20
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Puskesmas
20
TESIS
21
meningkatkan
kesehatan
perorangan,
keluarga, da n
TESIS
22
menyelenggarakan
dan
memantau
pelaksanaan
program
kesehatan.
3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pe rtama s ecara m enyeluruh, t erpadu dan be rkesinambungan, yang
meliputi pe layanan kesehatan per or angan berupa r awat j alan dan rawat inap
dan pe
layanan ke
sehatan m
asyarakat be
rupa
promosi k
esehatan,
TESIS
23
upaya p elayanan
kesehatan
Puskesmas
TESIS
24
TESIS
25
TESIS
26
TESIS
27
ahun 2004,
TESIS
28
TESIS
29
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
TESIS
30
TESIS
b. Posyandu P ratama
31
TESIS
32
TESIS
Makanan (TPM)
33
TESIS
34
(masukan, s arana,
TESIS
35
% da ri j umlah
pengunjung Puskesmas.
b. Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi atau tindak lanjut yang
diperlukan a dalah J umlah kl ien pa da kl inik s anitasi yang m endapat
intervensi atau tindak lanjut yang benar-benar diperlukan di wilayah
kerjanya selama periode Januari s/d Desember.
Target yang h arus di capai a dalah 100 % da ri kl ien yang di tangani,
minimal t indak lanjut yang di lakukan a dalah kunj ungan r umah d an
pemberian masukan atau nasehat atau penyuluhan yang perlu.
6. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
a. Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses terhadap Jamban
adalah Jumlah KK yang memiliki akses terhadap jamban di wilayah
kerjanya selama periode Januari s/d Desember.
Akses di sini tida k
sendiri,
bisa
TESIS
36
c. Jamban Sehat ada lah jamban yang secara t eknis da pat m engurangi
resiko t erjadinya kont aminasi t erhadap l ingkungan s ekitar s elama
periode Januari s/d Desember.
Prinsip jamban sehat ant ara l ain: da pat m encegah kont aminasi ke
badan a ir, da pat m encegah kont ak antara m anusia da n t inja, d apat
mencegah ba u yang t idak s edap, t inja di t empat yang t ertutup. H al
ini dicapai dengan lubang kloset tidak berhubungan langsung dengan
kotoran (misalnya dengan sistem leher angsa), ada septic tank dll.
d. Pelaksanaan kegiatan STBM ol eh Puskesmas adalah suatu kegiatan
pemberdayaan yang dilakukan oleh Puskesmas terhadap masyarakat
di D esa/Kelurahan dimana ke giatan tersebut me miliki tuj uan salah
satu atau lebih dari 5 elemen STBM s elama pe riode Januari s/d
Desember.
Lima (5) elemen kegiatan STBM antara lain: tidak buang air besar di
sembarang tempat, mencuci t angan pakai s abun, mengelola air
minum da n m akanan yang a man, m engelola s ampah de ngan be nar,
mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
1. Kesehatan Ibu
a. Pelayanan ke sehatan b agi bum il s esuai s tandar, unt uk kunj ungan
lengkap ( K4) a dalah Ibu ha mil yang m endapat pe layanan ANC
sesuai s tandart d engan distribusi pe layanan minimal tr ibulan I : 1
TESIS
37
TESIS
38
2. Kesehatan Bayi
a. Pelayanan neonatal r isti/komplikasi yang di tangani ada lah Jumlah
Neonatal R isti a tau komplikasi yang di tangani s esuai s tandart ol eh
tenaga ke sehatan di w ilayah kerjanya s elama p eriode Januari s/d
Desember.
Risti/komplikasi a dalah penyimpangan dari nor mal yang b erpotensi
atau secara l angsung menyebabkan kesakitan/kematian, yang
meliputi tr auma la hir, asfiksia, TN, sepsis, B BLR < 2500
gr,
mal 3
mendapat pe layanan
kesehatan
Neonatal
TESIS
39
yang m emperoleh
pelayanan
kesehatan m eliputi
TESIS
40
TESIS
41
TESIS
42
TESIS
43
d. Balita bawah garis merah adalah Jumlah balita yang ditimbang setiap
bulan dimana berat badanya berada dibawah garis merah pada KMS
di wilayah kerjanya selama periode Januari s/d Desember.
e. Cakupan R umah t angga yang m engkonsumsi g aram be ryodium
adalah Jumlah Rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium
di wilayah kerjanya selama periode Januari s/d Desember.
3. Pemantauan Status Gizi
a. Desa be bas r awan gizi adalah Jumlah Desa at au Kelurahan dengan
prevalensi status gizi kurang dan gizi sangat kurang pada balita < 15
% di wilayah kerjanya selama periode Januari s/d Desember.
b. Balita N aik Berat badannya ( N/D) ad alah Jumlah balita yang
ditimbang s etiap bul an da n na ik be rat ba dannya ( sesuai d engan
Kenaikan Berat Badan Minimal / KBM) di wilayah kerjanya selama
periode Januari s/d Desember.
c. Persentase ba lita yang ditimbang be rat ba dannya adalah Jumlah
balita yang ditimbang berat badannya yang ada di wilayah kerjanya
selama periode Januari s/d Desember.
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
1. Diare
a. Penemuan penderita Diare di
TESIS
44
TESIS
45
TESIS
46
TESIS
47
TESIS
48
TESIS
49
TESIS
50
Puskesmas dan
jaringannya dengan penyakit yang baru diderita pada tahun yang sama.
Kasus l ama a dalah pa sien yang b erkunjung ke
Puskesmas dan
TESIS
51
TESIS
52
TESIS
2.2
53
Kinerja
TESIS
54
TESIS
55
merupakan aktivitas yang selalu ditunjukkan dalam job description secara formal.
Sedangkan contextual performance merupakan extra-role performance atau
Organizational Citizenship Behaviour (OCB) a dalah be ntuk pe rilaku y ang
mempunyai kont ribusi pada p encapaian t ujuan or ganizational m elalui dampak
perilaku tersebut pada psikologis, sosial dam konteks kerja organisasi.
Lima tipe contextual performance menurut Motowidlo dan Borman (2003)
yaitu sukarela m elaksanakan tugas yang buk an ba gian dari pe kerjaan s ecara
formal, t etap a ntusias d an be rusaha unt uk m enyelesaikan t ugas s endiri de ngan
sukses. M embantu da n b ekerjasama de ngan or ang l ain, m engikuti pe raturan da n
prosedur or ganisasi m eskipun s ecara pr ocedural s ulit, m endukung da n
mempertahankan tujuan organisasi.
Menurut S onnentang ( 2002), t erdapat t iga a sumsi da sar yang di hubungkan
dengan perbedaan task performance dan contextual performance, yaitu :
1) Aktivitas y ang relevan unt uk task performance bervariasi ant ara p ekerjaan
sedangkan aktivitas contextual performance hampir sama seluruh pekerjaan.
2) Task performance dihubungkan de ngan ke mampuan,sedangkan contextual
performance dihubungkan dengan personality dan motivasi.
3) Task performance lebih di tentukan da n di atur da n m erupakan in-role
behaviour sedangkan contextual performance lebih be bas m enentukan da n
merupakan extra role performance.
TESIS
56
b.
TESIS
57
perusahaan, 8). Kinerja individu dan organisasi, 9). Praktik manajemen, 10).
Struktur, 11). Iklim kerja.
Motivasi ke rja da n ke mampuan ke rja m erupakan di mensi yang c ukup
penting da lam pe nentuan ki nerja. M otivasi s ebagai s ebuah dor ongan da lam
diri pe gawai a kan m enentukan ki nerja yang di hasilkan. B egitu j uga de ngan
kemampuan kerja pe gawai, dimana m ampu t idaknya p egawai da lam
melaksanakan t ugas akan be rpengaruh t erhadap ki nerja yang di hasilkan.
Semakin tinggi kemampuan yang dimiliki pegawai akan semakin menentukan
kinerja yang dihasilkan.
c.
TESIS
58
3) Faktor Organisasi
a. Sumberdaya
b. Kepemimpinan
c. Penghargaan
d. Struktur
e. Job design
Simamora m engungkapkan ke mampuan da n ke ahlian s ebagai
faktor i ndividual m asing-masing pe gawai. S emakin
kompeten
TESIS
59
sikap,
TESIS
60
Job Involvement
Perceived Opportunity
For Reaward (POR)
In Role
Performance
Job Satisfaction
Effort
Organizational
Commitment
Extra Role
Performance
Gambar 2.1 Framework Mc Cook Models of POS, POR, Work Attitude, Effort,
Job Performace (2002).
2.3
Tim
TESIS
61
Definisi tim yang dikemukakan oleh Harris menyebutkan bahwa tim sebagai
sebuah ke lompok k erja a tau uni t yang m emiliki t ujuan yang s ama, dimana
anggota t im m embangun hubung an s aling m enguntungkan unt uk m encapai
tujuan. Selanjutnya kerjasama kelompok ( teamwork) menyiratkan kerjasama dan
usaha yang terkoordinasi oleh beberapa individu yang bekerja sama di dalam hal
yang s ecara be rsama m enarik minat m ereka. Hal t ersebut m emerlukan berbagai
peran, bakat dan kepemimpinan (Budiono, 2005).
Tim be rbeda de ngan k elompok ( groups). Tim me miliki tuj uan kinerja
kolektif, s inergi pos itif, pe rtanggungjawaban i ndividual da n t imbal ba lik, s erta
memiliki ke trampilan saling me lengkapi di
kelompok m emiliki tujuan saling be rbagi inf ormasi de ngan sinergi yang ne tral,
pertanggungjawaban individual de ngan ketrampilan acak dan beraneka macam
(Robbins, 2001).
2.3.2
Efektivitas Tim
Efektivitas t im a dalah pe nggunaan s ecara t otal s eluruh pot ensial s umber
2.
Anggota tim me rasa setara di dalam tim, dan komitmen lebih ditujukan pada
kinerja tim da ri pa da ki nerja in dividu ( Group member should feel that they
TESIS
62
are equals with others on the team and their should be an underlying
commitment to team performance rather then individual performance).
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Perasaan bahwa tim akan berhasil mencapai tujuan ditetapkan sebagai bagian
yang penting da lam ling kungan s osial tim ( An underlying feeling that the
team will be succesfull in accomplishing the goals they have set is and
essential part of the social surrounding).
TESIS
9.
63
10. Beberapa tim mendapatkan bahwa memiliki devils advocate dapat membantu
secara t erus m enerus m engingatkan tim bi la t erjadi pe nyimpangan, de ngan
demikian m enjaga kelompok unt uk t etap kr eatif da n m emikirkan s esuatu
secara menyeluruh (Some group find it helpful to have a devils advocats, who
constantly reminds the group of how things could go wrong their by keeping,
the group open to creativity and thinking everything through throroughly ).
11. Tim seharusnya memiliki tujuan yang jelas dimana seluruh anggota tim komit
(The team should have clearly defined goals to which all team members are
commited).
12. Imbalan diberikan sebagi salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi (One
way to ensure motivation is the use of rewards).
13. Kepemimpinan dibagi sebagai ta nggung ja wab tim, tida k didelegasikan
(Leadership should be a shared group responsibility, not a delegated
position).
14. Setiap a nggota t im be rtanggung j awab pa da t ujuan t im. Tugas yang s edang
dilaksanakan a dalah pe nting da n m emiliki da mpak pa da l uar t im ( Each
member should feel responsible for the team goals and they shoul also feel
that the task at hand is important and will have an impact outside of the
team).
TESIS
64
Inventory
yang
menimbulkan perasaan emosional anggota tim. Misi tim menunjukkan untuk apa
tim tersebut dibentuk (Aditama, 2000). Dengan keberadaan misi di dalam sebuah
TESIS
65
tim, maka anggota tim bisa tahu apa yang harus dikerjakan dan apa yang menjadi
tujuan serta apa yang menjadi prioritas tim (Hoevermeyer, 1993).
Pencapaian t ujuan a dalah s ebuah pr oses yang ha rus di kerjakan t im yang
didesain untuk hasil yang diinginkan. Pencapaian tujuan akan membawa tim pada
kejelasan t ujuan ba gi s emua a nggota t im. B ila t imbul m asalah de ngan upa ya
pencapaian tim m aka aka n segera di cari pe nyebab masalah tersebut. Dukungan
sumber da ya da ri o rganisasi s angat di perlukan dalam upa ya p encapaian t ujuan
(Hoevermeyer, 1993).
Pemberdayaan di d alam t im ada lah pemberi ke wenangan ke pada anggota
tim untuk ikut memberi sumbangan pemikiran dan tenaga secara optimal. Semua
anggota tim me miliki k esempatan yang s ama u ntuk memberi masukan ke pada
tim. Ketua tim selalu memberi informasi kepada seluruh anggota tim dan anggota
tim da pat m embuat
TESIS
66
menjadi s angat kom pleks da lam dua de cade terakhir. P enemuan di bi dang
TESIS
67
TESIS
2.4
68
Work Atittude
Menurut Langton da n Robbins ( 2006), s ikap tidak s ama de ngan nilai
TESIS
69
2. Komponen afektif
Komponen afektif dari sikap berhubungan dengan perasaan seseorang tentang
orang lain, dimana dapat positif, negatif atau netral.
3. Komponen behavioral
Komponen behavioral sikap berhubungan dengan dampak dari berbagai situasi
atau ob yek yang m enunjukkan pe rilaku i ndividu be rdasarkan kom ponen
kognitif dan afektif.
2.4.3 Tipe Work Atittude
Sikap kerja berisi evaluasi positif atau negative yang dimiliki oleh karyawan
tentang a spek da lam lingkungan k erja. Sikap ke rja yang p enting yang
mempengaruhi kinerja organisasi menurut Robbins dan Judge (2008), yaitu:
1. Kepuasan kerja (Job Satisfaction)
2. Keterlibatan pekerjaan (Job Involvement)
3. Komitmen organisasi (Organizational Commitment)
2.5
Job Satisfaction
TESIS
70
mana s ebuah
pekerjaan
menyediakan
tugas
yang
TESIS
71
TESIS
72
TESIS
73
TESIS
74
TESIS
75
TESIS
76
2. Pergantian karyawan
Kepuasan kerja yang t inggi t idak akan membuat pe rgantian karyawan
menjadi rendah, sebaliknya bila terdapat ketidakpuasan kerja, maka pergantian
karyawan mungkin akan tinggi.
2.6
2.7
TESIS
ertentu s
erta t
uk
77
emiliki
komitmen a
ktif unt
uk pe
rusahaannya k
arena
keterlibatannyadengan hewan.
b. Continuance commitment (Komitmen berkelanjutan), yaitu nilai ekonomi yang
dirasa da ri be rtahan d alam s uatu or ganisasi bi la di bandingkan de ngan
meninggalkan or ganisasi t ersebut. S eorang ka ryawan m ungkin be rkomitmen
kepada s eorang pe mberi ke rja k arena di bayar t inggi d an merasa b ahwa
pengunduran diri dari perusahaan akan menghacurkan keluarganya.
c. Normative commitment (Komitmen Normatif), yaitu kewajiban bertahan dalam
organisasi unt uk a lasan-alasan m oral a tau e tis. S ebagai c ontoh, s eorang
karyawan yang m emelopori s ebuah i nisiatif ba ru m ungkin be rtahan de ngan
seorang pemberi kerja karena ia merasa meninggalkan seorang dalam keadaan
yang sulit bila ia pergi.
Meyer et al (1993) be rpendapat b ahwa s etiap komponen m emiliki da sar
yang b erbeda. P egawai de ngan kom ponen affective tinggi be rgabung de ngan
organisasi ka rena ke inginan unt uk t etap menjadi angg ota or ganisasi. Sementara
itu pegawai dengan komponen kontinyu tinggi tetap bergabung dengan organisasi
tersebut ka rena m ereka m embutuhkan organisasi. Pegawai yang memiliki
TESIS
78
komponen normative yang tinggi tetap menjadi anggota organisasi karena mereka
harus melakukannya.
Setiap or ang m emiliki da sar da n t ingkah l aku y ang be rbeda be rdasarkan
komitmen yang dimilikinya. Pegawai yang memiliki komitmen organisasi dengan
dasar affective memiliki t ingkah l aku yang b erbeda de ngan pe gawai yang
berdasarkan kontinyu. Pegawai yang i ngin m enjadi a nggota a kan m emiliki
keinginan unt uk m enggunakan us aha yang s esuai de ngan t ujuan o rganisasi.
Sebaliknya, mereka yang t erpaksa m enjadi anggota akan menghidari ke rugian
finansial dan kerugian lain, sehingga mungkin hanya melakukan usaha yang tidak
maksimal. S ementara i tu kom ponen normative yang berkembang s ebagai ha sil
dari pengalaman sosialisasi, tergantung dari s ejauh apa perasaan kewajiban yang
dimiliki pe gawai. K omponen normative menimbulkan pe rasaan ke wajiban pa da
pegawai untuk memberi balasan atas apa yang telah diterimanya.
2.8
In Role Performance
Organ et al (2006) m endefinisikan in role performance sebagai t ingkat
TESIS
79
4. Supervision
5. Management / administration
Tiap f aktor di a tas m empunyai s ub f aktor yang da pat be rvariasi s esuai
dengan pe kerjaan yang be rbeda. S ebagai c ontoh f aktor m anajemen da n
administrasi me mpunyai s ubdimensi s eperti ( 1) planning dan organizing, (2)
guiding, directing dan memotivasi ba wahan serta m emberikan feedback, ( 3)
training, coaching dan developing subordinates, (4) Communicating effectively
dan keeping other informed (Sonnentang, 2002).
TESIS
80
TESIS
81
TESIS
82
d. Courtessy
Menjaga hubungan baik dengan rekan kerjanya agar terhindar dari masalah
masalah interpersonal. Seseorang yang me miliki di mensi ini a dalah orang
yang menghargai dan memperhatikan orang lain.
e. Civic Virtue
Perilaku yang m engindikasikan t anggung j awab pada kehidupan or ganisasi
(mengikuti p erubahan
dalam or ganisasi,
TESIS
83
TESIS