Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan,
puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan per orangan
dan upaya kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (Depkes RI, 2009).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat atau disebut dengan nama
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya.
Pada saat ini Puskesmas telah didirikan hampir di seluruh pelosok tanah
air. Untuk menjangkau wilayah kerjanya puskesmas diperkuat dengan puskesmas
pembantu, puskesmas keliling dan untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan
rujukan, puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap (Depkes RI, 2009).
Tujuan pembangunan Puskesmas kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Berbagai upaya dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut yang dilakukan secara menyeluruh, berjenjang dan
terpadu.
a) Tugas dan Fungsi Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat (Kemenkes, RI, 2013). Dalam
melaksanakan tugasnya Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
2. Penyelenggaraan uapaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.

b) Kegiatan Pokok Puskesmas


Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-
beda, maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah
puskesmas akan berbeda pula. Namun demikian kegiatan pokok
Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut : KIA,
Keluarga Berencana, Usaha Perbaikan Gizi, Kesehatan Lingkungan,
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Pengobatan termasuk
pelayanan darurat karena kecelakaan, penyuluhan Kesehatan Masyarakat,
Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olah Raga, Perawatan Kesehatan
Masyarakat, Kesehatan dan keselamatan Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut,
Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium Sederhana, Pencatatan
Laporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan, Kesehatan Usia
Lanjut dan Pembinaan Pengohatan Tradisional (Kemenkes, RI, 2014).

c) Fasilitas Penunjang
1. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu yang lebih sering dikenal sebagai Pustu atau
Pusban, adalah unit pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi
menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil
(Kemenkes, RI, 2014).
2. Puskesmas Keliling
Puskesmas Keliling merupakan unit pelayanan kesehatan Keliling
yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu
bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah
tenaga dari Puskesmas. Puskesmas Keliling berfungsi menunjang dan
membantu melaksanakan kegiatankegiatan Puskesmas dalam wilayah
kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.
Kegiatan Puskesmas Keliling adalah:
1) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah
terpencil atau sulit dijangkau oleh pelayanan Puskesmas atau
Puskesmas Pembantu dengan frekuensi 4 kali dalam seminggu,
atau disesuaikan dengan kondisi geografis tiap Puskesmas.
2) Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luar Biasa (KLB).
3) Sebagai alat transport penderitra dalam rangka rujukan bagi kasus
darurat.
4) Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat
audiovisual.

3. Bidan Desa
Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya,
ditempatkan seorang Bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut
dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas. Wilayah
kerja bidan desa adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-rata
3.000 jiwa. Tugas utama bidan desa adalah membina peran serta
masyarakat melalui pembinaan Posyandu dan pembinaan kelompok
Dasawisma, disamping memberikan pelayanan langsung di Posyandu
dan pertolongan persalinan di rumah penduduk. Selain itu juga
menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga Dasawisma
untuk diberi pelayanan seperlunya atau dirujuk lebih lanjut ke
Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan
terjangkau secara rasional (Kemenkes, RI, 2014).

4. Program Pokok Puskesmas


Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan
tenaga maupun fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap
Puskesmas dapat berbeda-beda. Kegiatan pokok Puskesmas yang
lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Kesejahteraan ibu dan Anak (KIA)
2) Keluarga Berencana
3) Usaha Peningkatan Gizi
4) Kesehatan Lingkungan
5) Pemberantasan Penyakit Menular
6) Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8) Usaha Kesehatan Sekolah
9) Kesehatan Olah Raga
10) Perawatan Kesehatan Masyarakat
11) Usaha Kesehatan Kerja
12) Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13) Usaha Kesehatan Jiwa
14) Kesehatan Mata
15) Laboratorium (diupayakan tidak lagi sederhana)
16) Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17) Kesehatan Usia Lanjut
18) Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk
kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat. Kegiatan pokok
Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa (PKMD) (Kemenkes, RI, 2014).

UPT. Puskesmas Sungai Panas berdiri pada tahun 1990 yang terletak di
kelurahan bengkong indah Kec, Bengkong, perlu di ketahui bahwa kecamatan
bengkong memiliki dua puskesmas yaitu puskesmas sungai panas dan puskesmas
Tanjung Buntung. Puskesmas Sungai Panas memiliki luas wilayah kerja ± 7,30
km² untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas sungai panas,
penduduk menempuh rata-rata waktu tempuh 5 sampai dengan 20 menit, dengan
menggunakan alat transportasi darat ataupun dengan berjalan kaki, puskesmas
memiliki lokasi strategis yang dapat di laluwi segala jenis transportasi baik umum
maupun pribadi.

Puskesmas Sungai Panas memiliki dua tipe pelayanan kesehatan yaitu :


tipe rawat inap dan tipe rawan jalan, adapun rawat inap terletak di gedung B,
sedangkan untuk rawat jalan terdiri dari Poli gigi dan mulut, poli anak, poli KIA,
poli umum, Ruang Rama Usila, SKS, UGD, labor dan apotek.

Menyadari keberhasilan Puskesmas adalah penting dalam mewujudkan


visi pembangunan kesehatan di indonesia yakni masyarakat sehat yang mandiri
dan berkeadilan, maka berbagai masalah dan atau kekurangan Puskesmas perlu
segera di atasi. Misi dari pembangunan kesehatan di indonesia adalah
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melaluwi pemberdayaan masyarakat
termasuk swasta dan masyarakat madani, melindungi kesehatan masyarkat dengan
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna serta bermutu dan
berkeadilan. Menjamin ketersediaan dan memerataan sumberdaya kesehatan,
menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. (Pedoman Kerja, jilid 1 2004).

Puskesmas Sungai Panas telah menentukan visi “terwujudya masyarakat


ber PHBS th 2021 di wilayah krja Puskesmas Sungai Panas, mewujudkan
Puskesmas Sungai Panas sebagai pilahan utama masyarakat dalam pelayanan
kesehatan”. Dalam artian masyarakat cerminan hidup masyarakat ditandai dengan
penduduk yang dapat hidup sehat dengan prilaku, dan dalam lingkungan sehat,
serta memiliki kemampuan untuk menjangkau layanan kesehatan bermutu secara
adil dan merata di lingkungannya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti praktek Puskesmas Mahasiswa mampu melaksanakan
atau menajalankan Program Puskesmas Sungai Panas.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengikuti kegiatan pelayanan
Puskesmas Sungai Panas.
b. Mahasiswa mampu mengikuti plaksanaan manajement di Puskesmas
Sungai Panas.
c. Mahasiswa dapat melakukan analisa terhadap program Puskesmas
meliputi:
1) Program yang telah di laksanakan.
2) Program yang belum di laksakan.
3) Kendala yang di hadapi dalam pelaksanan program
d. Mendokumentasikan laporan kegiatan Puskesmas dalam bentuk makalah
e. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data tentang :
1) Distribusi Frekunsi jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Sungai Panas.
2) Distribusi 10 penyakit terbesar di Puskesmas Sungai Panas
3) Distribusi jumlah Rt dn Rw di wilayah kerja Puskesmas Sunai Panas
C. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan acuan dan pengetahuan yang sangat berguna untuk di
aplikasikan sesuai dengan ilmu yang telah di dapatkan di puskesmas.
b. Bagi Pendidikan
Sebagai bahan referensi perpustakan dan sebagai bahan bacaan bagi
Mahasiswa khususnya informasi tentang Puskesmas.
c. Bagi puskesmas
Sebagai bahan informasi bagi puskesmas sehingga dapat mengembangkan
mutu dan pelayanan bagi masyarakat di wilayah puskesmas
BAB III

PEMBAHASAN

A. Profil Puskesmas
1. wilayah kerja puskesmas
UPT puskesmas Sungai Panas berdiri pada tahun 1990 yang
terletak di kelurahan Bengkong Indah Kecamatan Bengkong, perlu
diketahui bahwa Kecamatan Bengkong memilki dua puskesmas yaitu
puskesmas Sungai Panas dan puskesmas Tanjung Buntung.
Puskesmas Sungai Panas memiliki luas wilayah kerja ± 7.30 Km 2
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dipuskesmas sungai panas,
penduduk menempuh rata-rata waktu 5 sampai dengan menggunakan
alat transportasi darat ataupun dengan berjalan kaki, puskesmas
memiliki lokasi strategis yang dapat dilalui segala jenis transportasi
baik umum maupun pribadi.
Pada Bulan April 2011 Puskesmas di Kota Batam berganti menjadi
UPT(Unit Pelaksana Teknis), dipimpin oleh seorang kepala
puskesmas dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kota Batm.
Profil berikut ini merupakan gambaran hasil kegiatan upaya
kesehatan puskesmas yang dilaksanakan pada tahun 2018.
keberhasilan dari upaya-upaya kesehatan tersebut tidak terlepas dari
kerja keras seluruh karyawan-karyawati puskesmas, kami menyadari
bahwa profil PUSKESMAS SUNGAI PANAS ini memiliki
kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu kami senantiasa terbuka
untuk menerima masukan dan kritik.

Puskesmas Sungai Panas mempunyai Visi dan Misi yaitu :


i. Visi
“Terwujudnya masyarakat ber PHBS tahun 2021 diwilayah kerja
puskesmas Sungai Panas, mewujudkan puskesmas sungai panas
sebaga pilihan utama masyarakat dalam pelayanan kesehatan”

ii. Misi
1. Meningkatkan pengetahuan dan peran serta masyarakat agar
dapat berperilaku Hidup Bersih dan Sehat.
2. Memberikan pelayanan kesehatan dan informasi yang cepat,
cepat dan akurat kepada masyarakat.
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam
bidang pelayanan kesehatan

iii. Batas
Berdasarkan hasil pemetaan tapal batas antar kelurahan dan
kecamatan se-Kota Batam, Kecamatan Sungai Panas Berbatas
dengan :
a. Sebelah Utara : kel. Bengkong Laut , Kec bengkong
b. Sebelah Selatan : kel.Sungai panas, kec . Batam Kota
c. Sebelah Timur : Laut nongsa
d. Sebelah Barat :kel. pelita, kec Lubuk Baja dan
kel.seraya. kec. Batu Ampar

iv. Thopografi dan Iklim


Thopografi Kel. Bengkong Indah dan Sadai sebagai besar
merupakan dataran tinggi yang terbentang dari utara keselatan .
Wilayah kelurahan secara umum beriklim tropis yang dipengaruhi
angin musim dengan memiliki dua musim yaitu musi hujan dan
musim kemarau , dimana curah hujan tertinggi pada bulan
September sampai dengan januari Suhu maksimum berkias antara
29,90 C– 33,90 C dan suhu minimum berkias antara 22.70 C–
25,60 C.

v. Jumlah Pengurus Rukun Tetangga dan Rukun Warga


Jumlah Pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga
(RW) dalam rangka Ketertiban Administrasi Kependudukan di
Kecamatan Sungai Panas adalah bervariasi sesuai dengan luas
wilayah kelurahan yang dimiliki serta Kepadatan Penduduk yang
tinggal didaerah tersebut, adapun perbandingan jumlah RT/RW
antar kelurahan diKecamatan Kota Batam adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1. Data Jumlah Pengurus RT/RW Tahun 2018 :

NO KELURAHAN LUAS WILAYAH RW RT


2
1 Bengkong Indah 0,9 Km 10 51

2 Bengkong sadai 6,4 Km2 22 93


Kec. Bengkong 32 144
Sumber : Profil Puskesmas Sei Panas 2018.

vi. Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Sungai Panas berdasarkan
hasil registrasi penduduk sampai dengan 30 Desember 2017 telah
mencapai 48.314 Jiwa . Berdasarkan Kelurahan Bengkong indah
15.390 jiwa , kelurahan sadai 32.924 jiwa. Berdasarkan
Kelurahan dapat digambarkan jumlah penduduk di Kecamatan
Batam Kota .
vii. Angka Kesakitan
angka kesakitan penduduk pada suatu wilayah dapat dilihat
dari beberapa hal diantaranya pola penyakit dan penyakit
potensial yang berkembang baik penyakit menular maupun tidak
menular 10 penyakit yang terbanyak di UPT Puskesmas Sungai
Panas pada bulan Desember 2018.

Tabel 3.2 sepuluh (10) penyakit Terbesar

10 PENYAKIT KODE JUMLAH


Diare A09 425
Filariasis B74 83
DBD A77 55
TBC A15 51
Campak B05 28
IMS E119 19
Pneumonia JI8 8
Kusta A30 8
Malaria B54 2
HIV dan Aids B20 1

sumber : profil puskesmas sungai panas 2018


viii. Tipe-tipe Puskesmas
Sungai Panas Puskesmas Sungai Panas memiliki 2 Tipe
1. Puskesmas Perawatan (Rawat Inap)

Puskesmas Sungai Panas memiliki ruangan rawat yang


terletak di gedung B.

2. Puskesmas Non Perawatan


Puskesmas sungai panas hanya melakukan pelayanan
kesehatan rawat jalan seperti : Poli Gigi dan Mulut, Poli
Anak, Poli KIA, Poli Umum, Ruang Santun Usila, SKS,
UGD, Labor, Apotek.

2. Struktur Organisasi Puskesmas Sungai Panas


Susunan organisasi UPT Puskesmas Sungai Panas terdiri dari:
 Kepalah UPT.Puskesmas Sungai Panas : dr. Annggrainie N W
 Kasubag Tata Usaha : Liza Elfiani, SKM
a. Kepegawaian : Diliawati, SKM
Ary Setiawan, SE
b. Keungan : Suraya
MariaFitriani,Amd keb
c. Rumah tangga : Raja Muhammad Syah

 Penanggung jawab UKM : dr. Arnimala Dewi


a. UKM Ensial
 Promkes : Novie Novera, AMK
UKS/UKGS drg.Selly Kasuarina
 KIA/KB
KIA : Tuti Oktarini, Amd.Keb
KB :Nurita Hariati, Amd.Keb
 Kesling : Rika Indriyani, AMK
 Gizi : Ramadani Zakiah, Amg
 P2P
P2 Imunisasi : Lisna Mardewi
P2 ISPA : Nila Apria Santi, Amk
P2 Diare : Nila Apria Santi, Amk
P2 TB : Eliya Fifianti , Amk
P2 Kusta : Eliya Fifianti , Amk
P2 DBD : Rika Indriani
P2 HIV IVA IMS :Retno Puji H, Amd Keb
P2 Surveilans : Rika Indriani
P2 PTM : Novia Novera . Amk

b. UKM Pengembangan
 PEL. Kesehatan Jiwa : Novia Novera, Amk
 PEL. Kesehatan Gigi : drg. Selly Kasuarina
Masyarakat
 PEL. Kesehatan : Muhammad Zakaria
Tradisonal & BATRA
 PEL. Kesehatan Indra : Novi Novera , Amk
 PEL.Kesehatan :Maria Fitriani,Amd,Keb
Lansia
 PEL. Kesehatan kerja : Opetrina, SKM
 PEL. Kesahatan Haji : dr. Arnimala Dewi
 PEL. Kesehatan PKPR : Ulfah Erlizah, AMK
 PEL. Perkesmas : AmirSyah, AMK

 Penanggung Jawab UKP


a. UKP
 PEL. Kesehatan Gigi : drg. Sarma Rina S
&Mulut
 PEL. Pemeriksaan : dr. Emiyanti Taringan
UMUM
 PEL. Kesehatan Ibu : Asriati, Amd. Keb
& Anak
 PEL. Persalinan :Erwin Sutejo, Ssi,APT
 PEL. Laboratorium : Opetrina, SKM
 PEL. Gawat Darurat : dr. Bagus Koesbinarto

 Penanggung Jawab Jearing : dr. Dewi Silfia . K


Pelayanan Kesehatan

3. Fasilitas / Sarana Dan Prasarana


a. Sarana Fisik

Terdiri Dari Rawat Jalan Dan Rawat Inap.

b. Fasilitas Kesehatan Pada Puskesmas Sungai Panas


1. Instansi Gawat Darurat ( IGD)
2. Ruang Rawat Inap ( 6 Tempat Tidur )
3. Ruang Bersalin (VK)
4. Poli Kia /Kb
5. Poli Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Laboratorium
7. Apotek
8. Poli Anak
9. Ruang Santun Usila
10. Poli Umum
11. SKS
B. Pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas (18 kegiatan puskesmas)

1. Program yang sudah dilakukan


Setiap pusat kesehatan masyarakat mempunyai beberapa program
wajib dan pengembangan yang harus dilaksanakan untuk setiap
puskesmas antara lain:
a. Wajib
1) Program promosi kesehataan
2) Program kesehatan lingkungan
3) Program kesehatan ibu dan anak atau KB (PWS KIA / AMP,
KB, DDKT, PKPR/KRR, KTA/KPT, MTBS, USILA)
4) Program perbaikan gizi masyarakat
5) Pencegahan dan penyakit menular (diare, ispa, AFP, malaria,
TB, kusta, DBD, campak, imunisasi, IMS, dan PMTCT)
6) Program pengobatan
b. Pengembangan
1) Program kesehatan sekolah
2) Program pelayanan perawatan kesehatan masyarakat
3) Program kesehatan kerja
4) Program kesehatan gigi dan mulut
5) Program kesehatan jiwa
6) Program kesehatan mata
7) Program kesehatan usila
8) Program pembinaan pengobatan tradisional
9) Program IVA
10) Program VCT/IMS/PTM
11) Program rawat inap

2. Program yang belum terlaksana


Hampir semua dari program puskesmas sungai panas terlaksana
dengan baik, kecuali program kesehatan jiwa, dikarenakan kurangnya
kesadaran diri masyarakat untuk membawa keluarga yang memiliki
gangguan kejiwaan.

3. Kendala-kendala yang dihadapi


Kendala-kendala yang di hadapi dalam puskesmas sungai panas yaitu :
a. Terkendalanya kurangnya sumber daya manusia
b. Kurangnya kunjungan lansia, ibu hamil dan balita ke posyandu
c. Wilayah puskesmas strategis ada terdapat rumah sakit, klinik dan
bidam praktek swasta
d. Kinerja puskesmas masih lemah
e. Memperbaiki metode atau penerapan tehnologi yang dipergunakan
dalam kegiatan pelayanan

C. Pelaksanaan Manajemen Puskesmas Sungai Panas Berdasarkan


Permenkes Tahun 2017

1) Perencanaan (mikroplanning)
Perencanaan tingkat puskesmas dikenal istilah perencanaan
mikro (mikro planning), merupakan salah satu fungsi manajemen
puskesmas bersama dengan minilokakarya dan statifikasi
puskesmas, ketiganya merupakan satu kesatuan sebagai alat
melaksanakan fungsi pengelolaan (manajemen puskesmas)
pengertian perencanaan puskesmas ialah sebagai usaha untuk
merinci kegiatan-kegiatan upaya kesehatan dalam rangka mencapai
status kesehatan masyarakat yang dikehendaki dalam periode
tertentu pada masa yang akan datang, sehingga perencanaan tingkat
puskesmas merupakan suatu proses kegiatan yang sistematis untuk
menyusun dan mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh puskesmas pada tahun berikutnya untuk meningkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam
upaya mengatasi masalah-masalah kesehatan setempat (departemen
kesehatan,2016).

Ada 2 macam rencana yang disusun dalam perencanaan


tigkat puskesmas sungai panas (PTP) yaitu :

1. rencana usulan kegiatan (RUK), berisi usulan kegiatan tahun


fiscal mendatang untuk mengajukan program kegiatan
beserta biayanya.
2. rencana pelaksanaan kegiatan (RPK), berisi rencana
pelaksanaan kegiatan tahun anggaran bersangkutan sesuai
alokasi anggaran yang diterima oleh puskesmas.
Penggerakkan dan pelaksanaan

2) Pergerakan dan Pelaksanaan (Lokakarya Mini)

a) Lokakarya Mini Bulanan


Lokakarya mini bulanan bertujuan untuk menilai
sampai seberapa jauh pencapaian dan hambatan-hambatan
yang dijumpai oleh para pelaksana program/kegiatan pada
bulan atau priode yang lalu sekaligus pemantauan terhadap
pelaksana rencana kegiatan puskesmas yang akan datang;
sehingga dapat dibuat perencanaan ulang yang lebih baik
dan sesuai dengan tujuan yang henak dicapai. Disamping
itu, kita ketahui bersama bahwa keberhasilan pelaksanaan
kegiatan puskesmas memerlukan keterpaduan baik lintas
program maupun lintas sector. Lokakarya mini bulanan
dilaksanakan pada setiap awal bulan. Keterpaduan lintas
program adalah keterpaduan internal puskesmas yang
bertujuan agar seluruh petugas mempunyai rasa memiliki
dan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan seluruh
kegiatan yang diselenggarakan oleh puskesmas secara
terintegrasi. Seluruh komponen puskesmas harus memiliki
kesadaran bahwa puskesmas merupakan satu system dan
mereka adalah subsistemnya. Pengorganisasian internal
puskesmas sekaligus pemantauan kegiatan dilaksanakan
melalui lokakarya mini bulanan puskesmas yang
menghasilkan perencanaan ulang. Lokakarya mini bulanan
puskesmas deselenggarakan dalam 2(dua)tahap yaitu:

1) Lokakarya mini bulanan yang pertama


merupakan lokakarya penggalangan tim.
Diselenggaraan dalam rangka pengorganisasian untuk
dapat terlaksananya RPK puskesmas. dilaksanakan
dalam rangka penentuan penanggung jawab dan
pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah
kerja. Seluruh program kerja dan wilayah kerja
puskesmas dilakukan pembagian habis kepada seluruh
pegawai puskesmas, dengan mempertimbangkan
kemampuan yang dimilikinya.
2) Lokakarya mini bulanan rutin
Lokakarya mini bulanan rutn diselenggarakan
sebagai tindaklanjut dari lokakarya mini bulanan yang
pertama. Lokakarya mini bulanan ini dilaksanakan
untuk memantau pelaksanaan kegiatan puskesmas,
yang dilakukan tiap bulan secara teratur. Pada forum
lokakarya mini bulanan rutin, dapat secara teratur. Pada
forum lokakarya mini bulanan rutin, dapat sekaligus
dilaksanakan pertemuan tinjauan manajemen, sesuai
jadwal yang telah ditetapkan tim audit internal.

b) Lokakarya Mini Tribulanan


Masalah kesehatan (termasuk kejadiankesakitan dan
kematian) yang terjadi dimasyarakat disebabkan oleh
banyak factor, dimana sebagai penyebab utamanya diluar
factor kesehatan. Penyebab masalah kesehatan dapat
disebabkan antara lain oleh factor lingkungan , perilaku
masyarakat , pelayanan kesehatan, keadaan demografi dan
factor keturunan. Oleh karena itu untuk memecahkan
masalah kesehatan dibutuhkan kerjasama antara sector
kesehatan dengan sector-sektor lain yang terkait dengan
penyebab terjadinya masalah kesehatan. Untuk memelihara
kerjasama lintas sector perlu dilakukan upaya penggalangan
dan pemantauan pelaksanaan kerjasama melalui suatu
forum lokakarya mini yang diselenggarakan setiap tribulan
yang disebut lokakarya mini tribulan. Bertujuan untuk
menginformasikan dan mengidentifikasikan capaian hasil
kegiatan tribulan sebelumnya, membahas dan memecahkan
masalah dan hambatan yang dihadapi oleh lintas sector
pada kegiatan tribulan sebelumnya. Adapun tahapan
kegiatan lokakarya mini tribulanan lintas sector
dilaksanakan dalam dua tahap yaitu:
1) Lokakarya Mini Tribulanan Yang Pertama
Lokakarya mini tribulanan yang pertama
merupakan lokakarya penggalangan tim yang
diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian
untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan
sektoral yang terkait dengan pembangunan
kesehatan. Pada tahapan ini, puskesmas
mendiskusikan usulan yang akan disampaikan
didalam musrenbang kecamatan semua pihak
sudah tersosialisasi dan dapat mendukung
program kesehatan di tingkat kecamatan.
Pengorganisasian dilaksanakan untuk penentuan
penanggungjawab dan pelaksana setiap kegiatan
serta untuk penentuan penanggung jawab dan
pelaksanaan setiap kegiatan serta untuk satuan
wilayah kerja, seluruh program kerja dan wilayah
kerja kecamatan dilakukan pembagian habis
kepada seluruh sector terkait, dengan
mempertimbangkan kewewenangan dan bidang
yang dimilikinya.

2) Lokakarya Mini Tribulanan Rutin


Sebagaimana lokakarya bulanan puskesmas,
maka lokakarya mini tribulanan rutin merupakan
tindaklanjut dari penggalangan kerjasama lintas
sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya
dilakukan tiap tribulanan secara tetap.
Penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan rutin
dilakukan oleh camat dan puskesmas dibantu
sector terkait dikecamatan.

3) Pengawasan, Pengendalian , dan Penilaian Kinerja

a) Pengawasan dan Pengendalian Puskemas


Pengawasan puskesmas di bedakan menjadi
dua,yaitu pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan
internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh puskesmas
sendiri, baik oleh kepala puskesmas,tim audit internal
maupun setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana
program. adapun pelaksanaan eksternal dilakukan oleh
instasi dari luar puskesmas antara lain dinas kesehatan
kabupaten/kota, dan/masyarakat.
Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif,
sumber daya, pencapaian kinerja program ,dan teknis
pelayanan.apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian baik
terhadap rencana, standar ,peraturan perundangan maupun
berbagai kewajiban yang berlaku. Pengawasan dilakukan
melalui kegitan supervisi yang dapat dilakukan secara
terjadwal atau sewaktu-waktu.
Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk
menjamin kesesuaian pelakasanaan kegiatan dengan
rencana yang telah di tetapkan sebelumnya dengan cara
membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah
ditetapkan sebelumnya . Jika terdapat ketidaksesuaian,
maka harus dilakukan upaya perbaikan ( correctiveaction ).
Kegiatan pengendalian ini harus dilakukan secara terus
menerus. Pengendalian dapat dilakukan secara berjenjang
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota,kepala puskemas,
maupun penanggung jawab program.
b) Penilaian Kerja Puskesmas
Penilaian kerja puskesmas adalah suatu proes yang obyektif
dan sistematis dalam mengumpulkan,meganalisis dan
menggunkan informasi untuk menetuan seberapa efektif
dan efisien pelayanan puskesmaas disediakan,serta sasaran
yang di capai sebagai penilaian hasl kerja/prestasi
puskesmas. Penilaian kinerja pusksmas dilaksanakan oleh
puskesmas dan kemudian hasil penilainnya akan
diverifikasi oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Tujuan
dilaksanakannya penilaian kinerja adalah agar puskesmas:
1. Mendapatkan gambaran tingkat kinerja puskesmas
(hasil cakupan keiatan,mutu kegiatan dan
manajemen puskesmas) pada akhir tahun kegiatan.
2. Mendapatkan masukan untuk penyusunan kegiatan
di tahun yang akan datang.
3. Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah,
mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan
masalah kesehatan di wilayah kerjannya berdasarkan
adanya kesenjangan pencapaian kinerja.
4. Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi
dokumen untuk persyaratan akreditasi puskesmas.
5. Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan
untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan
datang berdasarka prioritasnya.
D. Pelaksanaan SP2TP
Pencatatan harian asing-masing proram puskesms sungaipanas
dikomplikasi menjadi laporan terpadu puskemas atau disebut dengan
sistem pencatata dan pelaporan terpadu puskesmas ( SP2TP). SP2TP ini
dikirim kedinas kesehatan kabupaten atau kota setia awal bulan, kemudian
Dinkes Kabupaten atau Kota mengolahnya dan mengirimkan umpan
baliknya ke Dinkes provinsi dan depkes pusat. Umpan balik tersebut harus
dikirimkn kembali secara rutin kepuskesmas untuk dapat dijadikan
evaluasi keberhasilan program. Namun sejak otonomi daerah dilaksanakan
puskesmas tidak punya kewajiban lagi mengirimkan laporan kedepkes
pusat tetapi Dinkes Kabupaten atau Kota lah yang berkewajiban
menyampaikan laporan rutinnya Kedepkes Pusat.
Ada beberapa jenis laporan yang dibuat oleh puskesmas ungai
panas antara lain:
1. Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa
penyakit tertentu
2. Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit
yang sedang di tanggunglangi.
3. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin program.
Laporan jenis ini ada 4 jenis yaitu :
1) LB1, berisi data kesakitan
2) LB2 , berisi data kematian
3) LB3, berisi data program gizi, KIA, KB, dll
4) LB4, berisi data obat-obatan

Ada juga jenis laporan lain seperti laporan triwulan, laporan


semester, dan laporan tahunan yang mencakup data kegiatan
program yang sifatnya lebih komprehensif disertai penjelasan
secara naratif. Yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan
semua jenis data yang telah dibuat dalam laporan sebagai masukan
atau input untuk menyusun perencenaan puskesmas
(mikroplanning) dan lokakarya minipuskesmas (LKMP).
E. Pelaksanan Sitem Rujukan
Sistem rujukan upaya kesehaan adalah suatu sistem jaringan
fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya timbal balik
atas masalah yang timbul, baik secara vertikal taupun horizontal kefasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi
oleh wilayah administrasiyang bertujuan agar pasien mendapatkan
pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu
sehingga jiwanya dapat terselamatkan dengan demikian dapat menurunkan
AKI (angka kematian ibu) dan AKB (angka kematin bayi) sistem
pelaksanaan rujukan yang ada dipuskesmas sungai panas yaitu:
1. Jika pasien memiliki kartu KIS atau BPJS maka akan dirujuk
kefasilitas kesehatan tipe C.
2. Untuk pasien umu akn dirujuk sesuai dengan arahan dokter atau
keinginan sendiri
3. Pembanguna sarana rumah sakit dan perlengkapannya.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat


ternyata masih menimpan berbagai permasalahan yang harus diperhatikan
secara seksama, seperti tenaga medis dan paramedis yang belum memadai.
Oleh karena itu, diperlukan perhatiab khusus dari pemerimtah dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat serta komitmen untuk
menambah Sumber Daya Manusia demi menunjang system pelayanan
Puskesmas.
Dari segi program-program yang telah di susun oleh Puskesmas
sudah dapat berjalan dengan baik, dengan adanya komitmen dari setiap
jajaran yang ada untuk melakukan kegiatan yang telah disepakati secara
bersama, namun untuk program kesehatan kejiwaan masih belum
terlaksana dengan baik, ini diakibatkan oleh kurangnya kesadaran
masyarakat dalam mengikuti program kesehatan jiwa yang telah dibuat
oleh Puskesmas.
Adapun dalam pelaksanaan program Puskesmas, mahasiswa hanya
dapat mengikuti program penyuluhan baik di dalam gedung Puskesmas
maupun di Panti Jompo, selain itu mahasiswa juga dapat mengikuti
kegiatan berupa posyandu baik untuk balita maupun lansia, serta program
kesehatan mata berupa penyuluhan masyarakat.
Puskesmas Sungai Panas memiliki luas wilayah kerja ± 7,30 k m2
yang terdiri dari 2 (dua) Kelurahan yaitu Kelurahan Bengkong Indah dan
Keluraha Bengkong Sadai, dengan total 32 RW dan 144 RT dengan total
penduduk 48,314 jiwa.

Distribusi 10 (sepuluh) penyakit di lingkungan Puskesmas Sungai


Panas terdiri dari penyakit Diare sebanyak 425 kasus, Filariasis sebanyak
83 kasus, DBD sebanyak 55 kasus, TBC sebanyak 51 kasus, Campak
sebanyak 28 kasus, IMS sebanyak 19 kasus, Pneumonia sebanyak 8 kasus,
Kusta sebanyak 8 kasus, Malaria sebanyak 2 kasus dan HIV/AIDS dengan
1 kasus.

B. SARAN

1. Puskesmas harus menambah Sumber Daya Manusia demi


tercapainya program-program Puskesmas secara menyeluruh.
2. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas
demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan.
3. Puskesmas harus memiliki denah lokasi ruangan pelayanan
kesehatan untuk mempermudah masyarakat mencari tempat
layanan kesehatan yang diinginkan.
4. Mengingatkan kerjasama, antara Puskesmas dan masyarakat umtuk
mensosialisasikan informasi-informasi mengenai program dan
prosedur yang ada di Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai