Anda di halaman 1dari 11

FARMAKOLOGI

Prosedur Pemberian Obat Topical ( Oles & Tetes )

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi)

Oleh Kelompok 6 A & B :

1. Mutia Maya Sari 2110035034

2. Iqbal Febrianto 2110035035

3. Nike Marlina 2110035036

4. Ana Maria Rusdiana Mude 2110035037

5. Ananda Alivia Sityaningrum 2110035038

6. Delvyna Fitriah Hedden Arianta 2110035039

7. Miranda 2110035077

8. Cindy Albiwanti Randa 2110035078

9. Agnessia Ruba Balik 2110035079

10. Nathalia Pare Tandi 2110035080

11. Muhammad Aldi Saputra 2110035081

12. Salma Nur Oktapiana 2110035082

Program Studi D3 Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

Samarinda, 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Prosedur Pemberian Obat Topical ( Oles
Tetes”.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca. Da
lam penyusunan makalah ini kami menyadari masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami s
elaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalia
n. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan kelompok ka
mi khususnya.

Samarinda, Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 1
A. Pengertian Obat Topical 1
B. Tujuan Pemberian Obat Topical 1
C. Macam-macam Penggunaan Obat Topical 1
D. Jenis Penggunaan Obat Topical 1
BAB III PENUTUP 1
A. Kesimpulan 1
DAFTAR PUSTAKA i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka pene
tapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontr
asepsi, untuk manusia. Ada beberapa jenis obat obatan, salah satunya obat topikal.

Obat-obatan topikal merupakan jenis rute pemberian yang paling banyak digunakan dalam
mengatasi penyakit-penyakit okular. Diperkirakan hampir 90% kasus dapat diobati denga
n obat topikal. Selain dari efektifitasnya yang telah terbukti, jenis rute pemberian ini memi
liki keuntungan lain yaitu pemakaian dan penyimpanan yang mudah dan sederhana, muda
h didapat, dan dapat digunakan oleh semua golongan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian obat topikal?
2. Apa saja macam-macam obat topikal?
3. Apa saja jenis penggunaan obat topikal?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi obat topical.
2. Untuk mengetahui macam-macam obat topical.
3. Untuk mengetahui tata cara menggunakan obat topical
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sterilisasi
Obat-obatan topical adalah jenis obat yang dimaksudkan untuk memberikan reaksi ata
u pengaruh langsung pada tempat tertentu atau secara lokal. Obat jenis ini tidak digunakan
untuk oral ataupun injeksi.
Obat jenis ini dapat mengakibatkan reaksi toksik apabila diabsorbsi kedalam sistim per
edaran darah. Namun obat ini dapat bermanfaat apabila digunakan pada kulit atau membra
ne mukosa. agenstopical di gunakan untuk mengobati berbagai gangguan dalam area yang
terlokalisasi. beberapa bentuk obat ini dipersiapkan untuk diabsorbsi kulit guna memberik
an dampak secara sistemik. Bila tempat pemakian mudah dijangkauseperti kulit, suatu oba
t mudah diletakkan diatasnya. Namun bila tempatnya merupakan rongga, seperti hidung, a
tau bagian tertutup seprti mata, maka diperlukan alat untuk pemakian mekanis untuk mem
asukkan obat.
pemberian obat harus tepat dengan 6B yaitu :
1. Benar obat
2. Benar dosis
3. Benar waktu
4. Benar pasien
5. Benar cara/rute
6. Benar dokumentasi

B. Tujuan Pemberian Obat Topical


Pemberian obat topikal pada kulit maupun selaput lendir bertujuan agar obat dapat
memasuki tubuh langsung melalui area tersebut. Obat ini biasanya digunakan untuk
meredakan nyeri, memberikan nutrisi pada kulit, atau melindungi kulit dari risiko atau
masalah tertentu

C. Macam-macam Penggunaan Obat Topical


1. Penggunaan pada kulit
Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang terdiri dari epidermis dan dermis.
Epidermis merupakan jaringan terluar pada organ kulit. Ketebalan epidermis pada seluruh tu
buh berbeda-beda. Secara terbatas dan selektif, penyerapan zat memang terjadi pada kulit. Pa
da kulit normal, obat diserap ke garis kelenjar sebum. Obat dapat diberikan pada kulit dengan
cara digosokkan atau disemprotkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan k
ulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi.
Rute pemberian obat secara topikal dilakukan dengan mengoleskan obat ke kulit atau jari
ngan mukosa, Umumnya, obat oles diresepkan untuk mengobati masalah kulit yang tampak, s
eperti psoriasis, eksim, ruam, atau kulit kering.Tak hanya obat-obatan, cara pemberian obat se
cara topikal juga dapat dilakukan untuk produk kecantikan untuk menutrisi dan melindungi k
ulit dari kerusakan. Beberapa jenis sediaan obat topikal (oles) yang umum Anda temui, antara
lain seperti salep, krim, losion, busa (foam), atau gel.

2. Tetes Mata
Mata adalah organ yang berperan dalam proses penglihatan. Lapisan luar mola mata diseb
ut sclera. Kornea adalah bagian sclera transparan di bagian depan bola mata. Sclera merupaka
n kumpulan serat yang kuat, sedangkan cornea mudah rusak oleh trauma. Oleh sebab itu, pem
akaian obat jarang diarahkan langsung ke bola mata. Kelenjar lacrimae yang menghasilkanair
mata terletak disalah satu sisi tulang depan hidung. Kelenjar tersebut mengalirkan sekresinya
menuju saluran membuka di kantong conjungtiva. Saluran tersebut meneruskan limpahan cair
an ke hidung dibawah injerior concha. Karena pemakaian langsung tak dapat dilakukan ke co
rnea yang sensitive, pemberian obat secara instilasi pada mata dapat dilakukan pada bagian c
onjungtiva bagian bawah. Obat tetes mata digunakan untuk memperoleh pengaruh local, sepe
rti pembersihan atau kontraksi pupil untuk pemeriksaan dan mengobati infeksi. Tipe larutan t
etes tergantung pada tujuan instilasi.
Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata :
a. Cuci tangan lebih dahulu
b. Jangan menyentuh ujung penetes
c. Mata melihat ke atas
d. Tarik kelopak mata bagian bawah sehingga terjadi bagian “penampungan”
e. Letakkan penetes sedekat mungkin pada bagian mata yang akan diteteskan tanpa
menyentuh mata
f. Teteskan sesuai dosis yang telah ditentukan
g. Tutup mata sekitar dua menit. Jangan menutup mata terlalu rapat
h. Kelebihan cairan dapat dibersihkan dengan tissu
i. Jika lebih dari satu jenis tetes mata atau lebih dari satu dosis yang digunakan, tunggu
sedikitnya lima menit sebelum tetesan berikutnya diberikan
j. Tetes mata dapat menyebabkan rasa pedih tetapi seharusnya hanya berlangsung selama
beberapa menit. Jika berlangsung cukup lama, konsultasikan pada dokter atau apoteker

3. Instilasi Telinga

Obat yang berupa cairan diteteskan pada liang telinga untuk memperoleh pengaruh lokal s
eperti melembutkan lilin telinga, mengurangi rasa sakit,mengefektifkan anastesi lokal, memb
unuh organisme yang mengganggu pada organ telinga. Berikut langkah-langkah dalam
penggunaan obat tetes telinga :

1. Hangatkan tetes telinga dengan cara digenggam dalam telapak tangan atau ketiak untuk

beberapa menit
2. Jangan menggunakan aliran air panas dari kran, karena suhunya menjadi tidak

terkontrol

3. Kepala dimiringkan ke samping atau berbaring dengan posisi telinga ke atas.Kemudian

tarik daun telinga sedemikian rupa sehingga lubang telinga terbuka lebar

4. Teteskan obat sesuai dosis yang ditentukan

5. Tunggu lima menit sebelum meneteskan obat pada telinga lainnya

6. Hanya direkomendasikan untuk menutup telinga, gunakan kapas untuk menutup

saluran lubang telinga setelah meneteskan obat

7. Obat tetes telinga seharusnya tidak menyebabkan rasa terbakar atau menyengat lebih

dari beberapa menit.

4. Instilasi Hidung

Obat tetes pada hidung umumnya diberikan pada pasien yang mengalami keradangan hid
ung (rhinitis). Berikut langkah kerja penggunaan obat tetes hidung :

1. Lebarkan lubang hidung

2. Posisi duduk dan kepala dimiringkan kebelakang atau berbaring dengan diganjal bantal

di bawah bahu; jaga agar kepala tetap tegak

3. Masukkan ujung alat penetes sedalam satu cm ke dalam lubang hidung

4. Teteskan sesuai dosis yang ditentukan

5. Kepala segera dicondongkan jauh ke depan sehingga posisi kepala berada diantara lutut

(lihat gambar)

6. Kembali tegak setelah beberapa detik, tetesan akan mengalir ke kerongkongan atas

7. Jika diperlukan, ulangi tahapan di atas untuk lubang hidung yang lain

8. Bilas alat penetes dengan air mendidih

D. Jenis Penggunaan Obat Topical


1. Obat Krim
Krim topikal umumnya digunakan untuk mengatasi masalah kulit berlingkup luas,
mulai dari gigitan serangga, eksim, dermatitis, ruam, hingga rasa gatal pada organ
intim. Obat ini pun bisa digunakan untuk mengurangi bengkak dan kemerahan akibat
gejala alergi. Bahan-bahan dalam krim topikal dapat berupa kortikosteroid
(hidrokortison), asam salisilat, atau retinoid.
Krim topikal hanya boleh dioleskan pada kulit badan, tapi tidak pada wajah,
ketiak, dan kulit kepala. Kecuali obat sudah dikhususkan untuk area tersebut atau
dokter menyarankan demikian.

2. Obat Busa (Foam)


Masalah kulit yang ditangani dengan krim topikal biasanya juga dapat diatasi
dengan obat topikal dari jenis busa. Selain itu, obat topikal berbentuk busa pun
ditemukan pada produk pembasmi jerawat serta bius lokal. Bius biasanya diberikan
sebelum seseorang menjalani prosedur seperti endoskopi.
Jika Anda menggunakan obat busa untuk mengatasi jerawat, obat busa dioleskan
langsung pada jerawat yang muncul. Sementara itu, obat busa yang diperuntukkan
sebagai bius harus digunakan oleh tenaga medis dengan mengikuti dosis yang
dianjurkan.

3. Obat Gel
Gel topikal umumnya digunakan untuk mengatasi nyeri otot dan sendi, terutama
pada penderita radang sendi, sakit punggung, dan cedera otot. Kandungan mentol dan
metil salisilat di dalamnya bekerja dengan memberikan sensasi dingin, lalu disusul
dengan rasa hangat sehingga Anda teralihkan dari nyeri. Seperti jenis obat topikal
lainnya, gel topikal juga hanya boleh digunakan pada kulit. Jangan mengoleskannya
pada kulit yang terluka atau mengalami iritasi.
Efek samping berupa kemerahan dan rasa panas mungkin muncul, tapi hentikan
pemakaian jika efek ini bertambah parah.

4. Obat Losion
Tergantung fungsinya, losion topikal dapat mengandung asam salisilat, vitamin D,
atau pelembap. Obat ini digunakan untuk mengatasi gatal, kemerahan, dan
pembengkakan akibat penyakit kulit. Beberapa jenis losion topikal juga mengandung
antibiotik untuk menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.
Losion topikal memiliki keunggulan dibandingkan obat topikal lainnya, yakni
memerangkap air sehingga kelembapan kulit tetap terjaga. Oleh sebab itu, losion juga
sering digunakan untuk mengendalikan gejala peradangan pada kulit dan area
sekitarnya.

5. Obat Salep
Jenis obat topikal lainnya yang umum digunakan adalah salep. Salep adalah obat
topikal berbasis minyak atau lemak yang mengandung bahan aktif sesuai fungsi
utamanya, mulai dari asam salisilat, pelembap, antibiotik, hingga vitamin D. Semua
bahan ini dicampur menggunakan sejenis minyak sehingga salep cenderung
meninggalkan bekas lengket.
Untuk menggunakannya, bersihkan kulit dengan air dan keringkan. Oleskan tipis-
tipis, lalu pijat sedikit hingga salep menyerap. Beberapa obat mata terkadang juga
berbentuk salep. Salep mata dapat langsung dioleskan pada bagian dalam kelopak
mata dengan cara yang sama.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat-obatan topical adalah jenis obat yang dimaksudkan untuk memberikan reaksi ata
u pengaruh langsung pada tempat tertentu atau secara lokal. Obat jenis ini tidak digunakan
untuk oral ataupun injeksi karena dapat mengakibatkan reaksi toksik apabila diabsorbsi ke
dalam sistim peredaran darah. Pada umumnya obat topical adalah obat yang digunakan pa
da kulit atau membrane mukosa untuk memberikan pengaruh local pada bagian tubuh. Dal
am penggunaannya, pemberian obat secara topical dapat dilakukan melalui kulit, instilasi
mata, hidung, dan telinga.
Dan untuk pemberian obat harus tepat dengan 6B yaitu :
1. Benar obat
2. Benar dosis
3. Benar waktu
4. Benar pasien
5. Benar cara/rute
6. Benar dokumentasi

DAFTAR PUSTAKA
Prest,M.(2003) Penggunaan Obat intramuskular dan obat tetes dalam
Aslam,M;Tan,C.K&Prayitno,A., Farmasi Klinis;Menuju Pengobatan yang Rasional
dan Penghargaan Pilihan Pasien, Gramedia, Jakarta.
Anwar, A., Makalah Pratikum_Pemberian_Obat_Topikal

Anda mungkin juga menyukai