Disusun oleh:
Ghefira Dhelia Shofa (3311201046)
Dony Agus Alifan (3311201047)
Nur Khalidah Fauziyyah Sadly (3311201048)
Nadya Fitri Fentikasari (3311201050)
Cristin Harnancy (3311201051)
Kelompok 2
Kelas B
1. Wadah Fase Gerak Wadah fase gerak terbuat dari bahan yang inert terhadap
fase gerak. Bahan yang umum digunakan adalah gelas dan baja anti karat.
Daya tampung wadah harus lebih besar dari 500 mL, yang dapat digunakan
selama 4 jam untuk kecepatan alir yang umumnya 1-2 mL/menit.
2. Pompa Untuk mengerakkanmengalirkan fase gerak eluen melalui kolom
diperlukan pompa. Pompa harus mampu menghasilkan tekanan 6000 psi
pada kecepatan alir 0,1 –10 mLmenit. Tujuan penggunaan pompa atau
sistem penghantaran fase gerak adalah untuk menjamin proses penghantaran
fase gerak berlangsung secara tepat, reprodusibel, konstan, dan bebas dari
gangguan. Pompa ada 2 jenis yaitu pompa volume konstan dan pompa
tekanan konstan. Pompa terbuat dari bahan yang inert terhadap semua
pelarut. Bahan yang umum digunakan adalah gelas baja antikarat dan
Teflon.
3. Injektor Injektor berfungsi untuk memasukkan cuplikan sampel ke dalam
kolom. Suatu injektor dikatakan ideal bila memenuhi kriteria : mudah
digunakan, reprodusibel, dapat menahan tekanan balik yang tinggi.
4. Kolom Kolom berfungsi untuk memisahkan masing-masing komponen.
Kolom adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis
tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam memilih kolom adalah panjang kolom,
diameter kolom, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pengisi kolom, fase gerak
dan tekanan kolom. Kolom dapat dibagi menjadi dua kelompok : a. Kolom
analitik: diameter khas adalah 2-6 mm. Panjang kolom tergantung pada jenis
kemasan. Untuk kemasan pelikel biasanya panjang kolom 50- 100 cm.
Untuk kemasan mikropartikel berpori, umumnya 10-30 cm. b. Kolom
preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan panjang
kolom 25-100 cm. Kolom umumnya dibuat dari stainless steel dan biasanya
dioperasikan pada temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur
lebih tinggi, terutama untuk kromatografi penukar ion dan kromatografi
eksklusi.
5. Detektor Detektor berfungsi untuk mendeteksi adanya komponen cuplikan
dalam aliran yang keluar dari kolom dan mengukur jumlahnya. Bagian ini
diletakkan sesudah kolom dan dihubungkan dengan pencatat. Detektor-
detektor yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan noise yang
rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi tanggapanrespon untuk
semua tipe senyawa. Jenis detektor yang dapat digunakan antara lain,
detektor spektrofotometri ultraviolet-visibel, detektor photodiobe-array
PDA, detektor fluoresensi, detektor indeks kimia dan detektor elektrokimia.
6. IntegratorPengolah Data Alat pengumpul data seperti komputer, integrator
atau rekorder, dihubungkan dengan detektor. Alat ini akan mengukur sinyal
elektronik yang dihasilkan oleh detektor lalu memplotkannya sebagai suatu
kromatogram yang selanjutnya dapat dievaluasi oleh analis. Integrator
berfungsi untuk menghitung luas puncak. Gandjar, 2007; Jhonson, 1991.
BAB 3
MONOGRAFI SAMPEL
3.1 Paracetamol
Sinonim 4’-Hidroksiasetanilida
Struktur Molekul
Kelarutan Sukar larut dalam air, dalam benzen dan dalam karbon
tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
Persyaratan kemurnian Metilparaben mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 102,0% C8H8O3, dihitung
terhadap zat kering.
Konsentrasi (%b/v) Dalam suspense oral konsentrasi (%b/v) = 0,015 –
0,2%
Referensi - Farmakope Indonesia Edisi VI hal 1144
- HOPE edisi 6th hal 442
BAB 4
DIAGRAM ALIR PROSEDUR PERCOBAAN
4.1 Prosedur Penetapan Kadar Parasetamol dan Nipagin dalam Sirup secara
KCKT
1 mL ad 10 mL 5 mL ad 25 mL
1 mL ad 10 mL 4 mL ad 25 mL
40 ppm 100 ppm
1 mL ad 25 mL 1 mL ad 10 mL
4.4 Penentuan Kadar Zat Parasetamol dan Nipagin dalam Sirup secara
Simultan
Dipipet sebanyak 1,0 mL sirup ke dalam labu takar 25 mL dan
encerkan dengan aquabidest hingga tanda batas
↓
Dipipet sebanyak 1,0 mL dan encerkan kembali dengan pelarut
yang sama hingga 10,0 mL
↓
Disaring menggunakan penyaring miliphone 0,45 µm
↓
Disuntikan ke dalam lubang penyuntik KCKT
↓
Dihitung luas puncak parasetamol dan nipagin
↓
Ditentukan % kadar masing masing dalam sediaan sirup
BAB 5
HASIL
5.1 Hasil penentuan Waktu Retensi dan Optimasi Fase Gerak Paracetamol
dan Nipagin Tunggal
No Kombinasi Fase tR PCT tR Nipagin
Gerak
1 85:15 1,46 + 1,590 = 1,664 1,86
2 75:25 1,54 2
3 70:30 1,57 2,12
5.2 Hasil Penentuan Waktu Retensi dan Optimasi fase Gerak Campuran
Paracetamol dan Nipagin
No tR PCT tR Nipagin KPCT Knip α R
awal akhir w awal akhir w
1 1,30 1,75 0,45 1,75 2 0,25 0,726 1,187 1,635 1,114
2 1,40 1,75 0,35 1,85 2,10 0,25 0,746 1,268 1,700 1,533
3 1,45 1,75 0,30 2,05 2,20 0,15 0,179 1,345 1,827 2,444
• Konsentrasi 10 μg/mL
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 100 = 10 x 10
!" $ !"
V1 = !""
V1 = 1 mL
• Konsentrasi 40 μg/mL
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 1000 = 25 x 40
%& $ '"
V1 = !"""
V1 = 1 mL
• Konsentrasi 100 μg/mL
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 1000 = 10 x 100
!" $ !""
V1 = !"""
V1 = 1 mL
10 ppm
1 ml ad 10ml
1 ppm
1mL ad 10ml
10000000
5000000
0
0 50 100 150 200 250
-5000000
Konsentrasi (ug/mL)
R² = 0,9946
10000000
5000000
0
0 50 100 150 200 250
Konsentrasi (ug/mL)
5. Kesimpulan
Dari kurva kalibrasi diperoleh :
a. Persamaan kurva kalibrasi paracetamol, y = 7383 x – 153497
dengan nilai r = 0,996
b. Persamaan kurva kalibrasi nipagin, y = 82529 x +
dengan nilai r = 0,997
4. Kesimpulan
a. Kadar zat aktif paracetamol dalam sirup tidak memenuhi persyaratan
kadar karena tidak berada dalam rentang persyaratan yaitu 90,0% -
110,0% (Referensi : FI VI halaman 1364)
b. Konsentrasi nipagin dalam sirup tidak memenuhi persyaratan karena
tidak berada dalam rentang persyaratan yaitu 0,015 – 0,2 (Referensi :
HOPE hal 442).
BAB 6
PEMBAHASAN
Kekurangan KCKT :
• Sampel yang digunakan harus larut dalam fase gerak.
• Detektorya tidak sepeka detektor kromatografi gas.
Dari hasil penentuan waktu retensi dan optimasi fase gerak parasetamol dan
nipagin tunggal didapatkan bahwa kombinasi fase gerak 85:15 tR PCT 1,46 ; 1,664
; 1,590 dan tR nipagin 1,85. Untuk 75:25 tR PCT 1,54 dan tR nipagin 2. Untuk
70:30 tR PCT 1,57 dan tR nipagin 2,12.
Hasil penentuan waktu retensi dan optimasi fase gerak campuran parasetamol
dan nipagin didapatkan kombinasi fase gerak 85:15 tR PCT awal 1,35 ; akhir 1,75
; w 0,4 dan tR nipagin awal 1,75 ; akhir 2 ; w 0,25 dengan Kpct 0,726 ; Knip 1,86 ;
α 2,561 dan R 1,23.
Kombinasi fase gerak 75:25 tR PCT awal 1,40 ; akhir 1,75 ; w 0,35 dan tR
nipagin awal 1,95 ; akhir 2,1 ; w 0,15 dengan Kpct 0,746 ; Knip 0,683 ; α 1,434
dan R 1,84.
Kombinasi fase gerak 70:30 tR PCT awal 1,45 ; akhir 1,75 ; w 0,30 dan tR
nipagin awal 2,05; akhir 2,25 ; w 0,20 dengan Kpct 0,734 ; Knip 0,843 ; α 1,145
dan R 2,2.
Untuk hasil pengukuran AUC larutan standar parasetamol dan nipagin pada
konsentrasi ug/ml 1, 10, 40, 100, 160, 200 didapatkan AUC parasetamol 311,341 ;
859,284 ; 2,089280 ; 7,614,933 ; 11,254,242 ; 15,065,028 dan AUC Nipagin yaitu
230,557 ; 526,469 ; 3,394,116 ; 11,198,294 ; 14,066,160 ; 185,888,988.
Untuk hasil percobaan penentuan kadar parasetamol dalam sirup didapatkan
pada pengukuran 1 volume sampel yang dipipet sebanyak 1 ml dan tR PCT 5,825 ;
AUC PCT 58840007 ; berat hasil analisis 199,745 ; berat parasetamol per ml
199,745 mg/ml dengan dosis PCT dalam sirup/ml 125 mg/ml dan % kadar nya
159,7 % sehingga didapatkan % kadar rata-rata 159,796 %.
Untuk hasil percobaan penentuan konsentrasi nipagin dala sirup didapatkan
pada pengukuran 1 volume sampel yang dipipet sebanyak 1 ml dan tR NIP 6,746 ;
AUC NIP 1778982 ; berat hasil analisis (mg) 5,275mg ; berat hasil analisis (g)
0,0052g dengan konsentrasi (% b/v) 0,52 % b/v sehingga didapatkan konsentrasi
rata-rata (% b/v) adalah 0,52 %b/v.
.
BAB 7
KESIMPULAN
3. Kadar zat aktif parasetamol dalam sirup tidak memenuhi persyaratan kadar
karena tidak berada dalam rentang persyaratan yaitu 98,0 % - 101,0 %
(Referensi : FI V hal 998).
4. Konsentrasi nipagin dalam sirup tidak memenuhi persyaratan kadar karena
tidak berada dalam rentang persyaratan yaitu 0,015 % - 0,2 % ( Referensi :
HOPE hal 442).
DAFTAR PUSTAKA
)*+)"
• Kparacetamol = )"
!,'(+",-'(
Kparacetamol = ",-'(
Kparacetamol = 0,726 ( tidak memenuhi persyaratan)
)*+)"
• Knipagin = )"
!,-&+",-'(
Knipagin = ",-'(
Knipagin = 1,187 (memenuhi persyaratan)
./01230/
• α = .124256)2789
!,!-:
α = ",:%(
α = 1,635 (memenuhi persyaratan)
)*+)"
• Kparacetamol = )"
!,&'+",--%
Kparacetamol = ",--%
Kparacetamol = 0,746 ( tidak memenuhi persyaratan)
)*+)"
• Knipagin = )"
%,""+",--%
Knipagin = ",--%
Knipagin = 1,268 (memenuhi persyaratan)
./01230/
• α = .124256)2789
!,%(-
α = ",:'(
α = 1,700 (memenuhi persyaratan)
)*+)"
• Kparacetamol = )"
!,&:+",A"'
Kparacetamol = ",A"'
Kparacetamol = 0,736 ( tidak memenuhi persyaratan)
)*+)"
• Knipagin = )"
%,!%+",A"'
Knipagin = ",A"'
Knipagin = 1,345 (memenuhi persyaratan)
./01230/
• α = .124256)2789
!,@'&
α = ",:@(
α = 1,827 (tidak memenuhi persyaratan)
• % Kadar Paracetamol
BCDEF QEDEUCFELOJ QCD LT
%Kadar pct = BCDEF QEDEUCFELOJ QCD LT SEJEL CFIVCF x 100%
!AA,:'& LM/LT
= !%& LM/LT
x 100%
= 159,796%
• Konsentrasi Nipagin
BCDEF GEHIJ EKEJIHIH KIQEMIK
Konsentrasi Nipagin = NOJPLC HELQCJ REKM SIQIQCF x 100%
",""&% MDEL
= ! LT
x 100%
= 0,527 %