DISUSUN OLEH :
Satria Miftah Farid (3311201066)
Farmasi B
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cibeber, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pelayanan Kefarmasian tentang
“Kasus Penarikan Kembali Produk yang ada di pasaran dan Pemusnahan Obat”. Adapun tujuan
penulis dalam menyelesaikan tugas ini adalah untuk menambah pengetahuan dan juga
memenuhi nilai pada mata kuliah Pelayanan Kefarmasian.
Tentunya ada hal-hal yang ingin penulis berikan kepada semua orang dari makalah ini.
Karena itu penulis berharap semoga tugas ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
bersama.
Dalam penulisan makalah ini penulis masih merasa banyak kekurangan – kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi yang disampaikan, mengingat kemampuan yang
dimiliki penulis sama – sama masih belajar. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bahan bantuan
ini sebagai ibadah.
April 2022
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Mengetahui kandungan yang ada dalam obat Ranitidine.
Mengetahui alasan mengapa Ranitidine di musnahkan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Ranitidin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gejala nyeri lambung atau
nyeri ulu hati akibat peningkatan asam lambung. Jika tidak diobati, jumlah asam lambung
yang berlebihan ini lama-kelamaan bisa menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari sakit
maag, tukak lambung, penyakit asam lambung (GERD), hingga sindrom Zollinger-Ellison.
Obat ranitidin bekerja dengan cara menghambat produksi asam lambung, sehingga luka pada
lambung perlahan-lahan akan pulih. Selain mengobati, ranitidin juga berperan untuk
mencegah munculnya gejala gangguan pencernaan akibat mengonsumsi makanan atau
minuman tertentu yang dapat meningkatkan asam lambung.
Pada tanggal 17 September 2019, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
memberikan instruksi kepada seluruh industri farmasi dan apotek yang memegang izin edar
produk tersebut untuk menghentikan produksi, distribusi, serta menarik kembali seluruh
produk obat ranitidin yang sudah beredar.
Hal ini merupakan tindak lanjut dari peringatan yang dikeluarkan oleh U.S. Food and
Drug Administration (FDA) dan European Medicine Agency (EMA) yang menemukan
adanya kandungan berbahaya dalam ranitidin, yaitu senyawa N–
nitrosodimethylamine (NDMA). Pada kadar tertentu, senyawa ini diketahui berpotensi
meningkatkan risiko kanker.
5
Ranitidine HCl
Bentuk Sirup
6
Sebenarnya, senyawa NDMA tidak berbahaya selama berada dalam batas aman, yaitu
di bawah 96 nanogram per hari. Namun, hasil uji sebagian sampel merk obat ranitidin
menunjukkan adanya jumlah NDMA yang melebihi batas tersebut. Apabila NDMA yang
melebihi batas aman dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka waktu lama, maka risiko
terbentuknya sel kanker akan semakin tinggi. Hingga kini, BPOM masih terus melakukan
pengujian terhadap beberapa obat ranitidin yang beredar di Indonesia. Tindakan ini dilakukan
untuk mengkaji lebih jauh dan memastikan keamanan dari obat ranitidin.
Bila Anda sudah terlanjur mengonsumsi ranitidin, Anda tidak perlu khawatir
menanggapi hal ini, sebab risiko kanker hanya terjadi jika ranitidin digunakan secara terus
menerus dalam jangka panjang. Selain itu, kanker tidak hanya terjadi karena penggunaan
ranitidin saja. Banyak faktor lain yang bisa menyebabkan seseorang terkena kanker, seperti
kebiasaan merokok, pola makan tidak sehat, sering mengonsumsi minuman beralkohol,
terpapar zat pemicu kanker dari lingkungan, bahkan faktor keturunan. Jika semua zat tersebut
dikonsumsi dalam dosis tinggi secara bersamaan maka dapat mengakibatkan:
- Sakit kepala
- Sembelit
- Diare
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
Meski BPOM sudah menarik obat ranitidin, namun masih ada beberapa pilihan obat
dan penanganan yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan lambung. Jika
sebelumnya Anda diresepkan obat ranitidin oleh dokter dan merasa khawatir terhadap
kemungkinan efek samping yang dapat ditimbulkan, Anda bisa berkonsultasi kembali ke
dokter untuk mengganti obat tersebut dengan obat lainnya.
7
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Sebetulnya, obat Ranitidine ini aman dikonsumsi bila berada pada batas aman.
Obat ini ditarik karena mengandung senyawa N–nitrosodimethylamine (NDMA)
yang berpotensi meningkatkan resiko kanker. Oleh karna itu obat ini ditarik
produksi dan dimusnahkan pada saat itu, namun untuk saat ini obat Ranitidine
sudah beredar kembali tetapi harus menggunakan resep dokter.
- https://dinkes.palangkaraya.go.id/fakta-penarikan-obat-ranitidin/
- lifepack.com
- alodokter.com