Anda di halaman 1dari 19

RESEPTOR INTI SEBAGAI TARGET AKSI OBAT

Kelompok 3 :
Zumratul Inayah (15020140111)
Meidi Silvana Hasyim (15020150225)
Ika Dwi Hartati (15020160152)
Tasya Nur Rahma Sari (15020160158)
Poyizar (15020160222)
PENDAHULUAN
Berada di dalam sel (sitoplasma) atau dinukleus,
1 aktivitasnya berada di dalam inti, aktivitas utama :
Regulasi transkripsi DNA dilakukan oleh regulasi transkripsi gen
keluarga reseptor yang disebut reseptor inti
atau reseptor nuklear. Ada juga yang Ligan untuk reseptor ini umumnya berbobot
mengistilahan sebagai reseptor intraseluer 2 molekul kecil (< 1000 dalton), bersifat lipofilik,
untuk merujuk reseptor yang sama. mudah masuk ke dalam sel untuk mencapai
reseptornya

Contoh ligan : hormonglukokortikoid, vitamin D,


3 asam retinoat, dan hormon tiroid, dll.

Reseptor ini mempunyai 2 tempat ikatan yaitu


4 tempat ikatan dgn hormon/ligan dan tempat
ikatan dgn bagian spesifik DNA yg dpt secara
langsung mengaktifkan transkripsi gen.
RESEPTOR GLUKOKO
RTIROID
Senyawa steroid adalah senyawa golongan lipid yang memiliki struktur kimia
tertentu yaitu memiliki 3 cincin sikloheksana dan 1 siklopentana Senyawa
Kortikosteroid adalah suatu molekul steroid yang dihasilkan secara alami oleh korteks
adrenal tubuh

Berdasarkan aktivitasnya, kortikosteroid dibagi menjadi dua yaitu:


1. Glukokortikoid, yang memiliki peranan pada metabolisme glukosa yaitu
hidrokortison dan kortisol
2. Mineralokortikoid, yang memeiliki aktivitas regulasi elektrolit yaitu aldosteron

Reseptor ini sebagian besar berada di sitoplasma (90% di sitoplasma, 10 % di


nukleus
Mekanisme kerja reseptor glukokortikoid

reseptor akan berpindah Meregulasi transkripsi Respon biologis ( antiinflamsi


(translokasi) ke nukleus gen pd byk inflamasi &
autoimunitas)

2 4 6

1 5
3
Mengatur sintesis
Glukokortikoid +
Reseptor mengikat protein t3 ( protein
reseptor glukokortikoid
glucocorticoid response antiinflamasi & protein
yg berdisosiasi dgn
element (GRE) spesifik regulator
cheperonnya heat
(trasaktivasi)&
shock protein Hsp90
menekan sintesis
protein
Jalur genomik : glukokortikoid berikatan
dgn reseptornya yg ada di dlm inti sel yg
kemudian memodulasi transkripsi gen &
sintesis protein
Jalur mekanisme
aksi glukokortikoid

Jalur non-genomik : glukokortikoid


berikatan dgn reseptornya yg ada di
sitosol dgn melibatkan berbagai protein
intraselular
Aksi glukokortikoid pada reseptornya juga ada
yang bersifat transrepresi. Kompleks
glukokortikoid-reseptor dapat menghambat
transkripsi gen dengan cara berikatan langsung
dengan GRE negatif yang dijumpai pada
daerah promotor gen yang menyandi protein
seperti pro-opiomelanocortin, α-fetoprotein,
dan gen prolaktin yang mendasari aksi
pleiotropik glukkortikoid.
Transduksi signal pada reseptor glukokortikoid,
baik yang berada di sitoplasma maupun nukleus
dapat berikatan dengan ligannya dan memicu
trnsduksi signal yang berujung pada sintesis
protein baru yang berperan dalam menghasilkan
respons biologis tertentu
Adanya aktivitas genomik, yaitu transaktivasi dan
transrepresi beserta efeknya dapat dilihat pada gambar
Aktivitas genomik glukokortikoid
pada reseptornya melibatkan
transsaktivitas dan transresepsi, .

dapat meningkatkan sintesis


protein – protein anti
inflamasi dan menekan sintesis
protein proinflamasi. Ini
merupakan mekanisme aksi
obat golongan
glukortikoid sebagai
antiinflamasi dan imunosupresan
Mekanisme Obat glukokortikoid

Obat-obat yang Efek samping dari


beraksi pada kortikosteroid ini juga
reseptor steroid memiliki efeksamping
yaitu Senyawa yang cukup luas
steroid sintetik : seperti osteoporosis,
obat-obat moon face,
kortikosteroid hiperglikemia,
sperti Hidrokortison, gangguan
prednison, lambung, dan
prednisolon, penurunan daya
metilprednisolon, tahan tubuh.
deksametason,
triamsinolon
PEROXISOME PROLIFERATORS-AC
TIVATED RECEPTORS (PPAR)
Peroxisome proliferators-activated receptors (PPAR)

Reseptor ini diaktifkan oleh suatu ligan yg dpt menginduksi proliferasi


peroxisome dihepar, suatu organel yg terlibat dlm oksidasi asam lemak. Ligan
tsb adalah golongan fibrat yg berefek hipolipidemik

Reseptor ini memiliki 3 subtipe (α, β dan γ ) masing2x memiliki ligan, target gen
& fungsi biologis yg berbeda.

PPAR α terekspresi di sel otot jantung, sel usus & sel tubulus proksimal ginjal
serta PPAR γ terekspresi utamanya di jaringan adiposa,epitelium usus besar &
makrofag PPAR β → homeostasis glukosa & insulin
Mekanisme kerja reseptor PPAR

Kompleks berikatan dgn Meregulasi transkripsi Respon biologis ( antidiabetes),


ko-aktivator gen

2 4 6

1 5
3
Mengatur sintesis protein
Ligan + PPAR berada
Kompleks L-R-RXR t3 (mis, meningkatkan
dlm bentuk kompleks
mengikat peroxisome kadar adiponektin)
dgn protein lain
proliferative response
retinoid X receptor
element (PPRE)
(RXR)
PPARα merupakan target aksi bagi obat-
obat golongan fibrat, yaitu suatu Beberapa obat antidiabetes yang
golongan obat penurun kolesterol, seperti bereaksi pada PPARγ yang telah
klofibrat dan gemfibrozil, sedangkan dikembangkan adalah golongan
PPARγ ditemukan dapat menjadi target tiazolidindion atau disebut juga glitazon,
obat-obat golongan tiazolidindion atau antara lain troglitazon, pioglitazon,
disebut juga glitazon, antara lain siglitazon, englitazon dan rosiglitazon
(troglitazon, pioglitazon,
siglitazon, dan resiglitazon). Suatu
obat antidiabetes yang bekerja
meningkatkan sensitivitas insulin.
RESEPTOR ESTROGEN
RESEPTOR ESTROGEN
Reseptor estrogen adalah salah satu anggota
reseptor inti yang memperantai aksi hormon
estrogen (17b-estradiol) di dalam tubuh

Estrogen sendiri, melalui ikatan dengan


reseptornya bekerja meregulasi pertumbuhan
dan diferensiasi sel-sel sistem reproduksi baik
pada pria maupun wanita

Estrogen juga berpotensi mengurangi resiko


penyakit kardiovaskuler dengan meningkatkan
kadar kolestrol HDL dan menurunkan LDL, dan
Estrogen juga memiliki peran penting pada
perkembangan otak, penyakit autoimun, dan
metabolisme tulang
Akan tetapi di sisi lain, estrogen juga dapa memicu
pertumbuhan, poliferase dan metastase kanker
payudara
DISTRIBUSI & FUNGSI RESEPTOR ESTROGEN

Dua Subtipe Tiga Tempat Spesifik

Terdiri dari 2 subtipe : Erα dan Yaitu :


ERβ
• Terhadap ligan yang disebut
Sama-sama dapat berikatan ligan binding domain (LBD)
dengan agonis atau atau disebut juga AF-2
antagonisnya, tetapi distribusi • Terhadap growth faktor (AF-1)
dalam tubuh berbeda dan
• Terhadap DNA yang disebut
Dapat dijumpai bersama-sama DNA-binding domain (DBD),
atau sendiri - sendiri dalam yaitu bagian yang nantinya
berbagai jaringan tubuh akan berikatan dengan
. estrogen response elent
(ERE).
.
MEKANISME AKTIVASI RESEPTOR ESTROGEN
Estrogen Mengikat ER

E-ER Mengikat
Fungsi Sel
Koaktivator

Komplek ER-R-C
Berikatan dengan ERE Sintesis Protein Spesifik

Mengaktifkan Faktor
Menghasilkan mRNA
Transkripsi gen
CONTOH OBAT
Tamoxifen di payudara: menghambat
proliferasi sel (beraksi ko-represor),
diuterus : memicu proliferasi sel
Ligan yang berikatan dengan
uterus (beraksi ko-aktivator)
reseptor estrogen dan berkompetisi
dengan estrogen untuk berikatan
dgn reseptornya : SERM (Selective Clomifen untuk gangguan ovulasi
Estrogen Receptor Modulator). ER
pada jaringan berbeda memiliki
struktur kimia yang berbeda SERM
beraksi secara berbeda pada ER Raloxifen u/ osteoporosis dan
yang terdapat pada lokasi yang pencegahan kanker payudara
berbeda

Ormeloxifen u/ kontrasepsi
Misalnya .
Thank you

Anda mungkin juga menyukai