Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT

“PUSKESMAS”

Dosen :
Dr. apt. Tuty Slamet, M.Si, M.M.Kes

Disusun Oleh :
1. Eka Yurika (D1A191809)
2. Fiqri Firmansyah (D1A191766)
3. Larasati Dewi (D1A191779)
4. Naura Laika (D1A191845)
5. Tresna Sari (D1A191862)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Puskesmas ini. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun sebagai untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kesehatan Masyarakat. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan dan
penulisan Makalah ini, banyak mendapat arahan dan bimbingan serta dukungan dari
berbagai pihak.
Penulis menyadari penulisan Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun akan dengan senang hati penulis terima
demi kesempurnaan tulisan ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga Makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua yang membaca. Semoga Allah SWT
selalu tetap memberikan rahmat hidayah-Nya kepada kita semua Aamiin.

Bandung, Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika di langsungkan
Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I diJakarta. Puskesmas
telah menjadi tonggak periode perjalanan sejarah Dinas Kesehatan
Kabupaten di Indonesia. Konsep Puskesmas sendiri diterapkan di
Indonesia pada tahun 1969. Perihal diterapkannya konsep Puskesmas ini,
pada awal berdirinya, sedikit sekali perhatian yang dicurahkan Pemerintah
di Kabupaten pada pembangunan di bidang Kesehatan. Sebelum konsep
Puskesmas diterapkan, dalam rangka memberikan pelayanan terhadap
masyarakat maka dibangunlah Balai Pengobatan (BP), Balai
Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA), yang tersebar di kecamatan-
kecamatan. Unit tersebut berdiri sendiri-sendiri tidak saling berhubungan
dan langsung melaporkan kegiatannya kepada Kepala Dinas Kesehatan,
umumnya unit tersebut dipimpin oleh seorang Mantri (perawat) senior
yang pendidikannya bisa Pembantu Perawat atau Perawat.
Salah satu layanan kesehatan yang paling mudah diakses
masyarakat adalah Puskesmas. Puskesmas kini sudah memiliki banyak
layanan untuk masyarakat di sekitarnya. Program yang paling akrab
dengan masyarakat adalah Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu. Jika
sebelumnya Posyandu hanya untuk bayi dan anak, kini program itu mulai
menyasar seluruh masyarakat dengan berbagai usia dari anak-anak,
remaja, dewasa hingga lansia.
Sejalan dengan diterapkannya konsep Puskesmas di Indonesia
tahun 1969, maka mulailah dibangun Puskesmas di beberapa wilayah
yang dipimpin oleh seorang Dokter Wilayah (Dokwil) yang membawahi
beberapa Kecamatan, sedang di tingkat kabupaten ada Dokter Kabupaten
(Dukabu) yang membawahi Dokwil. Pelayanan kesehatan yang diberikan
Puskesmas tersebut adalah pelayanan kesehatan menyeluruh
(komprehensif) yang meliputi pelayanan: pengobatan (kuratif), upaya
pencegahan (preventif), peningkatan kesehatan (promotif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif).
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Puskesmas?

b. Bagaimana sejarah Puskesmas di Indonesia?

c. Apa saja tugas dan fungsi Puskesmas?

d. Apa saja visi dan misi Puskesmas?

e. Apa saja faktor penghambat dan pendukung pelayanan

Puskesmas?

f. Bagaimana struktur organisasi di Puskesmas?

g. Bagaimana alur berobat di Puskesmas?

h. Bagaimana pengadaan dan pelaporan obat di puskesmas?

i. Ada berapa data puskesmas di wilayah kota Bandung?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Puskesmas

b. Untuk mengetahui sejarah Puskesmas di Indonesia

c. Untuk mengetahui tugas dan fungsi Puskesmas

d. Untuk mengetahui visi dan misi Puskesmas

e. Untuk mengetahui apa saja factor pendukung dan penghambat

pelayanan di Puskesmas

f. Untuk mengetahui bagaimana struktur organisasi di Puskesmas?

g. Untuk mengetahui bagaimana alur berobat di Puskesmas?

h. Untuk mengetahui bagaimana pengadaan dan pelaporan obat di

puskesmas?

i. Untuk mengetahui ada berapa data puskesmas di wilayah kota

Bandung?
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Definisi Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah

unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang

bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).

Puskesmas merupakan salah satu unit pemerintah yang

bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat di

bidang kesehatan. Sehingga puskesmas merupakan unit

yang paling dekat dengan masyarakat dan selalu berperan

aktif dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan

kesehatan masyarakat. Terjaminnya pelayanan kesehatan

yang bermutu merupakan output yang diinginkan oleh

seluruh pihak.

Sehingga untuk mendukung terjaminnya pelaksanaan

pelayanan kesehatan yang bermutu, setiap puskesmas

memberkan pelayanan berorientasi pada Standar Pelayanan

Minimal yang selanjutnya disingkat SPM pada bidang

kesehatan yang telah ditentukan (Siriyei, 2013).

Sebelum belakunya Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan

Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal

Bidang kesehatan, Standar Pelayanan Minimal Bidang


kesehatan diatur Peraturan Menteri Kesehatan 43 tahun

2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

dan sebelumnya diatur dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di

Kabupaten/Kota dengan pelayanan kesehatan yang meliputi

jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan target tahun

2010 – tahun 2015 yang terdiri dari pelayanan Kesehatan

dasar, pelayanan kesehatan rujukan, penyelidikan

epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar biasa/KLB

dan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

(Kementerian Kesehatan, 2019).

Dengan Puskesmas di setiap kecamatan atau tingkat

lebih rendah lainnya diharapkan seluruh warga mendapat

akses kesehatan yang merata. Puskesmas ini adalah unit

pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat

pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta

masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan

kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang

berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat

tinggal dalarn suatu wilayah tertentu (Azrul Azwar, 1996).


Puskesmas merupakan kesatuan organisasi

fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang

bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan

terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif

masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang

dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna

mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa

mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes,

2009).

Puskesmas sebagai tulang punggung

penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat di wilayah kerjanya berperan menyelenggarakan

upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar

memperoleh derajat kesehatan yang optimal, sehingga

untuk melaksanakan upaya kesehatan baik upaya


kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan

manajemen Puskesmas yang dilakukan secara terpadu dan

berkesinambungan agar menghasilkan kinerja Puskesmas

yang efektif dan efisien (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Dalam Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75

Tahun 2014 Tentang Puskesmas dimana tenaga kesehatan adalah setiap orang

yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan

atau keterampilan melalui kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga

non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan

dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah

pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,

karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana paling sedikit terdiri atas :

● Dokter atau dokter layanan primer;

● Dokter gigi;

● Perawat;

● Bidan;

● Tenaga kesehatan masyarakat;

● Tenaga kesehatan lingkungan;

● Ahli teknologi laboratorium medik;

● Tenaga gizi; dan

● Tenaga kefarmasian.
Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan

ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan

operasional lain di Puskesmas. Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus

bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar

prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta

mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan

memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja. Setiap

tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas harus memiliki surat izin

praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Adapun kegiatan pokok Puskesmas adalah sebagai berikut :

● KIA

● Keluarga Berencana

● Usaha Perbaikan Gizi, Kesehatan Lingkungan

● Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

● Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan

● Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah,

Kesehatan Olah Raga, Perawatan Kesehatan Masyarakat,

Kesehatan dan keselamatan Kerja, Kesehatan Gigi dan

Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata

● Laboratorium Sederhana

● Pencatatan Laporan dalam rangka Sistem Informasi

Kesehatan,

● Kesehatan Usia Lanjut

● Pembinaan Pengobatan Tradisional.


2. Sejarah Puskesmas di Indonesia

Sejarah dan perkembangan puskesmas di Indonesia

dimulai dari didirikannya berbagai institusi dan sarana

kesehatan seperti Balai Pengobatan, Balai Kesehatan Ibu

dan Anak, serta diselenggarakannya berbagai upaya

Kesehatan seperti usaha hygiene dan sanitasi lingkungan

yang masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Pada

pertemuan Bandung Plan (1951), dicetuskan pertama kali

pemikiran untuk mengintegrasikan berbagai institusi dan

upaya Kesehatan tersebut di bawah satu pimpinan agar

lebih efektif dan efisien. Selanjutnya konsep pelayanan

Kesehatan yang terintegrasi lebih berkembang dengan

pembentukan Team Work dan Team Approach dalam

pelayanan kesehatab tahun 1956. Penggunaan istilah

Puskesmas pertama kali dimuat pada Master Plan od

Operation for Strenghening National Health Service in

Indonesia tahun 1969. Dalam dokumen tersebut Puskesmas

terdiri atas 3 (tiga) tipe Puskesmas, yaitu :

● Tipe A : Puskesmas yang dipimpin dokter

secara penuh

● Tipe B : Puskesmas yang dipimpin dokter tidak

penuh

● Tipe C : Puskesmas yang dipimpin oleh

paramedis
Kemudian dalam Rapat Kerja Kesehaan Nasional

(RAKERNAS) ke-3 tahun 1970 ditetapkan hanya ada satu

tipe Ouskesmas dengan 6 (enam) kegiatan pokok

Puskesmas. Perkembangan selanjutnya lebih mengarah

pada penambahan kegiatan pokok Puskesmas seiring

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

kemampuan pemerintah, serta keinginan progtam di tingkat

pusat, sehingga kegiatan pokok Puskesmas

mengembangkan menjadi 21 (dua puluh satu) program

pokok puskesmas (Departemen Kesehataan, 2004).

3. Tugas dan Fungsi Puskesmas

Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian

wilayah kecamatan, memiliki tujuan yaitu mengacu pada

kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan

kabupaten/kota (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Tujuan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan

oleh puskesmas yang tertera pada peraturan menteri

kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 Pasal 2

yang mana tujuan tersebut Untuk mewujudkan masyarakat

yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,


kemauan dan kemampuan hidup sehat; untuk mewujudkan

masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan

bermutu;untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam

lingkungan sehat;untuk mewujudkan masyarakat yang

memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat (Kementerian

Kesehatan RI, 2014).

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas,

dimana Puskesmas menyelenggarakan fungsi yaitu

penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

tingkat pertama di wilayah. kerjanya dan Upaya kesehatan

mayarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Dalam menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas

berwenang untuk:

● Melaksanakan perencanaan berdasarkan

analisis masalah kesehatan masyarakat dan

analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

● Melaksanakan advokasi dan sosialisasi

kebijakan kesehatan.

● Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi,

dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang

kesehatan.

● Menggerakkan masyarakat untuk

mengindentifikasi dan menyelesaikan masalah


kesehatan pada setiap tingkat perkembangan

masyarakat yang bekerjasama dengan sektor

lain terkait.

● Melaksanakan pembinaan teknis terhadap

jaringan pelayanan dan upaya kesehatan

berbasis masyarakat.

● Melaksanakan peningkatan kompetensi

sumber daya manusia Puskesmas.

● Memantau pelaksanaaan pembangunan agar

berwawasan kesehatan.

● Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan

evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan

pelayanan kesehatan.

● Memberikan rekomendasi terkait masalah

kesehatan masyarakat, termasuk dukungan

terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon

penanggulangan penyakit.

Manajemen Puskesmas

Puskesmas diharapkan melaksanakan fungsi-fungsi

manajemen (P1, P2, P3) Menjadi dukungan sumber daya

seperti tenaga, dana, peralatan, teknologi, peralatan,

informasi, biasanya terbatas harus dimanfaatkan efisien dan

efektif untuk dapat hasilkan kegiatan-kegiatan pokok yang

telah ditetapkan agar tercapai target dan sasaran yang telah


direncanakan. Terdaoat beberapa komponen kegiatan

manajemen puskesmas, diantaranya :

● Perencanaan Tingkat Puskesmas perubahan

dari Micro planning (PTP)

● Penggerakan dan Pelaksanaan dengan

kegiatan ‘Mini Lokakarya

● Pemantauan SP2TP diubah jadi SP3

● Stratifikasi Puskesmas yang menjadi upaya

untuk melakukan penilaian prestasi kerja

puskesmas (Srata I/baik, Strata II/sedang,

Strata III/kurang)

Jika pemikiran manajemen diaplikasikan pada

pelaksanaan manajemen Puskesmas, paling tidak akan

diperoleh 5 (lima) manfaat, yaitu :

● Akan tercipta kinerja Puskesmas yang optimal,

sehingga visi dan tujuan Puskesmas yang

telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif.

● Akan tercipta peningkatan efisiensi dan

produktivitas kerja pegawai dan Puskesmas.

● Akan tercipta keteraturan, keselarasan,

kelancaran dan kelangsungan program dan

kegiatan Puskesmas.

● Akan tercipta mutu dan kepuasan layanan

kesehatan Puskesmas bagi para pelanggan


dan masyarakat, sehingga layanan Puskesmas

semakin berkembang.

● Akan tercipta kepuasan kerja pegawai,

pimpinan dan stake holder Puskesmas.

Kebijakan Dasar Puskesmas

Puskesmas melakukan Gerakan Pembangunan

berwawasan Kesehatan, Gerakan tersebut merupakan

reorganisasi jajaran kesehatan, perbaharui SKN, sistem

jaminan sosial nasional ujung tombak upaya kesehatan

(perorangan, masyarakat) (kebijakan dasar : reformasi

bidang kesehatan SK Menkes no. 128/Menkes/SK/II/2004).


4. Visi dan Misi Puskesmas

a. Visi Puskesmas

Dalam Dalam Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang

Puskesmas tertera visi pembangunan kesehatan

yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas.

Puskesmas melaksanakan pembangunan kesehatan

yang sesuai dengan paradigma sehat,

pertanggungjawaban wilayah, kemandirian

masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna dan

keterpaduan dan kesinambungan.

b. Misi Puskesmas

Dalam Dalam Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang

Puskesmas dimuat juga tentang misi puskesmas.

Dalam misi pembangunan kesehatan yang harus

diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung

tercapainya visi pembangunan kesehatan nasional.

Misi puskesmas adalah:

● Mendorong seluruh pemangku

kepentingan untuk berkomitmen dalam

upaya mencegah dan mengurangi

resiko kesehatan yang dihadapi


individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

● Menggerakkan dan bertanggung jawab

terhadap pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanya.

● Mendorong kemandirian hidup sehat

bagi individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat.

● Menyelenggarakan Pelayanan

Kesehatan yang dapat diakses dan

terjangkau oleh seluruh masyarakat di

wilayah kerjanya secara adil tanpa

membedakan status sosial, ekonomi,

agama, budaya dan kepercayaan.

● Menyelenggarakan Pelayanan

Kesehatan dengan memanfaatkan

teknologi tepat guna yang sesuai

dengan kebutuhan pelayanan, mudah

dimanfaatkan dan tidak berdampak

buruk bagi lingkungan.

● Mengintegrasikan dan

mengoordinasikan penyelenggaraan

UKM dan UKP lintas program dan lintas

sektor serta melaksanakan Sistem

Rujukan yang didukung dengan

manajemen Puskesmas.
5. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelayanan di

Puskesmas

Dalam realitanya pelayanan puskesmas sekarang

banyak memiliki masalah- masalah. Adapun masalah-

masalah yang telah diungkapkan diatas itu diakibatkan oleh

factor-faktor sebagai berikut : (Tjiptoherijanto dan Said

Zainal Abidin, 1993, 44:46)

a. Faktor Internal

● Pelaksanaan manajemen

Pelaksanaan manajemen

merupakan hal penting yang

menentukan dalam mencapai tujuan

yang efektif dan efisien dari tujuan

puskesmas. Dimana fungsi manajemen

ini untuk planning, organizing, leading,

dan controlling. Pada kegiatan

perencanaan setiap tahunnya sering kali

tidak berjalan sehingga kegiatan

berjalan apa adanya sesuai kebiasaan

yang dianggap ‘baik atau sudah biasa’.

Bahkan terasa sekali bahwa tidak

pernah ada upaya pengembangan.

Serta tidak pernah terpikir untuk

mempersoalkan kendali mutu pelayanan

yang disebabkan kurangnya


pengetahuan, peralatan, dan perhatian

tersita pada upaya pengobatan.

Dapat dikatakan bahwa kepala

Puskesmas lebih sibuk pada masalah-

masalah manajerial daripada kasus-

kasus klinik. Dapat dikatakan juga

bahwa kurangnya pengetahuan para

Kepala Puskesmas dan rendahnya

disiplin/etos kerja staff, menjadikan

unsur menejemen ini tidak berjalan.

Tentu hal ini menghambal kinerja

Puskesmas untuk melayani mas yarakat

dalam bidang kesehatan.

● Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana

merupakan suatu aspek terpenting

dalam mencapai target dari program-

program Puskesmas. Tetapi apa yang

terjadi pada Puskesmas di Indonesia

terkesan tidak diperhatikan oleh

pemerintah dengan alasan wilayah

geografis yang sulit untuk dijangkau,

sehingga sarana dan prasarana yang

ada di dalam Puskesmas sangat

terbatas, baik berupa alat medis


maupun obat-obalan. Hal ini terjadi

alibat dari sumber keuangan yang

dinailiki Puskesmas terbalas sehingga

mutu pelayanan puskesmas pun

naenjadi rendab karena tidak sesuai

dengan standar kesehatan.

● Tenaga medis

Jumlah tenaga medis yang

sangat sedikil mengakibalkan

ketidakmampuannya melaksanakan

program dari Dinas Kesehalan.

Misalanya program Posyandu yang

tidak lepal sasaran. Jumlah tenaga

medis sedikit karena insentif dari

pemerintah daerah. Faktor

kesejahteraan pegawai memang hal

penting karena berkaitan dengan satu-

satunya pendapatan resmi mereka

adalah gaji. Untuk mencapai

penyelenggaraan pelayanan kesehatan

di Puskesmas diperlukan pimpinan yang

mau memotivasi pegawainya dengan

cara memenuhi kebutuhan hidupnya.

● Sumber keuangan puskesmas


Sumber keuangan dari

pemerintah pusat maupun daerah yang

didapat tidak sebanding dengan

pengeluaran operasional Puskesmas

sehingga biaya pelayanan Puskesmas

pun mahal padahal sarana yang

terdapat di sana tidak sebanding

dengan apa yang harus dibayar

sehingga hal ini berdampak kepada

masyarakat untuk heralih pergi ke

Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih

baik daripada Puskesmas. Adapun

sumber-sumber keuangan Puskesmas

sebagai berikut:

- Pemerintah

Sumber biaya

berasal dari Pemerintah

Kabupaten yang

dibedakan atas dana

pembangunan dan dana

anggaran rutin. Dana ini

diturunkan secara

bertahap ke Puskesmas

melalui Dinas Kesehatan

Kabupaten.
- Retribusi

Reiribusi

merupakan salah satu

sumber pendapatan

Puskesmas yang

membiayai upaya

kesehalan perorangan

yang pemanfaatanya dan

besamya ditentukan oleh

Pemerintah Daerah.

- PT.ASKES

Puskesmas

menerima dana dari PT.

ASKES yang

peiuntukannya sebagai

imbal jasa kepada peserta

ASKES yaitu Pegawai

Negeri Sipil (PNS)

- PT.JAMSOSTEK

Puskesmas

menerima dana dari PT.

JAMSOSTEK yang

peiuntukannya sebagai

imbal jasa kepada peserta


JAMSOSTEK yaitu

Pegawai / karyawan yang

berada dibawah naungan

Dinas Tenaga Kerja.

- BPP (Badan Penyantun

Puskesmas)

Dengan

memberdayakan polensi

yang dimiliki masyarakat

dalam rangka

meningLatkan derajat

kesefiatan masyarakat.

Sumber-sumber keuangan

Puskesmas ini iemyata

tidak dapat memhiayai

operasinal dari program-

program Puskesmas. Hal

ini diakibatkan oleh

beberapa faktor yaitu,

birokratisasi penyaluran

keuangan dari pemerintah

sampai ke Puskesmasnya

dan rendahnya

responsibilitas pengelola

manajemen Puskesmas.
- Psikososial antara tenaga

medis dan penduduk

Perbedaan psiko-

sosial antara tenaga

kesehatan yang ada di

Puskesmas dengan

penduduk menimbulkan

hambatan dalam

penyelenggaraan

pelayanan kesehatan

Puskesma.Tenaga-tenaga

yang diperbantukan di

Puskesmas biasanya

terdiri dari orang-orang

terpelajar dan bukan

berasal dari daerah

tersebut, sehingga

penduduk

menganggapnya sebagai

orang asing. Apalagi jika

bahasa yang digunakan

adalah bahasa yang tidak

dimengerti oleh penduduk,

maka akibatnya penduduk

segan untuk datang ke

Puskesmas.
Analisis SWOT Program Pelayanan Kesehatan :

Strengths (kekuatan)

a. Adanya dukungan dari PKK Desa/ Kelurahan , tokoh

masyarakat, tokoh agama dan guru sekolah serta seluruh

stakeholders yang berkepentingan.

b. Ketersediaan dana yang cukup dari pemerintah untuk

penanggulangan penyakit malaria.

c. SDM yang sudah mampu untuk melakukan pen yuluhan

kepada mas yarakai setempat mengenai malaria

Weakness (kelemahan)

a. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku

hidup bersih dan sehat, serta kondisi lingkungan dengan

sanitasinya buruk.

b. Fasilitas kesehatan kesehatan kurang dan anggaran dana

sedikil.

c. Kewaspadaan dini dari SDM yang kmang terhadap sumber

penyakil

Opportunities (peluang)

a. Meningkatkan kineja petugas kesehatan dalam

meningkatkan derajat kesehatan

b. Meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat terhadap

penyakit khususnya malaria


c. Melakukan pelatihan pada petugas kesehatan terhadap

penanganan penyakit dengan cepat tanggap secara dini,

yang diharapkan dapat menemukan dan mengobati

penderita dengan cepat dan mengadakan pengamatan

secara dini terhadap keadaan yang potensial terjadinya

kejadian luar biasa.

Threats (ancaman)

a. Dapat meningkatnya angka kematian dan kesakilan akibat

adanya penyakit.

b. Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan terhadap alat-

alat yang digunakan dalam pemberantasan penyakit.

6. Struktur Organisasi di Puskesmas

Adapun struktur organisasi puskesmas perkotaan

adalah sebagai berikut:

1. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga

kesehatan dengan tingkat pendidikan paling

rendah sarjana, memiliki kompetensi

manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja

di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun, dan telah

mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

2. Kasubag Tata Usaha

Membawahi beberapa kegiatan

diantaranya Sistem Informasi Puskesmas,

kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.

3. Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan

kesehatan masyarakat

Membawahi:

● pelayanan promosi kesehatan

termasuk UKS

● pelayanan kesehatan lingkungan

● pelayanan KIA-KB yang bersifat

UKM

● pelayanan gizi yang bersifat UKM

● pelayanan pencegahan dan

pengendalian penyakit

● pelayanan keperawatan

kesehatan masyarakat

4. Penanggungjawab UKM Pengembangan


Membawahi upaya pengembangan yang

dilakukan Puskesmas, antara lain:

● pelayanan kesehatan jiwa

● pelayanan kesehatan gigi

masyarakat

● pelayanan kesehatan tradisional

komplementer

● pelayanan kesehatan olahraga

● pelayanan kesehatan indera

● pelayanan kesehatan lansia

● pelayanan kesehatan kerja

● pelayanan kesehatan lainnya

7. Alur Berobat di Puskesmas

Berikut ini langkah atau alur berobat ke

puskesmas:

● Anda perlu mendaftarkan diri di loket agar

tercatat dalam kartu kunjungan pasien.

● Anda hanya perlu menunjukkan kartu

identitas (e-KTP atau BPJS Kesehatan).

● Kemudian menunggu giliran pelayanan.

● Setelah dapat giliran, pasien akan

diarahkan menuju tempat pemeriksaan

dokter (poli) sesuai dengan keluhannya.


● Pengunjung yang telah diperiksa dokter

dan memperoleh resep obat, silakan

menebus pengambilan obat di bagian

farmasi.
8. Pengadaan dan Pelaporan Obat di Puskesmas

Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat

(LPLPO) merupakan satu-satunya laporan Obat bulanan

yang wajib di buat puskesmas (Ditjen Yanfar DR, 2004).

Laporan ini memiliki fungsi mencatat mutasi obat, sarana

untuk permintaan obat ke Instalasi Farmasi dan pengeluaran

obat ke sub unit.

Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat

(LPLPO) terdiri : penggunaan (pengeluaran) obat dan

permintaan obat oleh Puskesmas, termasuk Pustu dan

Bidan Desa. Penggolongan obat menurut generik yang

disesuaikan dengan Daftar Obat Esensial (DOEN 1993, SK

Menkes RI No.126/Menkes/SK/XII/1993) Indeks obat

menurut abjad.

a. Output identitas Puskesmas :

● nama obat

● satuan

● kemasan

● stok awal

● Penerimaan
● Persediaan

● pemakaian

● stok optimum yang ditetapkan GFK

● Permintaan

● pemberian

b. Ketersediaan obat sesuai kebutuhan :

● RKO = Rencana Kebutuhan Obat

● LPLPO = laporan pemakaian dan

lembar permintaan obat

Puskesmas/Pustu

● Kebutuhan Obat nyata = kebutuhan

yang dihitung oleh Tim Perencana Obat

terpadu Kab/Kota

● Obat Pelayanan Kesehatan Dasar =

obat yang disediakan oleh Dinkes

Kab/Kota, dengan kategori obat

(Sangat-sangat Esensial, Sangat

Esensial, dan Esensial)

c. Pengadaan Obat Esensial :

Obat esensial merupakan obat yang

paling banyak diperlukan oleh suatu populasi

dan ditetapkan oleh para ahli yang kemudian

dibakukan dalam daftar Obat Esensial

Nasional

d. Pengadaan Obat Generik


Obat generik merupakan obat dengan

nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope

Indonesia untuk zat berkhasiat yang

dikandungnya

e. Ketersediaan Narkotika, Psikotropika sesuai

kebutuhan pelayanan kesehatan (100%)

Narkotika = zat atau obat yang berasal

dari tanaman atau bukan tanaman baik

sintesis, maupun semi sintesis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan yang dibedakan

ke dalam golongan sebagaimana terlampir

dalam undang-undang yang kemudian

ditetapkan dalam keputusan Menteri

Kesehatan

Psikotropika = zat atau obat baik

alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang

berkhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif

pada susunan syaraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktifitas

mental dan perilaku

f. Petunjuk pengisian LPLPO


1. Petunjuk umum :

Laporan dapat dipergunakan

sebagai bahan pemantauan permintaan

obat oleh Puskesmas, dan pemberian

oleh Gudang Farmasi Kab/ Dinkes Kab.

Laporan LB-2 terdiri : 8 halaman,

setiap halaman diisi dengan kode

Puskesmas, bulan dan tahun pelaporan

DO dari variabel yang ada dalam

laporan dapat merujuk pada buku

operasional.

Kode laporan : LB-2

2. Petunjuk Khusus

Kunjungan resep merupakan

Data kunjungan/jumlah pasien yang

mendapat resep pada Puskesmas,

Pustu bersangkutan selama satu bulan.

Jumlah kunjungan diisi dengan

data kunjungan selama bulan lalu yang

dibedakan dalam :

● Umum = jumlah pasien

umum yang mendapat


resep/obat dan membayar

biaya pelayanan.

● Tidak bayar = jumlah

pasien umum yang

mendapat resep/obat dan

tidak membayar biaya

pelayanan.

● Askes = jumlah pasien

peserta asuransi

kesehatan yang mendapat

resep/obat.

3. Variabel :

a. Stok awal = jumlah satuan obat

bersangkutan pada akhir bulan

lalu, yaitu sama dengan kolom

sisa stok dari formulir LPLPO

pada awal bulan sebelumnya.

b. Penerimaan = jumlah satuan obat

bersangkutan yang diterima

selama bulan lalu, data diambil

dari kolom pemberian dari

formulir LPLPO bulan lalu. Jika

pada bulan sebelumnya terdapat

lebih dari 1 formulir LPLPO

(karena ada pengajuan

tambahan obat), maka kolom ini


diisi dengan jumlah kolom 15 dari

beberapa LPLPO.

c. Persediaan = jumlah persediaan

satuan masing-masing obat

untuk bulan pelaporan, yang

diperoleh dari penjumlahan

kolom stok awal dan penerimaan

pada baris yang sama

d. Pemakaian = jumlah satuan

masing-masing obat yang dipakai

baik oleh Puskesmas, Pustu

maupun Unit Pelayanan

Kesehatan lainnya selama bulan

lalu. Diambil dari hasil

pengurangan persediaan

dikurangi sisa stok.

e. Sisa stok = jumlah sisa obat yang

masih ada di gudang obat

Puskesmas (lihat kartu stok)

ditambah sisa obat yang ada di

Sub Unit Pelayanan Kesehatan

(apotik, Pustu, dll).


9. Data Puskesmas di Wilayah Kota Bandung

Hotline
Hotline Hotline Hotline
No Lapor
Puskesmas Pelayanan Pelayanan Pelayanan
. Covid-
Umum KIA Gigi
19

0821-
0857-2215- 0857-2215- 0812-8688-
1 AHMAD YANI 2867-
1378 1378 0336
0269

0895-
0818-0971- 0818-0971- 0818-0971-
10 CARINGIN 34619-
2167 2167 2167
3455

0821-
CEMPAKA 0811-2134- 0811-2134- 0812-2187-
11 1658-
ARUM 281 281 0247
3053

0813-
CIBADUYUT 0813-8235- 0878-2204- 0813-8235-
12 2130-
KIDUL 2781 5817 2781
6646

0877-
CIBADUYUT 0821-2018- 0821-2018- 0821-2018-
13 1011-
WETAN 1951 1951 1951
8920

14 CIBIRU 0811-216- 0811-216- 0811-216- 0811-


560 560 560 216-560

0857-
0857-2117- 0857-7485- 0878-2262-
15 CIBOLERANG 2117-
8381 9445 8072
8381

0813-
(022) 600- (022) 600- (022) 600-
16 CIBUNTU 2238-
8944 8944 8944
5088

0898-
(022) 204-52- (022) 204-52- (022) 204-52-
17 CIGADUNG 6952-
321 321 321
369

0812-
0812-7601- 0813-1654- 0813-1654-
18 CIGONDEWAH 7601-
9453 7002 7001
9453

0858-
0858-1937- 0858-1937- 0858-1937-
19 CIJAGRA BARU 1937-
5000 5000 5000
5000

0821-
0813-2000- 0821-2657- 0817-136-
2 ANTAPANI 2047-
3842 8382 893
3114

0819-
CIJAGRA 0813-9465- 0812-2030- 0813-1314-
20 1280-
LAMA 9162 990 9091
0078

0821-
(022) 600- (022) 600- (022) 600-
21 CIJERAH 1797-
8003 8003 8003
6418
0859-
CIKUTRA 0856-2252- 0812-2426- 0813-1332-
22 10698-
LAMA 921 245 0002
7002

0812-
0812-2055- 0812-2055- 0812-2055-
23 CILENGKRANG 2055-
5656 5656 5656
5656

(022) 878-81- (022) 878-81- (022) 878-81-


0821-
964 (Tlp)/ 964 (Tlp)/ 964 (Tlp)/
24 CINAMBO 1143-
0821-1143- 0821-1143- 0821-1143-
1142
1142 (WA) 1142 (WA) 1142 (WA)

0823-
0858-7611- 0858-7611- 0858-7611-
25 CIPADUNG 2047-
3612 3612 3612
0635

0821-
0813-2425- 0813-2425- 0813-2425-
26 CIPAKU 1677-
3844 3844 3844
7747

0812-
CIPAMOKOLA 0813-8966- 0813-8966- 0813-8966-
27 5077-
N 3998 3998 3998
8543

0877-3380- 0813-2482- 0877-3380- 0811-2111-


28 CITARIP
3454 3649 3454 2107
0896-5634- 0896-5634- 0896-5634- 0895-33310-
29 CIUMBULEUIT
8813 8813 8813 3709

0821-2344- 0821-2344- 0821-2344- 0881-7752-


3 ARCAMANIK
0363 0363 0363 187

0812-2112- 0812-2112- 0818-0900- 0816-4691-


30 DAGO
9536 9536 1028 5164

0821-1728- 0821-1728- 0821-1728- 0821-1708-


31 DERWATI
3893 3893 3893 3893

0821-1806- 0821-1806- 0821-1806- 0821-1806-


32 GARUDA
6700 6700 6700 6700

0812-1282- 0812-1282- 0812-1282- 0812-1282-


33 GIRIMANDE
1654 1654 1654 1654

GRIYA 0812-2190- 0812-2190- 0812-2190- 0857-9571-


34
ANTAPANI 2846 2846 2846 0232

0856-9633- 0856-9633- 0856-9633- 0812-1965-


35 GUMURUH
0184 0184 0184 0316

0877-2388- 0877-2388- 0877-2388- 08212769717


36 IBRAHIM AJI
2588 2588 2588 7

0817-4116- 0817-4116- 0817-4116- 0817-4116-


37 JAJAWAY
234 234 234 234

0895- 0895- 0895-


0895-61710-
38 JATIHANDAP 61710- 61710- 61710-
5500
5500 5500 5500
KARANG 0859-5603- 0821-2999- 0859-5603- 0812-8468-
39
SETRA 9062 9861 9062 3993

0812-2472- 0812-2472- 0812-2472-


ASTANAANYA 0813-9597-
4 792/ 0812- 792/ 0812- 792/ 0812-
R 5013
7076-9262 7076-9262 7076-9262

0811-2223- 0811-2223- 0811-2223- 0812-8812-


40 KOPO
846 846 846 4155

0812-1493- 0812-1493- 0812-1493- 0812-1493-


41 KUJANGSARI
7625 7625 7625 7625

0812-1430- 0813-9412- 0813-2228- 0811-2182-


42 LEDENG
419 6444 9621 322

(022) 428- (022) 428- (022) 428-


23-542/ 23-542/ 23-542/ 0851-6291-
43 LIO GENTENG
(022) 523- (022) 523- (022) 523- 7546
2166 2166 2166

0896-9903- 0896-9903- 0896-9903- 0896-9903-


44 M. RAMDAN
9242 9242 9242 9242

MANDALA 0899-3701- 0899-3701- 0899-3701- 0899-3701-


45
MEKAR 868 868 868 868

0821- 0821- 0852-


MARGAHAYU 0821-1700-
46 1700- 1700- 9405-
RAYA 0972
0973 0973 3412

47 MENGGER 0877- 0877- 0877-1178- 0896-


1178- 1178- 9903-
3847
3847 3847 9242

0812- 0812- 0812-


0812-8707-
48 NEGLASARI 8707- 8707- 8707-
0304
0304 0304 0178

0812- 0812- 0856-


0812-2400-
49 PADASUKA 2400- 2400- 2400-
0119
0119 0119 7373

0811- 0811- 0811-


5 BABAKAN SARI 0811-2000-697
2000-647 2000-216 2000-617

0821- 0821- 0821-


0821-1371-
50 PAGARSIH 2567- 1371- 1372-
4424
6460 4424 0330

0853- 0853- 0813-


0853-2005-
51 PAMULANG 2005- 2005- 9540-
3260
3260 3260 7579

0821- 0821- 0821-


0821-2081-
52 PANGHEGAR 2081- 2081- 2081-
4084
4084 4084 4084

0895- 0822- 0813-


0813-4355-
53 PANYILEUKAN 3161- 1881- 2110-
5246
0664 7755 5397

0822- 0822- 0895-


0822-4643-
54 PASAWAHAN 4643- 4643- 41295-
4372
4372 4372 1877
0811-
0811-222- 0811-222-
55 PASIRJATI 0811-222-753 1112-
753 753
4576

0821- 0821- 0821-


0821-2081-
56 PASIRKALIKI 2081- 2081- 2081-
8125
8125 8125 8125

0877- 0877- 0812-


0877-0232-
57 PASIRLAYUNG 0232- 0232- 2226-
3233
3233 3233 2792

0821- 0821- 0812-


0821-2080-
58 PASIRLUYU 2080- 2080- 8557-
6800
6800 6800 2957

0813- 0851- 0813-


0813-2125-
59 PASUNDAN 2125- 6162- 2125-
1201
1201 8389 1201

0851- 0851- 0851-


BABAKAN 0851-6151-
6 6151- 6151- 6151-
SURABAYA 7500
7500 7500 7500

0812- 0852- 0812-


PELINDUNG (tidak ada
60 2175- 9469- 2175-
HEWAN pelayanan gigi)
9262 6248 9262

0812- 0812- 0878-


0851-5717-
61 PUTER 2482- 2012- 7037-
6881
9434 0590 6280

62 RIUNG 0882- 0882- 0882-00111- 0882-


00111- 00111- 00111-
BANDUNG 3411
3411 3411 3411

0882- 0882- 0882-


0882-2096-
63 RUSUNAWA 2096- 2096- 2096-
6096
6096 6096 6096

0856-
0811-207- 0811-207-
64 SALAM 0811-207-114 4994-
114 114
2115

0821-
0813-8378- 0821-2862- 0812-2108-
65 SARIJADI 1124-
4844 9427 4244
5615

(022) 750- (022) 750- (022) 750-6501


0823-
6501 (Tlp)/ 6501 (Tlp)/ (Tlp)/ 0813-
66 SEKEJATI 1683-
0813-8606- 0813-8606- 8606-1603
7271
1603 (WA) 1603 (WA) (WA)

0812-
0812-2285- 0812-2285- 0812-2285-
67 SEKELOA 2285-
7737 7737 7737
7737

0812-
0857-9800- 0858-9800- 0859-9800-
68 SINDANGJAYA 8590-
5278 5278 5278
0614

0878-
0821-2840- 0821-2840- 0821-2840-
69 SUKAGALIH 7574-
9842 9842 9842
9138
0895-
BABAKAN 0812-1044- 0812-1044- (tidak ada
7 37007-
TAROGONG 1488 1488 pelayanan gigi)
4000

0813-
(022) 600- (022) 600-
70 SUKAHAJI (022) 600-8251 8003-
8251 8251
0482

0821-
0821-1858- 0821-1858- 0821-1858-
71 SUKAJADI 1858-
9007 9007 9007
9007

0811-
0811-8895- 0811-8895-
72 SUKAPAKIR 0811-8895-656 8895-
656 656
656

0895-
0895-2400- 0895-2400- 0895-2400-
73 SUKARAJA 2400-
0437 0437 0437
0438

0821-
0821-2055- 0821-2055- 0821-2055-
74 SUKARASA 2055-
2052 2052 2052
2052

0857-
0882-00043- 0882-00043- 0882-00043-
75 SUKAWARNA 9447-
9777 9777 9777
7768

0821-
0813-2227- 0813-2227- 0813-2227-
76 SURYALAYA 1636-
6006 6006 6006
8808

77 TALAGABODAS 0895-0415- 0895-0415- 0895-0415- 0895-


0415-
5711 5711 5711
5711

0821-
0857-7969- 0857-7969- 0854-4969-
78 TAMANSARI 9777-
1319 1321 1322
2640

0813-
0896-6822- 0896-6822- 0896-6822-
79 TAMBLONG 2249-
3131 3131 3131
2427

0811-
UJUNG BERUNG 0811-224- 0821-1979- 0895-2278-
80 2224-
INDAH 220 2560 4411
266

0877-
0821-2081- 0821-2081- 0821-2081-
9 BALAIKOTA 4127-
7723 7723 7723
5148
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknis
dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011). Puskesmas merupakan
kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang
dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan (Depkes, 2009).
Tujuan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas
yang tertera pada peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75
tahun 2014 Pasal 2 yang mana tujuan tersebut Untuk mewujudkan masyarakat
yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat; untuk mewujudkan masyarakat yang mampu
menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;untuk mewujudkan masyarakat yang
hidup dalam lingkungan sehat;untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki
derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) merupakan
satu-satunya laporan Obat bulanan yang wajib di buat puskesmas (Ditjen Yanfar
DR, 2004). Laporan ini memiliki fungsi mencatat mutasi obat, sarana untuk
permintaan obat ke Instalasi Farmasi dan pengeluaran obat ke sub unit.
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) terdiri :
penggunaan (pengeluaran) obat dan permintaan obat oleh Puskesmas,
termasuk Pustu dan Bidan Desa. Penggolongan obat menurut generik yang
disesuaikan dengan Daftar Obat Esensial (DOEN 1993, SK Menkes RI
No.126/Menkes/SK/XII/1993) Indeks obat menurut abjad.
2. Saran
● Puskesmas harus lebih memfokuskan pada peningkatan pelayanan
kesehatan dan pengelolaan sistem kesehatan yang menyeluruh.
● Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi
terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
● Merestrukturisasikan peran Puskesmas
DAFTAR PUSTAKA

Tjiptoherijanto, prijono, Said Z. Abidin, (1993) Reformasi Administrasi dan

Pembangunan Nasional. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta

Nova Wahyuni, Ana Farida (2021). ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR

PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI PUSKESMA CURUG, KOTA

SERAN. Universitas Banten Jaya : Serang Banten

Mat Zudi, Antono Suryoputro, Septo Pawelas Arso (2021). ANALISIS IMPLEMENTASI

STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI PUSKESMAS GUNTUR

I KABUPATEN DEMAK. Universitas Dipenogoro : Semarang

Endang Sutisna Sulaeman (2009). Teori dan Praktik Puskesmas. Universitas Gadjah

Mada : Yogyakarta

www.litbang.depkes.go.id.model-puskesmas-era-desentralisasi.html

www.litbang.depkes.go.id.definisi-puskesmas.html

http://one.indoskripsi.com, diunduh tanggal 24 Novemher 2009. Permenkes no. 75

tahun 2014

https://pelayananpublik.id/2020/06/06/pengertian-puskesmas-tugas-fungsi-dan-

kegiatannya/

Clara.Rosalia.2011. ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI

PUSKESMAS SARIO KOTA MANADO. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Sam Ratulangi.

Anda mungkin juga menyukai