TENTANG
DISUSUN OLEH :
TINGKAT 1 B
TAHUN 2019/2020
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1 Analgesik......................................................................................................................................6
2.2 apoid...........................................................................................................................................9
2.3 Obat Rekreasi............................................................................................................................11
2.4 Obat Entheogenic......................................................................................................................12
2.5 Obat peningkatan performa......................................................................................................12
2. 6 Obat psychiatric.......................................................................................................................14
2.7 Obat Antidepresan....................................................................................................................15
2.8 Obat diare.................................................................................................................................16
2.9 Obat diuretik.............................................................................................................................17
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................25
3.1 Simpulan................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................26
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karuniaNya sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PENGOLONGAN
OBAT BERDASARKAN INDIKASINYA ” dengan baik dan tepat pada waktu yang
ditentukan.
Adapun makalah proses keperawatan kami susun guna memenuhi tugas FARMAKOLOGI.
kelompok kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini sehingga
makalah ini tersusun baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak
diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun.Semoga makalah ini memenuhi kriteria penilaian.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
2.1 Analgesik
Analgesik adalah obat untuk menghilangkan rasa sakit akibat radang sendi, operasi,
cedera, sakit gigi, sakit kepala, kram menstruasi, dan nyeri otot.Ada berbagai jenis obat
analgesik. Misalnya golongan opioid (opium) seperti Oxycontin (oxycodone), Dolophine atau
Methadose (methadone), Dilaudid (hydromorphone), Demerol (meperidine), Duragesic atau
Actiq (fentanyl), dan Kadian atau Ms Contin (morfin). Obat-obatan analgesik kuat ini hanya
bisa digunakan dengan menebus resep dokter. Penakaran dosisnya pun diatur sangat
ketat.Selanjutnya ada paracetamol (acetaminophen), aspirin (acetylsalicylic acid), serta
golongan obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), seperti Advil (ibuprofen), Aleve
(naproxen), Celebrex (celecoxib), dan lainnya. Analgesik kelompok ini bisa diperoleh secara
bebas tanpa harus menebus resep dokter.Kesemua jenis obat pereda nyeri tersebut memiliki
cara kerja yang berbeda-beda. Secara umum, golongan opium bertugas untuk mengurangi
sinyal rasa sakit yang dihantarkan oleh otak dan sistem saraf terhadap area tubuh sasaran.
Sementara paracetamol bekerja mengubah respon tubuh terhadap rasa sakit tersebut. NSAID
berperan menghambat perkembangan rasa sakit di dalam tubuh.
Analgesik ditelan lewat mulut (diminum) sesuai anjuran dokter atau sesuai petunjuk yang
tertera pada kemasan. Penggunaan dosis dan lama waktu konsumsi obat ditentukan
berdasarkan kondisi medis dan respon tubuh terhadap perawatan.Jangan gunakan obat ini
terlalu banyak, sedikit, lebih lama dari yang disarankan. Konsultasikan ke dokter untuk
informasi lebih lanjut.
Analgesik paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari sinar matahari langsung
dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain
dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi
penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-
obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.Jangan menyiram obat-obatan ke
dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila
masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Konsultasikan kepada
apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman
membuang produk Anda.
Aturan minum obat ini tergantung dari jenis penyakit dan kondisi kesehatan.
Penggunaan obat ini untuk anak-anak sebaiknya diberikan di bawah pengawasan dokter
Obat analgesik tersedia dalam bentuk tablet dan krim dengan berbagai merek dagang.
Efek Samping
• Sakit peru
• Sakit kepala
• Kulit mudah memar
• Telinga berdenging
• Mual
• Muntah
• Kelelahan parah
• Urin berwarna gelap
• Mata dan kulit menguning
• DiareSembelit
Pencegahan & Peringatan
Sebelum menggunakan obat ini, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan lebih
dulu. Beri tahu dokter mengenai obat yang sedang rutin Anda konsumsi saat ini, serta
penyakit yang sedang atau sudah pernah dialami sebelumnya.
Beri tahu dokter juga jika Anda mengalami reaksi tak biasa atau alergi pada obat ini,
obat lain, atau memiliki alergi tipe lain seperti pada makanan, pewarna, pengawet, serta alergi
hewan. Beberapa kondisi kesehatan mungkin lebih rentan terhadap timbulnya efek samping.
Hindari mengemudi atau mengoperasikan mesin setelah minum obat ini.
Interaksi Obat
Obat yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan analgesik yaitu Interaksi obat
yang dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang
serius.
Beberapa obat yang mungkin dapat berinteraksi dengan obat analsik adalah:
Cimetidine
Corticosteroids
Cyclosporine
Disulfiram
Ephedrine
Fluoroquinolones
Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat makan makanan
tertentu karena interaksi obat dapat terjadi. Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan
analgesik juga dapat berpotensi menyebabkan interaksi. ada kondisi kesehatan tertentu yang
harus menghindari analgesik.
Pengunaan obat analgesik tidak dianjurkan jika Anda memiliki kondisi medis seperti
gangguan pembekuan darah (hemofilia, defisiensi vitamin K, dan kadar trombosit
rendah).Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum minum obat
analgesik bagi Anda yang memiliki penyakit ginjal, hati, diabetes, maag, polip hidung, asam
urat, serta asma (terlebih yang gejalanya akan semakin memburuk setelah minum obat
NSAID dan aspirin).
Overdosis
Overdosis kandungan yang terdapat dalam obat analgesik bisa mengakibatkan gejala
overdosis serius hingga mengancam nyawa. Maka itu, jangan pernah minum obat ini
melebihi dosis yang telah dianjurkan dokter atau apoteker Anda.
2.2 apoid
Opioid adalah obat penghilang rasa sakit yang bekerja dengan reseptor opioid di dalam
sel tubuh. Obat ini dibuat dari tanaman opium seperti morfin (Kadian, Ms Contin) atau
disintesis di laboratorium seperti fentanil (Actiq, Duragesic). Ketika opioid masuk dan
mengalir di dalam darah, obat yang satu ini akan menempel pada reseptor opioid di sel-sel
otak, sumsum tulang belakang, dan organ lain yang terlibat dalam rasa sakit dan senang. Sel
kemudian melepaskan sinyal yang meredam rasa sakit dari otak ke tubuh dan melepaskan
dopamin dalam jumlah besar ke seluruh tubuh dan menciptakan perasaan senang.
Biasanya golongan obat yang termasuk ke dalam opioid digunakan untuk mengurangi
rasa nyeri sedang hingga berat. Misalnya untuk membantu mengendalikan rasa sakit yang
Anda alami setelah operasi.
Jenis-jenis opioid
Berikut berbagai jenis opioid dari mulai yang diresepkan hingga ilegal:
Namun, dalam beberapa tahun terakhir opioid juga banyak diresepkan untuk mengobati
rasa nyeri kronis nonkanker seperti nyeri punggung dan juga osteoarthritis.
Jenis obat yang termasuk ke dalam opioid yang diresepkan yaitu kodein, morfin,
methadone, oxycodone (seperti OxyContin®), dan hydrocodone (seperti Vicodin®).
Fentanil
Fentanil termasuk obat pereda nyeri buatan yang dipakai untuk mengobati rasa sakit yang
cukup hebat seperti kanker dan proses operasi. Jenis opioid yang satu ini memiliki kekuatan
50 hingga 100 kali lipat dibandingkan dengan morfin. Obat ini diresepkan dalam bentuk
plester (koyo) yang perlu diganti setiap 72 jam.
Heroin
Heroin adalah jenis obat opioid yang ilegal dan sangat membuat kecanduan. Obat ini terbuat
dari morfin, yaitu zat alami yang diambil dari biji polong dari berbagai tanaman opium yang
tumbuh di Asia Tenggara dan Barat Daya, Meksiko, dan Kolombia.
Heroin biasanya digunakan sebagai obat bius yang cukup ampuh dalam prosedur operasi.
Saat heroin memasuki otak dan berikatan dengan reseptor opioid pada sel-sel di berbagai
area, biasanya Anda tidak akan merasakan sakit sama sekali meski sedang dalam proses
pembedahan. Di sisi lain, heroin juga bisa memberikan kesenangan dan memengaruhi detak
jantung, proses tidur, serta pernapasan Anda.
Opioid adalah obat dengan efek samping yang tidak bisa disepelekan. Pada dosis yang
lebih rendah, opioid biasanya menimbulkan berbagai efek samping seperti:
Sembelit
Mual, muntah, dan mulut kering
Mengantuk dan pusing
Linglung
Depresi
Gatal dan berkeringat
Menurunkan kadar testosteron
Sementara pada dosis yang lebih tinggi biasanya bisa memperlambat pernapasan dan
detak jantung Anda. Jika dibiarkan kondisi sangat berbahaya karena bisa menyebabkan
kematian.
Selain itu, perasaan senang yang dihasilkan dari opioid biasanya membuat Anda
ketagihan. Akibatnya, opioid adalah obat yang sangat bisa membuat Anda kecanduan dan
mengalami gejala putus obat jika jika penggunaannya dihentikan.
Untuk mengurangi efek samping yang bisa membahayakan diri Anda, sebaiknya jangan
coba-coba menggunakannya tanpa izin dokter. Selalu patuhi aturan minum seperti yang
diresepkan. Selain itu, pastikan dokter mengetahui semua obat dan suplemen yang sedang
Anda minum bersamaan dengan opioid.
Banyak orang juga menggunakan opioid yang diresepkan dan ilegal bersama dengan
opiat dan benzodiazepin . Dalam praktik populer, penggunaan narkoba rekreasi umumnya
adalah perilaku sosial yang ditoleransi, daripada dianggap sebagai kondisi medis serius
pengobatan sendiri [ rujukan? ] . Namun, penggunaan obat-obatan yang banyak distigmatisasi
secara sosial.Obat-obatan rekreasional termasuk alkohol (seperti yang ditemukan dalam bir ,
anggur , dan minuman keras ); ganja (legal secara nasional di negara-negara tertentu dan
negara bagian / provinsi-lebar atau lokal di negara lain) dan ganja ; nikotin ( tembakau );
kafein ( kopi , teh , dan minuman ringan ); obat resep ; dan zat-zat yang dikendalikan yang
terdaftar sebagai obat-obatan terlarang dalam Konvensi Tunggal Obat-Obatan Narkotika
(1961) dan Konvensi Zat Psikotropika (1971) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Zat apa yang
dikontrol dianggap sebagai obat ilegal bervariasi di setiap negara, tetapi biasanya termasuk
metamfetamin , heroin , kokain , LSD , jamur psilocybin , MDMA dan obat-obatan klub .
Pada 2015, diperkirakan sekitar 5% orang berusia 15 hingga 65 telah menggunakan obat-
obatan terlarang setidaknya sekali (158 juta hingga 351 juta).
Obat rekreasi adalah obat yang paling banyak digunakan di seluruh dunia,karena obat
ini bisa mengubah emosi sehingga fungsi tubuh menjadi rileks.
Alkohol
Nikotin
• Kafeina
• Hallucinogens
• Cannabis
• MDMA
• GHB
• Heroin
• Cocaine
• Inhalant
Magic mushrooms
Ayahuasca
Datura
Peyote
Amanita muscaria
Salvia divinorum
Merujuk pada situs resmi World Anti-Doping Agency, ada 6 kategori zat (substances)
yang dilarang penggunaannya dalam olahraga, baik itu saat kompetisi ataupun di luar
kompetisi. Kategori zat pertama adalah agen anabolik, termasuk agen anabolik steroid
(AAS).
Steroid anabolik adalah obat yang meniru efek testosteron, hormon yang berperan
dalam pembentukan otot pada pria. Dalam dunia medis, zat anabolik steroid digunakan pada
beberapa kondisi kelainan hormon, seperti delayed puberty atau pada pasien-pasien kanker
dan AIDS yang mengalami kehilangan massa otot karena penyakitnya. Namun pada dunia
olahraga, zat anabolik steroid ini sering kali disalahgunakan untuk pembentukan otot atlet.
Dengan demikian, dapat meningkatkan performa fisik atlet tersebut.
Kategori kedua adalah hormon peptida, growth factors, dan zat lain yang berkaitan.
Termasuk di dalamnya adalah agen pembentuk eritrosit atau sel darah merah (erythropoietin
stimulating agent). Pada kondisi medis, obat ini digunakan untuk pasien yang membutuhkan
stimulasi pembentukan sel darah merah, misalnya pada pasien gagal ginjal.
Dalam kasus doping, obat ini digunakan untuk menambah jumlah sel darah merah
yang mengangkut oksigen dalam tubuh. Jadi, diharapkan mampu meningkatkan asupan
oksigen. Kategori ini juga termasuk faktor-faktor pertumbuhan alias growth factors, yang
dimaksudkan untuk memodulasi pembentukan otot, tendon, vaskularisasi, dan penggunaan
energi di level selular.
Efek ini dimanfaatkan antara lain untuk meningkatkan fitur maskulin pada atlet
wanita. Atlet pria juga menggunakan doping golongan ini lho, yaitu untuk mengurangi efek
samping gynecomastia (pembesaran payudara pada pria), karena penggunaan doping
golongan anabolic steroid (kategori 1) tadi.
Kategori lain yang disebut kategori S0 oleh WADA mencakup semua zat yang
belum memiliki izin edar (non approved substances), misalnya obat yang masih berada
dalam tahap pengujian.
Obat psikiatrik adalah obat psikoaktif berlisensi yang digunakan untuk memberikan
efek pada susunan kimiawi otak dan sistem saraf. Jadi, obat-obatan ini digunakan untuk
mengobati penyakit mental . Biasanya diresepkan dalam pengaturan kejiwaan , obat-obatan
ini biasanya terbuat dari senyawa kimia sintetis . Sejak pertengahan abad ke-20, obat-obatan
tersebut telah menjadi pengobatan terkemuka untuk berbagai gangguan mental dan telah
mengurangi kebutuhan rawat inap jangka panjang, sehingga menurunkan biaya perawatan
kesehatan mental. Residivisme atau rawat inap orang yang sakit mental sangat tinggi di
banyak negara dan alasan kekambuhan sedang diteliti.
Obat-obatan psikiatrik adalah obat-obatan resep , yang memerlukan resep dari dokter ,
seperti psikiater , atau praktisi perawat psikiatris, PMHNP, sebelum dapat diperoleh.
Beberapa negara bagian dan teritori AS , mengikuti penciptaan otoritas preskriptif untuk
gerakan psikolog , telah memberikan hak istimewa preskriptif kepada psikolog klinis yang
[14]
telah menjalani pendidikan khusus tambahan dan pelatihan psikologi medis . Selain dosis
yang biasa digunakan dalam bentuk pil, obat-obatan psikiatris berkembang menjadi metode
pemberian obat yang lebih baru. Teknologi baru termasuk suplemen transdermal ,
transmucosal , inhalasi , dan supositoria .
Obat antidepresan membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 4 minggu untuk bekerja dan
meredakan gejala yang dirasakan oleh penderita depresi. Konsumsi obat juga membutuhkan
waktu yang lama, yaitu 6 bulan hingga 1 tahun, dan penghentiannya harus berdasarkan
anjuran psikiater. Psikiater akan mengurangi dosisnya secara bertahap. Bila konsumsi obat
dihentikan secara tiba-tiba, gejala depresi akan muncul kembali.
Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar,
dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat makanan dan minuman
yang terpapar virus, bakteri, atau parasit.
Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari (akut), namun pada sebagian kasus
dapat memanjang hingga berminggu-minggu (kronis). Pada umumnya, diare tidak berbahaya
jika tidak terjadi dehidrasi. Namun, jika disertai dehidrasi, penyakit ini bisa menjadi fatal, dan
penderitanya perlu segera mendapat pertolongan medis.
Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi kuman di usus besar. Namun, diare yang
berlangsung lama dapat terjadi akibat radang di saluran pencernaan.
Obat antibiotik
Obat pereda nyeri
Obat yang dapat memperlambat gerakan usus.
Untuk mencegah diare, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan
makanan, serta hindari konsumsi makanan dan meminum air yang tidak dimasak hingga
matang.
Diuretik adalah obat yang berfungsi untuk membuang kelebihan garam dan air dari
dalam tubuh melalui urine. Jumlah garam, terutama natrium, yang diserap kembali oleh ginjal
akan dikurangi. Natrium tersebut akan ikut membawa cairan yang ada di dalam darah,
sehingga produksi urine bertambah. Akibatnya, cairan tubuh akan berkurang dan tekanan
darah akan turun.
Peringatan:
Beberapa hal yang harus diperhatikan jika hendak menggunakan obat diuretik, antara lain
adalah:
Jangan mengonsumsi obat diuretik jika mengalami permasalahan buang air kecil atau
jika memiliki alergi terhadap obat diuretik.
Hindari mengonsumsi obat diuretik jika mengalami dehidrasi, menderita penyakit
liver, penyakit ginjal, atau gangguan irama jantung.
Ibu hamil (terutama di trimester terakhir) sebaiknya menghindari penggunaan obat
diuretik.
Hati-hati penggunaan diuretik bila Anda berusia 65 tahun atau lebih.
Informasikan kepada dokter bila Anda memiliki alergi terhadap obat golongan
sulfonamida atau sulfa, seperti kotrimoksazol.
Penggunaan diuretik bersamaan dengan kemoterapi berbahan dasar platinum, seperti
cisplatin dan obat aspirin, bismuth, serta antibiotik aminoglikosida dapat
memperburuk efek samping gangguan pendengaran.
Beberapa efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan obat diuretik, antara lain
adalah:
Indapamide
Merek dagang: Natrilix SR, Aldapres, Bioprexum plus.
Oral
Dosis: 2,5-5 mg satu kali per hari.
Kondisi: Pengobatan hipertensi
Oral
Dosis: 1,25-2,5 mg sekali sehari. Dapat dikombinasikan dengan obat anti hipertensi
lain.
Hydrochlorothiazide
Merek dagang Hydrochlorothiazide, Co-irvell, Blopress plus, Olmetec plus, Lodoz, Irtan
plus, Coaprovel.
Oral
Dosis: 12,5-50 mg sekali sehari. Obat ini dapat dikombinasikan dengan obat
antihipertensi lainnya.
Oral
Dewasa: dosis 25-100 mg/hari, 1-2 kali/hari atau sesuai anjuran dokter. Untuk lanjut
usia, dosis akan dikurangi sesuai anjuran dokter.
Anak usia< 6 bulan: 1-3 mg/kg berat badan (BB)/hari, 1-2 kali per Dosis maksimum
37,5 mg/hari.
Anak usia 6 bulan sampai 2 tahun: 1-2 mg/kgBB/hari, 1-2 kali per hari. Dosis
maksimum 37,5 mg/hari.
Anak usia > 2-12 tahun: 1-2 mg/kgBB/hari, 1-2 kali per hari. Dosis maksimum 100
mg/hari.
Chlorthalidone
Kondisi: Pengobatan hipertensi
Oral
Dewasa: 12,5-25 mg per hari. Dapat dikombinasikan dengan antihipertensi yang lain.
Anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per 48 jam.
Oral
Dewasa: 25-200 mg per hari atau sesuai dengan anjuran dokter.
Anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per 48 jam.
Bumetanide
Kondisi: Pengobatan edema
Oral
Dewasa: Dosis 1 mg diminum langsung pada pagi atau sore hari, dilanjutkan dengan
1 mg setelah 6-8 jam kemudian.
Lansia: Pemberian pada orang yang sudah tua disesuaikan dengan anjuran dokter.
Suntik intramuskular dan intravena
Dosis: tergantung pada kondisi dan anjuran dokter
Furosemide
Merek dagang Diuvar, Edemin, Farsix, Lasix, Roxemid,dan Uresix.
Intravena
Dosis: 40 mg diberikan melalui suntikan di pembuluh darah vena (IV) lambat. Dosis:
dapat ditambahkan hingga 80 mg jika diperlukan.
Oral
Dewasa: 40 mg per hari dalam bentuk tablet minum. Dosis dapat diturunkan hingga
20 mg per hari atau setiap 2 hari.
Lansia: dimulai dari dosis yang kecil, bila perlu dosis dinaikkan.
Dapat juga diberikan dalam bentuk IV pelan atau suntikan ke otot sebanyak 20-50
mg. Dosis maksimum 1.500 mg per hari
Anak-anak: 0,5-1,5 mg/kgBB per hari. Dosis maksimum 20 mg per hari.
Oral
Dosis: 40-80 mg/hari. Dapat dikombinasikan dengan obat hipertensi lainnya sesuai
kebutuhan.
Amiloride
Merek dagang Lorinide Mite.
Oral
Dosis: 2,5-10 mg/hari. Dosis maksimum 20 mg per hari.
Eplerenone
Kondisi: Pengobatan gagal jantung setelah serangan jantung
Oral
Dosis: 25-50 mg/hari, dapat disesuaikan dengan kadar kalium dalam darah atau sesuai
dengan anjuran dokter.
Oral
Dosis awal: 50 mg/hari. Maksimum 50 mg dua kali sehari. Dapat dikombinasikan
dengan anti hipertensi lainnya.
Spironolactone
Merek dagang Carpiaton 25, Carpiaton 100, Spirolacton, Aldactone,dan Spirola.
Oral
Dewasa: 100-400 mg/hari, atau sesuai anjuran dokter.
Anak-anak: 3 mg/kgBB dibagi dalam beberapa dosis, atau sesuai dengan respon dan
anjuran dokter.
Oral
Dosis: 50-100 mg/hari yang dapat diminum sekaligus atau dibagi menjadi dua dosis.
Dosis dapat disesuaikan dengan anjuran dokter.
Oral
Dewasa: 25-50 mg per hari, dapat diturunkan menjadi setiap 2 hari.
Anak-anak: 3 mg/kgBB, atau sesuai dengan respons obat dan anjuran dokter.
Orang tua: dimulai dari dosis rendah, dan bila perlu dinaikkan perlahan.
Acetazolamide
Merek dagang Glauseta
Oral
Dosis: 250-1.000 per hari, dibagi dalam beberapa dosis atau sesuai dengan anjuran
dokter.
Oral
Dosis: 500-1.000 mg per hari, dibagi dalam beberapa dosis. Diminum 24-48 jam
sebelum naik ke ketinggian.
Suntik
Dosis: suntikan akan diberikan sesuai dengan ajuran dokter.
Manitol
Merek dagang Infusan M20, dan Otsu-manitol.
Kondisi: Edema otak, peningkatan tekanan dalam otak dan bola mata
Infus
Dosis: 0,25-2 g/kgBB melalui infus, diberikan dalam waktu 30-60 menit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Obat adalah setiap zat kimia (alami maupun sintetik) yang selain makanan yang mempunyai
pengaruh atau menimbulkan efek terhadap organisme hidup, baik efek psikologis, fisiologis
maupun biokimiawi
Ilmu Farmasi : Penggolongan obat secara luas dibedakan berdasarkan beberapa hal,
diantaranya :
Pengolongan obat berdasarkan indikasinya.
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/analgesik/
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/obat-opioid-adalah-pereda-nyeri/
https://www.ayoksinau.com/definisi-obat-macam-macam-bentuk-obat-dan-klasifikasi-obat/
https://www.wikiwand.com/id/Obat
https://www.guesehat.com/ini-dia-obat-obatan-yang-sering-digunakan-sebagai-doping
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Psychiatric_medication
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20191125094701-255-451153/mengenal-terapi-dan-
obat-antidepresan-untuk-atasi-depresi
https://www.alodokter.com/diare