TINJAUAN PUSTAKA
DERMATOTERAPI
Kelompok LV-D
Presentan :
Arfan Bagja Nugraha (4151171419)
Shyfa Nurasiyah Fauziani (4151171451)
Gusti Ayu Indira Saraswati (4151171467)
Fauziyah Widya Musthika (4151171468)
Afrial Wirandani (4151171469)
Partisipan :
Mochamad Burhanuddin Silmy (4151171002)
Sina Abdul Rasyied R (4151171422)
Anggita Rizqi Ramdhani (4151171450)
Aneisza Puspha Putri P. (4151171477)
Cintya Fajri Anida (4151171518)
I. DEFINISI
2
Dalam mengobati penyakit kulit, terdapat prinsip umum dan prinsip khusus
a. Prinsip umum :
1. Perhatikan penderita secara keseluruhan, psikis dan somatik
2. Berikan kesempatan pada alam untuk menyembuhkan penyakit tersebut,
pembuatannya.
8. Individualisasi
9. Perhatikan segi ekonomi pasien.
b. Prinsip khusus dermatoterapi topikal:
1. Pemilihan vehikulum tergantung pada :
a) Stadium gambaran klinis penyakit
stadium subakut (eritema +/-, tidak basah, tidak eritem) diberikan krim,
(kecuali salep 2-4 untuk skabies ), tidak boleh digunakan pada kulit kepala
Topikal
Medikamentosa
Sistemik
Dermatoterapi
Bedah : - Bedah
listrik- Bedah
skalpel- Bedah
kimia- Bedah beku
Non - medikamentosa
Non - bedah-
Penyinaran-
Psikoterapi
- Radioterapi
A. Dermatoterapi Topikal
Vehikulum yaitu bahan dasar obat pembawa zat aktif (bersifat inert), dan
kedalamannya (tidak selalu) dapat ditambahkan bahan aktif, zat pewangi, zat
Bedak
Bedak Pasta
kocok
Pasta pendingin
Cairan
Solutio Salep
Tinktura
O/W W/O
imseeeeEmul
si
Gambar 1. Bagan Vehikulum
5
1. Cairan
a. Solusio
Solusio adalah suatu dermatoterapi topikal dengan vehikulum dasar
monofasik, yaitu aqua, digunakan dengan cara kompres terbuka. Solutio terdiri
atas solutio rivanoli 1 ‰, solutio as. Salisilat 1‰, dan solutio acid Borici 1% dan
3%.
b. Tinktura
Tinktura LCD
Tinktura podofilin 25%
Tinktura yodium 10% R/ Liq. Carb. Det 5%
R/ podofilin 25 gr
R/ Yodium 10gr As. salisil 5%
etil alkohol ad 100
Mercurochrom 10 gr Gliserin 5%
m.f.l.a tinkt
etil alcohol ad 100 spiritus dilutus ad 100
ʃ u.e
m.f.l.a tinkt m.f.l.a tinkt
₰
ʃ u.e ʃ u.e
Untuk pengobatan topikal
₰ ₰
kondiloma akuminata
Untuk luka-luka dan antiseptikUntuk Psoriasis
di kulit kepala berambut
2) Bedak
4) Bedak kocok
Bedak kocok adalah suatu dermatoterapi topikal yang vehikulum dasar
bifasik menggunakan bedak dan aqua biasanya ditambah dengan gliserin sebagai
emulsifying agent, yang digunakan dengan cara dikocok terlebih dahulu kemudian
dibalurkan.
5) Krim
Krim adalah suatu dermatoterapi topikal dengan vehikulum dasar bifasik
terdiri atas salep dan aqua dengan scara pemakaiannya dioles. Krim ada 2 jenis:
a. Krim W/O: air dalam minyak/salep: ‘cold cream’. Fasa luar adalah lemak,
Ketokonazole 2%
R/ Ketokonazole 2% Tube no 1 (10 gr)
ʃ u.e ₰
Untuk pengobatan Tinea fasialis
trifasik berupa talk, aqua dan salep yang cara penggunaannya dioles.
7) Kortikosteroid Topikal
9
VII yang terlemah (potensi lemah). Efek samping terjadi bila penggunaan
0,05% fluocinonide
0,25% desoximetasone
10
0,05% betamethasone
dipropionate
0,05% diflorosone diacetate
0,05% fluocinonide
Golongan IV: (sedang) 0,05% diflorosone diacetate
0,05% betamethasone
dipropionate
0,05% desoximetasone
0,01% betamethasone valerate
0,05% flurandrenolide
0,05% fluticasone propionate
0,1% prednicarbate
0,05% betamethasone
Golongan VI: (sedang) dipropionate
0,1% triamcinolone acetonide
0,1% hydrocortisone butyrate
0,05% aclometasone
11
0,05% desonide
0,1% betamethasone valerate
8) Antimikotik topikal
Berdasarkan mekanisme kerjanya Anti mikotik dibagi menjadi dua jenis yaitu
• Golongan Azol
12
penghentian terapi.
• Golongan Alilamin
kruris dan korporis yang diberikan 1-2 kali sehari selama 1-2 minggu.
• Golongan Benzilamin
• Nistatin
untuk infeksi kandida di kulit, selaput lendir dan saluran cerna. Jarang
Krim ketokonazole 2%
ʃ u.e
9) Antibiotik topikal
gentamisin, fusidin.
▪ Neomisin, Gentamisin
Mekanisme Kerja:
Aminoglikosid berdifusi lewat kanal air yang dibentuk oleh porin proteins
Efek Samping:
Dermatitis Kontak
▪ Basitrasin
14
Mekanisme Kerja:
Efek Samping:
▪ Mupirocin
Mekanisme Kerja:
Efek samping:
● Vehikulum obat ini dapat diserap terlalu banyak pada lesi yang luas hingga
rasa panas terbakar pada tempat dimana obat dioleskan, gatal, eritema, rasa
Asiklovir
15
Mekanisme Kerja:
virus seperti DNA polmerase virus herpes. Sebelum dapat menghambat sistensi
DNA virus, asiklovir harus mengalami fosforilasi intraseluler, dalam tiga tahap
untuk menjadi bentuk trifosfat fosforilsi pertama dikatalis oleh timidin kinase
Efek samping:
iritasi mukosa dan rasa terbakar yang sifatnya sementara jika di pakai pada luka
genitalia.
1. Kortikosteroid
protein.
● Mineralokortikoid:mempengaruhi metabolisme mineral yaitu
● Antiinflamasi
(antimitotik).
● Immunosupresan
ekspresi gen yang menyandi berbagai sitokin (IL-1, IL-2, IL-6, IFN-α, TNFα).
triamnisolon.
● Kerja lama (36-72 jam): betametason, deksametason, parametason.
(mg)
Kerja singkat
Hidrokortison 1 20.0 2+
Kortison 0,8 25.0 2+
Kerja sedang
Meprednison 4-5 4.0 0
Metilprednisolon 5 4.0 0
Prednisolon 4 5.0 1+
Prednison 4 5.0 1+
Triamnisolon 5 4.0 0
Kerja lama
Betametason 20-30 0,60 0
Deksametason 20-30 0,75 0
Parametason 10 2,0 0
hal tersebut terjadi, maka pengobatan harus dihentikan. Hal ini terutama perlu
2. Antihistamin
● AH-1 generasi I (klasik/sedatif) : Chlorpheniramine Maleat dan
ranitidin.
3. Antimikotik
flusitosin, golongan azol yang terdiri dari golongan imidazol dan golongan triazol,
serta alilamin.
• Griseofulvin
oleh anak. Obat ini bersifat fungistatik. Dosis griseofulvin ultramicrosize tunggal
dengan makanan yang mengandung lemak. Lama pengobatan 6-8 minggu sampai
3-4 bulan.
• Amfoterisin B
dengan ergosterol membran sel jamur, sehingga menyebabkan lisis dinding sel
• Flusitosin
• Golongan Azol
19
mg/KgBB/hari.
• Golongan alil-amin
4. Antivirus
asiklovir untuk anak-anak pada varisela dan hepres zoster 20 mg/kg berat
DAFTAR PUSTAKA