Anda di halaman 1dari 8

TUGAS II

METODE PENELITIAN

OLEH :

NAMA : ZUMRATUL INAYAH

KELAS : C3

STAMBUK : 150 2014 0111

DOSEN : Dr. Asni Amin S.si, m.farm, Apt

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman obat sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia.


Dalam dunia farmasi, tanaman obat merupakan sumber bahan baku obat tradisional
maupun modern. Sekarang ini ada kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi
obat tradisional, karena adanya perubahan gaya hidup back to nature dan mahalnya
obat-obatan modern yang membuat permintaan tanaman obat semakin tinggi, tidak
hanya di Indonesia tetapi juga dunia
Salah satu ciri budaya masyarakat di negara berkembang adalah masih
dominannya unsur-unsur tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan ini didukung
oleh keanekaragaman hayati yang terhimpun dalam berbagai tipe ekosistem yang
pemanfaatannya telah mengalami sejarah panjang sebagai bagian dari kebudayaan
Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai keragaman tanaman yang
dapat dimanfaatkan sebagai obat. Pengetahuan tentang tanaman obat merupakan
warisan budaya bangsa berdasarkan pengalaman secara turun temurun, sehingga
tercipta berbagai ramuan tumbuhan obat yang merupakan ciri khas pengobatan
tradisional Indonesia
Salah satu tanaman sering digunakan dalam pengobatan adalah adalah
kasumba turate (Carthamus tinctorius L.). Alasan saya tertarik dengan penelitian ini
karena secara empiris, kasumba turate banyak digunakan oleh masyarakat sebagai
obat kolesterol, angina pektoris (nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah
jantung), hipertensi, kanker, nyeri haid dan sakit perut setelah Melahirkan Selain itu
kasumba turate juga digunakan untuk mengobati arthritis rheumatoid dan bronkhitis
kronis.
TINJAUAN PUSTAKA

Kasumba Turate
Menurut Rini Hamsidi (2018) Bunga Kasumba turate (Carthamus tinctorius
Linn) dari suku Asteraceae merupakan tumbuhan obat tradisional yang secara empiris
digunakan masyarakat Sulawesi Selatan untuk pengobatan campak yang diberikan
dengan cara diseduh dengan air panas untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh
atau sistem imun pada pasien. Penelitian sebelumnya menunjukkan ekstrak etanol dari
bunga kasumba turate (C. tinctorius L.) memiliki aktivitas antimalaria yang poten secara
in vitro dengan nilai IC50 sebesar 1,06 μg/ml. Hasil uji menunjukkan berbagai metabolit
sekunder seperti alkaloid, saponon, terpenoid, flavonoid, tannin, maupun antrakuinon
terkandung dalam bunga kasumba turate. Kandungan kimia dalam C. tinctorius yang
telah dilaporkan sejauh ini antara lain turunan serotonin, flavonoid, kinobeone A,
hidroksi safflor kuning A, eritro-alkana-6, 8-diol, dan tinctormine, lignan, alkohol
triterpen, polisakarida, dan alkaloid.
Menurut Asrul Ismail (2015) Bunga kasumba turate atau safflower dikenal
sebagai bahan tambahan kosmetik dan belum digunakan secara luas dalam
pengobatan. Di Cina, bunganya digunakan untuk pengobatan pada penyakit seperti
penyumbatan pembuluh darah diotak, sterilitas pada laki-laki, rematik dan bronkhitis,
dan sebagai teh tonik untuk memperkuat sirkulasi darah dan hati. Pengobatan dengan
safflower juga menunjukkan efek yang bermanfaat pada sakit dan pembengkakan
karena trauma. Kasumba turate juga biasanya digunakan oleh masyarakat di daerah
Sulawesi Selatan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit campak (morbili).
Menurut Yuri Utami (2016) Telah dilakukan penelitian uji efek
imunomodulator kombinasi ekstrak mahkota bunga kasumba turate dan ekstrak umbi
bawang dayak pada mencit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
kombinasi ekstrak mahkota bunga kasumba turate dan ekstrak umbi bawang dayak
sebagai imunomodulator terhadap mencit. Penelitian ini bersifat eksperimental.
Mahkota bunga kasumba turate yang diseduh dengan air panas secara empiris telah
digunakan sebagai obat campak. Penelitian yang dilakukan terhadap ekstrak etanol dari
kasumba turate memberikan peningkatan aktivitas immunoglobulin G (IgG) dan
aktivitas imunoglobulin A (IgA) Penelitian lain yang dilakukan oleh Syukur (2013),
memperlihatkan bahwa ekstrak air kasumba turate memiliki efek sebagai imunostimulan
pada konsentrasi 1%.
Menurut Sanskriti Gautam (2014) Bunga kasumba turate memiliki aktivitas
antioksidan Kapasitas antioksidan C. tinctorius dievaluasi dengan menentukan
pengaruhnya terhadap pemulungan radikal 2,2-difenil-1- pikrillhidrazil (DPPH) dan
reduksi besi. [37] Dalam kedua pengujian tersebut, ekstrak air dari bunga menunjukkan
aktivitas antioksidan yang tinggi. Efek pemulungan DPPH adalah 96,65%. Total konten
fenolik dari bunga ditentukan masing-masing 2,12 dan 1,32 g / 100 g untuk ekstrak
metanol dan air. [38] Karena bunga-bunga tersebut mengandung senyawa fenolik tinggi
termasuk itu menegaskan bahwa mereka memiliki peran penting dalam kegiatan
antioksidan. Ekstrak etanol biji safflower menghambat oksidasi lipoprotein densitas
rendah (LDL) yang diinduksi secara in vitro oleh inisiator radikal bebas V70 atau ion
tembaga. Dua turunan serotonin, N- (p-coumaroyl) serotonin, dan N-feruloylserotonin
dan turunan glukosida mereka diidentifikasi sebagai konstituen fenolik dan aktif utama
dari ekstrak. Itu menunjukkan bahwa turunan serotonin ini diserap ke dalam sirkulasi
dan menipiskan perkembangan lesi aterosklerotik mungkin karena penghambatan
pembentukan LDL teroksidasi melalui aktivitas antioksidan yang kuat.
Menurut Li dajue dan Han Hasning (1996) Di Cina, safflower ditanam hampir
secara eksklusif untuk bunganya, yang digunakan di Indonesia pengobatan banyak
penyakit serta teh tonik. Safflower memiliki rasa herbal pahit, tetapi Institut Botani dari
Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok di Beijing telah berkembang teh yang tidak pahit,
berbau harum yang mengandung asam amino, mineral, dan vitamin Persiapan B1, B2,
B12, C dan E. Safflower harus disimpan dalam kedap cahaya wadah (Weiss 1971).
Bahan aktif utama dalam obat-obatan safflower adalah safflower kuning, yang larut
dalam air, tetapi ekstrak alkohol digunakan dalam beberapa persiapan. Banyak studi
klinis dan laboratorium mendukung penggunaan obat-obatan safflower masalah
menstruasi, penyakit kardiovaskular dan nyeri serta bengkak yang berhubungan
dengannya.
Uji Hedonik
Menurut Ivani Putri (2017) Uji hedonik merupakan sebuah pengujian dalam
analisa sensori organoleptik yang digunakan untuk mengetahui besarnya perbedaan
kualitas diantara beberapa produk sejenis dengan memberikan penilaian atau skor
terhadap sifat tertentu dari suatu produk dan untuk mengetahui tingkat kesukaan dari
suatu produk. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik, misalnya sangat suka, suka,
agak suka, agak tidak suka, tidak suka, sangat tidak suka dan lain-lain Uji kesukaan
digunakan untuk mengukur kesukaan, biasanya dalam jangka waktu penerimaan atau
preferensi tetentu. Dalam uji hedonik menggunakan jumlah responden yang cukup
banyak. Prinsip uji hedonik yaitu panelis diminta tanggapan pribadinya tentang
kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap komoditi yang dinilai, bahkan tanggapan
dengan tingkatan kesukaan atau tingkatan ketidaksukaannya dalam bentuk skala
hedonik. Dalam penganalisisan, skala hedonik ditransformasi menjadi skala numerik
dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat
dilakukan analisis statistik. Aplikasi dalam bidang pangan dalam bidang pangan untuk
uji hedonik ini digunakan dalam hal pemasaran, yaitu untuk memperoleh pendapat
konsumen terhadap produk baru, hal ini diperlukan untuk mengetahui perlu tidaknya
perbaikan lebih lanjut terhadap suatu produk baru sebelum dipasarkan, serta untuk
mengetahui produk yang paling disukai oleh konsumen.
Menurut Rikhan (2016) rasa adalah tingkat kesukaan dari keju yang diamati
dengan indera perasa dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu kurang enak, enak dan
sangat enak. kekurangannya adalah penilaian dapat bersifat subjektif. Karena itu uji
organoleptik ini biasa disebut dengan uji hedonik. Uji ini tidak akan memperlihatkan
suatu produk yang disenangi oleh panelis karena dalam pengujiannya telah diacak.
Oleh karenanya dibutuhkan suatu analisis data untuk menggabungkan berbagai
penilaian yang telah didapat.
Menurut Diyanka Wahyuningtias uji organoleptik atau evaluasi sensoris
merupakan suatu pengukuran ilmiah dalam mengukur dan menganalisa karakteristik
suatu bahan pangan yang diterima oleh indera penglihatan, pencicipan, penciuman,
perabaan, dan menginterpretasikan reaksi dari akibat proses penginderaan yang
dilakukan oleh manusia yang juga bisa disebut panelis sebagai alat ukur. Uji kesukaan
atau uji hedonik merupakan uji dimana panelis diminta memberi tanggapan secara
pribadi tentang kesukaan atau ketidaksukaan beserta tingkatannya.

Minuman Herbal
Menurut Rahcmad Rizal Yulianto (2013) seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin kritis terhadap
konsumsi makanan dan minuman, masyarakat semakin selektif dalam memilih suatu
produk pangan. Salah satu produk pangan yang saat ini banyak dikembangkan adalah
produk minuman berbasis rempah-rempah.
Menurut Veni Anggraini (2018) tumbuhan herbal digunakan sebagai bahan baku
pembuatan minuman herbal fungsional oleh masyarakat, namun hanya beberapa jenis
saja yang umum dimanfaatkan, hal ini disebabkan terbatasnya pengetahuan
masyarakat akan jenis-jenis tumbuhan herbal yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku pembuatan minuman herbal fungsional. Bahan baku merupakan bahan utama
dalam proses pembuatan minuman herbal, bahan baku ini dapat berasal dari organ
tumbuhan seperti buah, bunga, daun dan rimpang
PENUTUP

Jadi berdasarkan beberapa referensi jurnal diatas saya mengangkat tema atau
judul penelitian mengenai bunga kasumba turate untuk diformulasikan sebagai
minuman herbal yang berkhasiat salah satunya sebagai anti oksidan yang disukai
banyak orang melalui uji hedonic yang akan dilakukan kepada beberapa panelis
dengan range kesukaan yang berbeda-beda pula.
Daftar Pustaka

Asrul Ismail, dkk, 2015, “Uji Eferk Imunodilator Kombinasi Ekstrak Etanol Kasumba
Turate (Carthamus tinctorius L.) dan Ekstrak Etanol Jintan Hitam (Nigella Satifa),
Fakultas Farmasi UIN Alauddin Makassar

Dianka Wahyuningtias, 2014, “Uji Kesukaan Hasil Jadi Kue Brownies Menggunakan
Tepung Terigu dan Tepung Gandum Utuh”, Hotel Management Department,
Faculty of Economic and Communication, BINUS University

Ivani Putri Tarwendah, 2017, “ Studi Komparasi Atribut Sensoris dan Kesadaran Merek
Produk Pangan”, fakultas Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya
Malang

Lidaju dan Hans Hanning, 1996, “Safflower. Carthamus tinctorius L. International Plant
Genetic Resources Institute, Germany

Rahcmad Rizal Yulianto, 2013, “ Formulasi Produk Minuman Herbal Berbasis Cincau
HItam (Mesona Palustris), Jahe (Zingiber Officinale), dan Kayu Manis
(Cinnamomun Burmanni)”, FTP Universitas Brawijaya Malang

Rifkhan, dkk, 2016, “ Aspek Mikrobiologis serta Sensori (Rasa, Warna, Tekstur, Aroma)
pada Dua Bentuk Penyajian Keju yang Berbeda” Departemen Ilmu Produksi
dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor

Rini Hamsidi, dkk, 2018, “ Profil Fitokimia Ekstrak Etanol Bunga Kasumba Turate
(Carthamus tinctorius L.) yang Berpotensi Sebagai Antimalaria”, Fakultas
Farmasi Universitas Halu Oleo, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu,
Kendari

Sanskriti Gautam, dkk,2014,”Detailed Study On Theraupetic Properties, Uses and


Pharmacological Applications Of Safflower (Cartamus Tinctotirus L.)” Department
of Bioscience and Biotechnology, Banasthali University, Rajasthan, India.

Veni anggraini, dkk, 2018, “ Tumbuhan Lokal Sebagai Bahan Baku Produk
Minuman Herbal Fungsional di Kabupaten Jember”, Program Studi Pendidikan
Biologi, FKIP, Universitas Muhammadiyah Jember

Yuli Pratiwi Utami, dkk, 2016, “Uji Efek Imunostimulan Kombinasi Ekstrak Mahkota
Bunga Kasumba Turate (Carthamus tinctorius L.) dan Ekstrak Umbi Bawang
Dayak (Eleutherine palmifolia) Pada Mencit (Mus musculus)”, Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin Makassar

Anda mungkin juga menyukai