Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH FARMAKOLOGI

Dosen Pengampu : M. Nur Yasin, S. Farm, MM

Di Susun Oleh
Kelompok 1

1. Ranti silvianti ( 04419616021 )


2.Siti chamdiyatul jamilah (04419616027)
3. Helgi agristia s (04419616010)
4.Gaby Rossa Adindata (04419616076)
5. Siva alfatayah (04419616031)
6.Siti elsa fauziah (04419616028)
7.Silvi elyuda yusuf (04419616026)

Program Studi D-3 Kebidanan Akademi Kebidanan Prima Husada


Bogor
Jl. Brigjen H. Saptadji No.19 Cilendek Barat Bogor Tahun Akademik
2021/202

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat


rahmat serta karunia-Nya .
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari bapak M. Nur
Yasin, S. Farm, MM dalam pelajaran farmakologi selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak M. Nur
Yasin, S. Farm, MM selaku guru mata pelajaran farmakologi. Berkat
tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon
maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan
dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... 2


BAB I................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .............................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ............................................................... 4
BAB II ................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................. 6
1. LIPTOR..................................................................................... 7
2. NEXIUM ................................................................................... 9
3. PLAVIX................................................................................... 12
4. ADVAIR DISKUS .................................................................. 14
5. TENSIVASK ........................................................................... 17
6. NEUROBION ......................................................................... 19
7. SINGULAIR ........................................................................... 21
8. FOLAVIT ................................................................................ 24
9. GALVUSMET ........................................................................ 25
10. FOLAMIL GENIO ............................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………30

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Obat adalah zat apa pun yang menyebabkan perubahan fisiologi atau
psikologi organisme saat dikonsumsi. Obat-obatan biasanya
dibedakan dari makanan dan zat yang menyediakan nutrisi. Konsumsi
obat dapat dilakukan melalui inhalasi, injeksi, merokok, ingesti,
absorpsi melalui kulit, atau disolusi di bawah lidah.
Obat adalah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan utk
dipergunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka
atau kelainan badaniah dan rohaniah pd manusia atau hewan,
termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.
Penggolongan obat berdasarkan penandaan pada kemasan obat
terdiri atas :

1.Obat Bebas (OB)

Obat bebas dapat dibeli bebas tanpa resep dokter dan dapat dibeli di
apotek dan toko obat berizin untuk mengatasi problem ringan (minor
illness) yang bersifat nonspesifik. Obat bebas relatif paling aman,
boleh digunakan untuk menangani penyakit-penyakit simptomatis
ringan yang banyak diderita masyarakat luas yang penanganannya
dapat dilakukan sendiri oleh penderita atau self medication
(penanganan sendiri atau swamedikasi). Obat ini telah digunakan
dalam pengobatan secara ilmiah (modern) dan terbukti tidak
memiliki risiko bahaya yang mengkhawatirkan

4
2.Obat Bebas Terbatas (OBT)

Obat bebas terbatas disebut juga obat daftar W (W: Waarschuwing =


peringatan/waspada) adalah obat keras yang dapat dibeli tanpa
resep dokter namun penggunaannya harus memperhatikan informasi
obat pada kemasan. Pada penjualannya memiliki batasan jumlah dan
kadar isi berhasiat harus disertai tanda peringatan, peringatan P1 –
P6. Dibatasi hanya dapat dibeli di apotek atau toko obat berijin. Obat
bebas terbatas relatif aman selama sesuai aturan pakai.

3.Obat Keras (termasuk Obat Wajib Apotek dan Psikotropika)

Obat keras (Obat daftar G atau ”Gevaarlijk”, berbahaya) termasuk


juga psikotropika untuk memperolehnya harus dengan resep dokter
dan dapat dibeli di apotek atau rumah sakit. Namun ada obat keras
yang bisa di beli di apotek tanpa resep dokter yang diserahkan oleh
apoteker disebut dengan Obat Wajib Apotek (OWA) seperti
linestrenol, antasid, salbutamol, basitrasin krim, ranitidin, dll.

4.Narkotika

Secara awam obat narkotika disebut sebagai “obat bius”. Hal ini
karena dalam bidang kedokteran, obat-obat narkotika umum
digunakan sebagai anestesi/obat bius dan analgetik/obat penghilang
rasa nyeri. Seperti halnya psikotropika, obat narkotika sangat ketat
dalam hal pengawasan mulai dari pembuatannya, pengemasan,
distribusi, sampai penggunaannya.
B.Rumusan Masalah

5
1.Pengertian macam-macam obat
2.Zat aktif yang terkandung
3.Pengertian farmakologi obat, proses farmakokinetik dan
farmakodinamik

C.Tujuan

1.Mengetahui macam-macam obat


2.Mengetahui zat aktif yang terdapat dalam obat
3.Mengetahui farmakologi obat, farmakokinetika dan
fatmakodinamika

6
BAB II
PEMBAHASAN

1.Lipitor

Lipitor adalah sediaan obat dalam bentuk tablet salut selaput yang
diproduksi oleh Pfizer Indonesia. Lipitor digunakan untuk
menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Lipitor mengandung zat
aktif Atorvastatin Calcium Trihydrate. Mekanisme kerja Atorvastatin
Calcium Trihydrate adalah dengan cara menghambat enzim
pembentuk kolesterol, jika kinerja enzim tersebut dihambat maka
kadar kolestrol dalam darah akan berkurang.

➢ farmakodinamik
Lipitor sendiri pada dasarnya adalah obat untuk membantu
menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Cara kerjanya adalah
dengan memblokir enzim HMG-CoA (pemicu kolesterol) yang
bertugas untuk meneruskan sinyal ke hati.
➢ farmakokinetik
Farmakokinetik atorvastatin berupa aspek absorpsi, distribusi,
metabolisme, dan eliminasinya.

➢ Absorpsi
Atorvastatin diabsorpsi cepat per konsumsi oral. Konsumsi obat
bersama makanan akan menurunkan kecepatan absorpsi obat, tetapi
tidak mempengaruhi efek terapi obat.

7
Konsentrasi plasma maksimum terjadi antara 1‒2 jam. Onset
atorvastatin 3-5 hari dengan durasi kerja 48-72 jam. Efek maksimum
akan tercapai dalam 2 minggu.
Konsentrasi plasma atorvastatin lebih rendah, apabila dikonsumsi
malam hari, dibandingkan konsumsi pagi hari. Bioavailabilitas absolut
adalah sekitar 14%. Kemampuan untuk menghambat enzim
reduktase HMG-CoA secara sistemik adalah sekitar 30%.

➢ Distribusi
Volume rata-rata distribusi obat adalah sekitar 381 liter. Ikatan
dengan protein plasma sekitar 98%. Observasi pada hewan
percobaan, obat ini diekskresikan ke dalam air susu, dan juga
melewati sawar plasenta.

➢ Metabolisme
Metabolisme primer atorvastatin terjadi di hepar. Metabolit yang
terbentuk adalah derivat ortohidroksi dan parahidroksi, serta
berbagai produk betaoksidasi. Sekitar 70% dari aktivitas inhibisi
terhadap enzim reduktase HMG-CoA dilakukan oleh metabolit-
metabolit aktif ini.

➢ Eliminasi
Secara primer, obat dan metabolitnya dieliminasi ke dalam cairan
empedu, setelah terjadi proses metabolisme di hepar dan ekstra
hepatik. Namun, obat diperkirakan tidak menjalani resirkulasi
enterohepatik. Kurang dari 2% dari dosis atorvastatin ditemukan
dalam urin.
Waktu paruh atorvastatin sekitar 14 jam. Namun, waktu paruh
aktivitas inhibisi terhadap enzim reduktase HMG-CoA adalah 20‒30
menit.

8
➢ Kontraindikasi
Tidak boleh di berikan pada pasien yang hipersensitif
Tidak boleh di berikan pada penderita penyakit hati aktif
Tidak boleh di berikan pada wanita hamil dan menyusui.
Interaksi Obat

2. Nexium

NEXIUM MUPS 20 MG TABLET adalah obat yang memiliki kandungan


Esomeprazole 20 mg. Esomeprazole termasuk obat golongan
penghambat pompa proton/Proton Pump Inhibitors (PPI).
Esomeprazole memilki efek menurunkan produksi asam lambung.
Obat ini digunakan untuk Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
dan kondisi lainnya yang diakibatkan oleh kenaikan asam lambung
seperti refluks esofagal erosif. Obat ini juga digunakan untuk ulkus
peptikum yang disebabkan H.Pylori dalam terapi kombinasi dan yang
diakibatkan konsumsi OAINS. Esomeprazole adalah S-isomer dari
omeprazole yang bekerja dengan menghambat sistem enzim
adenosin trifosfatase hidrogen-kalium (pompa proton) dari sel
parietal lambung. Penghambatan ini menyebabkan penghambatan
sekresi asam lambung. Dalam penggunaan obat ini harus SESUAI
DENGAN PETUNJUK DOKTER.

➢ Farmakodinamik
Esomeprazole memiliki efek penekanan sekresi asam lambung
(antisekretori) melalui inhibisi pompa proton (H+/K+ ATPase). Pada
sel parietal gaster, esomeprazole akan terprotonisasi dan dikonversi
menjadi senyawa sulfonamida aktif yang kemudian akan membentuk
satu atau lebih ikatan kovalen disulfida dengan pompa proton H+/K+

9
ATPase. Hal ini menghambat aktivitas dan sekresi ion H+ ke dalam
lumen gaster.
Ikatan kovalen tersebut bersifat irreversible, sehingga untuk dapat
mensekresi asam lambung kembali, tubuh harus membentuk enzim
H+/K+ ATPase yang baru lagi. Durasi efek antisekretori esomeprazole
ini dapat bertahan lebih dari 24 jam. Besarnya efek antisekretori
tersebut tergantung dari dosis obat yang diberikan (dose-related
effect).Karena sifat inilah, esomeprazole dapat digunakan dalam tata
laksana berbagai macam kondisi medis gaster, misalnya gastritis dan
Sindrom Zollinger-Ellison.[1-3]

➢ Farmakokinetik
Penilaian farmakokinetik telah menunjukkan bahwa area under the
plasma concentration curve (AUC) esomeprazole dan konsentrasi
puncak plasma (Cmax) meningkat hampir 2 kali lipat antara hari ke-1
dan hari ke-5 dengan pemberian 20 mg sekali sehari. Hal ini
menandakan bahwa derajat inhibisi asamnya akan meningkat secara
progresif dalam beberapa hari pertama terapi.[10]

➢ Absorpsi
Esomeprazole diabsorpsi dengan cepat di gastrointestinal. Cmax
terjadi dalam 1-2 jam setelah administrasi obat. Cmax meningkat
secara proporsional dengan penambahan dosis. Bioavailabilitas
esomeprazole sebesar 64% pada dosis tunggal (single dose) dan 89%
pada dosis berulang (repeated dose).[1,4,5]

➢ Distribusi
Esomeprazole terikat pada protein plasma sebesar 97%, dengan
volume distribusi sebesar 16L. Ikatan protein plasma ini konstan pada
konsentrasi 2-20 µmol/L.

10
➢ Metabolisme
Esomeprazole dimetabolisme di hati oleh enzim cytochrome P450
(CYP) menjadi metabolit inaktif yang tidak memiliki efek lagi terhadap
sekresi asam lambung. Metabolisme terjadi melalui 2 jalur, yaitu jalur
mayor dan jalur minor. Melalui jalur mayor, esomeprazole akan
dimetabolisme oleh enzim CYP2C19 membentuk metabolit 5-
hydroxyesomeprazole dan desmethyl-esomeprazole. Sedangkan
melalui jalur minor, esomeprazole akan dimetabolisme oleh enzim
CYP3A4 membentuk metabolit esomeprazole sulfone.

➢ Eliminasi
Esomeprazole dieliminasi sebagai metabolit inaktif ke dalam urine
(80%) dan feses (20%). Hanya kurang dari 1% dieliminasi sebagai
senyawa obat yang tidak berubah ke dalam urine. Waktu paruh
eliminasi esomeprazole sekitar 1 hingga 1,5 jam.

➢ Resistensi
Penggunaan esomeprazole bersama atazanavir, nelfinavir, atau
rilpivirine dapat menurunkan kadar serum atazanavir, nelfinavir,
rilpivirine sehingga menimbulkan resistensi obat. Namun demikian,
baik atazanavir, nelfinavir, maupun rilpivirine belum tersedia di
Indonesia.
➢ Kontraindikasi
Nexium tidak boleh digunakan pada pasien yang alergi terhadap
esomeprazole dan pengganti benzimidazoles.

11
3.Plavix

PLAVIX mengandung zat aktif Clopidogrel, obat anti platelet golongan


thienopyridine. Obat ini memiliki efek anti agregasi platelet (keping
darah atau trombosit) dan menghambat pembentukan trombus
(penggumpalan darah yang terbentuk pada dinding pembuluh darah
arteri dan vena).

➢ Farmakodinamik
Clopidogrel secara selektif menghambat ikatan Adenosine Di-
Phosphate (ADP) pada reseptor ADP di platelet, dengan demikian
menghambat aktivasi kompleks glikoprotein GPIIb/IIIa yang dimediasi
ADP, yang menimbulkan penghambatan terhadap agregasi platelet.
Clopidogrel tidak menghambat aktivitas fosfodiesterase.

➢ Farmakokinetik
Clopidogrel tersedia dalam bentuk tablet dan pemberiannya secara
peroral. Absorbsi dapat berlangsung cepat dan dapat mencapai kadar
puncak plasma dalam 45 menit. Metabolisme menjadi metabolit aktif
terjadi di liver dan ekskresi akan dilakukan melalui urine dan feses.

➢ Absorbsi
Clopidogrel diabsorbsi secara cepat dan mencapai kadar puncak
plasma sekitar 45 menit setelah konsumsi. Absorbsi clopidogrel
melalui usus dibatasi oleh P-glycoprotein yang dapat memengaruhi
bioavailabilitas clopidogrel. Absorbsi clopidogrel di usus dilaporkan
dapat mencapai 50%.

12
➢ Distribusi
Sekitar 98% clopidogrel dan 94% metabolit inaktifnya berikatan
dengan protein plasma saat berada dalam sirkulasi. Ikatan ini bersifat
reversible. Kadar jenuh dari ikatan ini mencapai 100 mcg/ml.

➢ Metabolisme
Setelah diabsorbsi, clopidogrel akan dimetabolisme di liver melalui
dua jalur metabolik utama, yaitu hidrolisis yang dimediasi oleh
esterase dan oleh beberapa sitokrom P450. Sitokrom akan
mengoksidasi clopidogrel menjadi 2-oxo-clopidogrel, yakni metabolit
intermediate yang inaktif secara farmakologis. Setelah itu, 2-oxo-
clopidogrel akan dikonversi menjadi metabolit aktif, yaitu derivat
thiol dari clopidogrel (clop-AM).
Sebanyak 85–90% dari clopidogrel yang diabsorbsi mengalami first-
metabolism di liver melalui hidrolisis oleh carboxylesterase 1 (CES 1)
dan membentuk metabolit inaktif carboxylic acid. Hanya sekitar 2%
dari clopidogrel yang diabsorbsi dikonversi menjadi clop-AM yang
aktif dan berikatan dengan reseptor platelet.
Kebutuhan clopidogrel untuk dimetabolisme terlebih dahulu untuk
membentuk metabolit aktif menyebabkan clopidogrel memiliki onset
yang relatif lama. Hal ini menyebabkan clopidogrel
memiliki efek hambatan agregasi platelet yang suboptimal, terutama
bila digunakan pada pasien pasca percutaneous coronary
intervention (PCI) dengan sindrom koroner akut.

➢ Eliminasi
Eliminasi clopidogrel sebanyak 50% terjadi melalui urine dan 46%
melalui feses sekitar 5 hari setelah pemberian. Pemberian clopidogrel
dosis tunggal 75 mg memiliki waktu paruh sekitar 6 jam. Waktu
paruh dari metabolit inaktif adalah sekitar 8 jam, baik dengan dosis

13
tunggal maupun dosis berulang. Sekitar 2% clopidogrel yang
berikatan dengan platelet secara kovalen memiliki waktu paruh
hingga 11 hari.

➢ Kontraindikasi
- Pasien yang hipersensitif terhadap komponen yang terkandung di
dalam CPG
- Pasien yang mengalami perdarahan patologis seperti ulkus
peptikum atau perdarahan intrakranial
- Ibu menyusui
- Gangguan hati berat

4. Advair diskus / seretide diskus

Obat ini mengandung zat aktif salmeterol dan fluticasone propionate.


Salmeterol digunakan untuk membuat pernapasan menjadi lebih
lancar. Sementara, fluticasone propionate dapat meringankan
peradangan akibat rhinitis alergi, seperti bersin-bersin, hidung
tersumbat, dan pilek.
Farmakologi Seretide digunakan untuk membantu pengobatan
teratur penyakit penyumbatan jalan nafas yang bersifat reversibel
termasuk asma, bronkitis, emfisema dan PPOK.

➢ Farmakodinamik
Salmeterol merupakan obat inhalasi agonis â2 adenoreseptor selektif
jangka panjang. Obat ini bekerja secara lokal pada reseptor â2
adrenergik pada paru yang menyebabkan efek bronkodilator. â2
agonis yang merupakan G-protein linked second messengers dapat

14
menstimulasi adenilat siklase yang kemudian mengubah ATP menjadi
cAMP. cAMP kemudian mengaktivasi protein kinase A yang dapat
menginhibisi rantai ringan myosin pada otot polos. Hal ini
menyebabkan relaksasi otot polos bronkiolar, bronkodilatasi, dan
meningkatkan aliran udara pada bronkioli.
Salmeterol memiliki awitan yang lebih lambat dan durasi aksi yang
lebih lama, yaitu sekitar 12 jam, dibandingkan agonis â2
adenoreseptor jangka pendek salbutamol yang memiliki durasi 4-6
jam. Mekanisme salmeterol yang menyebabkan efek bronkodilator
jangka panjang masih belum diketahui secara penuh. Namun, salah
satu faktor yang diduga berhubungan adalah karena kecenderungan
sifat lipofilisitas yang dikaitkan dengan bentuk rantai samping N-
substitusi lipofilik panjang. Rantai samping ini dihipotesiskan dapat
mengikat exo-site, yang berlokasi pada â2 adenoreseptor dengan
afinitas yang tinggi, sehingga senyawa ini dapat menduduki
adenoreseptor dalam jangka yang lebih lama.
Salmeterol juga dapat menginibisi mediator sel mast, seperti
histamin, leukotriene, dan prostaglandin, yang kemudian dapat
menurunkan inflamasi.

➢ Farmakokinetik
Farmakokinetik salmeterol dapat dilihat berdasarkan absorpsi,
distribusi, metabolisme, dan ekskresi

➢ Absorpsi
Salmeterol dapat langsung diabsorpsi secara cepat setelah
dikonsumsi dengan rute inhalasi. Pada profil concentration time (C-t),
konsentrasi puncak tertinggi ditemukan pada 10 menit pertama
setelah inhalasi dan puncak kedua yang lebih rendah ditemukan pada
waktu 30-90 menit. Konsentrasi puncak kedua yang ditemukan

15
kemungkinan merupakan bagian obat yang tertelan dan terabsorpsi
dari gastrointestinal.

➢ Distribusi
Salmeterol setelah diabsorpsi akan didistribusikan ke jaringan dan
membran dengan cepat karena sifat obat yang tinggi lipofilisitas.
Volume distribusi salmeterol tergolong besar, yaitu 117 L di
kompartemen sentral dan 3160 L di kompartemen perifer

➢ Metabolisme
Salmeterol dimetabolisme oleh sitokrom P450 isoform 3A4 (CYP3A4)
pada organ hati. Salmeterol dimetabolisme melalui oksidasi alifatik,
yang melakukan hidroksilasi menjadi metabolit á-hidroksisalmeterol.
Sisa salmeterol dimetabolisme melalui mekanisme O- dealkilasi pada
hati yang menghasilkan metabolit salmeterol O-dealkylated.

➢ Eliminasi
Salmeterol diekskresikan 57,4% pada feses dan 23% pada urine.
Sekitar < 5% dosis salmeterol yang tidak berubah ditemukan pada
urine.

➢ Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif
terhadap komposisi Seretide.

16
5. Tensivask

Tensivask adalah sediaan obat yang mengandung zat aktif


Amlodipine. Amlodipine digunakan sebagai terapi pengobatan
hipertensi dan line pertama iskemia miokard karena angina stabil
(Prinzmetal). Amlodipine merelaksasikan otot polos pembuluh darah
koroner dan vasodilatasi koroner, sehingga darah dapat mengalir
lebih mudah. Tensivask tidak boleh digunakan untuk mengobati
serangan nyeri dada ketika sedang terjadi. Hindari penggunaan
Tensivask pada anak, ibu hamil dan menyusui.

➢ Farmakodinamik
Amlodipine merupakan golongan penghambat kanal kalsium
generasi kedua dari kelas 1,4 dihidropiridin (DHP). DHP bekerja
dengan mengikat situs yang dibentuk dari residu asam amino pada
dua segmen S6 yang berdekatan dan segmen S5 diantaranya dari
kanal kalsium bermuatan di sel otot polos dan jantung. Ikatan
tersebut menyebabkan kanal kalsium termodifikasi ke dalam kondisi
inaktif tanpa mampu berkonduksi (nonconducting inactive state)
sehingga kanal kalsium di sel otot menjadi impermeabel terhadap
masuknya ion kalsium.
Hambatan terhadap influks ion kalsium ekstraseluler tersebut
menyebabkan terjadinya vasodilatasi, penurunan kontraktilitas
miokard, dan penurunan tahanan perifer.
Amlodipine memiliki afinitas lebih tinggi pada kanal kalsium yang
terdepolarisasi. Sel otot polos vaskuler memiliki potensial membran
yang lebih terdepolarisasi dibandingkan sel otot jantung sehingga
efek fisiologis amlodipine lebih nyata di jaringan vaskuler
dibandingkan di jaringan jantung

17
➢ Farmakokinetik
Aspek farmakokinetik amlodipine mencakup aspek absorbsi,
distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat.

➢ Absorpsi
Amlodipine cepat diserap menyusul konsumsi oral dengan
bioavailabilitas hingga mencapai 64%. Konsentrasi amlodipine dalam
plasma mencapai puncaknya 6-12 jam setelah dikonsumsi setelah
melalui metabolisme di hati.
Kadar plasma semakin meningkat dengan penggunaan amlodipine
jangka panjang sehubungan dengan masa paruh eliminasi yang
panjang (35-48 jam) dan efek saturasi metabolisme hepatik. Kadar
plasma ini akan stabil setelah pemberian amlodipine secara rutin
selama 7-8 hari.

➢ Distribusi
Mengingat volume distribusinya yang besar (21,4±4,4 L/kg),
amlodipine terdistribusi masif ke kompartemen jaringan. 93-98%
amlodipine dalam plasma terikat dengan protein.

➢ Metabolisme
Amlodipine dimetabolisme di hati menjadi bentuk metabolit
inaktifnya. Metabolit amlodipine tidak memiliki aktivitas antagonis
kalsium dan hanya sedikit bentuk obat asli yang diekskresikan melalui
urin.

18
➢ Eskresi
Sebagian besar metabolit amlodipine (62% dosis yang dikonsumsi)
diekskresikan melalui urin dan sisanya melalui feses. Terkait besarnya
proporsi metabolit yang diekskresikan melalui urin, pada pasien usia
lanjut, bersihan amlodipine dapat mengalami penurunan sehingga
diperlukan penyesuaian dosis.

➢ Kontraindikasi
Hindari penggunaan Tensivask pada pasien yang memiliki indikasi
Hipersensitif terhadap dihidropiridin.

6. Neurobion

Neurobin adalah suplemen yang bermanfaat untuk menjaga


kesehatan sistem saraf. Neurobion merupakan suplemen
multivitamin yang mengandung vitamin B1, B6, dan B12. Suplemen
ini tersedia dalam bentuk tablet dan suntik.
Selain untuk menjaga kesehatan saraf, vitamin B1, B6, dan B12 juga
bermanfaat untuk mengatasi kekurangan (defisiensi) vitamin B,
membantu pengolahan energi dari makanan, serta membantu
produksi sel darah merah.
Suplemen vitamin B diberikan kepada penderita defisiensi vitamin B
yang tidak bisa mencukupi asupan vitamin ini dari makanan.
Beberapa kondisi yang dapat terjadi karena kekurangan vitamin B
adalah beri-beri, penyakit Wernicke, dan pellagra.

19
➢ Farmakodinamik

Kekurangan salah satu dari delapan jenis vitamin B, akan


mengganggu proses metabolisme. Karenanya, untuk mencapai hasil
terbaik, semua jenis vitamin B semestinya dikonsumsi secara cukup.
Hal inilah yang menjadikan suplemen vitamin B kompleks diproduksi,
dan direkomendasikan sebagai pelengkap nutrisi, bagi seseorang
yang tidak dapat memenuhi kebutuhan vitamin B melalui diet harian.

Vitamin B kompleks berperan dalam remetilasi homosistein menjadi


metionin yang kemudian akan mengalami adenosilasi menjadi S-
adenosylmethionine. S-adenosylmethionine adalah donor methyl
utama pada berbagai reaksi biokimia, termasuk pada sintesis
neurotransmitter monoaminergik. [16] Vitamin B kompleks juga
berperan dalam aktivasi jalur siklik GMP- Nitrit Oksida, menurunkan
kadar glutamat intraselular dan NF-Kb, serta memperbaiki konduksi
aksonal.

➢ Farmakokinetik
Vitamin B kompleks bersifat larut dalam air sehingga mudah
diabsorpsi oleh usus, tidak disimpan dalam tubuh, dan sisa vitamin
yang tidak diperlukan tubuh akan dikeluarkan melalui urine

➢ Absorpsi
Kandungan vitamin B dalam vitamin B kompleks mayoritas diserap di
usus halus. Khusus vitamin B12, penyerapannya memerlukan faktor
intrinsik yang diproduksi oleh sel-sel parietal gaster yang dikeluarkan
bersama dengan asam lambung.

20
Konsentrasi puncak vitamin B kompleks dalam plasma darah tercapai
dalam waktu 2‒6 jam setelah konsumsi per oral, dan 40 menit pada
pemberian intramuskular.

➢ Distribusi
Vitamin B kompleks terdistribusi ke dalam peredaran darah dan
jaringan tubuh, termasuk ke dalam ASI.

➢ Metabolisme
Vitamin B kompleks dimetabolisme di hepar.

➢ Eliminasi
Vitamin B kompleks dieliminasi sebagian besar ke urine dalam bentuk
metabolitnya.

7.Singulair

SINGULAIR TABLET merupakan obat asma yang mengandung


Montelukast Sodium 10 mg. Obat ini digunakan untuk mencegah
mengi dan nafas pendek yang disebabkan oleh asma, serta
mengurangi kemungkinan terjadinya serangan asma. Singulair juga
digunakan sebelum olahraga untuk mencegah masalah pernapasan
ketika olahraga. Montelukast bekerja dengan cara menghalangi
leukotrin yang dapat menyebabkan atau memperparah asma dan
alergi. Hal ini membuat pembengkakan/inflamasi pada saluran
pernapasan berkurang sehingga membuat mudah bernapas. Dalam
penggunaan obat ini HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.
Indikasi Umum

21
➢ Farmakodinamik
Obat ini bekerja dengan memblokir zat alami tertentu (leukotrien)
yang dapat menyebabkan atau memperburuk asma dan alergi. Obat
ini membantu membuat bernapas lebih mudah dengan mengurangi
pembengkakan (inflamasi) di saluran pernapasan.

➢ Farmakokinetik
Montelukast cepat diserap, setelah pemberian 10 mg tablet pada
orang dewasa, didapatkan kadar puncak monteluklast dalam plasma
(C max) dicapai dalam waktu 3 - 4 jam (T max) dengan bioavailabilitas
64%. Bioavailabilitas dan C max tidak dipengaruhi oleh makan
sedangkan untuk pemberian tablet kunyah 5-mg pada dewasa, C max
dicapai setelah 2 – 2,5 jam setelah pemberian dengan bioavailabilitas
73% bila diberikan sebelum makan dan 63% bila diberikan setelah
makan.

➢ Absorpsi
Montelukast , dijual dengan merek Singulair antara lain, adalah obat
yang digunakan dalam pengobatan pemeliharaan asma . Hal ini
umumnya kurang disukai untuk penggunaan ini daripada
kortikosteroid inhalasi . Hal ini tidak berguna untuk serangan asma
akut . Kegunaan lain termasuk rinitis alergi dan gatal -gatal dalam
waktu lama. Untuk rinitis alergi, ini adalah pengobatan lini kedua. [5]

➢ Metabolisme
Hati (CYP2C8 -mayor, CYP3A4 dan CYP2C9 -minor
Jalur metabolisme asam arakidonat dan contoh-contoh dari
beberapa jaringan target dari prostanoid dan leukotrien. PLA2 =
phospholipase A2, COX = cyclooxygenase, 5-LOX = 5- lipoxygenase,
TXA2 = thromboxane A2, PGE2 = prostaglandin E2, PGI2 =

22
prostaglandin I2, LT= leukotriene (A4, B4, C4, D4, E4), VSMC =
vascular smooth muscle cells, CNS = central nervous system, VEGF =
vascular endothelial growth factor, MO = macrophages.
Montelukast hampir seluruhnya dimetabolisme di hepar. Penelitian
dengan dosis terapi tidak didapatkan sisa metabolisme monteluklast
di plasma pada pasien dewasa dan anak.19
Studi in vitro menggunakan mikrosom liver manusia menunjukan
bahwa sitokrom P450 3A4 dan 2C9 terlibat dalam metabolisme
montelukast. Penelitian klinik terhadap efek monteluklast yang dapat
menghambat kerja sitokrom P450 3A4 (contoh: ketokonazol,
eritromisin) dan 2C9 (contoh: flukonazol) pada farmakokinetik tidak
dapat dibuktikan, berdasarkan hasil penelitian in vitro pada
mikrosom liver manusia, konsentrasi plasma pada dosis terapi
monteluklast tidak menghambat sitokrom P450 3A4, 2C9, 1A2, 2A6,
2C19 dan 2D6, akan tetapi secara in vivo menunjukan montelukast
merupakan penghambat yang kuat untuk sitokrom P450 2C8.

➢ Distribusi
Montelukast lebih dari 99% diikat oleh protein plasma. Volume
steady state distribusi montelukast rata-rata 8 sampai 11 liter.
Percobaan pada tikus didapatkan distribusi minimal pada pembuluh
darah sawar otak.

➢ Ekskresi
Terutama melalui feses (86%); melalui urin (<0,2%). Waktu paruh
eliminasi: 2,7-5,5 jam.

23
8.Folavit

Folavit adalah suplemen yang bermanfaat untuk mencegah dan


mengatasi kekurangan asam folat, terutama pada ibu hamil dan
menyusui. Folavit memiliki kandungan utama asam folat atau vitamin
B9.Folavit tersedia dalam dua bentuk sediaan, yaitu Folavit 400 mcg
dan Folavit 1.000 mcg. Asam folat yang terkandung di dalam Folavit
berguna untuk pembentukan sel-sel baru, termasuk sel darah
merah.Folavit bisa digunakan sebagai suplemen untuk melengkapi
kebutuhan asam folat pada ibu hamil. Asam folat diketahui
bermanfaat untuk mencegah terjadinya cacat tabung saraf (neural
tube defect), termasuk spina bifida atau anensefali, pada
janin.Farmakologi asam folat penting untuk pembentukan asam
nukleat (DNA dan RNA) dan metabolisme asam amino. Defisiensi
folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik.[5] Sedangkan
kekurangan folat selama kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir
dengan cacat seperti Neural Tube Defects (NTDs).

➢ Farmakokinetik
Pasca konsumsi secara oral, konsentrasi asam folat mencapai puncak
dalam 30 – 60 menit. Asam folat sintetis mempunyai bioavailabilitas
100% jika dikonsumsi tidak bersamaan dengan makanan.
Bioavailabilitas folat alami adalah sekitar 50%, sedangkan pada asam
folat sintetis yang dikonsumsi bersamaan dengan makanan adalah
sekitar 85 – 100%.

➢ Absorbsi
Asam folat diabsorbsi cepat di usus halus, terutama di bagian
proksimal. Sebelum diabsorpsi, konjugat asam folat direduksi oleh
enzim pada traktus digestivus. Asam folat mencapai konsentrasi
puncak dalam 1 jam.

24
➢ Distribusi
Terikat kuat dengan protein plasma. Derivat asam folat terdistribusi
ke seluruh jaringan tubuh, namun utamanya disimpan di hepar.

➢ Metabolisme
Asam folat dimetabolisme di dalam hepar menjadi dihidrofolat (DHF)
dan tetrahidrofolat (THF) oleh enzim dihidrofolat reduktase (DHFR).

➢ Eliminasi
Sekitar 90% produk metabolit asam folat muncul di urine setelah 6
jam; ekskresi total terjadi dalam 24 jam. Selain itu, asam folat dalam
jumlah sedikit juga ditemukan di feses. Asam folat diekskresikan pada
ASI.

9. Galvusmet

GALVUSMET 50 MG/500 MG adalah obat yang digunakan sebagai


obat antidiabetes. Obat ini mengandung kombinasi antidiabetes
Metformin dan Vidagliptin. Metformin merupakan obat antidiabetes
golongan Biguanid. Obat ini bekerja meningkatkan sensitivitas insulin,
meningkatkan penyerapan glukosa perifer, dan menekan produksi
glukosa oleh hati. Vidagliptin merupakan obat antidiabetes dari kelas
inhibitor dipeptidil peptidase-4 (DPP-4). Vildagliptin menghambat
inaktivasi GLP-1 dan GIP oleh DPP-4, yang memungkinkan GLP-1 dan
GIP mempotensiasi sekresi insulin dalam sel beta dan menekan
pelepasan glucagon oleh sel alfa Pulau Langerhans di pankreas.
Peningkatan rasio insulin / glukagon yang intensif yang disebabkan
oleh peningkatan kadar hormon incretin mengakibatkan penurunan

25
produksi glukosa hati puasa dan postprandial. Hal ini menyebabkan
glikemia berkurang. Dalam penggunaan obat ini HARUS SESUAI
DENGAN PETUNJUK DOKTER.

➢ Farmakodinamik
Vildagliptin secara signifikan meningkatkan kadar glucagon like
peptide 1 (GLP-1) dan glucose dependent insulinotropic polypeptide
(GIP). Proses ini membantu kontrol glikemik pada pasien dengan
diabetes mellitus tipe 2.
Vildagliptin menghambat DPP-4 secara selektif, kompetitif, dan
reversibel. DPP-4 adalah enzim dan protein pengikat yang terdapat
pada berbagai jaringan termasuk ginjal, hepar, pankreas, limfosit, dan
sel endotel. Vildagliptin berikatan dan membentuk kompleks dengan
DPP-4, sehingga terjadi inhibisi kerja DPP-4.
DPP-4 berperan dalam inaktivasi berbagai neuropeptida, sitokin,
kemokin, dan hormon gastrointestinal. Dalam homeostasis glukosa,
inhibisi pada DPP-4 akan meningkatkan kadar GLP-1 aktif, sehingga
meningkatkan sekresi insulin dan menurunkan sekresi glukagon.[10]

➢ Farmakokinetik
Pemberian vildagliptin secara oral memiliki profil farmakokinetik yang
baik, tidak melewati first-pass metabolism, dan memiliki
bioavailabilitas yang tinggi.

➢ Absorpsi
Vildagliptin diabsorpsi secara cepat oleh saluran pencernaan.
Bioavailabilitas absolut sebanyak 85%. Waktu untuk mencapai
konsentrasi plasma kurang lebih 1,7 jam.

26
➢ Distribusi
Distribusi vildagliptin adalah di plasma dan sel darah merah.
Pengikatan pada protein plasma sekitar 9,3%. Onset dan durasi
inhibitor DPP-4 bersifat cepat dan dipengaruhi dosis.

➢ Metabolisme
Vildagliptin dihidrolisis di ginjal dalam bentuk metabolit LAY 151.
Vildagliptin merupakan substrat DPP-4 inhibitor yang poten dan
selektif. Vildagliptin berpotensi kecil untuk interaksi dengan obat
karena tidak berinteraksi dengan enzim sitokrom P450. Vildagliptin
dianggap aman, efektif, dan ditoleransi baik pada penderita diabetes
mellitus tipe 2 usia lanjut tanpa perlu penyesuaian dosis obat.

➢ Eliminasi
Eliminasi vildagliptin terjadi melalui urin (kurang lebih 85% dari
dosis). Hanya sekitar 15% diekskresikan di feses. Waktu paruh
eliminasi sekitar 3 jam.

10.Folamil genio

Folamil Genio adalah suplemen multivitamin dan mineral yang


digunakan selama masa kehamilan dan menyusui. Suplemen ini
dapat membantu mencegah serta mengatasi kekurangan vitamin
atau mineral pada ibu hamil dan menyusui.
Salah satu kandungan utama yang terdapat dalam Folamil Genio
adalah asam folat. Asupan asam folat yang cukup selama kehamilan
mendukung proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. Selain
itu, suplemen ini bermanfaat untuk mencegah gangguan kehamilan
yang bisa terjadi akibat kekurangan asam folat.

27
Farmakologi asam folat penting untuk pembentukan asam nukleat
(DNA dan RNA) dan metabolisme asam amino. Defisiensi folat dapat
menyebabkan anemia megaloblastik.[5] Sedangkan kekurangan folat
selama kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir dengan cacat
seperti Neural Tube Defects (NTDs).

➢ Farmakodinamik
Asam folat, juga dikenal sebagai folat atau Vitamin B9, merupakan
kofaktor penting untuk enzim yang terlibat dalam sintesis DNA dan
RNA. Lebih khusus lagi, asam folat dibutuhkan oleh tubuh untuk
sintesis purin, pirimidin, dan metionin sebelum dimasukkan ke dalam
DNA atau protein.
Berbeda dengan folat, agar asam folat dapat dicerna perlu
dimetabolisme terlebih dahulu menjadi dihidrofolat (DHF) dan
tetrahidrofolat (THF).Jika jalur ini terganggu oleh konsumsi obat
antimetabolit seperti methotrexate, akan menyebabkan gangguan
sintesis DNA pada sel. Selain asam folat, bentuk paling umum dari
suplemen folat adalah kalsium folinate dan garam levomefolate.
THF merupakan salah satu kofaktor reaksi transformilasi dalam
biosintesis purin dan thymidylate asam nukleat. Gangguan dari
proses pembentukan thymidylates pada pasien dengan defisiensi
asam folat menyebabkan adanya defek pada pembentukan DNA
megaloblast sehingga mengakibatkan anemia megaloblastik dan
makrositik.
Asam folat berperan dalam fase rapid cell division, seperti pada masa
kehamilan, infancy dan eritropoiesis, serta mempunyai peran
protektif terhadap kanker. Dikarenakan manusia tidak dapat
membentuk asam folat secara alami maka dibutuhkan asupan
makanan dan suplemen yang sesuai untuk mencegah defisiensi.

28
➢ Farmakokinetik
Pasca konsumsi secara oral, konsentrasi asam folat mencapai puncak
dalam 30 – 60 menit. Asam folat sintetis mempunyai bioavailabilitas
100% jika dikonsumsi tidak bersamaan dengan makanan.
Bioavailabilitas folat alami adalah sekitar 50%, sedangkan pada asam
folat sintetis yang dikonsumsi bersamaan dengan makanan adalah
sekitar 85 – 100%.[3,6,11]

➢ Absorbsi
Asam folat diabsorbsi cepat di usus halus, terutama di bagian
proksimal. Sebelum diabsorpsi, konjugat asam folat direduksi oleh
enzim pada traktus digestivus. Asam folat mencapai konsentrasi
puncak dalam 1 jam.

➢ Distribusi
Terikat kuat dengan protein plasma. Derivat asam folat terdistribusi
ke seluruh jaringan tubuh, namun utamanya disimpan di hepar.

➢ Metabolisme
Asam folat dimetabolisme di dalam hepar menjadi dihidrofolat (DHF)
dan tetrahidrofolat (THF) oleh enzim dihidrofolat reduktase (DHFR).

➢ Eliminasi
Sekitar 90% produk metabolit asam folat muncul di urine setelah 6
jam; ekskresi total terjadi dalam 24 jam. Selain itu, asam folat dalam
jumlah sedikit juga ditemukan di feses. Asam folat diekskresikan pada
ASI.

29
DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/artikel/ini-efek-samping-obat-lipitor-
yang-harus-
diwaspadai#:~:text=Lipitor%20sendiri%20pada%20dasarnya%20adal
ah,untuk%20meneruskan%20sinyal%20ke%20hati
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/nexium-mups-20-mg-7-
tablet
https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/galvusmet-50-mg-500-
mg-10-tablet

https://www.alomedika.com/obat/obat-yang-mempengaruhi-
darah/antianemi/asam-folat

https://m.klikdokter.com/obat/singulair

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
thtkl5500d2c8b8full.pdf

https://idnmedis.com/montelukast/amp

30

Anda mungkin juga menyukai