Anda di halaman 1dari 76

FORMULASI DAN UJI HEDONIK MINUMAN HERBAL

KASUMBA TURATE (Carthamus Tinctorius L.)

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana

Disusun dan diajukan oleh

ZUMRATUL INAYAH
15020140111

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ZUMRATUL INAYAH

Stambuk : 150 2014 0111

Judul Skripsi : FORMULASI DAN UJI HEDONIK MINUMAN


HERBAL KASUMBA TURATE (Carthamus
Tinctorius L.)

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar karya tulis penulis sendiri.

Jika kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan plagiat, duplikat,

tiruan atau dibuat dan dibantu oleh orang lain sebagian atau secara

keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh batal demi hukum.

Makassar, September 2020

Penulis

ZUMRATUL INAYAH

iii
SKRIPSI

FORMULASI DAN UJI HEDONIK MINUMAN HERBAL KASUMBA


TURATE (Carthamus Tinctorius L.)

Disusun dan diajukan oleh

ZUMRATUL INAYAH
15020140111

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi


Dan DinyatakanTelah Memenuhi Syarat

Menyetujui,

Dr. Mirawati, S.Si., M.Si., Apt Iskandar Zulkarnain, S.Farm., M.Si., Apt
Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Mengetahui,
Dekan Fakultas Farmasi Ketua Program Studi

Rachmat Kosman, S.Si.,M.Kes.,Apt. Dr. Andi Emelda, S.Si., M.Si.,Apt.


NIPs. 116020769 NIP. 197408162009022002

iv
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi pada tanggal 12

Maret 2020.

Nama : ZUMRATUL INAYAH

Stambuk : 150 2014 0111

Judul Skripsi : FORMULASI DAN UJI HEDONIK MINUMAN


HERBAL KASUMBA TURATE (Carthamus
Tinctorius L.)

Tim Penguji :

1. Ketua : Nurlina, S.Si., M.Si., Apt (.................)

2. Sekertaris : A. Hasrawati, S.Farm., M.Si., Apt (.................)

3. Anggota 1 : Dr. Mirawati, S.Si., M.Si., Apt (.................)

4. Anggota 2 : Iskandar Zulkarnain, S.Farm., M.Si., Apt (.................)

v
PRAKATA

ِ ّ ِ‫الرحْ َمن‬
ِ‫الل‬ َّ ‫الر ِحي ِْم‬
َّ ‫بِس ِِْم‬
Assalamu ‘alaikumwarahmatullahi wabarakatuh

Sesungguhnya hanya puji dan rasa syukur kepada Allah SWT yang

tidak henti-hentinya penulis ucapkan atas segala nikmat yang diberikan

kepada penulis. Shalawat serta salam juga tidak berhenti terucap hanya

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang mana merupakan suri

tauladan terbaik sepanjang masa. Alhamdulillah berkat segala hidayah

dan inayah dari Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul :“FORMULASI DAN UJI HEDONIK MINUMAN HERBAL

KASUMBA TURATE (Carthamus Tinctorius L.)” sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Farmasi Universitas

Muslim Indonesia.

Dalam segala proses yang telah dilewati, penulis menyadari bahwa

masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, hal itu didasari

karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis.

Penulis juga mendapat banyak pelajaran, dukungan, motivasi, bantuan

berupa bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak mulai dari

awal pelaksanaan hingga penyusunan laporan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan banyak

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang penulis

hormati dan cintai yang membantu secara langsung maupun tidak

langsung selama pembuatan skripsi ini. Terutama kepada kedua orangtua

yang sangat penulis hormati dan cintai, Ibunda Sarbiah, S.Pd.i dan

vi
Ayahanda Miladi Abd Karim, S.Pd., M.Si. yang tak henti-hentinya

mendo’akan serta memberikan semangat yang luar biasa, juga

memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis terutama

dalam upaya meraih cita-cita. Rasa sayang yang tulus saya berikan

kepada saudara-saudara tercinta, kakak penulis Dr. Wiwin Wijayangsih,

dan adik bungsu penulis Muh. Fakhrul Rozi Semoga Allah SWT selalu

melindungi mereka semua dimanapun mereka berada.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Nurlina, S.Si., M.Si., Apt

dan Ibu Andi Hasrawati, S.Farm., M.Si., Apt sebagai penguji skripsi

yang telah memberikan masukan dan saran sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan sebaik mungkin. Ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Mirawati, S.Si., M.Si.,

Apt selaku pembimbing pertama yang memberikan banyak pelajaran

berharga, motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis baik dalam hal

akademik maupun pelajaran hidup yang tak kalah pentingnya, serta selalu

mendorong agar penulis tak patah semangat dalam proses penyelesaian

skirpsi. Kemudian terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bapak

Iskandar Zulkarnain, S.Farm., M.Si., Apt selaku pembimbing kedua

yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan arahan serta

masukan yang sangat berguna dalam penyelesaian skripsi ini.

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak. Oleh karena

itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rachmat Kosman, S.Si., M.Kes., Apt selaku Dekan Fakultas

Farmasi Universitas Muslim Indonesia.

vii
2. Ibu Nurlina, S.Si., M.Si., Apt selaku Wakil Dekan I Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia yang juga selaku Penasehat Akademik

penulis.

3. Ibu Rahmawati, S.Si., M.Kes., Apt selaku Wakil Dekan II Fakultas

Farmasi Universitas Muslim Indonesia.

4. Bapak Herwin, S.Si., M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia.

5. Bapak Drs. H. Muh. Ilyas Upe, M.Ag selaku Wakil Dekan IV Fakultas

Farmasi Universitas Muslim Indonesia.

6. Ibu Dr. Andi Emelda, S.Si., M.Si., Apt selaku Ketua Program Studi

Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia.

7. Ibu Sitti Amirah S.Farm., M.Si., Apt selaku koordinator seminar

Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Farmasi Universitas Muslim

Indonesia yang dengan ikhlas membagikan ilmunya kepada penulis

selama duduk di bangku kuliah.

9. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Farmasi Universitas Muslim

Indonesia atas bantuan dan pelayanan kepada penulis.

10. Penulis juga berterimakasih kepada teman-teman seperjuangan

Azeotrop & F16BRIN atas semangat dan kerjasamanya terkhusus

teman-teman tercinta C4NC3R yang selalu memberikan motivasi

kepada penulis, selama menyusun proposal hingga selesainya skripsi

ini.

viii
11. Teman-teman seperjuangan dari Posko KKN Pa’Bentengan

Zikrullah, Adel, Eka, Leny, Ismi dan Ainun yang telah memberikan

banyak masukan serta dukungan kepada peneliti

12. Khusus kepada sahabat tercinta RANGERS Fahri, Aan, Aldi, Padji,

Sari, Putika, Iswan & Amdun yang selalu memberikan dukungan

dan semangat, yang tidak bosan-bosannya mengajak penulis untuk

selalu rajin dan menasihati dikala penulis khilaf, dan selalu menjadi

penyemangat dan penghibur penulis selama mengerjakan skripsi ini

13. Serta masih banyak lagi pihak-pihak yang sangat berpengaruh dalam

proses penyelesaian skripsi yang yang tidak bisa penelti sebutkan

satupersatu

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan, semoga Allah SWT memberikan balasan

yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah turut dalam

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,

penulis berharap agar kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Farmasi.

Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh

Makassar, September 2020

Penulis

ZUMRATUL INAYAH

ix
ABSTRAK

ZUMRATUL INAYAH, Formulasi dan Uji Hedonik Minuman Herbal


Kasumba Turate (Carthamus tinctorius L.), (dibimbing oleh Mirawati dan
Iskandar Zulkarnain).

Bunga Kasumba Turate (Carthamus tinctorius L.), merupakan obat


tradisional yang secara empiris digunakan sebagai pengobatan penyakit
campak dengan rasa dan aromanya yang kurang menyenangkan,
sehingga dibuat sediaan yang lebih praktis dalam bentuk sediaan
minuman herbal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan
formula sediaan minuman herbal kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)
dengan sifat fisik farmaseutik yang baik dan disukai. Kasumba turate
diformulasi menjadi minuman herbal dengan 3 formula yang berbeda.
Perbedaan formulai tersebut dapat dilihat dari perbedaan ketiga
konsentrasi sukrosa yang digunakan yaitu 10%, 12,5% dan 15% yang
selanjutnya dilakukan uji hedonic dan uji sifat fisik seperti uji organoleptic,
uji pH, dan uji viskositas. Berdasarkan uji hedonic didapatkan hasil tingkat
kesukaan yang berbeda yaitu 78,1%, 81% dan 77,8% serta berdasarkan
pengujian sifat fisik farmaseutik didapatkan hasil minuman herbal
kasumba turate memiliki penampilan organoleptic dengan warna kuning
muda, aroma melati dan rasa yang berbeda dari tiap formulasi, memiliki
pH asam dan viskositas sebesar 8 cp

Kata kunci: Bunga kasumba turate, Uji Hedonik, sediaan minuman herbal.

xi
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN ii

PERNYATAAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

HALAMAN PERSETUJUAN v

PRAKATA vi

ABSTRAK x

ABSTRACT xi

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Maksud dan Tujuan Penelitian 3

D. Manfaat Penelitian 4

E. Kerangka Pikir 5

F. Hipotesis 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman 7

B. Larutan 10

xii
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
C. Uji Hedonik 17

D. Uraian Bahan 18

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian 22

B. Populasi dan Sampel 22

C. Metode Kerja 22

D. Bahan dan Alat 22

E. Prosedur Kerja 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan 26

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 43

B. Saran 43

DAFTAR PUSTAKA 44

LAMPIRAN 46

xiii
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rancangan Formula 23

Tabel 2. Hasil Uji Hedonik 27

Tabel 3 Tingkat kesukaan panelis dari warna/tampilan 29


sediaan F1 (F1.1)
Tabel 4 Tingkat kesukaan panelis dari warna/tampilan 30
sediaan F2 (F1.2)
Tabel 5 Tingkat kesukaan panelis dari warna/tampilan 30
sediaan F3 (F1.3)
Tabel 6 Tingkat kesukaan panelis dari aroma sediaan F1 31
(F2.1)
Tabel 7 Tingkat kesukaan panelis dari aroma sediaan F2 32
(F2.2)
Tabel 8 Tingkat kesukaan panelis dari aroma sediaan F3 33
(F2.3)
Tabel 9 Tingkat kesukaan panelis dari rasa sediaan F1 34
(F3.1)
Tabel 10 Tingkat kesukaan panelis dari rasa sediaan F2 35
(F3.2)
Tabel 11 Tingkat kesukaan panelis dari rasa sediaan F3 35
(F3.3)
Tabel 12 Jumlah nilai skala x Jumlah responden 37

Tabel 13 Rating scale dan jarak interval 38

Tabel 14 Interpretasi skor berdasarkan interval 39

Tabel 15 Presentase formulasi sediaan 39

Tabel 16 Hasil Uji Organoleptik Sediaan 40

Tabel 17 Hasil pengukuran pH sediaan 40

Tabel 18 Hasil Pengukuran Viskositas sediaan 41

xiv
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kasumba turate (Carthamus tictorius L.) 7


Gambar 2. Grafik uji hedonic terhadap warna/tampilan 58
formulasi sediaan F1
Gambar 3. Grafik uji hedonic terhadap warna/tampilan 58
formulasi sediaan F2
Gambar 4. Grafik uji hedonic terhadap warna/tampilan 59
formulasi sediaan F3
Gambar 5. Grafik uji hedonic terhadap aroma formulasi 59
sediaan F1
Gambar 6. Grafik uji hedonic terhadap aroma formulasi 60
sediaan F2
Gambar 7. Grafik uji hedonic terhadap aroma formulasi 60
sediaan F3
Gambar 8. Grafik uji hedonic terhadap rasa formulasi 61
sediaan F1
Gambar 9. Grafik uji hedonic terhadap rasa formulasi 61
sediaan F2
Gambar 10. Grafik uji hedonic terhadap rasa formulasi 62
sediaan F2
Gambar 11. Grafik nilai rating skala likert 38

xv
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Skema kerja pembuatan minuman herbal 46


kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)
Lampiran 2. Skema kerja Uji Sifat fisik minuman herbal 46
kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)
Lampiran 3. Skema kerja Uji Hedonik minuman herbal 47
kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)
Lampiran 4. Gambar Sampel tanaman kasumba turate 48
(Carthamus tinctorius L.)
Lampiran 5. Kuisioner uji hedonic Sampel tanaman 49
kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)
Lampiran 6. Perhitungan hasil uji hedonik formula (F1) 53
kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)
Lampiran 7. Perhitungan hasil uji hedonik formula (F2) 54
kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)
Lampiran 8. Perhitungan hasil uji hedonik formula (F3) 56
kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)
Lampiran 9. Grafik hasil uji hedonic terhadap 58
warna/tampilan formulasi F1 kasumba turate
(Carthamus tinctorius L.).
Lampiran 10. Grafik uji hedonic terhadap warna/tampilan 58
formula F2 kasumba turate (Carthamus
tinctorius L.).
Lampiran 11. Grafik uji hedonic terhadap warna/tampilan 59
formula F3 kasumba turate (Carthamus
tinctorius L.).
Lampiran 12 Grafik uji hedonic terhadap aroma formula F1 59
kasumba turate (Carthamus tinctorius L.).
Lampiran 13. Grafik uji hedonic terhadap aroma formula F2 60
bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius
L.).
Lampiran 14. Grafik uji hedonic terhadap aroma formula F3 60
bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius
L.).
Lampiran 15. Grafik hasil uji hedonic terhadap rasa formula 61
F1 kasumba turate (Carthamus tinctorius L.).
Lampiran 16 Grafik hasil uji hedonic terhadap rasa formulasi 16
F2 bunga kasumba turate (Carthamus
tinctorius L.).
Lampiran 17 Grafik hasil uji hedonic terhadap rasa formulasi 62
F3 kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)
replikasi 1.

xvi
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di negara berkembang, sebagian besar masyarakatnya masih

memanfaatkan bahan-bahan alami untuk dijadikan minuman. Mereka

menyeduh beberapa campuran daun, bunga, biji, akar dan kulit kayu.

Sekitar enam puluh lima persen penduduk negara maju dan delapan

puluh persen penduduk negara berkembang telah menggunakan

minuman herbal dan lembaga WHO juga telah merekomendasikan

penggunaan minuman atau obat herbal ini dalam pemeliharaan kesehatan,

pencegahan,.

Al-Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan, kitab suci ini juga

menceritakan tentang keindahan alam semesta yang dapat dijadikan

sumber dari pembuat obat obatan.Sebagaimana firman Allah swt dalam

Q.S. An-Nahl/ 16 : 11

Terjemahnya :

Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman;

zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya

pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi

kaum yang memikirkan


1
2

Dari ayat di atas menjelaskan bahwa tanaman yang tumbuh

dipermukaan bumi ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan dari

pembuat obat-obatan seperti bunga tanaman kasumba turate (Chartamus

tinctorius L.). Kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn) atau yang

disebut kembang pulu merupakan tumbuhan obat tradisional yang secara

empiris digunakan masyarakat Sulawesi selatan untuk pengobatan

campak dengan menggunakan rebusan mahkota bunga kasumba turate,

dosis yang biasa digunakan oleh masyarakat Sulawesi Selatan ± 93 mg.

Hal yang menjadi kekurangan adalah penggunaan rebusan air yang

menimbulkan rasa sepat dan memiliki bau yang khas sehingga tidak

banyak yang ingin meminumnya (Astuti et al. 2017, h 2)

Kapasitas antioksidan Kasumba Turate dipengujian sifat fisik

dengan menentukan pengaruhnya terhadap pemurnian radikal 2,2-difenil-

1- picrylhydrazyl (DPPH) dan reduksi besi. Dalam kedua tes, ekstrak air

bunga menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi. Efek pemulungan DPPH

adalah 96,65%. Total konten fenolik dari bunga ditentukan masing-

masing 2,12 dan 1,32 g / 100 g untuk ekstrak metanol dan air. Karena

bunga-bunga tersebut mengandung senyawa fenolik tinggi termasuk itu

menegaskan bahwa mereka memiliki peran penting dalam aktivitas

antioksidan (Gautam, Bhagyawant & Srivasta 2014, h.13)

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memformulasi bunga

kasumba turate (Carthamus tinctorius Linn) menjadi minuman herbal yang

tidak menimbulkan rasa sepat sehingga bisa diterima atau disukai oleh

Universitas Muslim Indonesia


3

banyak orang yang dimana akan dilakukan uji hedonik untuk mengetahui

tingkat kesukaan dari formulasi minuman herbal tersebut.

Uji hedonik merupakan sebuah pengujian dalam analisa sensori

organoleptik yang digunakan untuk mengetahui besarnya perbedaan

kualitas diantara beberapa produk sejenis dengan memberikan penilaian

atau skor terhadap sifat tertentu dari suatu produk dan untuk mengetahui

tingkat kesukaan dari suatu produk tersebut. (Tarwendah 2017, h.70)

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang timbul dari uraian diatas ialah:

1. Bagaimana memformulasi kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)

menjadi sediaan minuman herbal yang baik?

2. Bagaimana hasil dan uji hedonik sediaan minuman herbal kasumba

turate (Carthamus tinctorius L.)?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memformulasi dan uji

hedonik minuman herbal kasumba turate (Carthamus tinctorius L.).

2. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan

formula sediaan minuman kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)

yang selanjutnya akan dilakukan pengujian sifat fisik dan uji hedonic

Universitas Muslim Indonesia


4

3. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Untuk memperoleh formula sediaan minuman herbal kasumba

turate (Carthamus tinctorius L.) dengan sifat farmaseutik yang baik.

b. Untuk menghasilkan sediaan minuman herbal kasumba turate

(Carthamus tinctorius L.) yang mempunyai tingkat kesukaan yang

tinggi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan menambah data ilmiah tentang formulasi

sediaan minuman herbal kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)

b. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi

pengembangan formulasi sediaan minuman herbal (Carthamus

tinctorius L.) serta dapat dikembangkan kepengujian yang lebih lanjut.

Universitas Muslim Indonesia


5

E. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang dapat ditarik kerangka pikir yang

disajikan dalam bentuk bagan berikut :

Bunga Kasumba Turate Penggunaan empiris


(Carthamus tinctorius L.) sebagai pengobatan
campak dan meningkatkan
system imun

Formulasi dan Uji sifat Potensi minuman herbal


fisik farmaseutik

Uji Hedonik Minuman herbal dengan sifat


farmaseutik yang baik dan
disukai

Universitas Muslim Indonesia


6

F. Hipotesis Penelitian

Kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) dapat diformulasi menjadi

sediaan minuman herbal dengan sifat farmaseutik yang baik dan memiliki

daya tarik rasa serta mamfaat yang baik untuk tubuh manusia.

Universitas Muslim Indonesia


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Kasumba Turate jenis Carthamus tinctorius L.

1. Klasifikasi Tanaman Kasumba Turate

Klasifikasi tanaman kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) (The

Integrated Taxonomic Information System 2019) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Class : Magnoliopsida

Order : Asterales

Family : Asteraceae

Genus: : Carthamus L.

Species : Carthamus tinctorius L.

Gambar 1 . Kasumba turate (Carthamus tictorius L.)

2. Nama Daerah

Indonesia : Kasumba Turate (Makassar), Kasumba Ugi’ (Bugis),

Kaise’ (Enrekang), Kesumba (Melayu), Kembang Pulu (Jawa),

Kesombha (Madura) (Wijayakusuma 2008, h. 45)

7
8

3. Nama Asing

Malaysia : kesumba, Filipina : Kasubha (Pilipino, Tagalog)

kasabha (Bisaya), kasaba (Ilokano), Thailand : kham (umum), khamfoi

(utara), kham young (Lampang), Vietnam : h (oof) ng hoa; c (aa) yr

um (Vossen & Umali 2001, h. 70)

4. Deskripsi Tanaman Kasumba Turate

Tegak, bercabang banyak, setinggi 30-180 cm. Sistem akar

berkembang dengan baik, kecoklatan-keabu-abuan, akar tunggang

tebal dan berdaging, menembus hingga kedalaman 3 m, lateral

horizontal tipis, terjadi terutama di atas 30 cm. Batang silindris, padat

dengan empulur lunak, kayu dekat alas, lurik, putih kehijauan. , kepala

berbentuk guci, panjang sekitar 4 cm dan diameter 2,5-4 cm, bagian

atas berdaun dan berkilauan, tegak atau menyebar. Berbeda dengan

pertumbuhan awal yang relatif lambat, safflower tumbuh dengan cepat

setelah batang mulai memanjang. Ketika tanaman setinggi 20-40 cm,

cabang lateral mulai berkembang. Pemanjangan dan percabangan

batang diikuti oleh perkembangan kepala bunga di ujung setiap

batang. Setelah selesainya pertumbuhan cabang sekunder dan

pembentukan kepala bunga (75-100 hari setelah tanam), kuntum

mulai muncul di kepala. Pembungaan dimulai di kepala sumbu utama,

diikuti oleh sebagian besar cabang utama; cabang sekunder dan

tersier mengikuti secara berurutanTotal pembungaan berlangsung

selama 10-40 hari. Safflower pada dasarnya melakukan penyerbukan

Universitas Muslim Indonesia


9

sendiri, penyerbukan terjadi setelah gaya dan stigma tumbuh melalui

kolom antera di sekitarnya di dasar mahkota. Namun, persilangan

tingkat tinggi dapat terjadi, khususnya pada tipe lambung tipis. Lebah

atau serangga lain umumnya diperlukan untuk pemupukan yang

optimal dan hasil maksimal (Vossen & Umali 2001, h. 72)

5. Manfaat Tanaman Kasumba Turate

Kasumba turate yang merupakan golongan tumbuhan dengan

famili compositae telah dikultur selama lebih dari dua tahun dan

berdasarkan sejarah minyak yang berasal dari kasumba turate berada

pada peringkat ketiga tertinggi dalam kandungan poly-unsaturatednya

(PUFA). Kasumba turate juga memiliki kandungan fenolik yang tinggi

(63 %) dimana senyawa fenolik kandungan tocopherols dan

tocotrienols yang memiliki aktivitas antioksidan. Selain itu kasumba

turate juga berkhasiat melawan berbagai infeksi menular seperti

campak dan penyakit kanker. Berdasarkan pada hal menarik

mengenai penggunaan produk herbal untuk meningkatkan kesehatan

manusia dan hewan, produk berbahan dasar kasumba turate banyak

menarik perhatian sebagai imunomodulator atau imunostimulan.

Kasumba turate juga tidak bersifat toksisitas untuk dijadikan spesies

rumput sebagai pakan hewan seperti domba dan sapi pada beberapa

perusaha olahan domba dan sapi perah. Sehingga khasiat dari

kasumba turate yang dijadikan sebagai pakan domba dan sapi akan

menghasilkan kualitas yang bagus untuk sistem (Landau et al. 2005).

Universitas Muslim Indonesia


10

6. Kandungan Kimia Kasumba Turate

Kasumba mengandung dua kelompok besar pigmen, yaitu

carthamin yang berwarna oranya-merah dan larut dalam larutan alkali

dan carthamidin pigmen kuning yang larut air. Bunganya mengandung

0,83% carthamin, 30% carthamidin (Vossen & Umali 2001, h. 72)

Kandungan kimia dari tumbuhan Kasumba Turate meliputi

carthamine, carthamone, neo-carthamine, nonacosane, zat warna

kuning safflawer, safflomin A, dipalmitin, adenosine, beta-sitosterol

dan polisakarida, lignan, calcone, minyak atsiri, lignan,dan kandungan

minyak atsiri dari kasumba turate berperan sebagai antioksidan dalam

penghambatan serotonin dan derivatnya (yang menyebabkan radikal

bebas dengan menghambat produksi dari TNF, IL-1α, IL-1β, IL-6 )

dan tiga lignan utama trachelogenin, arctigenin, and matairesinol yang

didapatkan dari hasil isolasi pada tanaman kasumba turate berperan

dalam meningkatkan aktifitas stimulasi sistem imuni oleh induksi

regulasi sel T dan sel dendritic dalam mengintervensi kerusakan

triptofan yang merupakan derivate dari serotonin (Astuti et al 2017,

h.5)

B. Larutan

1. Definisi Larutan

Larutan adalah sistem satu fase homogen yang terdiri dari dua

atau lebih komponen. Pelarut adalah fase yang umumnya mendispersi

dan zat terlarut adalah komponen yang terdispersi sebagai molekul

kecil atau ion dalam pelarut. Secara umum pelarut berjumlah banyak

Universitas Muslim Indonesia


11

didalam larutan namun ada beberapa pengecualian. Contohnya, Sirup

BP mengandung 66,7% b/b sukrosa sebagai zat terlarut dalam 33,3%

air sebagai pelarut (Aulton 1988, h. 254).

Larutan berair – Air adalah pelarut yang secara luas digunakan

sebagai pembawa dalam produk farmasetik karena toksisitasnya

rendah, kompatibiltas secara fisiologi dan mampu melarutkan banyak

bahan secara luas (Aulton 1998, h. 255).

2. Komposisi Larutan

a. Pembawa

Pembawa yang paling disukai dan banyak digunakan untuk

larutan dalam pemberian secara oral adalah air murni USP,

karena rendahnya toksisitas dan kurangnya biaya untuk bahan ini.

Dalam keadaan normal (untuk diminum) air sebaiknya tidak

digunakan karena kemungkinan ada komponen kimia yang tidak

kompatibel dengan formula. Fitur utama dari air murni USP adalah

sebagai berikut (Jones 2008, h. 6) :

➢ Dibuat dengan destilasi, pertukaran ion atau osmosis terbalik.

➢ Residu zat padat (diperoleh setelah penguapan) kurang dari 1

mg per 100 mL sampel evaporasi.

➢ Tidak boleh untuk pembuatan formulasi sediaan parenteral.

b. Kosolven

Kosolven digunakan untuk meningkatkan kelarutan dari

bahan terapetik dalam formulasi. Kosolven utama yang digunakan

dalam formulasi untuk larutan oral adalah gliserol, alkohol USP,

Universitas Muslim Indonesia


12

propilen glikol USP, poli etilen glikol (PEG), bahan miselar yang

digunakan untuk meningkatkan kelarutan dari bahan terapi (Jones

2008 hh. 6-7)

c. Bahan Aktif Permukaan

Bahan aktif permukaan adalah bahan yang memiliki sifat

hidrofilik (suka air) dan hidrofobik (tidak suka air). Pada

konsentrasi encer bahan aktif permukaan akan mengarahkan

pada antarmuka antara dua fase (misalnya air/minyak, air/udara),

dengan daerah hidrofilik dan hidrofobik dari molekul yang

diposisikan masing-masing untuk fase hidrofilik dan hidrofobik.

Pada konsentrasi yang meningkat, antarmuka akan menjadi jenuh

dengan bahan aktif permukaan dan molekul yang hadir dalam

fase berair massal akan mengarahkan diri dalam upaya untuk

melindungi daerah hidrofobik dari bahan aktif permukaan.

Orientasi ini disebut sebagai micelle dan konsentrasi bahan aktif

permukaan itu disebut konsentrasi micelle kritis (CMC) (Jones

2008, h. 8).

d. Kompleksasi

Kompleksasi mengacu pada interaksi bahan terapeutik yang

kurang larut dengan molekul organik, misalnya bahan aktif

permukaan, polimer hidrofilik untuk menghasilkan kompleks

intermolekul larut (Jones 2008, h. 8).

Universitas Muslim Indonesia


13

e. Dapar

Dapar digunakan dalam larutan farmasi untuk mengontrol pH

produk yang diformulasikan dan dengan demikian

mengoptimalkan kinerja fisikokimia produk. Biasanya kontrol pH

dilakukan untuk mempertahankan kelarutan dari bahan terapeutik

dalam produk diformulasi, untuk meningkatkan stabilitas produk di

mana stabilitas kimia dari bahan aktif yang bergantung pada pH

(Jones 2008, h. 9).

f. Bahan Pemanis

Bahan pemanis digunakan dalam formulasi larutan yang

dirancang untuk pemberian oral secara khusus untuk

meningkatkan palatabilitas agen terapeutik. Bahan pemanis

utama yang digunakan dalam sediaan oral adalah sukrosa,

glukosa cair, gliserol, sorbitol, natrium sakarin dan aspartam.

Penggunaan bahan pemanis buatan dalam formulasi meningkat

dan dalam banyak formulasi, natrium sakarin banyak digunakan

sebagai satu-satunya bahan pemanis atau dalam kombinasi

dengan gula atau sorbitol untuk mengurangi konsentrasi gula

dalam formulasi. Penggunaan gula dalam formulasi oral untuk

anak dan pasien dengan diabetes mellitus harus dihindari (Jones

2008, h. 9).

g. Bahan Peningkat Viskositas

Viskositas larutan farmasi dapat dengan mudah ditingkatkan

(dan dikontrol) dengan penambahan polimer hidrofilik non-ionik

Universitas Muslim Indonesia


14

atau ionik. Contoh dari kedua kategori ini adalah polimer non ionik

(netral) seperti derivat selulosa (metilselulosa, hidroksi etil

selulosa, hidroksi propil selulosa) dan polivinil pirolidon. Juga

polimer ionik yaitu natrium karboksi metil selulosa (anionik), dan

natrium alginat (anionik) ( Jones 2009 h. 10).

h. Pengawet

Bahan pengawet termasuk dalam larutan farmasi untuk

mengendalikan bioburden mikroba formulasi. Idealnya, bahan

pengawet harus menunjukkan sifat sebagai berikut: 1). Memiliki

aktivitas spektrum antimikroba yang luas meliputi bakteri gram

positif dan gram-negatif dan jamur, 2). secara kimiawi dan fisika

stabil dengan waktu paruh dari produk dan 3). memiliki toksisitas

yang rendah. Berbagai bahan pengawet tersedia untuk digunakan

dalam larutan farmasi untuk penggunaan oral yaitu asam benzoat

dan garam (0.1 – 0.3%), asam sorbik dan garamnya (0.05 – 0.2%),

Ester asam alkil beratydroxybenzoat (0.001 – 0.2%). Biasanya

kombinasi dari dua jenis seri ini digunakan dalam larutan farmasi,

yaitu metil dan propil parahydroxybenzoates (dalam rasio 9:1).

Kombinasi kedua pengawet ini meningkatkan spektrum

antimikroba (Jones 2008, h. 11).

i. Perasa dan Pewarna

Universitas Muslim Indonesia


15

Sayangnya sebagian besar obat dalam larutan tidak enak

dan karenanya, penambahan rasa sering diperlukan untuk

menutupi rasa substansi obat. Menutupi rasa menggunakan

perasa adalah tugas yang sulit. Namun, ada beberapa

pendekatan empiris yang dapat diambil untuk menghasilkan

formulasi yang enak. Empat sensasi rasa dasar yang asin, manis,

pahit dan asam. Telah diusulkan bahwa rasa tertentu harus

digunakan untuk menutupi sensasi rasa tertentu. Secara khusus

rasa yang dapat digunakan untuk menutupi rasa asin yaitu

butterscotch, aprikot, persik, vanili, Wintergreen mint. Perasa

yang dapat digunakan untuk menutupi rasa pahit misalnya ceri,

mint, adas manis. Perasa yang dapat digunakan untuk menutupi

rasa manis yaitu vanili, beri dan buah-buahan. Perasa yang dapat

digunakan untuk menutupi rasa asam yaitu rasa jeruk, Raspberry

(Jones 2008, hh. 14-15).

Setiap sediaan farmasi yang telah dikembangkan menjadi sebuah

sediaan harus melewati tahap pengujian untuk melihat kestabilanannya

pada penggunaan ataupun penyimpanan, termasuk menentukan umur

simpan. Pengujian kestabilannyaan tersebut dapat berupa pengujian

kestabilan secara fisika, kimia, dan mikrobiologi (Nabiela et al. 2015, h.

92)

Universitas Muslim Indonesia


16

Pengujian sifat fisik larutan meliputi beberapa tahap yaitu :

a. Pemeriksaan organoleptik

Uji organoleptik atau uji indera merupakan cara pengujian dengan

menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran

daya penerimaan terhadap produk. Dalam penilaian suatu sediaan

sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk adalah sifat

indrawinya. Indra yang digunakan dalam menilai sifat indrawi adalah

indera penglihatan, peraba, pembau dan pengecap (Suryono,

Ningrum & Dewi, 2018 h.96)

b. Pengukuran pH

Pengujian pH merupakan salah satu parameter yang penting

karena nilai pH yang stabil dari larutan menunjukkan bahwa proses

distribusi dari bahan dasar dalam sediaan merata (Wijayanti, Yamlean

& Citraningtyas 2015, h.136)

c. Pengukuran viskositas

Viskositas atau kekentalan adalah suatu sifat cairan yang

berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Kekentalan

didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan

secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati

permukaan antara lain dalam kondisi tertentu bila ruang diantara

permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan

kekentalannya. (Fickry 2018 h.18)

Universitas Muslim Indonesia


17

C. Uji Hedonik

Hedonik adalah “teknik yang dirancang untuk mengukur tingkat

keinginan suatu produk. Skala kategori mulai dari yang sangat berbeda,

karena tidak menyukai atau tidak menyukai, sangat tidak suka, dengan

jumlah kategori yang beragam. Panelis menunjukkan tingkat kecintaan

mereka terhadap masing-masing sampel dengan memilih kategori yang

sesuai”. Uji hedonik merupakan pengujian yang paling banyak digunakan

untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap produksi. Tingkat kesukaan ini

disebut skala hedonik, misalnya sangat suka, suka, agak suka, agak tidak

suka, tidak suka, sangat tidak suka dan lain-lain. Skala hedonik dapat

direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang dikehendaki.

Dalam analisi datanya, skala hedonik ditransformasikan ke dalam skala

angka menurut tingkat kesukaan (Suryono, Ningrum & Dewi, 2018 h.97)

Prinsip uji hedonik yaitu panelis diminta tanggapan pribadinya tentang

kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap komoditi yang dinilai, bahkan

tanggapan dengan tingkatan kesukaan atau tingkatan ketidaksukaannya

dalam bentuk skala hedonik. Dalam penganalisisan, skala hedonik

ditransformasi menjadi skala numerik dengan angka menaik menurut

tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis

statistik. Aplikasi dalam bidang pangan dalam bidang pangan untuk uji

hedonik ini digunakan dalam hal pemasaran, yaitu untuk memperoleh

pendapat konsumen terhadap produk baru, hal ini diperlukan untuk

mengetahui perlu tidaknya perbaikan lebih lanjut terhadap suatu produk

Universitas Muslim Indonesia


18

baru sebelum dipasarkan, serta untuk mengetahui produk yang paling

disukai oleh konsumen (Tarwendah 2017, h.71)

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan

sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada

dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam

pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala

pengukuran, maka variabel yang diukur dengan instrument tertentu dapat

dinyatakan dalam bentuk angka sehingga akan lebih akurat, efisien, dan

komunikatif. (Sugiyono, 2012)

D. Uraian Bahan

1. Air Suling (Ditjen POM 1979, h. 96)

Nama lain : AQUA DESTILLATA

Berat molekul : 18,02

Rumus molekul : H2O

Pemerian : Berupa cairan jernih, tidak berwarna, berbau,

tidak mempunyai rasa

Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar

Kegunaan : Sebagai pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Asam Sitrat (Rowe 2009, h. 181)

Nama lain : ACIDUM CITRICUM MONOHYDRICUM

Rumus molekul : C6H8O7.H2O

Berat molekul : 210,14

Universitas Muslim Indonesia


19

Rumus struktur :

Pemerian : Asam sitrat monohidrat umumnya tidak

berwarna atau kristal tembus cahaya, atau

seperti kristal putih, serbuk yang

mengembang. Kurang berbau, dan memiliki

rasa asam yang kuat. Struktur kristalnya

adalah ortorombik.

Kelarutan : 1 bagian larut dalam 1,5 bagian etanol (95%)

dan 1 bagian kurang dari 1 bagian air; dan

agak larut dalam eter.

Stabilitas : Asam sitrat monohidrat kehilangan air pada

kristalisasi dalam udara kering atau ketika

dipanaskan pada 40 °C. dan sedikit meleleh

pada udara lembab. Larutan air asam sitrat

encer mungkin terfermentasi saat didiamkan

lama.

Ketidakbercampuran : Asam sitrat tidakbercampur dengan kalium

tartrat, alkali dan karbonat dan bikarbonat

alkali bumi, asetat dan sulfida.

Ketidakbercampurannya juga termasuk bahan

pengoksidasi, basis, bahan pereduksi, dan

Universitas Muslim Indonesia


20

nitrat. Asam sitrat memiliki potensi meledak

jika bercampur dengan logam nitrat. Dalam

penyimpanannya, sukrosa dapat terkristalisasi

dari sirup dengan kehadiran asam sitrat.

Penyimpanan : Bahan bulk monohidrat atau anhidrat

sebaiknya disimpan pada wadah kedap udara

dan tempat kering serta dingin.

Kegunaan : Sebagai pengkhelat

3. Sukrosa (Ditjen POM 1979, h. 75)

Nama resmi : SAKAROSA

Nama lain : Sukrosa

Rumus molekul : C12H22O11

Berat molekul : 342,20

Pemerian : Hablur, tidak berwarna, atau massa hablur

atau serbuk putih; tidak berbau; rasa manis.

Kelarutan : larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370

bagian etanol (95%) P.

Kegunaan : sebagai pemanis.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

4. Jasmine Oil (Dirjen POM, 1979: 21; www.guidechem.com/cas-

802/8022-96-6.html)

Nama resmi : OLEA VOLITILIA

Nama lain : Jasmine Oil, Minyak Melati, Jasmineabsolute,

Oil of jasmine

Universitas Muslim Indonesia


21

Rumus molekul : C10H16

Berat molekul : 136,02 g/mol

Pemerian : Cairan jernih, bau seperti bau bagian tanaman

Asal

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol 95%,

larut dalam kloroform dan dalam eter.

Khasiat : Aromatika (pengaroma)

Kegunaan : Sebagai pengaroma.

Universitas Muslim Indonesia


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2019 sampai selesai.

Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah bertempat di Laboratorium

Farmaseutika Universitas Muslim Indonesia.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman

Kasumba Turate (Carthamus tinctorius L.). Sampel yang digunakan

adalah bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) Desa Cabbeng,

Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, provinsi Sulawesi Selatan.

C. Metode Kerja

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental yang merupakan

penelitian laboratorium, yaitu melakukan formulasi dan uji hedonik sediaan

minuman herbal kasumba turate Carthamus tinctorius L. dengan

menggunakan rancangan eksperimental sederhana.

D. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

Alat yang digunakan yaitu Alat pengukur viskositas (viscometer

BrookField®), Alat Pengukur ph, Cawan Porselin Erlenmeyer (Pyrex®

Iwaki), gelas kima (Pyrex® Iwaki), gelas ukur (Pyrex® Iwaki), kompor

listrik (penangas air) (Ika®) Labu ukur (Pyrex® Iwaki), pinset, pipet

22
23

tetes, pipet volume (Pyrex) sendok/spatula, timbangan analitik

(Electronlcscale®), Tissue, dan toples (wadah)

2. Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu aluminium foil,

asam sitrat, aquadest, sari bunga kasumba turate (Carthamus

tinctorius L.), sukrosa.

E. Prosedur Penelitian

1. Penyiapan sampel

a. Pengambilan sampel

Sampel bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)

diambil dari Desa Cabbeng, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten

Bone, provinsi Sulawesi Selatan.

b. Pengolahan sampel

Bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) ditimbang

sebanyak 93 mg untuk dibuat menjadi sediaan minuman herbal.

Kemudian diseduh menggunakan air panas sebanyak 150 mL

dengan suhu 90 °C selama 5 menit untuk diambil sarinya.

2. Pembuatan Minuman Herbal

a. Rancangan Formula

Tabel 1. Rancangan Formula

NO Nama Bahan Kegunaan Varian Konsentrasi

F1 F2 F3

Universitas Muslim Indonesia


24

1 Kasumba Turate Zat aktif 93 mg 93 mg 93 mg

(Carthamus tinctorius L.)

2 Sukrosa Pemanis 10 % 12,5 % 15 %

3 Asam Sitrat Antikhelat 0,3 % 0,3 % 0,3 %

4 Essence Pengaroma 5 tetes 5 tetes 5 tetes

4 Aquadest Pelarut add 150 mL

b. Pembuatan Sediaan Minuman Herbal Kasumba Turate

(Carthamus tinctorius L.)

Sebelum pembuatan sediaan, terlebih dahulu bunga

kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) diseduh menggunakan

air dengan suhu 90° C seperti pada uraian pengolahan sampel.

Kemudian seduhan bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius

L.) disaring dan ditambahkan sukrosa sebanyak 15.000 mg,

18.750 mg dan 22.500 mg untuk masing-masing varian

konsentrasi lalu diaduk hingga larut, selanjutnya ditambahkan

asam sitrat sebanyak 450 mg, kemudian diaduk kembali hingga

larutan menjadi homogen. Setelah homogen, dicukupkan

volumenya hingga mencapai 150 mL.

3. Pengujian Sifat Fisik Farmasetik minuman herbal

1) Pengamatan Organoleptis

Pengamatan organoleptis meliputi rasa, warna, dan bau

yang diamati menggunakan panca indera.

Universitas Muslim Indonesia


25

2) Pengukuran pH

Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter

3) Pengukuran viskositas

Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan

viscometer Brookfield pada spindle no 1 kemudian dicelupkan

kedalam larutan minuman herbal dengan kecepatan putaran 50

rpm. Viskositas minuman herbal dapat terbaca pada layar monitor

alat viscometer.

4. Uji Hedonik

Uji hedonik dilakukan dengan cara panelis diberi minuman

dengan wadah yang sudah disediakan. Setelah itu, panelis

memberikan skor terhadap parameter dari setiap varian sampel pada

lembar kuisoner. Sebelum menguji varian konsentrasi lainnya,

panelis diberikan air minum mineral yang telah disediakan untuk

menetralkan kembali lidahnya

Universitas Muslim Indonesia


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bunga kasumba turate dikenal sebagai bahan tambahan kosmetik

dan belum digunakan secara luas dalam pengobatan. Di Cina, bunganya

digunakan untuk pengobatan pada penyakit seperti penyumbatan

pembuluh darah diotak, sterilitas pada laki-laki, rematik dan bronkhitis,

dan sebagai teh tonik untuk memperkuat sirkulasi darah dan hati.

Pengobatan dengan safflower juga menunjukkan efek yang bermanfaat

pada sakit dan pembengkakan karena trauma. (Vosen, 2001: 52).

Kegunaan kasumba turate dapat mengatasi kanker serviks (kanker

rahim), esofagus, pankreas, dan leukimia. Selain itu, khasiat melancarkan

haid, sakit waktu haid, sakit perut setelah melahirkan, kejang jantung,

bengkak, anemia, dan neurodermatitis (Wijayakusuma, 2008: 46).

Kasumba turate juga biasanya digunakan oleh masyarakat di

daerah Sulawesi Selatan sebagai obat tradisional untuk mengobati

penyakit campak (morbili) serta kerap kali digunakan jika terjadi alergi.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan formula sediaan

minuman kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) dengan sifat

farmaseutik yang baik dan disukai menggunakan uji hedonik. Penelitian ini

menggunakan sampel kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) yang

diambil dari Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan

Dalam penelitian ini, terlebih dahulu bunga kasumba turate

(Carthamus tinctorius L.) diseduh dengan menggunakan aquadest pada

26
27

suhu 90 °C selama 5 menit. Kemudian disaring dan ditambahkan sukrosa

asam sitrat dan essence lalu diaduk hingga larut.

Pelarut aquadest dipilih karena merupakan pelarut yang paling aman

untuk diminum. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pakki, Usmar,

dan Syukur (2011, h. 57) ekstrak air kasumba turate (Carthamus tinctorius

L.) yang diseduh dengan air 90 °C mempunyai aktivitas imunostimulan

yang terbesar sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh, oleh

karena itu suhu 90 °C dipilih dalam metode penyeduhan.

Pada penelitian ini sediaan minuman herbal kasumba turate

(Carthamus tinctorius L.) selanjutnya akan dilakukan uji hedonic untuk

mengetahui tingkat kesukaan dengan menggunakan panelis dan

dilakukan pengujian sifat fisik untuk mengetahui sifat farmaseutik yang

baik dari minuman tersebut

Panelis yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 25 panelis

yang dipilih berdasarkan kriteria umur, kesehatan dan jenis kelamin

dimana komposisi panelis wanita dan pria hampir sama. Panelis diberikan

kuesioner yang selanjutnya diminta untuk menilai produk secara

organoleptic seperti rasa, aroma dan warna.

Hasil pengujian uji hedonic dari 25 panelis dapat dilihat pada tabel 2

dibawah ini

Tabel.2 Hasil Uji hedonic

Respo Warna Aroma Rasa


nden F1 F2 F3 Total F1 F2 F3 Total F1 F2 F3 Total
1 5 5 5 15 4 4 4 12 4 3 5 12
2 4 4 4 12 4 4 4 12 3 4 4 11
3 4 4 4 12 3 3 3 9 4 3 2 9

Universitas Muslim Indonesia


28

4 4 4 4 12 4 4 4 12 4 5 4 13
5 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 3 11
6 4 4 4 12 4 4 4 12 4 5 3 12
7 4 4 4 12 4 4 4 12 4 5 5 14
8 4 4 4 12 4 5 4 13 5 5 4 14
9 4 4 5 13 4 4 5 13 4 5 5 14
10 4 4 4 12 4 4 4 12 5 5 5 15
11 3 3 3 9 3 3 3 9 3 4 4 11
12 2 3 2 7 2 2 3 7 4 4 5 13
13 4 5 5 14 5 4 4 13 4 4 5 13
14 5 5 5 15 5 5 5 15 4 5 4 13
15 3 3 4 10 4 4 4 12 4 5 3 12
16 3 3 3 9 4 5 4 13 4 5 5 14
17 4 4 4 12 5 5 4 14 3 5 4 12
18 4 4 4 12 5 5 5 15 4 5 4 13
19 1 1 1 3 4 5 4 13 4 4 5 13
20 5 5 5 15 4 4 4 12 5 5 5 15
21 3 1 4 8 2 4 1 7 4 3 1 8
22 4 5 4 13 4 3 3 10 4 4 5 13
23 5 5 5 15 4 4 4 12 4 5 4 13
24 4 3 4 11 3 4 2 9 4 3 2 9
25 5 3 4 12 4 4 4 12 4 4 5 13

Panelis diberikan kuisioner yang didalamnya terdapat pilihan

tingkat kesukaan dengan 3 formula sedian yang berbeda dimana panelis

diminta memberikan tanggapan berdasarkan 3 aspek penilaian yaitu

warna, aroma dan rasa dengan menggunakan panca inderanya.

Sebelumnya telah ditentukan skala hedonic dan skor masing-masing

penilaian yaitu STS(sangat tidak suka) dengan skor 1, TS(tidak suka)

dengan skor 2, AS(agak suka) dengan skor 3, S(suka) dengan skor 4 dan

SS(sangat suka) dengan skor 5. Dari data tersebut maka didapatkan hasil

sebagai berikut

Universitas Muslim Indonesia


29

Tabel 3 . Tingkat kesukaan panelis dari warna/tampilan sediaan F1

(F1.1)

Skala Hedonik Jumlah Panelis

STS 1

TS 1

AS 4

S 14

SS 5

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 1 panelis memberikan skor 1

atau sangat tidak suka dengan warna/tampilan formulasi sediaan F1, 1

panelis memberikan skor 2 atau panelis tidak suka dengan

warna/tampilan formulasi sediaan F1, 4 panelis memberikan skor 3 yaitu

panelis agak suka dengan warna/tampilan formulasi sediaan F1, 14

panelis lainnya memberikan skor 4 atau panelis suka dengan

warna/tampilan formulasi sediaan F1 dan 5 panelis memberikan skor 5

yang artinya panelis sangat menyukai warna/tampilan formulasi sediaan

F1.

Nilai rata-rata dari penilaian warna/tampilan formulasi sediaan F1

yaitu 3,84, dengan presentase 4% panelis memberikan skor 1, sebesar

56% panelis memberikan skor 4, skor 3 dipilih sebesar 16%, 20% panelis

lainnya memberikan skor 5 dan 4% panelis memberikan skor 2. Jumlah

keseluruhan nilai yang diberikan panelis adalah sebesar 96.

Universitas Muslim Indonesia


30

Tabel 4 . Tingkat kesukaan panelis dari warna/tampilan sediaan F2 (F1.2)

Skala Hedonik Jumlah Panelis

STS 2

TS 0

AS 6

S 11

SS 6

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 2 panelis memberikan skor 1

atau sangat tidak suka dengan warna/tampilan formulasi sediaan F2, 6

panelis memberikan skor 3 yaitu panelis agak suka dengan

warna/tampilan formulasi sediaan F2, 11 panelis lainnya memberikan skor

4 atau panelis suka dengan warna/tampilan formulasi sediaan F2 dan 6

panelis memberikan skor 5 yang artinya panelis sangat menyukai

warna/tampilan formulasi sediaan F2

Nilai rata-rata dari penilaian warna/tampilan formulasi sediaan F2

yaitu 3,76, dengan presentase 8% panelis memberikan skor 1, sebesar

44% panelis memberikan skor 4, skor 3 dipilih sebesar 24%, dan 24%

panelis lainnya memberikan skor 5 Jumlah keseluruhan nilai yang

diberikan panelis adalah sebesar 96.

Tabel 5 . Tingkat kesukaan panelis dari warna/tampilan sediaan F3 (F1.3)

Skala Hedonik Jumlah Panelis

STS 1

TS 1

Universitas Muslim Indonesia


31

AS 2

S 15

SS 6

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 1 panelis memberikan skor 1

atau sangat tidak suka dengan warna/tampilan formulasi sediaan F3, 1

Panelis memberikan skor 2 atau tidak suka dengan warna/tampilan

formula sediaan F3, 2 panelis memberikan skor 3 yaitu panelis agak suka

dengan warna/tampilan formulasi sediaan F3, 15 panelis lainnya

memberikan skor 4 atau panelis suka dengan warna/tampilan formulasi

sediaan F3 dan 6 panelis memberikan skor 5 yang artinya panelis sangat

menyukai warna/tampilan formulasi sediaan F3

Nilai rata-rata dari penilaian warna/tampilan formulasi sediaan F3

yaitu 3,96, dengan presentase 4% panelis memberikan skor 1, sebesar

60% panelis memberikan skor 4, skor 3 dipilih sebesar 8%, 24% panelis

lainnya memberikan skor 5 dan 4% panelis memberikan skor 2. Jumlah

keseluruhan nilai yang diberikan panelis adalah sebesar 99.

Tabel 6 . Tingkat kesukaan panelis dari aroma sediaan F1 (F2.1)

Skala Hedonik Jumlah Panelis

STS 0

TS 2

AS 3

S 16

SS 4

Universitas Muslim Indonesia


32

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak ada panelis yang

memberikan skor 1 atau sangat tidak suka dengan aroma formulasi

sediaan F1, 2 Panelis memberikan skor 2 atau tidak suka dengan aroma

formula sediaan F1, 3 panelis memberikan skor 3 yaitu panelis agak suka

dengan aroma formulasi sediaan F1, 16 panelis lainnya memberikan skor

4 atau panelis suka dengan aroma formulasi sediaan F1 dan 4 panelis

memberikan skor 5 yang artinya panelis sangat menyukai aroma formulasi

sediaan F1

Nilai rata-rata dari penilaian aroma formulasi sediaan F1 yaitu 3,88,

dengan presentase sebesar 64% panelis memberikan skor 4, skor 3 dipilih

sebesar 12%, 16% panelis lainnya memberikan skor 5 dan 8% panelis

memberikan skor 2. Jumla h keseluruhan nilai yang diberikan panelis

adalah sebesar 97.

Tabel 7 . Tingkat kesukaan panelis dari aroma sediaan F2 (F2.2)

Skala Hedonik Jumlah Panelis

STS 0

TS 1

AS 3

S 15

SS 6

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak ada panelis yang

memberikan skor 1 atau sangat tidak suka dengan aroma formulasi

Universitas Muslim Indonesia


33

sediaan F2, 1 Panelis memberikan skor 2 atau tidak suka dengan aroma

formula sediaan F2, 3 panelis memberikan skor 3 yaitu panelis agak suka

dengan aroma formulasi sediaan F2, 15 panelis lainnya memberikan skor

4 atau panelis suka dengan aroma formulasi sediaan F2 dan 6 panelis

memberikan skor 5 yang artinya panelis sangat menyukai aroma formulasi

sediaan F2

Nilai rata-rata dari penilaian aroma formulasi sediaan F1 yaitu 4,04,

dengan presentase sebesar 60% panelis memberikan skor 4, skor 3 dipilih

sebesar 12%, 24% panelis lainnya memberikan skor 5 dan 4% panelis

memberikan skor 2. Jumla h keseluruhan nilai yang diberikan panelis

adalah sebesar 101.

Tabel 8 . Tingkat kesukaan panelis dari aroma sediaan F3 (F2.3)

Skala Hedonik Jumlah Panelis

STS 1

TS 1

AS 4

S 16

SS 3

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 1 panelis yang memberikan

skor 1 atau sangat tidak suka dengan aroma formulasi sediaan F3, 1

Panelis memberikan skor 2 atau tidak suka dengan aroma formula

sediaan F3, 4 panelis memberikan skor 3 yaitu panelis agak suka dengan

aroma formulasi sediaan F3, 16 panelis lainnya memberikan skor 4 atau

Universitas Muslim Indonesia


34

panelis suka dengan aroma formulasi sediaan F3 dan 3 panelis

memberikan skor 5 yang artinya panelis sangat menyukai aroma formulasi

sediaan F3.

Nilai rata-rata dari penilaian aroma formulasi sediaan F1 yaitu 3,76,

dengan presentase sebesar 64% panelis memberikan skor 4, skor 3 dipilih

sebesar 16%, 12% panelis lainnya memberikan skor 5, 4% panelis

memberikan skor 2 dan 4% panelis memberikan skor 1. Jumlah h

keseluruhan nilai yang diberikan panelis adalah sebesar 94.

Tabel 9 . Tingkat kesukaan panelis dari rasa sediaan F1 (F3.1)

Skala Hedonik Jumlah Panelis

STS 0

TS 0

AS 3

S 19

SS 3

Dari tabel diatas dapat dilihat tidak ada panelis yang memberikan

skor 1 dan 2 pada rasa formulasi sediaan F1, 3 panelis memberikan skor

3 yaitu panelis agak suka dengan rasa formulasi sediaan F1, 19 panelis

lainnya memberikan skor 4 atau panelis suka dengan rasa formulasi

sediaan F1 dan 3 panelis memberikan skor 5 yang artinya panelis sangat

menyukai rasa formulasi sediaan F1.

Nilai rata-rata dari penilaian rasa formulasi sediaan F1 yaitu 4.00,

dengan presentase sebesar 76% panelis memberikan skor 4, skor 3 dipilih

Universitas Muslim Indonesia


35

sebesar 12%, dan 12% panelis lainnya memberikan skor 5,. Jumlah

keseluruhan nilai yang diberikan panelis adalah sebesar 100..

Tabel 10 . Tingkat kesukaan panelis dari rasa sediaan F2 (F3.2)

Skala Hedonik Jumlah Panelis

STS 0

TS 0

AS 4

S 8

SS 13

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak ada panelis yang

memberikan skor 1 dan skor 2 dengan rasa formulasi sediaan F2, 4

panelis memberikan skor 3 yaitu panelis agak suka dengan rasa formulasi

sediaan F2, 8 panelis lainnya memberikan skor 4 atau panelis suka

dengan rasa formulasi sediaan F2 dan 13 panelis memberikan skor 5

yang artinya panelis sangat menyukai rasa formulasi sediaan F2.

Nilai rata-rata dari penilaian rasa formulasi sediaan F2 yaitu 4.36,

dengan presentase sebesar 32% panelis memberikan skor 4, skor 3 dipilih

sebesar 16%, dan 52% panelis lainnya memberikan skor 5,. Jumlah

keseluruhan nilai yang diberikan panelis adalah sebesar 109.

Tabel 11 . Tingkat kesukaan panelis dari rasa sediaan F3 (F3.3)

Skala Hedonik Jumlah Panelis

STS 1

TS 2

Universitas Muslim Indonesia


36

AS 3

S 8

SS 11

Dari tabel diatas dapat dilihat 1 panelis memberikan skor 1 yaitu

sangat tidak suka dengan rasa formulasi sediaan F3, 2 panelis lainnya

memberikan skor 2 atau tidak suka dengan rasa formulasi sediaan F3, 3

panelis memberikan skor 3 yaitu panelis agak suka dengan rasa formulasi

sediaan F3, 8 panelis lainnya memberikan skor 4 atau panelis suka

dengan rasa formulasi sediaan F3 dan 11 panelis memberikan skor 5

yang artinya panelis sangat menyukai rasa formulasi sediaan F3

Nilai rata-rata dari penilaian rasa formulasi sediaan F3 yaitu 4.04,

dengan presentase sebesar 4% panelis memberikan skor 1, 8% panelis

memberikan skor 2, 32% panelis memberikan skor 4, skor 3 dipilih

sebesar 12%, dan 44% panelis lainnya memberikan skor 5,. Jumlah

keseluruhan nilai yang diberikan panelis adalah sebesar 101.

Untuk mengetahui jumlah persen kesukaan dari seluruh aspek

penilaian meliputi warna, aroma dan rasa digunakan skala likert untuk

mengetahui formulasi sediaan manakah yang sangat disukai oleh panelis.

Pada penelitian ini digunakan skali likert sebagai konversi dari skala

hedonic menjadi skali numeric. Skala likert menggunakan beberapa butir

pertanyaan untuk mengukur perilaku individu dengan merespon 5 titik

pilihan pada setiap butir pertanyaan, sangat setuju, setuju, tidak

memutuskan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kemudahan

Universitas Muslim Indonesia


37

penggunaan skala likert menyebabkan skala ini lebih banyak digunakan

oleh peneliti. Kelly and Tincani (2013), misalnya, menggunakan skala

likert untuk mengukur perilaku kerjasama individu yaitu dengan mengukur

variabel ideologi, perspektif, pelatihan pribadi, dan pelatihan orang lain. Di

bidang pertanian, skala likert juga sering digunakan untuk mengukur

preferensi individu seperti pada preferensi konsumen terhadap

penerimaan produk (Budiaji, 2013).

Skor ideal merupakan skor yang digunakan untuk menghitung skor

untuk menentukan rating scale dalam jumlah seluruh jawaban. Untuk

menghitung jumlah skor ideal (kriterium) dari seluruh item, digunakan

rumus berikut, yaitu

Skor kriterium = Nilai skala x Jumlah responden

Skor tertinggi adalah 5 dan jumlah panelis 25, maka dapat

dirumuskan seperti tabel.12 berikut

Tabel 12. Jumlah nilai skala x Jumlah responden

Rumus Skala

5 x 25 = 125 SS (Sangat suka)

4 x 25 = 100 S (Suka)

3 x 25 = 75 AS (Agak Suka)

2 x 25 = 50 TS ( Tidak Suka)

1x 25 = 25 STS (Sangat Tidak Suka)

Universitas Muslim Indonesia


38

Selanjutnya, kita menentukan nilai rating scale dan jarak intervalnya dari

nilai pada tabel diatas dengan grafik berikut

Gambar 11. Grafik nilai rating skala likert

Dengan ketentuan seperti tabel.13 sebagai berikut

Nilai Jawaban Skala

100-125 Sangat disukai

75-99 Disukai

50-74 Agak disukai

25-49 Tidak disukai

0-24 Sangat tidak disukai

Agar mendapatkan hasil interpretasi, terlebih dahulu harus

diketahui skor tertinggi (X) dan skor terendah (Y) untuk item penilaian.

Rumus index % = total skor/Y x 100

Sebelumnya kita juga harus mengetahui interval (rentang jarak)

dan interpretasi persen.

Rumus interval

I = 125/Jumlah skor(Likert)

Maka = 125/5 = 25

Hasil (I) = 25

Universitas Muslim Indonesia


39

(Ini adalah intervalnya jarak dari terendah 0% hingga tertinggi

125%)

Kriteria interpretasi skor berdasarkan interval dapat dilihat pada

tabel.14 berikut

Tabel 14. Interpretasi skor berdasarkan interval

Nilai Persen Skala

100% - 125% Sangat Disukai

75% - 99% Disukai

50% - 74% Agak Disukai

25% - 49% Tidak Disukai

0% - 24% Sangat tidak disukai

Untuk menentukan persen tingkat kesukaan dari sediaan minuman

herbal terlebih dahulu ditentukan total dari jumlah responden yang

memberikan skor sesuai pilihan angka skor likert dengan rumus seperti

berikut

Rumus : T x Pn

T : Total Jumlah Responden yang memilih

Pn : Pilihan angka skor likert

Tabel 15. Presentase formulasi sediaan kasumba turate (Carthamus

tinctorius L)

Formulasi Presentase

F1 78,1 %

F2 81%

Universitas Muslim Indonesia


40

F3 77,8%

Dari table diatas dapat dilihat bahwa formulasi sediaan F1 memiliki

persen kesukaan sebesar 78,1%, F2 81% dan F3 sebesar 77,8%

Setelah dilakukan uji hedonic pada sediaan kasumba turate

(Carthamus tinctorius L.) dilakukan beberapa pengujian sifat fisik diantara

uji organoleptic, uji viskositas dan uji pH.

Tabel 16. Hasil Uji Organoleptik Sediaan

Formulasi Warna Aroma Rasa

F1 Kuning muda Melati Manis keasaman

F2 Kuning muda Melati Manis

F3 Kuning muda Melati Sangat Manis

Perbedaan rasa dari setiap sediaan formulasi disebabkan perbedaan

konsentrasi sukrosa yang diberikan pada tiap-tiap formula berbeda.

Dimana pada formulasi sediaan pertama menggunakan konsentrasi

sukrosa sebesar 10%. Pada sediaan formulasi kedua digunakan

konsentrasi sukrosa sebesar 12,5% dan utuk sediaan formulasi ketiga

menggunakan konsentrasi sukrosa sebesar 15%.

Hasil pengukuran pH terhadap semua formula menghasilkan kisaran

pH dengan rentang pH asam yaitu 1 - 6,5 seperti pada tabel dibawah ini

Tabel 17. Hasil pengukuran pH sediaan

Formula pH

F1 2,71

Universitas Muslim Indonesia


41

F2 2,72

F3 2.73

Terjadi perbedaan pH diatas dikarenakan perbedaan konsentrasi

sukrosa yang diberikan. Sukrosa dapat memberikan rasa manis yang

mana dapat mengurangi keasaman larutan yang disebabkan pemberian

asam sitrat sebesar 0,3 % pada tiap formula. Formula F1 memiliki

keasaman paling tinggi yaitu 2,71 disebabkan pemberian sukrosa yang

lebih sedikit dibandingkan formula F1 dan F2 yaitu sebesar 10% saja.

Sedangkan untuk formula F2 dan F3 masing-masing diberikan sukrosa

sebesar 12,5% dan 15%.

Hasil pengujian viskositas dalam penelitian ini menggunakan

viskometer Brookfield, viskometer Brookfield merupakan viskometer yang

menggunakan gasing atau kumparan yang dicelupkan kedalam zat yang

diuji dan mengukur zat uji dan mengukur tahanan gerak dari bagian yang

berputar. Tersedia kumparan yang berbeda untuk rentang kekentalan

tertentu, dan umumnya dilengkapi dengan kecepatan rotasi. Prinsip kerja

dari viskometer Brookfield ini semakin kuat putaran semakin tinggi

viskositasnya sehingga hambatannya semakin besar.(Diana & Nurul 2013,

h.28)

Tabel 18. Hasil pengukuran viskositas sediaan

Formulasi Rpm Cp

F1 50 8.00

F2 50 8.00

Universitas Muslim Indonesia


42

F3 50 8.00

Data viskositas yang tersaji pada tabel 17 berguna untuk mengetahui

viskositas sediaan dimana perbedaan konsentrasi sukrosa tidak

mempengaruhi perubahan viskositas tiap formulasi sediaan. Hal ini

dikarenakan semua bahan yang digunakan dapat larut secara sempurna

pada larutan sediaan kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)

Universitas Muslim Indonesia


43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa

1. Hasil yang didapatkan pada penelitian uji organoleptic yaitu warna

kuning muda, aroma melati dan rasa dari manis keasaman sampai

sangat manis dengan Ph asam dan viskositas 8.00 cp untuk ketiga

varian formulasi

2. formulasi sediaan minuman kasumba turate (Carthamus tinctorius

L.) yang paling disukai berdasarkan uji hedonic yaitu formulasi

dengan kode sampel F2 dengan persentase kesukaan sebesar

81%

B. Saran

Diharapkan untuk melakukan pengujian lanjutan seperti pengujian

mikrobiologi, uji toksisitas, dan pengujian lain yang kiranya dapat

melengkapi rangkaian pengujian sediaan minuman herbal kasumba turate

(Carthamus tinctorius L.) serta dapat dikembangkan sebagai produk

minuman herbal yang bisa dipasarkan.

Universitas Muslim Indinesia


44

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, D, Rantekata, S, Sapada, N, Rosa, RA, Bulkis 2017, Sakagis


(Salep Kasumba Bugis) Inovasi Pembuatan Sediaan Topikal
Berbahan Dasar Liofilisat Mahkota Kasumba Turate (Carthamus
tinctorius L.) Dalam Pengobatan Penyakit Campak, Farmasi,
Universitas Hasanuddin, Makassar

Auton M, E. 1988, Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design,


Shurchill Livingstone, New York, hal. 254-255.

Budiaji 2013, Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert, Jurnal
Ilmu Pertanian dan Perikanan Vol.2, No.2, hal. 127-128

Diana, A, Nurul, H, ‘Pengaruh Suhu Aplikasi Terhadap Viskositas Lem


Rokok dari Tepung Kentang’ Jurnal konversi Vol. 2 No. 2,
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Ditjen POM 1979, Farmakope Indonesia, edisi 3. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta, hal. 96, 75.

Fickry, ZF 2018, ‘ Formulasi dan Stabilitas Sedian Sirup Anti Alergi


Dengan Bahan Aktif Chlorpheniramine Maleat (CTM)’
Pharmaceutical Care Anwar Medika,Vol.1 No.1, pp 18

Guidechem Chemical Tranding Guide, 2020, Jasmine Oil,


www.guidechem.com. Viewed 18 July 2020.
https://www.guidechem.com/cas/8022-96-6.html

Gautam, S, Bhagyawant, S, Srivasta, N 2014, ‘ Detailed Study On


Therapeutic Properties, Uses and Pharmacological Applications
Of Safflower (Carthamus Tinctorius L.)’, Int. J. of Ayurveda and
Pharma Research, Vol.2, No.3, pp 13

Integritas Taxonomic Information System, 2019, Carthamus tinctorius L,


www.itis.gov. viewed 12 July 2019.
<http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRptsearchtopic=TS
N&search_value=501305>,

Jones, David. 2008. Fast Track : Pharmaceutics Dosage Form and Design,
London : London Pharmaceutical Press, hal. 5-15.

Kelly, M Tincani. 2013. Collaborative Training and Practice among Applied


Behavior Analysts who Support Individuals with Autism
Spectrum Disorder. Education and Training in Autism and
Developmental Disabilities 48(1) pp: 120–131

Universitas Muslim Indinesia


45

Landau, P, David., Binder, Kurt. (2005). A Guide to Monte Carlo


Simulations in Statistical Physics. New York: Cambridge
University Press.

Machewad, G. Studies on Extraction of Safflower Pigments and its


Utilization in Ice Cream. Food Processing & Technology. vol. 3
Research Artikel. 2012.
.
Nabiela, N, Fahmi, AH, Sukron, M, Sari AY, Yusran & Suparmi, ‘Formulasi
dan stabilitasitas Sirup Tepung Kanji’, Universitas Islam Sultan
Agung Semarang

Pakki, E, Usmar, & Syukur, R, 2011, Formulasi dan Uji Stabilitas Sediaan
Minuman Herbal Imunomodulator Berbasis Rumput Laut,
Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol 15, No. 1, Fakultas
Farmasi Universitas Hasanuddin, Makassar, hal. 57.
Rowe, C. Raymond., Sheskey, J. Paul., & Quinn, M. E. 2009, Handbook of
Pharmaceutical Exipients, 6th edition, United States of America:
America Pharmaceutical Association and Pharmaceutical Press,
Washington D.C, hal. 75, 592, 627.
Sugiyono 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung

Suryono, C, Ningrum, L, Dewi, TR 2018 ‘Uji Kesukaan dan Organoleptik


Terhadap 5 kemasan dan Produk Kepulauan Seribu Secara
Deskriptif’ Jurnal Pariwisata, Vol. 5 No.2, pp 96-97

Tarwendah, IP 2017, ‘Studi Komparasi Atribut Sensoris dan Kesadaran


Merek Produk Pangan’, Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol.5,
No.2, pp 71

Usmar, Syukur, R, Tayeb, R, & Abdullah, N 2010, Uji Aktivitas


Imunomodulator Kaumba Turate (Carthamus tinctorius Linn)
Sebagai Upaya Pembuatan Sediaan Terstandar Menuju
Prototipe Skala Industri Kecil, Majalah Farnasi dan Farmakologi,
Vol. 14, No.1. hal, 2.
Vossen Der, H.A.M, & Umali, B.E 2001, Plant Resourceesof South-East
Asia vegetable oils and fats, Backhyus Publishers, Leiden

Wijayakusuma, H 2008, Atasi Kanker dengan Tanaman Obat, Puspa


Swara Jakarta

Wijayanti, RW, Yamlean, P, Citraningtyas, G 2015, ‘Formulasi dan


Pengujian sifat fisik Sirup Ekstrak Daun Sidaguri (Sida
rhombifolia L.)’, Pharmacon J. Ilmiah Farmasi, Vol.4, No. 3, pp
136

Universitas Muslim Indinesia


46

Lampiran 1. Skema kerja pembuatan minuman herbal kasumba turate


(Carthamus tinctorius L.)

Bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)

Bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)

Ditambahkan asam sitrat 0,3% dan sukrosa


sesuai variasi formula yaitu 10%, 12,5% dan 15%

Dipindahkan pada wadah dan diberi etiket

Lampiran 2. Skema kerja Uji Sifat Fisik minuman herbal kasumba turate
(Carthamus tinctorius L.)

Pengamatan Organoleptis Meliputi Rasa, warna dan


bau sediaan

Pengukuran pH Sediaan Herbal Minuman kasumba turate

• Larutan diukur menggunakan pH Meter

Pengukuran Viskositas Sediaan Herbal Minuman


kasumba turate

Universitas Muslim Indinesia


47

• Larutan diukur viskositasnya menggunakan viskometer


Brookfield dengan nomor spindel no.1
• Dicelupkan didalam larutan dengan kecepatan putar
50 rpm
• Nilai Viskositas larutan dapat dilihat pada layar
Viskometer

Dicatat data pengukuran dan pengamatan larutan

Lampiran 3. Skema kerja Uji Hedonik minuman herbal kasumba turate


(Carthamus tinctorius L.)

Sedian minuman herbal Kasumba Turate diletakkan pada wadah pengujian


yang sudah diberikan etiket sebelumnya

• Wadah F1 : Formulasi 1
• Wadah F2 : Formulasi 2
• Wadah F3 : Formulasi 3
Panelis diberikan lembar kuisioner uji hedonik dan dijelaskan prosedur
serta parameter pengujiannya

Panelis diberikan air minum mineral sebelum dan sesudah perpindahan


sampel formulasi sediaan untuk menetralkan kembali lidahnya

• Panelis mengisi lembar kuisioner


berdasarkan tingkat kesukaannya

Analisis Data

Universitas Muslim Indinesia


48

Lampiran 4. Sampel tanaman kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)

Gambar 12. Tanaman bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)

Gambar 13. Simplisia bunga kasumba turate (Carthamus tinctorius L.)

Universitas Muslim Indinesia


49

Lampiran 5. Kuisioner uji hedonic Sampel tanaman kasumba turate


(Carthamus tinctorius L.)

LEMBAR PERSETUJUAN PANELIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Menyatakan bersedia menjadi panelis penelitian dari :

Nama : Zumratul Inayah

NIM : 15020140111

Judul Penelitian : Formulasi dan Uji Hedonik Minuman Herbal


Kasumba Turate
(Carthamus tinctorius L)

Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti mengenai tujuan


penelitian ini. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan
membahayakan diri saya. Identitas dan jawaban yang akan saya berikan
akan dijaga kerahasiaannya dan hanya diperlukan sebagai bahan
penelitian. Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani secara sadar
dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Banggai, 2020

Panelis

Universitas Muslim Indinesia


50

KUESIONER UJI HEDONIK

Nama :

Tanggal Pengujian : / /2020

Intruksi

Dihadapan saudara disajikan 3 sampel minuman herbal, saudara


diminta memberikan penilaian berdasarkan aspek warna dengan cara
dilihat, aroma dengan cara dicium dan rasa dengan cara mencicipinya.
Berikan penilaian dengan tanda ceklist (√) yang sesuai pada keterangan
dibawahnya dan gunakan air mineral yang sudah disediakan sebagai
penetral lidah sebelum dan sesudah mencicipi tiap berpindah sampel

Warna

Kode Skala Hedonik


sampel 1 2 3 4 5
F1
F2
F3

Keterangan :

Sangat tidak suka :1

Tidak suka :2

Agak suka :3

Suka :4

Sangat suka :5

Universitas Muslim Indinesia


51

KUESIONER UJI HEDONIK

Nama :

Tanggal Pengujian : / /2020

Intruksi

Dihadapan saudara disajikan 3 sampel minuman herbal, saudara


diminta memberikan penilaian berdasarkan aspek warna dengan cara
dilihat, aroma dengan cara dicium dan rasa dengan cara mencicipinya.
Berikan penilaian dengan tanda ceklist (√) yang sesuai pada keterangan
dibawahnya dan gunakan air mineral yang sudah disediakan sebagai
penetral lidah sebelum dan sesudah mencicipi tiap berpindah sampel

Aroma

Kode Skala Hedonik


sampel 1 2 3 4 5
F1
F2
F3

Keterangan :

Sangat tidak suka :1

Tidak suka :2

Agak suka :3

Suka :4

Sangat suka :5

Universitas Muslim Indinesia


52

KUESIONER UJI HEDONIK

Nama :

Tanggal Pengujian : / /2020

Intruksi

Dihadapan saudara disajikan 3 sampel minuman herbal, saudara


diminta memberikan penilaian berdasarkan aspek warna dengan cara
dilihat, aroma dengan cara dicium dan rasa dengan cara mencicipinya.
Berikan penilaian dengan tanda ceklist (√) yang sesuai pada keterangan
dibawahnya dan gunakan air mineral yang sudah disediakan sebagai
penetral lidah sebelum dan sesudah mencicipi tiap berpindah sampel

Rasa

Kode Skala Hedonik


sampel 1 2 3 4 5
F1
F2
F3

Keterangan :

Sangat tidak suka :1

Tidak suka :2

Agak suka :3

Suka :4

Sangat suka :5

Universitas Muslim Indinesia


53

Lampiran 6. Perhitungan hasil uji hedonik formula (F1) kasumba turate


(Carthamus tinctorius L.)

1. Warna

Responden yang menjawab sangat suka (5) = 5 x 5 = 25

Responden yang menjawab suka (4) = 14 x 4 = 56

Responden yang menjawab agak suka (3) = 4 x 3 = 12

Responden yang menjawab tidak suka (2) = 1 x 2 = 2

Responden yang menjawab sangat tidak suka (1) = 1 x 1 = 1

Jumlah : 25 + 56 + 12 + 2 + 1 = 96

Persentase jawaban :

Rumus index % = Total skor / Y x 100

= 96/125 x 100

= 76,8 %

2. Aroma

Responden yang menjawab sangat suka (5) = 4 x 5 = 20

Responden yang menjawab suka (4) = 16 x 4 = 64

Responden yang menjawab agak suka (3) = 3 x 3 = 9

Responden yang menjawab tidak suka (2) = 2 x 2 = 4

Responden yang menjawab sangat suka (1) = 0 x 1 = 0

Jumlah : 20 + 64 + 9 + 4 + 0 = 97

Persentase jawaban :

Rumus index % = Total skor / Y x 100

= 97/125 x 100

= 77,6 %

Universitas Muslim Indinesia


54

3. Rasa

Responden yang menjawab sangat suka (5) = 3 x 5 = 15

Responden yang menjawab suka (4) = 19 x 4 = 76

Responden yang menjawab agak suka (3) = 3 x 3 = 9

Responden yang menjawab tidak suka (2) = 0 x 2 = 0

Responden yang menjawab sangat suka (1) = 0 x 1 = 0

Jumlah : 15 + 76 + 9 + 0 + 0 = 100

Persentase jawaban :

Rumus index % = Total skor / Y x 100

= 100/125 x 100

= 80 %

76,8%+77,6%+80%
Rata-rata = F1 = 78,1%
3

Lampiran 7. Perhitungan hasil uji hedonik formula (F2) kasumba turate


(Carthamus tinctorius L.)

1. Warna

Responden yang menjawab sangat suka (5) = 6 x 5 = 30

Responden yang menjawab suka (4) = 11 x 4 = 44

Responden yang menjawab agak suka (3) = 6 x 3 = 18

Responden yang menjawab tidak suka (2) = 0 x 2 = 0

Responden yang menjawab sangat tidak suka (1) = 2 x 1 = 2

Jumlah : 30 + 44 + 18 + 0 + 2 = 94

Persentase jawaban :

Universitas Muslim Indinesia


55

Rumus index % = Total skor / Y x 100

= 94/125 x 100

= 75,2 %

2. Aroma

Responden yang menjawab sangat suka (5) = 6 x 5 = 30

Responden yang menjawab suka (4) = 15 x 4 = 60

Responden yang menjawab agak suka (3) = 3 x 3 = 9

Responden yang menjawab tidak suka (2) = 1 x 2 = 2

Responden yang menjawab sangat suka (1) = 0 x 1 = 0

Jumlah : 30 + 60 + 9 + 2 + 0 = 101

Persentase jawaban :

Rumus index % = Total skor / Y x 100

= 101/125 x 100

= 80,8 %

3. Rasa

Responden yang menjawab sangat suka (5) = 13 x 5 = 65

Responden yang menjawab suka (4) = 8 x 4 = 32

Responden yang menjawab agak suka (3) = 4 x 3 = 12

Responden yang menjawab tidak suka (2) = 0 x 2 = 0

Responden yang menjawab sangat suka (1) = 0 x 1 = 0

Jumlah : 65 + 32 + 12 + 0 + 0 = 109

Persentase jawaban :

Rumus index % = Total skor / Y x 100

= 109/125 x 100

Universitas Muslim Indinesia


56

= 87,2 %

75,2%+80,8%+87.2%
Rata-rata =
3

F2 = 81%

Lampiran 8. Perhitungan hasil uji hedonik formula (F3) kasumba turate


(Carthamus tinctorius L.)

1. Warna

Responden yang menjawab sangat suka (5) = 6 x 5 = 30

Responden yang menjawab suka (4) = 15 x 4 = 60

Responden yang menjawab agak suka (3) = 2 x 3 = 6

Responden yang menjawab tidak suka (2) = 1 x 2 = 2

Responden yang menjawab sangat suka (1) = 1 x 1 = 1

Jumlah : 30 + 60 + 6 + 2 + 1 = 99

Persentase jawaban :

Rumus index % = Total skor / Y x 100

= 99/125 x 100

= 79,2 %

2. Aroma

Responden yang menjawab sangat suka (5) = 3 x 5 = 15

Responden yang menjawab suka (4) = 16 x 4 = 64

Responden yang menjawab agak suka (3) = 4 x 3 = 12

Responden yang menjawab tidak suka (2) = 1 x 2 = 2

Responden yang menjawab sangat suka (1) = 1 x 1 = 1

Jumlah : 15 + 64 + 12 + 2 + 1 = 94

Universitas Muslim Indinesia


57

Persentase jawaban :

Rumus index % = Total skor / Y x 100

= 94/125 x 100

= 75.2 %

3. Rasa

Responden yang menjawab sangat suka (5) = 11 x 5 = 55

Responden yang menjawab suka (4) = 8 x 4 = 32

Responden yang menjawab agak suka (3) = 3 x 3 = 9

Responden yang menjawab tidak suka (2) = 2 x 2 = 2

Responden yang menjawab sangat suka (1) = 1 x 1 = 1

Jumlah : 55 + 32 + 9 + 2 + 1 = 99

Persentase jawaban :

Rumus index % = Total skor / Y x 100

= 99/125 x 100

= 79,2 %

79,2%+75,2%+79,2%
Rata-rata =
3

F3 = 77,8%

Universitas Muslim Indinesia


58

Lampiran 9. Grafik hasil uji hedonic terhadap warna/tampilan formulasi


F1 kasumba turate (Carthamus tinctorius L.).

Gambar 2. Grafik uji hedonic terhadap warna formulasi sediaan F1

Lampiran 10. Grafik uji hedonic terhadap warna/tampilan formula F2


kasumba turate (Carthamus tinctorius L.).

Gambar 3. Grafik uji hedonic terhadap warna formulasi sediaan F2

Universitas Muslim Indinesia


59

Lampiran 11. Grafik uji hedonic terhadap warna/tampilan formula F3


kasumba turate (Carthamus tinctorius L.).

Gambar 4. Grafik uji hedonic terhadap warna formulasi sediaan F3

Lampiran 12. Grafik uji hedonic terhadap aroma formula F1 kasumba


turate (Carthamus tinctorius L.).

Gambar 5. Grafik uji hedonic terhadap aroma formulasi sediaan

Universitas Muslim Indinesia


60

Lampiran 13. Grafik uji hedonic terhadap aroma formula F2 bunga


kasumba turate (Carthamus tinctorius L.).

Gambar 6. Grafik uji hedonic terhadap aroma formulasi sediaan F2

Lampiran 14. Grafik uji hedonic terhadap aroma formula F3 bunga


kasumba turate (Carthamus tinctorius L.).

Gambar 7. Grafik uji hedonic terhadap aroma formulasi sediaan F3

Universitas Muslim Indinesia


61

Lampiran 15. Grafik hasil uji hedonic terhadap rasa formula F1


kasumba turate (Carthamus tinctorius L.).

Gambar 8. Grafik uji hedonic terhadap rasa formulasi sediaan F1

Lampiran 16. Grafik hasil uji hedonic terhadap rasa formulasi F2 bunga
kasumba turate (Carthamus tinctorius L.).

Gambar 9. Grafik uji hedonic terhadap rasa formulasi sediaan F2

Universitas Muslim Indinesia


62

Lampiran 18. Grafik hasil uji hedonic terhadap rasa formulasi F3


kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) replikasi 1.

Gambar 10. Grafik uji hedonic terhadap rasa formulasi sediaan F3

Universitas Muslim Indinesia

Anda mungkin juga menyukai