SEDIAAAN OBAT
BAB 1 PENDAHULUAN
b. Sensitivitas (sensitivity)
Perkembangan rehnologi mikro prosessor yang dikombinasikan
dengan efisiensi kolom pemisah, mulai ukuran diameter dalam
milimeter sampai skala mikro yang biasa juga disebut microcolumn,
membuat pendeteksian ion dalam sampel menjadi lebih baik,
meskipun jumlah sampel yang diinjeksikan ke dalam kolom pemisah
sangat sedikit.
c. Selektivitas (selectivity)
Dengan sistem ini, bisa dilakukan pemisahan berdasarkan
keinginan, misalnya kation/anion organik saja atau kation/anion
anorganik yang ingin dipisahkan. Itu dapat dilakukan dengan memilih
kolom pemisah yang tepat.
d. Pendeteksian yang serempak (simultaneous detection)
Teknik pendeteksian sekali injeksi untuk sebuah sampel seperti ini
penting untuk dilakukan karena tentunya mempunyai sejumlah
kelebihan dibanding pemisahan terpisah. Sebagaimana telah diulas
diatas, beberapa kelebihan di antaranya dapat menekan biaya
operasional, memperkecil jumlah limbah saat analisis (short time
analysis) serta dapat memaksimalkan hasil yang diinginkan.
e. Kestabilan pada kolom pemisah (stability of the separator column)
Walaupun sebenarnya, ketahanan kolom ini berdasarkan pada
paking (packing) material yang diidikan ke dalam kolom pemsiah bisa
bertahan pada perubahan yang terjadi pada sampel, misalnya
konsentrasi suatu ion terlalu tinggi, tidak akan mempengaruhi
kestanilan material penyusun kolom pemisah yang mempunyai waktu
penggunaan yang tidak terlalu lama, dikarenakan kemasan kolom
yang kurang baik atau karena faktor internal lainnya.
1.2 Uraian Bahan
Rumus struktur :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas,
tajam, jika diencerkan dengan air, rasa
asam
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol
(95%) P dan dengan gliserol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
2. Natrium Asetat (Ditjen POM, 1995 : 709)
Nama resmi : NATRII ACETICUM
Nama lain : Natrium Asetat
RM/BM : CH3COONa/93,52
Pemerian : Serbuk atau massa puith keabuan,
higroskopik.
Kelarutan : Larut baik dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
3. Parasetamol (Ditjen POM,1979 : 37)
Nama Resmi : ACETAMINOPHEUM
Nama Lain : Asetaminofen, Parasetamol
RM/BM : C8H9NO2/151,16
Rumus Struktur :
B. Kurva Baku
Tablet Parasetamol
100,000
y = 35657x + 80.803
80,000 R² = 1
60,000
Area
40,000 Series1
0
0 1 2 3
Konsentasi
ZUMRATUL INAYAH ABDILLAH WADJO S.FARM
15020140111
APLIKASI KROMATOGRAFI HPLC UNTUK PENETAPAN KADAR
SEDIAAAN OBAT
Krim Miconazole
1.6
y = 0.0479x - 0.0058
Area Miconazole/Econazole
1.4
R² = 0.9962
1.2
1
0.8
Series1
0.6
Linear (Series1)
0.4
0.2
0
0 10 20 30
Konsentrasi
4.2 Pembahasan
Analisis kualitatif berupa Identifikasi suatu senyawa adalah suatu
metode yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu
senyawa dalam sediaan, penetapan kadar adalah suatu metode yang
digunakan untuk mengetahui banyaknya atau kadar suatu senyawa yang
terdapat dalam suatu sediaan yang kadarnya sesuai dengan yang tertera
dalam literatur, identifikasi dan penetapan kadar suatu senyawa penting
dalam bidang farmasi, karena sediaan yang telah beredar di konsumen,
harus di analisis guna untuk mengetahui apakah sediaan tersebut layak
atau baik untuk digunakan sesuai dengan standarisasi yang ada
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan suatu senyawa dari
suatu komponen yang terdapat dalam sampel dengan menggunakan fase
gerak (eluen dan sampel) dan fase diam (silica gel)
mL, 25 mL, 30 mL, dan 35 mL. Lalu encerkan dengan larutan fase
gerak hingga tanda batas. Kelima deret konsentrasi standar tersebut,
masing-masing dilakukan pengukuran dengan kromatografi HPLC.
Sampel krim yang diuji mengandung miconazole nitrat 20 mg dalam 1000
mg krim (2%). Berat krim miconazole adalah 1,0368 g, berat krim yang
digunakan untuk analisis adalah 201,5 mg. Ditimbang 201,5 mg krim
dilarutkan dengan 25 mL larutan fase gerak dalam corong pisah sambil
dikocok selama 5 menit. Ekstraksi dengan 50 mL heksan dari lapisan
heksan dikeluarkan/dibuang. Larutan fase gerak dialiri gas nitrogen untuk
menghilangkan sisa heksan, setelah itu dimasukkan ke dalam labu ukur
100 mL dan diencerkan sampai batas dengan larutan fase gerak. Saring
larutan dan pipet sebanyak 20 mL untuk dilakukan pengukuran
kromatografi HPLC mrnggunakan detector pada UV pada panjang
gelombang 220 nm. Hasil pengukuran HPLC diperoleh data, sebagai
berikut :
c. Luas puncak kromatografi sampel miconazole = 119.923.
d. Luas puncak kromatografi pembanding econazole = 124.118.
Hitung persentase kadar miconazole dalam krim dan tetapkan
persyaratan sediaan krim miconazole yang tertera dalam Farmakope
Indonesia.
Adapun hasil dari perhitungan kadar yang di dapatkan adalah untuk
percobaan penetapan kadar tablet parasetamol dengan metode standar
eksternal kadar yang didapatkan adalah 8,405 %, sedangkan untuk
penetapan kadar miconazol dengan metode standar internal econazol
kadar yang didapatkan adalah 1,95 %.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa hasil % kadar
dari penetapan kadar tablet parasetamol dengan metode standar eksternal
adalah 8,405 % dan hasil % kadar penetapan kadar krim miconazole
dengan metode standar internal econazole adalah 1,95 %.
5.2 Saran
Sebaiknya bahan-bahan di laboratorium lebih di lengkapi, agar semua
praktikum yang ingin di lakukan dapat di kerjakan semuanya. Dan
sebaiknya asisten mendampingi saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Harvey, R., 2013, Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi IV, EGC, Jakarta.
Hartono, Elina,. 2009, Penetapan Kadar Kofein dalam Biji Kopi Secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi,Biomedikal. Vol.2 (1)
LAMPIRAN
A. Perhitungan
a. Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar
Eksternal
150,5 mg 250 mL
25 mL 100 mL (4x)
10 mL 100 mL (10x)
fp = 4 x 10 = 40
𝑦 = 35656,585x + 80,803 ; r = 1,000
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
𝑦−𝑎
𝑥= 𝑏
45.205 − 80,803
𝑥=
35656,585
𝑥 = 1,265mg/L
𝑥. 𝑉
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 = 𝑥𝑓𝑃𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑚𝑔
1,265 ( 𝐿 ) 𝑥 0,250 𝐿
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 = 𝑥 40 𝑥 100%
150,5 𝑚𝑔
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 = 8,405%
25 mL 100 mL (4x)
fp = 4
𝑦 = 0,048x − 0,006 ; r = 0,998
119.923
𝑦= = 0,966
124.118
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
𝑦−𝑎
𝑥=
𝑏
0,966 + 0,006
𝑥=
0,048
x = 20,25 mg/L
𝑥. 𝑉
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 = 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑚𝑔
20,25 ( 𝐿 ) 𝑥 0,250 𝐿
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 = 𝑥 4 𝑥 100%
1036,8 𝑚𝑔
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 = 1,95%
B. Skema Kerja
1. Penetapan Kadar Tablet Parasetamol dengan Metode Standar
Eksternal
Timbang 125 mg parasetamol baku dimasukkan dalam labu takar 250
mL
Buat seri larutan baku dari larutan stok dengan deret konsentrasi 0,5,
1,0, 1,5, 2,0, dan 2,5 mg/100 mL
Lalu disaring
Disaring larutan
TUGAS RESUME
Pertanyaan kelompok 4
1. Bagaimana pengaruh ukuran partikel terhadap hasil pemisahan
Jawab :
semakin kecil ukuran suatu partikel maka akan mudah terbaca pada
kromatogram, dan semakin besar ukuran partikel maka kemungkinan
akan memekatkan konsentrasi suatu senyawa sehingga peningkatan
analit yang berlebih akan menyebabkan senyawa tersebut tidak
terdeteksi, sehingga kromatogram yang dihasilkan tidak dapat dilihat pick
yang terbentuk karena saling berhimpitan, namun dalam hal ini ukuran
partikel disesuai kan dengan kolom yang memiliki variasi ukuran, jadi jika
parikelnya berukuran kecil maka kolom yang digunakan juga berdiameter
kecil, jika antara partikel dan kolom tidak sesuai ukurannya maka akan
mengganggu proses pemisahan
2. Jelaskan komponen-komponen utama dalam HPLC
(Pertanyaan kelompok 3)
a. Eluent, yang berfungsi sebagai fase gerak yang akam membawa
sampel tersebut masuk ke dalam kolom pemisah.
b. Pompa, yang berfungsi untuk mendorong eluent, dan sampel tersebut
masuk ke dalam kolom.
c. Injector, tempat memasukkan sampel dan kemudian sampel dapat
didistribusikan masuk ke dalam kolom.
d. Kolom pemisah ion, berfungsi untuk memisahkan ion-ion yang ada
dalam sampel, keterpaduan antara kolom dan eluent bias memberikan
hasil/puncak yang maksimal, begitupun sebaliknya, jika tidak ada
“kecocokan” maka tidak akan memunculkan puncak.
e. Detektor, berfungsi membaca ion yang lewat ke dalam detektor.
(Khopar, 1990)