Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR KEPERAWATAN


“PEMBERIAN MEDIKASI TOPICAL & SUPPOSITORIA”

Oleh
Kelompok 7

1. Komang Yunitia Nirmalasari (21089014057)


2. Kadek Virginia Artanti (21089014O56)
3. Putu Indah Wijayanti (21089014006)
4. Ni Kadek Gayatri (21089014032)
5. Ni Luh Rosita Cahyani (21089014019)
6. Made Nadia Dwi Wulandari Devanty (21089014077)
7. Putu Ratih Amanda Gunhapriya Dharmapatni (21089014074)
8. I Made Suandika (21089014017)
9. Wayan Bisma Adiyasa (21089014031)
10. Ketut Sukrada (21089014034)
11. Ni Kadek Devi Laurita (21089014052)
12. Kadek Wina Puspita Dewi (21089014059)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


SI KEPERAWATAN
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Puji syukur kami haturkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida
Hyang Widhi Wasa karna atas rahmat Beliau sehingga makalah ini dapat diselesaikan
sesuai dengan harapan dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak/Ibu dosen pada bidang studi Keterampilan Dasar Keperawatan selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ns. Putu Agus Ariana,
S.Kep.,MSi selaku dosen Keterampilan Dasar Keperawatan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.
Kami menyadari akan keterbatasan baik waktu, pengetahuan, dan kemampuan
yang sepertinya masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik yang konstruktif dan sumbangan pemikiran dari semua pihak demi sebuah
kesempurnaan .
Akhir kata kami ucapkan terimakasih, semoga semua pikiran yang baik datang
dari semua arah dunia.

Singaraja, 18 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR…………………………………………………………... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………… 3
2.1 Tujuan Pemberian Obat Topical………………………………………... 3
2.2 Klasifikasi Obat Topical………………………………………………... 3
2.3 Pemberian Obat Secara Topical………………………………………... 5
2.4 Keuntungan dan Kerugian Pemberian Obat Topical…………………... 8
2.5 Pengertian Suppositoria………………………………………………… 8
2.6 Macam-Macam Suppositoria…………………………………………... 8
2.7 Keuntungan Penggunaan Obat Dalam Suppositoria…………………… 9
2.8 Tujuan Penggunaan Obat Suppositoria………………………………… 9
2.9 Bahan Dasar Suppositoria……………………………………………… 10
BAB III PENUTUP……………………………………………………………... 12
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 12
3.2 Saran…………………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawat saat ini di harus mampu memberikan asuhan keperawatan dengan
pendekatan pemecahan masalah menggunakan metode proses keperawatan. Perawat
dituntut untuk mempunyai ketrampilan dan pengetahuan tetang mengobati klien.
Keikutsertaan perawat dalam kegiatan kolaborasi pengobatan ini cukup berfariasi
dengan kemajuan di bidang kesehatan. Obat adalah alat utama yang digunakan dokter
untuk mengobati klien yang memiliki masalah kesehatan. Obat juga berisikan zat
kimiawi, hewani, nabati yang di dalamnya terdapat dosis untuk menyembuhkan,
meringgankan, dan mencegah penyakit atau gejala. Pemberian obat yang aman yang
aman dan akurat adalah termasuk dalam tanggung jawab seorang perawat. Beberapa
obat dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya jika tidak meminum sesuai
dengan anjura. Pemberian obat dapat melalui berbagai cara yaiti melalui mata, telinga,
kulit, vagina, hidung, dan anus.
Perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kinerja obat dan efek
samping jika diberikan kepada klien. Perawat juga bertanggung jawab memantau respon
klien saat diberikan obat dan menjelaskan kepada klien cara meminum obat yang benar
dan baik. Obat topical adalah obat yang diberikan melalui ulitdan membran mukosa
pada prinsipnya menimbulkan efek likal. Pemberian obat secara supositoria adalah obat
padat berbentuk peluru yang dirancang untuk dimaksukkan ke dalam anus atau rectum,
vaginaatau uretra. Perawat adalah orang yang paling tahu kebutuhan klien terhadat
pengobatan yang diberikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja tujuan Pemberian Obat Topical?
2. Bagaimana klasifikasi Obat Topical?
3. Bagaimana pemberian Obat Secara Topical?
4. Apa saja keuntungan dan kerugian pemberian Obat Topical?

1
5. Apa pengertian Suppositoria?
6. Apa saja macam-macam Suppositoria?
7. Apa saja keuntungan penggunaan Obat Dalam Suppositoria?
8. Apa saja tujuan penggunaan Obat Suppositoria?
9. Apa saja bahan dasar Suppositoria?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tujuan Pemberian Obat Topical
2. Mengetahui klasifikasi Obat Topical
3. Mengetahui pemberian Obat Secara Topical
4. Mengetahui keuntungan dan kerugian pemberian Obat Topical
5. Menegtahui pengertian Suppositoria
6. Menegtahui macam-macam Suppositoria
7. Menegtahui keuntungan penggunaan Obat Dalam Suppositoria
8. Mengetahui tujuan penggunaan Obat Suppositoria
9. Menegtahui bahan dasar Suppositoria

2
BAB II
PEMBAHASAN

PEMBERIAN MEDIKASI TOPICAL


2.1 Tujuan Pemberian Obat Topical
Adapun tujuan dari pemberian obat topical yaitu sebagai berikut ;
1. Mempertahankan hidrasi lapisan kulit.
2. Melindungi permukaan kulit.
3. Mengurasi iritasi kulit local.
4. Menciptakan anastesi local.
5. Mengatasi iritasi.

2.2 Klasifikasi Obat Topical


Obat jenis topikal dikelompokkan menjadi 5 bentuk yaitu :
1. Busa
Masalah kulit yang diobati dengan krim topikal biasanya juga dapat diobati
dengan obat topikal jenis busa. Selain itu, obat topikal berupa busa juga
ditemukan pada produk penangkal jerawat dan anestesi lokal. Anestesi biasanya
diberikan sebelum seseorang menjalani prosedur seperti endoskopi. Jika
menggunakan obat busa untuk mengobati jerawat, obatnya bisa langsung
dioleskan pada jerawat yang muncul. Sedangkan obat busa yang dimaksudkan
sebagai obat bius harus digunakan oleh tenaga medis dengan mengikuti dosis
yang dianjurkan.
2. Salep
Jenis obat topikal lain yang umum digunakan adalah salep. Salep adalah obat
oles berbahan dasar minyak atau lemak yang mengandung bahan aktif sesuai
fungsi utamanya, mulai dari asam salisilat, pelembab, antibiotik, hingga vitamin
D. Semua bahan tersebut dicampur menggunakan sejenis minyak sehingga salep
cenderung meninggalkan bekas lengket. Untuk menggunakannya, bersihkan
kulit dengan air dan keringkan. Oleskan tipis tipis, lalu pijat sedikit sampai

3
salep menyerap. Beberapa obat mata terkadang juga berupa salep. Salep mata
bisa langsung dioleskan.
3. Krim
Krim topikal umumnya digunakan untuk mengobati berbagai macam masalah
kulit, mulai dari luka gigitan serangga, eksim, dermatitis, ruam, hingga gatal-
gatal pada organ intim. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengurangi
pembengkakan dan gejala alergi yang ditimbulkan. Bahan dalam krim topikal
bisa berupa kortikosteroid (hidrokortison), asam salisilat, atau retinoid. Krim
topikal hanya boleh dioleskan pada kulit tubuh, tetapi tidak pada wajah, ketiak,
dan kulit kepala.
4. Lotion
Tergantung pada fungsinya, lotion topikal mungkin mengandung asam salisilat,
vitamin D, atau pelembab. Obat ini digunakan untuk mengobati gatal,
kemerahan, dan bengkak yang disebabkan oleh penyakit kulit. Beberapa jenis
lotion topikal juga mengandung antibiotik untuk menghentikan pertumbuhan
bakteri penyebab jerawat. Lotion topikal memiliki keunggulan dibandingkan
obat topikal lainnya, yaitu dapat memerangkap air sehingga kelembapan kulit
tetap terjaga. Oleh karena itu, lotion juga sering digunakan untuk mengontrol
gejala peradangan pada kulit dan sekitarnya.
5. Gel
Gel topikal biasanya digunakan untuk mengobati nyeri otot dan persendian,
terutama pada penderita radang sendi, nyeri punggung, dan cedera otot.
Kandungan mentol dan metil salisilat di dalamnya bekerja dengan memberikan
sensasi dingin, kemudian disusul dengan rasa hangat agar teralihkan dari rasa
sakit. Seperti jenis obat topikal lainnya, gel topikal hanya boleh digunakan pada
kulit. Jangan mengoleskannya pada kulit yang terluka atau teriritasi. Efek
samping seperti kemerahan dan rasa terbakar dapat terjadi, tetapi hentikan
penggunaan jika efek ini semakin parah.

4
2.3 Pemberian Obat Secara Topical
Pada umumnya obat topikal adalah obat yang digunakan pada kulit atau
membrane mukosa untuk memberikan pengaruh local pada bagian tubuh. Namun dalam
tata cara penggunaannya terbagi menjadi beberapa macam meliputi :
1. Pemberian Obat Topikal Pada Kulit
Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang terdiri dari
epidermis dan dermis. epidermis merupakan jaringan terluar pada organ kulit.
Ketebalan epidermis pada seluruh tubuh berbeda-beda. Epidermis paling tebal
terletak pada telapak tangan dan telapak kaki.
Secara terbatas dan selekti, penyerapan zat memang terjadi pada kulit. Pada
kulit normal, obat diserap ke garis kelenjar sebum. Obat dapatdiberikan pada
kulit dengan cara digosokkan, disemprotkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan
melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit
yang terjadi.
Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar atau
ulkusdekubitus. Krim adalah produk berbasis air dengan efek mendinginkan dan
emolien. Mengandung bahan pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri
dan jamur, tetapi bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan sensitisasi dan
dermatitis kontak alergi. Krim kurang berminyak dibandingkan salep dan secara
kosmetik lebih baik ditoleransi. Salep dapat digunakan untuk melindungi kulit
dari iritasi atau laserasi kulit akibat kelembaban kulit pada kasus inkontenansia
urin atau fekal.
Salep tidak mengandung air, mereka adalah produk berbasis minyak yang
dapat membentuk lapisan penutup diatas permukaan kulit yang membantu kulit
untuk mempertahankan air. Salep nenghidrasi kulit yang kering dan bersisik
serta meningkatkan penyerapan zat akti, dan karena itu berguna dalam kondisi
kulit kering kronis. Salep tidak mengandung bahan pengawet. Losion adalah
suspensi berair yang dapat digunakan pada permukaantubuh yang luas dan pada
daerah berbulu. Losion memiliki efek mengeringkan dan mendinginkan.

5
Obat transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut kedalam kulit
untuk mendapatkan efek sistemik. Tersedia dalam bentuk lembaran. Lembaran
obat tersebut dibuat dengan membran khusus yang membuat zat obat menyerap
perlahan kedalam kulit. lembaran ini juga dapat sekaligusmengontrol frekuensi
penggunaan obat selama 24 ± 72 jam.
Tujuan pemberian obat topikal pada kulit adalah:
1) Untuk mempertahankan hidrasi.
2) Melindungi permukaan kulit.
3) Mengurangi iritasi kulit.
4) Mengatasi infeksi.
2. Pemberian Obat Topikal Pada Mata
Mata adalah organ yang berperan dalam proses penglihatan. Lapisan luar
bola mata disebut sklera. Kornea adalah bagian sklera transparan di bagian
depan bola mata. Sklera merupakan kumpulan serat yang kuat, sedangkan
cornea mudah rusak oleh trauma. Oleh sebab itu, pemakaian obat jarang
diarahkan langsung ke bola mata. Kelenjar lacrimae yang menghasilkan air mata
terletak di salah satu sisi tulang depan hidung. Kelenjar tersebut mengalirkan
sekresinya menuju saluran membuka di kantong conjungtiva.
Saluran tersebut meneruskan limpahan cairan ke hidung dibawah injerior
concha. Karena pemakaian langsung tak dapat dilakukan ke kornea
yangsensitive, pemberian obat secara instilasi pada mata dapat dilakukan pada
bagian conjungtiva bagian bawah.
Obat tetes mata digunakan untuk memperoleh pengaruh local, seperti
pembersihan atau kontraksi pupil untuk pemeriksaan dan mengobati infeksi.
Tipe larutan tetes tergantung pada tujuan instilasi. Kelopak mata dilap bersih
sebelum instilasi agar steril. Buka kantungconjungtiva bagian bawah kemudian
lakukan instilasi. Pemberian obat secara instilasi tidak boleh dilakukan pada
kornea karena dapat berisiko merusak kornea. Pasien diminta menutup kelopak
mata dan menggerakkan matanya untuk meratakan cairan yang telah diteteskan.

6
Tujuan pemberian obat topikal pada mata :
1) Mengobati gangguan pada mata..
2) Mencegah dan mengobati penyakit atau rasa sakit pada mata.
3) Mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur internal mata.
4) Melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata.
5) Mencegah kekeringan pada mata.
3. Pemberian Obat Topikal Pada Telinga
Obat yang berupa cairan diteteskan pada liang telinga untuk memperoleh
pengaruh local seperti melembutkan lilin telinga, mengurangi rasa
sakit,menge/ekti/kan anastesi local, membunuh organisme yang mengganggu
pada organ telinga.
Liang telinga pasien yang akan di instilasi diluruskan, dan obat tetes
dijatuhkan pada bagian sisi liang telinga. Pasien diposisikan berbaring pada
posisi miring dengan telinga yang akan di instilasi berada di bagian atas. Pasien
tetap berbaring beberapa menit setelah instilasi guna mencegah tumpahnya obat
dari liang telinga. Tindakan menyiapkan dan memberikan obat pada telinga
pasien melalui kanal ekternal, berupa tetesan sesuai anjuran dokter, bertujuan
untuk :
1) Untuk memberikan efek terapi local (mengurangi peradangan, membunuh
organisme penyebab infeksi pada kanal telinga eksternal).
2) Mehilangkan nyeri.
3) Untuk melunakkan serumen agar mudah diambil.
4. Pemberian Obat Tropical Pada Hidung
Sediaan obat topikal umumnya dalam bentuk tetes untuk mengobati keluhan
dari hidung. Obat tetes pada hidung umumnya diberikan pada pasien yang
mengalami keradangan hidung (rhinitis). Untuk melakukan instilasi hidung,
pasien dibantu duduk dengan kepala ditarik kebelakang atau berbaring dengan
kepala miring ke belakang dibantu dengan bantal sebagai pengganjal.
Posisi ini memungkinkan larutan yang akan keluar mengalir
kembalikedalam rongga hidung. Setelah itu lakukan instilasi sesuai dosis obat.

7
Pasien diinstruksikan tetap menjaga posisinya selama beberapa menit dan
menjaga larutan agar tetap didalam rongga hidung setelah proses instilasi untuk
mencegah tumpahnya cairan obat kedalam oropharynx.
Tujuan pemberian obat untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi
drainase dari hidung serta mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus.

2.4 Keuntungan Dan Kerugian Pemberian Obat Topical


1. Keuntungan
1. Bersifat absorban dapat menghilangkan kelebihan kelembaban pada
permukaan kulit.
2. Tahan terhadap kontaminasi (tidak menggunakan pengawet, waktu
penyimpanan lama).
2. Kerugian
1. Berminyak.
2. Tidak nyaman diiklim yang hangat.
3. Mencegah efek pendinginan melalui evaporasi/penguapan.

PEMBERIAN MEDIKASI SUPPOSIORIA


2.5 Pengertian Suppositoria
Suppositoria menurut FI edisi IV adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan
bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina, atau urethra. Umumnya melelh, melunak,
atau melarut dalam suhu tubuh. Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan
setempat, sebagai pembawa zat terapetik yang bersifat lokal dan sistemik.

2.6 Macam-Macam Suppositoria


Macam - Macam Suppositoria berdasarkan tempat penggunaannya :
1. Rektal Suppositoria sering disebut Suppositoria saja, bentuk peluru digunakan
lewat rektal atau anus, beratnya menurut FI.ed.IV kuranglebih 2 g. Suppositoria
rektal berbentuk torpedo mempunyai keuntungan yaitu, bila bagian yang besar
masuk melalui jaringan otot penutup dubur, maka Suppositoria akan tertarik
masuk dengan sendirinya.

8
2. Vagina Suppositoria ( Ovula), bentuk bola lonjong seperti kerucut, digunakan
lewat vagina, berat umumnya 5 g. Suppositoria kempa atau Suppositoria sisipan
adalah Suppositoria vaginal yang dibuat dengan cara mengempa massa serbuk
menjadi bentuk yang sesuai, atau dengan cara pengkapsulan dalam gelatin
lunak. Menurut FI.ed.IV, Suppositoria vaginal dengan bahan dasar yang dapat
larut bercampur dalam air seperti PEG atau gelatin tergliserinasi berbobot 5 g.
Suppositoria dengan bahan dasar gelatin tergliserinasi (70 bag gliserin, 20 bag
gelatin dan 10 bag air) harus disimpan dalam wadah tertutup rapat sebaiknya
pada suhu dibawah 35 C.
3. Urethral Suppositoria (bacilia bougies) digunakan lewat urethral , bentuk batang
panjang antara 7cm-14cm.

2.7 Keuntungan Suppositoria


Keuntungan penggunaan obat dalam Suppositoria dibanding peroral, yaitu
1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung.
2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzym pencernaan dan asam
lambung.
3. Obat dapat masuk langsung dalam saluran darah sehingga obat dapat berefek
4. lebih cepat daripada penggunaan obat peroral.
5. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.

2.8 Tujuan Penggunaan Obat Bentuk Suppositoria


1. Suppositoria dipakai untuk pengobatan lokal, baik dalam rektum maupun vagina
atau urethra, seperti penyakit haemorroid / wasir / ambein dan infeksi lainnya.
2. Juga secara rektal digunakan untuk distribusi sistemik, karena dapat diserap oleh
membran mukosa dalam rektum,
3. Apabila penggunaan obat peroral tidak memungkinkan, seperti pasien mudah
muntah, tidak sadar.
4. Aksi kerja awal akan diperoleh secara cepat, karena obat diabsorpsi melalui
mukosa rektal langsung masuk ke dalam sirkulasi darah,

9
5. Agar terhindar dari pengrusakan obat oleh enzym di dalam saluran
gastrointestinal dan perubahan obat secara biokimia di dalam hepar .
Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi obat per rektal ialah :
1. Faktor fisiologis : Rektum mengandung sedikit cairan dengan pH 7,2 dan
kapasitas daparnya rendah. Epitel rektum keadaannya berlipoid (berlemak),
maka diutamakan permeable terhadap obat yang tidak terionisasi (obat yang
mudah larut dalam lemak).
Faktor fisika-kimia dari obat dan basis :
1. Kelarutan obat : Obat yang mudah larut dalam lemak akan lebih cepat
terabsorpsi dari pada obat yang larut dalam air.
2. Kadar obat dalam basis : bila kadar obat naik maka absorpsi obat makin cepat.
3. Ukuran partikel : ukuran partikel obat akan mempengaruhi kecepatan larut dari
obat ke cairan rektal.
4. Basis Suppositoria : Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis lemak
dilepas segera ke cairan rektal bila basis cepat melepas setelah masuk ke dalam
rektum, dan obat akan segera diabsorpsi dan aksi kerja awal obat akan segera
nyata. Obat yang larut dalam air dan berada dalam basis larut dalam air, aksi
kerja awal dari obat akan segera nyata bila basis tadi segera larut dalam air.

2.9 Bahan Dasar Suppositoria


Bahan dasar : ol. cacao (lemak coklat), gelatin tergliserinasi, minyak nabati
terhidrogenasi, campuran PEG berbagai bobot molekul dan ester asam lemak PEG.
Bahan dasar lain dapat digunakan seperti surfaktan nonionik misalnya ester asam lemak
polioksietilen sorbitan dan polioksietilen stearat.
Bahan dasar Suppositoria yang ideal harus mempunyai sifat sebagai berikut :
1. Padat pada suhu kamar, sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau dicetak,
tapi 2 akan melunak pada suhu rektal dan dapat bercampur dengan cairan tubuh.
2. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi
3. Dapat bercampur dengan bermacam-macam obat

10
4. Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau dan
pemisahan obat.
5. Kadar air cukup
6. Untuk basis lemak, bilangan asam, bilangan iodium dan bilangan penyabunan
harus jelas.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian obat oral, topical dan supositoria adalah suatu tindakan untuk
membantu proses penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut
dan melalui organ yang terkena penyakit sesuai dengan program pengobatan dari
dokter. Tujuan dari pengobatan antara lain mencegah, mengobati dan mengurangi rasa
sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat, dan menghindari pemberian obat yang
menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan. Sedangkan hal yang harus diperhatikan
meliputi indikasi, kontraindikasi, penggunaan prinsip 6 benar, jenis obat, serta
memastikan bahwa pasien benar-benar meminum obat tersebut.

3.2 Saran
Perlu dilakukannya pengkajian tentang obat mengenai permasalahan pemberian
obat lain seperti dosis umur pasien dan rute pemberian obat lain itu juga dilakukan pada
pasien rawat jalan dengan menggunakan metode dan teknik pengambilan sampel
lainnya Tenaga medis perlu adanya peningkatan pengetahuan obat-obatan bagi tenaga
medis lainnya dalam pemberian obat kepada pasien

12
DAFTAR PUSTAKA

January 8, 2018 | Author: Anonymous | Category: Ilmu, Biologi, Farmakologi


Bawono, f. p. (n.d.). Retrieved from Makalah Pemberian Obat Topikal:
https://www.academia.edu/15184365/Makalah_Pemberian_Obat_Topikal
Kartika, Y. (2018, Oktober 1). Retrieved from Tugas-6 - Makalah Pemberian Obat Oral,
Topikal, Parenteral Dan Supositoria - Kelompok 5 - Kelas B - Tingkat 2:
https://www.scribd.com/document/391656620/Tugas-6-Makalah-Pemberian
Obat-Oral-Topikal-Parenteral-Dan-Supositoria-kelompok-5-kelas-B-Tingkat-2

13

Anda mungkin juga menyukai