BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini banyak yang sudah mengetahui sumber-
sumber protein yang berasal dari berbagai makanan dan minuman
contohnya seperti albumin yang terdapat pada putih telur, kasein yang
terdapat pada susu dan berbagai macam makanan dan minuman sudah
sangat tersebar dipermukaan bumi. Stigma masyarakat tentang protein
adalah protein merupakan senyawa kimia yang sangat bagus untuk
tubuhnya karena memiliki banyak mamfaat yang sangat berguna bagi
kesehatan dan keseimbangan tubuh.
Karena itu bayak orang yang terkadang salah paham tentang protein
dan golongan-golongan lainnya. Sehingga mereka memberikan asupan
kadar protein albumin atau globulin dengan sangat berlebihan yang dapat
ternyata mempunyai dampak yang sangat buruk bagi kesehatan itu
sendiri Salah contohnya jika seseorang memiliki kadar protein dan
golongan-golongannya yang sangat tinggi bagi kesehatan dapat
dikatakan orang tersebut akan menderita dehidrasi atau kekurangan
cairan.
Oleh karena itu, sekarang banyak pengujian atau tes-tes yang
bertujuan untuk mengetahui kadar protein atau albumin globulin di dalam
darah yang dapat menjadi parameter kesehatan sehat atau tidaknya
seorang pasien atau adanya penyakit tertentu seperti sirosis atau
hepatitis hati yang diderita oleh pasien tersebuut
Pemeriksaan ini dilakukan dengan pengambilan darah pasien yang
nantinya akan diukur atau dicek kadar proteinnya di dalam darah
sehingga dapat memperlihatkan kondisi pasien tersebut selain itu pasien
juga dapat mengetahui kadar albumin dan globulin yang ia miliki di dalam
darah dalam tubuhnya tersebut.
ZUMRATUL INAYAH NINA SAKINA
15020140111
Pemeriksaan Protein Total dan Albumin Dalam Serum
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Hati mensintesis dan melepaskan lebih dari 90% protein
plasma. Terdapat tiga fraksi utama protein dalam darah, yaitu albumin,
globulin dan fibrinogen. Albumin, fibrinogen, dan globulin (50-80%
globulin) disintesis di organ hati, sedangkan sisa globulin lainnya
dibentuk di jaringan limfoid. Secara fisiologis, konsentrasi protein serum
dipengaruhi oleh umur, pertumbuhan, hormonal, jenis kelamin,
kebuntingan, laktasi, nutrisi, stres dan kehilangan cairan massa tubuh
dan anabolisme hormon testosteron memiliki peran yang cukup besar
dalam metabolisme protein dan mempengaruhi konsentrasi protein total
dalam darah pada pejantan (Irfan IZ dkk 2014, h 115)
Darah
Darah merupakan jaringan yang mengalir dan bersirkulasi
melalui saluran vaskular. Darah membawa berbagai kebutuhan hidup
bagi semua sel-sel tubuh dan menerima produk buangan hasil
metabolisme untuk dieksresikan melalui organ ekskresi (Nugroho K.C.Y
2010, h 6)
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang
berada dalam ruangan vascular karena peranannya sebagai media
komunikasi antar sel ke berbagai tubuh dengan dunia luar karna
fungsinnya membawa O2(oksigen) dari paru-paru kejaringan dan
C02(karbondioksida) dari jaringan ke paru-paru untuk di keluarkan,
membawa zat nutrian dari saluran cerna ke jaringan kemudian
menghantarkan sisa metabolism melalui organ sekresi seperti ginjal,
mengantarkan hormone dan materimateri pembekuan darah. Darah
adalah bagian penting dari system transport tubuh yang merupakan
jaringan berbentuk pada orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai
ZUMRATUL INAYAH NINA SAKINA
15020140111
Pemeriksaan Protein Total dan Albumin Dalam Serum
75 ml\kg BB,atau sekitar 4 sampai 5 liter darah, jumlah ini berbeda tiap-
tiap oaring tergantung dari berat badan dan jenis kelamin secara umum
fungsi darah membawa berbagai macam substansi untuk fungsi
metabolisme (Hasanan F. 2018 h, 4)
1. Transpotasi internal
a. Respirasi. Gas O2 (oksigen) dan karbondioksida (CO2) di bawa
oleh hemoglobin dalam sel darah merah dan plasma, kemudian
terjadi pertukaran gas di paru-paru.
b. Nutrisi.nutrien atau zat gizi di absebsi dari usus, kemudian di abwa
dalam plasma ke hati ke jaringan-jaringan lain yang di gunakan
untuk metabolisme.
c. Sekresif. Hasil emtabolisme di bawa plasma ke dunia lauar melalui
ginjal.
d. mempertahan kan air, elektrolit dan kesimbanagan asam basa dan
juga berperan dalam hemoestatis.
e. Reguilasi metabolism, hormone dan enzim atau keduanya
mempunyai efek dalam aktifitas metabolism sel, di bawa plasma.
2. Proteksi tubuh terhadap bahaya mikrooorganisme, yang merupakan
fungsi dari sel darah putih
3. Proteksi terhadap cedra dan pendarahan. Proteksi terhadap respon
peredangan local terhadap cedera jaringan.Pencegahan pendarahan
merupakan fungsi dari trombosit karena adanya faktor pembekuan,
fibinolitik yang ada dalam plasma.
4. Mempertahankan temperature tubuh. Darah membawa panas dan
bersikulasi ke seluruh tubuh hasil metabolism juga menghasilkan
energy dalam bentuk panas
Plasma Darah
Plasma darah adalah campuran protein anion kation yang
sangat kompleks. Plasma protein terdiri dari beberapa kelompok.
ZUMRATUL INAYAH NINA SAKINA
15020140111
Pemeriksaan Protein Total dan Albumin Dalam Serum
berat kering sel. Protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses
kekebalan tubuh, dan juga transport berbagai macam substansi seperti
hormon, vitamin, mineral, lemak, dan material lainnya. Kebutuhan akan
protein bertambah pada hewan yang sedang bunting dan hewan yang
berada pada masa pertumbuhan. Fungsi penting protein antara lain
adalah sebagai sumber energi bagi tubuh, berguna untuk pembetukan
dan perbaikan sel dan jaringan, sebagai sintesis hormon, enzim, dan
antibodi, pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel, enzim,
biokatalisator, media perambatan impuls syaraf dan perumbuhan. Enzim
merupakan katalisator reaksi dalam tubuh makhluk hidup. Katalisator
merupakan suatu senyawa yang berperan dalam mempercepat suatu
reaksi dan terbentuk kembali pada akhir reaksi. Enzim juga dapat
menurunkan energi aktivasi. Hal tersebut menyebabkan kemungkinan
reaksi yang berlangsung akan semakin besar yang tentunya akan
mendukung reaksi-reaksi kimia dalam tubuh, karena reaksi kimia dalam
tubuh harus berlangsung dalam waktu yang singkat. Reaksi yang
berlangsung sangat singkat di dalam tubuh anrata lain reaksi
pembentukan bayangan pada mata, yang harus berlangsung cepat.
Reaksi antara komponen dalam proses tersebut dapat saja berlangsung
dalam waktu yang sangat lama tanpa bantuan enzim . Kekurangan
protein bisa berakibat fatal, yaitu dapat menyebabkan kerontokan rambut
(rambut terdiri dari 97-100% dari protein-keratin). Kasus yang sering
terjadi pada manusia terutama anak-anak adalah busung lapar, yang
disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga
menimbulkan odem. Simptom yang lain dapat dikenali adalah hipotonus,
gangguan pertumbuhan. Kekurangan protein yang terus menerus
menyebabkan kelemahan dan berakibat kematian (Nugroho K.C.Y 2010,
h 7)
Protein Total
Protein total merupakan kumpulan unsur-unsur kimia darah di
dalam plasma atau pun serum. Penting untuk mengetahui fraksi protein
dalam tubuh meningkat atau menurun karena berhubungan dengan
status kesehatan tubuh tersebut sehat atau sedang mengalami suatu
penyakit. Total protein meningkat disebabkan oleh infeksi kronis,
hypofungsi dari kelenjar adrenal, kegagalan fungís hati, penyakit kolagen
pada buluh darah, hypersensitif (alergi), dehidrasi, penyakit saluran
pernafasan (sesak nafas), hemolisis, kecanduan alkohol, leukemia. Total
protein menurun disebabkan karena malnutrisi dan malabsorbsi, penyakit
hati, diare kronis maupun non kronis, terbakar, ketidakseimbangan
hormon, penyakit ginjal (proteinuria), rendahnya albumin, rendahnya
globulin (Nugroho K.C.Y 2010, h 8)
Albumin
Albumin merupakan protein yang memiliki daya larut didalam
air, yang berarti memiliki kadar garam dalam jumlah sedang dan mudah
terkoagulasi jika terpapar oleh panas. Di dalam darah, kita mengenal
albumin sebagai albumin serum. Albumin serum merupakan protein
plasma darah yang sangat melimpah, dan diproduksi di dalam hati.
Serum albumin dapat mencapai 60% dari protein plasma. Albumin
mengandung ± 584 asam amino dengan bobot molekul 66.000. Albumin
memiliki sejumlah fungsi, yaitu untuk mengangkut molekul-molekul kecil
melewati plasma dan cairan sel. Fungsi ini erat kaitannya dengan bahan
metabolisme asam lemak bebas dan bilirubin dan berbagai macam obat
yang kurang larut dalam air tetapi harus diangkat melalui darah dari satu
organ ke organ lainnya agar dapat dimetabolisme atau diekskresi.
Albumin juga sangat penting untuk mengatur volume darah dan menjaga
tekanan osmotik koloid benda-benda darah serta sebagai carrier faktor
pembekuan darah. Manfaat lain dari albumin adalah untuk pembentukan
ZUMRATUL INAYAH NINA SAKINA
15020140111
Pemeriksaan Protein Total dan Albumin Dalam Serum
Waktu paruh fibrinogen sekitar 3-5 hari. Fibrinogen tersusun atas 6 rantai,
yaitu : 2 rantai Aα, 2 rantai Bβ dan 2 rantai γ. Trombin (FIIa) memecah
molekul fibrinogen menjadi 2 fibrinopeptide A (FPA) dari rantai Aα dan 2
fibrinopeptide B (FPB) dari rantai Bβ. Fibrin monomer yang dihasilkan
dari reaksi ini kemudian berlekatan membentuk fibrin, yang selanjutnya
distabilkan oleh faktor XIIIa. Tahap pertama stabilisasi terdiri atas ikatan
dua rantai γ dari dua fibrin monomer. Ikatan ini adalah asal dari D-Dimer,
produk degradasi fibrin spesifik. Fibrinogen dapat didegradasi oleh
plasmin. Defisiensi fibrinogen dapat disebabkan karena DIC
(Disseminated Intravascular Coagulation), fibrinogenolisis,
hipofibrinogenemia, komplikasi obstetrik, penyakit hati berat, leukemia
(Nugroho K.C.Y 2010, h 10)
Fibrinogen merupakan protein fase akut dimana kadarnya akan
meningkat sebagai respon terhadap terjadinya infeksi, peradangan,
stress, tindakan bedah, trauma dan nekrosis jaringan, akibat peningkatan
kadar fibrinogen ini akan menyebabkan peningkatan viskositas plasma
dan peningkatan aggregasi trombosit serta aggregasi eritrosit. Kadar
fibrinogen yang tinggi berhubungan dengan proses aterosklerosis dan
juga dilaporkan pada pasien dengan coronary heart disease, peripheral
vascular disease dan carotid stenosis (Kiking & Yenita 2017, h 58)
Flebotomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu Phlebos : vena, dan
Tome: memotong. Flebotomi Masa Kini, terdiri dari: (Arif M. 2015 h, 3-4)
1. Tusukan Vena (Venipuncture)
2. Tusukan Kulit (Skin Puncture)
Tusukan Vena (Venipuncture)
A. Pra Analitik
Alat dan bahan:
Antiseptik & desinfektan : alkohol 70 %
Kapas steril
Plester
Tourniquet
Metode semprit: Jarum semprit (21-23 gauge)
Penampung (barrel)
Penghisap (plunger)
Tabung yang telah diisi antikoagulan
Metode tabung vakum: Jarum khusus (20-22gauge)
Holder/adapter
Tabung vakum (dengan antikoagulan)
Antikoagulan: EDTA, heparin, Na. Sitrat, NH4-oksalat
B. Analitik
1. Metode Tabung Vakum
a. Pilih bagian yang akan dilakukan tusukan vena (venipuncture),
yaitu: antecubitus lengan, pilih vena yang besar dan tidak mudah
bergerak
b. Desinfektan area venipuncture dengan kapas alkohol dengan
gerakan memutar dari tengah ke tepi, biarkan 30 detik untuk
pengeringan alkohol.
c. Pasang tourniquet 7.5 – 10 cm di atas bagian venipuncture disertai
pengepalan tangan pasien membantu penampakan vena.
d. Tusuk jarum ke dalam vena, posisi lubang jarum menghadap ke
atas dengan sudut 15 – 300.
e. Lepas tourniquet setelah darah mengalir (jangan biarkan tourniquet
terpasang lebih 1 menit).
f. Isi tabung sampai kevakumannya habis
g. Lepaskan tabung dari jarum
h. Bolak balik isi tabung 5 – 10 kali
c. Trombosit
Trombosit merupakan sel tak berhenti, berbentuk cakram
dengan diameter 2-5 mm, bersal dari pertunasan sel raksasa berinti
banyak mengakrosit yang terdapat dalam sum-sum tulang. Pada
keadaan normal jumlah trombosit sekitar 150.000 sampai 300.000 /
ml darah dan meempunyai masa hidup sekitar 1 sampai 2 minggu
atau kirakira 8 hari.Trombit tersusun atas substansi fospolipid yang
penting dalam pembekuan dan juga menjaga keutuhan pembuluh
darah serta memperbaiki pembuluh darah serta memperbaiki
pembuluh darah kecil yang rusak.Trombosit diproduksi disumsung
tulang kemudian sekitar 80% berdasar disirkulasi darah dan hanya
20% yang disimpan dalam limpa sebagai cadangan. Fungsi trombosit
berkaitan dengan pembekuan darah dan hemostatis (menghentikan
pendarahan). Bila pembuluh darah mengalami ijuri atau kerusakan
maka dapat dihentikan dengan serangkaian proses.
Permukaan jadi lengket, sehingga memungkinkan trombosit saling
melekat dan menutupi luka karna adanya pembekuan darah.
Merangsang pengerutan pembuluh darah, sehingga terjadi
penyempitan ukuran lubang pembuluh darah
2.3 Prosedur Kerja (Anonim 2019, h 12-15)
a. Penyiapan serum
Pertama disiapkan alat dan bahan lalu dimasukkan darah ke
dalam tabung sentrifuge setelah itu disentrifuge selama ±15 menit
pada kecepatan 6000 rpm dan diambil serum darah lalu
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
b. Pengukuran absorban blanko
Pertama disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 10 µl aquades
kedalam kuvet setelah itu ditambahkan 1000 µl reagen albumin lalu
BAB 3
METODE KERJA
3.1 Alat yang digunakan
Adapun alat yang digunakan yaitu mikropipet, sentrifuge,
spektrofotometer, tabung sentrifuge, dan tabung reaksi.
3.2 Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan yaitu aquadest, darah, mata
mikropipet, dan reagen Albumin.
3.3 Cara Kerja
a. Penyiapan serum (Protein dan Albumin)
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Probandus
yang sudah dipilih bersiap-siap untuk diambil darahnya dan
dimasukkan kedalam tabung sentrifuge setelahnya. Darah disentrifuge
selama ±15 menit pada kecepatan 6000 rpm. Setelah 15 menit darah
pada sentrifuge terpisah antara plasma dan serumnya. Dipipet dengan
hati-hati serum didalam tabung sentrifuge ke dalam 2 tabung reaksi
yang masing-masing diberi etiket protein dan pengujian albumin
b. Pengukuran absorban blanko (Protein)
Disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 30 µl aquades kedalam kuvet
dan ditambahkan 3000 µl reagen TPR setelah itu diinkubasi pada suhu
37°C selama 11 menit 30 detik. Setelah itu larutan blanko yang sudah
diinkubasi diukur absorbannya pada spektrofotometer UV-vis dengan
panjang gelombang 546 nm
Pengukuran absorban blanko (Albumin)
Disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 24 µl aquades kedalam kuvet
dan ditambahkan 2880 µl reagen albumin setelah itu diinkubasi pada
suhu 37°C selama 4 menit 30 detik. Setelah itu larutan blanko yang
sudah diinkubasi diukur absorbannya pada spektrofotometer UV-vis
dengan panjang gelombang 620 nm
ZUMRATUL INAYAH NINA SAKINA
15020140111
Pemeriksaan Protein Total dan Albumin Dalam Serum
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pemeriksaan Protein
Kelompok Nilai Kadar Absorban Absorban
Protein (g/dL) Sampel Standar
1 4,475 0,135
2 4,67 0,141
0,181
3 17,038 0,514
4 13,723 0,414
4.2 Pembahasan
Pemeriksaan protein dan albumin adalah salah satu pengujian yang
sangat penting yang dapat menjadi salah satu parameter dari
pemeriksaan kesehatan pada pasien. Alasan penginkubasian darah yaitu
hal ini dimaksudkan agar reagen dan sampel dapat bercampur dengan
baik ,sehingga pada saat pengukuran absorban hasilnya pun sesuai
dengan yang diharapkan. Alasan kenapa digunakan spektrofotometer
yaitu karena spektofotometer merupakan instrument yang digunakan
untuk pengujian kuantitatif atau untuk menetapkan kadar suatu sampel
BAB
5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari keempat probandus hanya pada probandus pertama dengan nilai
kadar 4,475 g/dl dan probandus kedua yang memiliki nilai kadar
protein normal yaitu 4,67 g/dl karena menurut literature nilai kadar
normal protein yaitu yaitu 6,0 – 8,0 g/dl.
2. Pemeriksaan albumin dari keempat probandus hanya pada
probandus pertama dengan nilai kadar albumin 3,328 g/dl karena
menurut literature nilai kadar normal untuk dewasa yaitu 3,5-5,0 g/dl.
3. Dari kedua data diatas diindikasikan kemungkinan probandus yang
memiliki peningkatan kadar mengalami dehidrasi dan gangguan
kesehatan lainnya.
5.2 Saran
Sebaiknya asisten lebih menjelaskan lagi tentang maksud dari
percobaan ini agar praktikkan dapat mengerti dan paham selama
prosedur pengerjaan berlangsung yang bertujuan untuk meminimalisir
terjadinya kesalahan pada praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2019, Penuntun Praktikum Kimia Klinik Dasar, Universitas Muslim
Indonesia, Makassar
Arif M, 2015, Penuntun Praktikum Hematologi, Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Makassar
Hasanan F. 2018, Hubugan Kadar Hemoglobin denga Daya Tahan
Kardiovaskuler pada atlet atletik, Universitas Negeri Makassar,
Makassar
Irfan IZ. Dkk, 2014, Profil Protein Total, Albumin, Globulin, dan Rasio Albumin
Globulin Sapi Pejantan, Fakultas Kedokteran Hewan, IPB
Kemenkes, RI., 2011, Pedoman Interpretasi Data Klinik, Jakarta
Kiking & Yenita, 2017, Nilai Prognostik Parameter Fibrinogen dan Uji
Reliabilitas terhadap Outcome Stroke Iskemik Akut, Fakultas
Kedokteran UMSU, Medan
Nugroho K.C.Y, 2010, Kadar Total Protein, Albumin dan Glubulin Pada Darah
Sapi Perah Betina Berumur Satu Sampai Dua Belas Tahun, Fakultas
Kedokteran Hewan ITB, Bogor
Putri D.T, dkk, 2016, Gambaran Kadar Albumin Serum pada Pasien Penyakit
Ginjal Kronik Stadium 5 non Dialisis, Fakultas Kedokteran Universitas
Samratulangi, Manado
Rahman A. 2018, Albumin and Globulin Levels of Sumatran Elephants’
(Elephas maximus sumatranus) Blood at Elephant Conservation Center
of Saree, Aceh Besar, Fakultas Universitas Syiah Kuliah, Aceh
LAMPIRAN
a. Gambar
Kelompok I
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Protein = 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Konsentrasi standar (g/dL)
0,135
= 0,181 x 200 g/dL
= 4,475 g/dL
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Albumin = 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Konsentrasi standar (g/dL)
0,667
= 0,999 x 200 g/dL
=3,338 g/dL
Kelompok II
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Protein = 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Konsentrasi standar (g/dL)
0,141
= 0,181 x 200 g/dL
= 4,67 g/dL
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Albumin = 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Konsentrasi standar (g/dL)
1,880
= 0,999 x 200 g/dL
=9,409 g/dL
Kelompok III
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Protein = 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Konsentrasi standar (g/dL)
0,514
= 0,181 x 200 g/dL
= 17,078 g/dL
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Albumin = 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Konsentrasi standar (g/dL)
1,330
= 9,179 x 200 g/dL
= 9,179 g/dL
Kelompok IV
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Protein = 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Konsentrasi standar (g/dL)
0,414
= 0,181 x 200 g/dL
=13,723 g/dL
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Albumin = 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Konsentrasi standar (g/dL)
1,724
= 0,999 x 200 g/dL
= 8,628 g/dL