(Joenoes,2006).
Modifikasi keadaan kimiawi obat:
a. Pembentukan garam
Obat yang terionisasi lebih mudah larut dalam air daripada
yang tidak. Pembentukan garam ini terutama penting dalam hal
zat aktif berada dalam saluran cerna; kelarutan dimodifikasi
sewaktu transit dalam saluran cerna, karena ada perbedaan pl
dari lambung (pH 1-3), duodenum (pl 4-6), jejunum (pH 6-7),
ileum (pli 7- 8) dan colon (plH 7-8)
b. Pembentukan ester
Daya larut serta kecepatan melarut obat dapat dimodifikasi
dengan membentuk ester; secara umum pembentukan ester
memperlambat kelarutan obat.
(Joenoes,2006).
Modifikasi keadaan fisik obat:
b. Pengaruh polimorfisme
(Joenoes,2006).
c. Bentuk solvat dan hidrat
(Joenoes,2006).
2. BENTUK SEDIAAN
1. Tablet
2. Kapsul
3. Serbuk terbagi ( pulveres)
4. Sediaan cair termasuk :
a. larutan
b. Eliksir
c. sirop
d. suspensi atau emulsi oral
(Syamsyuni,2006)
3. FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
(Wahab,2000)
Waktu Pengosongan Lambung dan Motilitas Usus.
(Wahab,2000)
Aktivitas enzim pankreas
Proses lain
Perkembangan proses fisiologis lain juga mempengaruhi absarpsi
obat dan senyawa lain saluran cerma metabolisme asam empedu
(Wahab,2000)
DAFTAR PUSTAKA
Joenoes, Nanizar Zaman, 2006, Ars Prescribendi Resep Yang Rasional, Airlangga
University Press, Surabaya.
Syamsyuni, Haji, 2006, Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi, EGC, Jakarta.
Tjay, Drs Tan Hoan, 2007, Obat-Obat Penting, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Tjay, Drs Tan Hoan, 2015, Obat-Obat Penting, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.