut di bawah ini :

a. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Penilaian cakupan kegiatan pelayanan dilakukan dengan mebandingkan cakupan

Puskesmas dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di

Kabupaten/Kota tahun 2008.


b. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi empat

kelompok :

1) Manajemen Operasional Puskesmas

2) Manajemen alat dan obat

3) Manajemen keuangan

4) Manajemen ketenagaan

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala nilai

sebagai berikut :

1) Skala 1 nilai 4

2) kala 2 nilai 7

3) Skala 3 nilai 10

Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan -


masing-masing kelompok manajemen.

Cara Penilaian :

1) Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas


dan dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.

2) Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variable

3) Hasil rata – rata dari penjumlahan nilai variabel dalam manajemen


merupakan nilai akhir manajemen

4) Hasil rata-rata dikelompokkan menjadi :

- Baik : Nilai rata – rata > 8,5

- Cukup : Nilai 5,5 – 8,4

- Kurang : Nilai < 5,5


c. Penilaian mutu pelayanan

Cara Penilaian :

1) Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan


dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.

2) Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variable

3) Hasil rata – rata nilai 12variable dalam satu komponen merupakan nilai
akhir mutu

4) Nilai mutu dikelompokkan menjadi :

Baik : Nilai rata – rata > 8,5

Cukup : Nilai 5,5 – 8,4

Kurang : Nilai < 5,5

d. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H)

dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau SV (%) = H x 100%

Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan.

Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

1. Kelompok I (kinerja baik): Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %

2. Kelompok II (kinerja cukup) :Tingkat pencapaian hasil 81–90 %

3. Kelompok III (kinerja kurang) :Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %


BAB IV

HASIL KINERJA PUSKESMAS RIARAJA

A. Hasil Kinerja Upaya Kesehatan

1. KIA dan KB

KESENJANGAN KINERJA
INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN
Kurang
a. Pelayanan K1 100% 60,36%
Kurang
b. Pelayanan K4 95% 30,63%
Kurang
c. Kunjungan nifas 90% 58,96%
Kurang
d. Kunjungan neonatus 100% 64,35%
Kurang
e. Pelayanan bayi Lengkap 100% 38,61%

f. Pelayanan balita Lengkap 100% 0%


Cukup
g. KB Aktif 70 58,2%

h. Persalinan oleh Nakes 90%

berdasarkan tabel diatas semua program Tidak mencapai target yang ditentukan, disebabkan target

yang diberikan untuk 1 tahun sedangkan capaian baru 6 bulan. Untuk cakupan pelayanan balita

lengkap belum ada pencapaian disebabkan akhir bulan September baru bisa dilihat capaian yang di

capai oleh Puskesmas.


2. Program Promosi Kesehatan

INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN KESENJANGAN KINERJA

a. PHBS Rumah Tangga 90% 33,5% 56,5% Kurang

b. Sekolah yang 100% 11,8% Kurang


88,2%
mempromosikan kesehatan

c. Desa Siaga 100% 49,8% 50,2% Kurang

57,1% KURANG

Diagram 1.2 berdasarkan diagram diatas semua program Tidak mencapai target yang ditentukan,

disebabkan target yang diberikan untuk 1 tahun sedangkan capaian baru 6 bulan berjalan

rinciannya. Perlu diketahui bahwa PHBS rumah tangga Belum mencapai target disebabkan karena

banyak anggota keluarga yang merokok. Dan untuk Desa Siaga masih banyak yang tidak aktif

dikarenakan dana yang tidak ada untuk kegiatan Desa Siaga. Dari ketiga indikator Program Promosi

Kesehatan diatas, pencapaian baru mencapai 57,1 % sehingga kinerja masih di bilang Kurang.

3. Program Kesehatan Lingkungan

INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN KESENJANGAN KINERJA

a. Inspeksi / pengawasan
sanitasi lingkungan 100% 29,71% 70,29% Kurang

perumahan
b. Perumahan yang
memenuhi syarat kesehatan 100% 57,25% 42,75% Kurang

ligkungan

c. Rumah bebas Jentik 80% 83,08% - Baik

d. Sanitasi Air Bersih (SAB)


yang memenuhi syarat 80% 33,33% 46,67 Kurang

kesehatan
e. Sanitasi Jamban keluarga 80% 46,48% 33,52 Kurang
(JAGA) yang memenuhi
syarat kesehatan
f. Sanitasi tempat - tempat
umum (TTU) yang 80% 24,65% 55,35% Kurang

memenuhi syarat kesehatan

Diagram 1.3 Diagram 1.2 berdasarkan diagram diatas semua program Tidak mencapai

target yang ditentukan, disebabkan target yang diberikan untuk 1 tahun sedangkan

capaian baru 6 bulan berjalan rinciannya sebagai berikut yaitu Jamban sehat dari target

(80%) pencapaian (46,48%), dan Sarana Air Bersih dari target (80%) pencapaian

(33,33%), dan Inspeksi rumah dari target (100%) pencapaian (29,71%) sanitasi TTU

sehat dari target (80%) pencapaian (24,65%).

4. Program Gizi

Diagram1.4 Cakupan program Gizi ( Januari-Juni 2019)

Diagram 1.4 menunjukan Cakupan Partisipasi Masyarakat yang balita ditimbang BB-nya

(D/S) dari target (85%) pencapaian (90%), Prevalensi Gizi Kurang (underweight) berada

di bawah batas toleransi yaitu dari target (15%) pencapaian (2%), Cakupan prevalensi

balita berada di Bawah Garis Merah (BGM) berada di bawah batas toleransi yaitu dari

target (5%) pencapaian (0,43%), Cakupan Perevalensi Gizi buruk juga berada di bawah

batas toleransi yaitu dari target (0,5%) pencapaian (0,1%) dan di simpulkan cakupan

prevalensi gizi kurang, BGM dan prevalensi Gizi buruk dalam kategori baik. Cakupan

yang belum mencapai target yaitu Keberhasilan Penimbangan N/D dari target (80%)

pencapaian (74%) dan ASI ekslusif dari target (100%) pencapian (87%).
5. Program P3M

1.5 Cakupan program P3M (Jan-Desember2018)

Diagram 1.5 menunjukan cakupan temuan kasus Diare 140 orang selama 6 bulan dari

target 198 orang dalam 1 tahun . sedangkan temuan kasus Pneumoni belum mencapaia

target dari target yang ditentukan 18 capaian puskesmas 2, Kasus TB juga belum

melewati target, disebabkan data 6 bulan terakhir target yang ditentukan 29 sedangkan

cakupan yang dicapai 3 kasus dengan rincian 1 BTA (+), 1 Rontgen dan 1 TB Anak. dari

10 kasuss 1 orang meninggal 9 lainnya sedang dalam pengobatan rutin. Untuk Kasus

HIV yang ditemukan 5 Kasus dan sudah ditangani semua sedangkan untuk Kasus

Malaria di tahun 2018 Puskesmas Riaraja bebas Malaria.

6. Imunisasi

1.6. Cakupan Program Imunisasi (Januari-Juni 2019)


Diagram 1.6. Berdasarkan diagram diatas menunjukan program imunisasi yang

mencapai target adalah BCG dari target (95%) capaian (100%) dan Cakupan Desa UCI

target (95%) capaian (98%). Cakupan Pogram Imunisasi yang tidak mencapai target

dengan rincian sebagai berikut, HB0 target (80%) capaian (57%), HB Hib 3 target (95%)

capaian (92%), Polio4 target ( 95%) capaian (92%), dan Cakupan Desa UCI target

(95%) capaian (98%).

7. PTM

Target temuan kasus penyakit tidak menular kunjungan pasien dengan Penyakit DM dari

target (50%) capaiannya ada 11 kasus yamg ditangani sudah 100%, dan kunjungan

pasien dengan Hipertensi dari target (50%) capaiannya 293 kasus yang sudah ditangani

100%.

8. Kesehatan Gigi dan Mulut

Target kunjungan pasien ke Pusesmas 50% capaian 36,6%

9. Kesehatan Kerja dan Olahraga

Target pekerja sakit yang dilayani 6.501 pekerja (80 %) pencapaian 2.594 pekerja (39,90%),

Target kesehatan olahraga, total 33 kelompok (60 % ) capaian (48,48 %).


10. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen

1. Manajemen Umum Puskesmas

SKALA NILAI
NO JENIS VARIABEL
NILAI 0 NILAI 4 NILAI 7 NILAI 10 HASIL
1 2 3 4 5 6
A. Manajemen Umum Puskesmas
Mempunyai Rencana
1 Punya 10
Lima Tahun
Ada RUK, disusun Ya, sebagian
berdasarkan rencana ada analisa

2 lima Tahunan, dan dan perumusan 7


melalui analisis situasi
dan perumusan maslah
Menyusun RPK secara Ya, Terinci
3 7
terinci dan lengkap Sebagian besar

Melaksanakan Mini 9-12


4 10
lokakarya bulanan kali/tahun
Melaksanakan mini
5 10
lokakarya tribulanan 4 kali/tahun
Membuat Penilaian
Kinerja di Tahun
Membuat
sebelumnya,
tetapi
mengirimkan ke dinas
6 tidak 4
kesehatan kab/kota,
mengirim
dan mendapat
kan
feedback dari dinas
kesehatan kab/kota
Berdasarkan hasil penilaian kinerja diatas didapatkan hasilkinerja manajemen umum Puskesmas

Riaraja termasuk dalam kategori kinerja sedang karena memiliki rata-rata akhir (8,0).
2. Manajemen Mutu Puskesmas

SKALA

JENIS VARIABEL NILAI


NILAI
0 NILAI 4 NILAI 7 NILAI 10 HASIL

1 2 3 4 5 6

A. Manajemen Mutu Puskesmas

Mempunyai Rencana
1 Punya 10
Lima Tahun

Ada RUK, disusun Ya, sebagian


berdasarkan rencana ada analisa
2 lima Tahunan, dan dan perumusan 7
melalui analisis situasi
dan perumusan maslah

Menyusun RPK secara Ya, Terinci


3 7
terinci dan lengkap Sebagian besar

Melaksanakan Mini 9-12


4 10
lokakarya bulanan kali/tahun

Melaksanakan mini 4
5 10
lokakarya tribulanan kali/tahun

Membuat Penilaian
Kinerja di Tahun
Membuat
sebelumnya,
tetapi
mengirimkan ke dinas
6 tidak 4
kesehatan kab/kota,
mengirim
dan mendapat
kan
feedback dari dinas
kesehatan kab/kota
Berdasarkan hasil penilaian kinerja diatas didapatkan hasilkinerja manajemen Mutu Puskesmas

Riaraja termasuk dalam kategori kinerja sedang karena memiliki rata-rata akhir (8,0).

3. Manajemen Sumber Daya

SKALA
NO JENIS VARIABEL NILAI NILAI NILAI
0 4 NILAI 7 NILAI 10 HASIL
1 2 3 4 5 6
B. Manajemen Sumberdaya
Dilakukan
7 Inventarisasi peralatan Dilakukan 10
di Puskesmas
Ada daftar inventaris
8 Ada 10
sarana di Puskesmas
Mencatat penerimaan
dan pengeluaran obat
9 10
di setiapa unit Ya, diseluruh
pelayanan Unit
Ada Struktur
10 10
organisasi Ada
Ada pembagian tugas
11 dan tanggungjawab Ada 10
tenaga Puskesmas
Dilakukan evaluasi
12 kinerja tenaga Dilaksanakan 10
Puskesmas
Berdasarkan hasil penilaian kinerja diatas didapatkan hasil kinerja manajemen Sumberdaya

Puskesmas Riaraja termasuk dalam kategori kinerja Baik dengan rata-rata nilai ≥ 8,5 (10).
4. Manajemen Keuangan

Membuat catatan uang


13 masuk keluar dalam Ya, setiap 10
buku khas bualan
Kepala puskesmas
Ya,
melakukan
14 tidak 4
pemeriksaan keuangan
tentu
secara berkala
Berdasarkan hasil penilaian kinerja diatas didapatkan hasil kinerja manajemen

SumberdayaPuskesmas Riaraja termasuk dalam kategori kinerja Sedang dengan rata-rata nilai (7,0)

5. Manajemen Data dan Informasi

SKALA
NO JENIS VARIABEL NILAI NILAI
NILAI 0 NILAI 4 7 NILAI 10 HASIL
1 2 3 4 5 6
D. Manajemen Data dan Informasi
Ditetapkan tim Sistem tidak
15
Informasi Puskesmas Ditetapkan

Berdasarkan hasil penilaian kinerja diatas didapatkan hasil kinerja manajemen Sumberdaya

Puskesmas Riaraja termasuk dalam kategori kinerja Kurang.


BAB V

ANALISIS HASIL KINERJA

INDIKATOR KINERJA
NO PENYEBAB
KURANG

1 Kunjungan Ibu Hamil K4 1. SDM


(13,51%)
- Pengetahuan ibu hamil yang masih rendah

2. Proses

- Ibu hamil yang datang kunjungan pertama kali


dengan UK > 12 mnggu / 3 bulan.

- Masih adanya bumil yang usia kehamilannya


belum mencapai kriteria K4

3. Sarana Prasarana

- Ada desa yang belum memiliki Poskesdes

4. Lingkungan

- Budaya malu hamil di luar nikah sehingga kontak


pertama denga petugas terlambat

2 Kunjungan K1: (33,33 %) Masih ada masalah karena :


Kondisi riil ibu hamil di semua desa tidak sesuai
dengan target proyeksi yang di berikan oleh Dinkes
Kab.Ende.

3 KF3 (32,07%) 1. SDM

- Kemitraan bidan dan dukun kurang bekerja sama

2. Proses

- Jejaring desa siaga tidak aktif


- Sosialisasi 2H2 center

3. Sarana Prasarana

-mobil transport tidak ada

4. lingkungan

- wilayah yang luas dan topografi yang sulit

-belum ada perdes yang mengatur persalinan di Faskes

4 KN3 (69,40%) 1. SDM

Pencatatan dan pelaporan yang belum akurat dari


Nakes di Desa

2. Proses

Kader posyandu kurang aktif memberikan


informasi

3. Sarana Prasarana

Alat transportasi yang sulit

4. Lingkungan

Kebudayaan bayi tidak boleh keluar rumah


sebelum upacara adaat khusus

5 Kunjungan Bayi (29,7%) 1. SDM

- Bidan jarang berada di Desa

2. Proses

- Bidan tidak melakukan kunjungan rumah

- Kader kurang aktif

- Kurang sosialisai posyandu

- Jejaring desa siaga tidak aktif


3. Sarana Prasarana

- Beberapa Desa Belum ada rumah posyandu

- Ada desa yang belum memiliki Poskesdes

4. Lingkungan

- wilayah yang luas dan topografi yang sulit

- Tempat tinggal yang berpindah-pindah

- Tidak ada dukungan keluarga

6 Cakupan Perslinan di 1. SDM


Faskes (32,07%)
- Bidan jarang berada di Desa

- Kurangnya kemitraan dengan dukun

- Pencatatan dan pelaporan yang belum akurat dari


Nakes di Desa

2. Proses

- Sasaran proyeksi yang lebih tinggi dari sasaran riil

- Masih ada bumil yang belum waktunya untuk


partus

3. Sarana Prasarana

- Rumah Tunggu yang belum dimanfaatkan Ada


desa yang belum memiliki Poskesdes

4. Lingkungan

- wilayah yang luas dan topografi oyang sulit

- masyarakat lebih percaya dukun

- belum ada perdes yang mengatur persalinan di Faskes

7 Cakupan N/D (74%) 1. SDM

- Kurangnya pengetahuan ibu bayi balita tentang


makanan pendamping ASI

- Tidak adanya kerja sama antara kader dan petugas


Gizi dalam hal pelaporan 2T (2 kali tidak
naik/tetap)

2. Proses

- Kader kurang aktif

- Kurang sosialisai posyandu

- adanya penyakit penyerta pada bayi dan balita,


cakupan makanan anak tidak sesuai kebutuhan
anak

3. Sarana Prasarana

- Belum ada rumah posyandu

- Ada desa yang belum memiliki Poskesdes

4. Lingkungan

- Kondisi lingkungan rumah yang tidak sehat

- PHBS rumah tangga yang masih rendah

8 ASI Ekslusif (87%) 1. SDM

- Pengetahuan Ibu yang kurang tentang manfaat ASI


Eksklusif

2. Proses

- Ibu merasa ASI tidak cukup/kurang sehingga anak


dibantu dengan susu formula

- Kurang dilakukan penyuluhan tentang cara


menyusui yang benar
3. Sarana Prasarana

- Susu formula yang mudah di dapatkan/dibeli dan


penyajiannya lebih praktis

4. Lingkungan

- Tidak adanya dukungan dari keluarga (suami,


orang tua) dalam pemberian ASI Eksklusif

9 SD yang mempromosikan 1. SDM


Kesehatan (47,50%)
- Belum ada pelatihan kesehatan untuk Guru SD-

- Belum ada Kader kesehatan untuk sekolah

2. Proses

- Kurang sosialisasi ke sekolah- sekolah

3. Sarana Prasarana

- Banyak sekolah-sekolah yang belum mempunyai


UKS

- Belum ada kantin sekolah sehingga jajanan anak


tidak bisa di kontrol

- Fasilitas pendukung seperti saran CPTS belum ada

4. Lingkungan

- wilayah yang luas dan topografi yang sulit

10 Rumah ber PHBS (23,30%) 1. SDM

- Kurangnya kesadaran tentang pentingnya PHBS

- Kurang motivasi masyarakat untuk ber PHBS

2. Proses

- Kurangnya sosialisasi tentang PHBS


3. Sarana Prasarana

- Mobil tarnsport untuk ke Desa tidak ada

- Masyarakat kurang diperdayakan

4. Lingkungan

- wilayah yang luas dan topografi yang sulit

- budaya yang mewajibkan tuan rumah harus


menyugukan rokok untuk tamu

- Lingkungan social masyarakat masih tradisional

11 Desa Siaga Aktif (40%) 1. SDM

- Kepengurusan desa Siaga sudah banyak yang


tidak aktif

2. Proses

- Kurangnya pendampingan dan pembinaan


dan pengurus Desa siaga

3. Sarana Prasarana

- Tidak ada Alat transportasi dan fasilitas


pendukung desa Siaga

4. Lingkungan

- Kurang dukungan dari lingkungan sekitar


untuk desa siaga

12 Cakupan SAB (49,08%) 1. SDM

- Kepala keluarga belum memahami masalah


kesehatan yang disebakan oleh kurangnya
SAB
2. Proses
- Masyarakat kurang diperdayakan
- Kader Kesling kurang aktif
- Tidak ada gagasan dari tokoh masy. Untuk
mengatasi
3. Sarana Prasarana

- Tidak ada sarana air bersih yang sesuai


standar

4. Lingkungan

- Akses lebih dekat dengan air sungai sehingga


langsung menggunakan air sungai

- Budaya BABS sehingga sungainya tercemar

13 Sanitasi TTU 1. SDM

- Pengelola tempat- tempat umum ( TTU )


masih kurang mengerti apa itu kesehatan
lingkungan di karnakan Faktor pendidikan
dan kesadaran pengelola

2. Proses

- Kurang Memberi motivasi kepada pengelola


tempat-tempat umum ( TTU ) untuk lebih
memperhatikan masalah kesehatan
lingkungan sekitarnya.

- Kader kesling tidak aktif

3. Sarana Prasarana

- Tidak tersedianya saran prasarana seperti


tempat sampah di TTU

4. Lingkungan

- Budaya membuang sampah tidak pada


tempatnya
- Faktor ekonomis untuk pengadaan sarana dan
prasarana kesehatan

14 Temuan kasus TB 1. SDM


- Beban kerja petugas pelaksana program TB
Paru yang mendapat tugas tambahan
dirasakan berat dan tidak cukupnya waktu
2. Proses
- Kegiatan evaluasi tidak dilaksanakan
terhadap rencana program
- Koordinasi lintas program dilaksanakan
namun masih kurang dalam komunikasi
tentang kelompok yang terserang dan tujuan
koordinasi tidak jelas
- Perencanaan program TB Paru didapatkan
tahapan analisa situasi belum dilaksanakan
seluruhnya
3. Sarana Prasarana
- Tidak ada alat transportasi untuk jangkauan
ke Desa-desa
4. Lingkungan
- Keadaan topografi yang sulit dan susah di
jangkau ke Desa-Desa
15 PTM 1. SDM

- Bidan Desa kurang memahami PTM

- Keberadaan petugas di jejaring

2. Proses

- Kurang sosialisai dari petugas tentang PTM

- Kurang memberdayakan masyarakat

3. Saran prasarana

- Keterbatasan alat untuk mendeteksi PTM


4. Lingkungan

- Budaya tidak mau melakukan pemeriksaan


ke Faskes malah ke Dukun
BAB VI

PENUTUP

Demikian laporan penilaian kinerja Puskesmas Riaraja di tahun 2019 dalam 6 bulan

berjalan yang kami susun untuk dapat diketahui. Dokumen ini masih perlu disempurnakan lagi baik

dari segi isi maupun format. Masukan berupa kritik dan saran sangat kami butuhkan demi

kesempurnaan untuk masa yang akan datang, akhir kata kami ucapkan limpah terima kasih.

Riaraja, 06 Agustus 2019

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Riaraja

Yayu Sulastri,SKM
NIP. 19830103 201001 2 027

Anda mungkin juga menyukai