7. Penetapan kadar kloramfanicol 1
Y = 12373x - 38128
951152 = 12373x - 38128
951152 + 38128 = 12373x
989280 = 12373x
x =
% kadar =
= 99,9%
8. Penetapan kadar kloramfanicol 2
Y = 12373x - 38128
1082874 = 12373x - 38128
1082874 + 38128 = 12373x
1121002 = 12373x
x =
% kadar =
= 113,25%
9. Penetapan kadar hidrokortison 1
Y = 14061x - 51231
1611589 = 14061x - 51231
1611589 + 51231 = 14061x
1662820 = 51231x
9 | K i m i a F a r m a s i I I
x =
% kadar =
= 118,24%
10. Penetapan kadar kloramfanicol 2
Y = 51231x - 14061
1675250 = 51231x - 14061
1675250 + 14061 = 12373x
1726481 = 51231x
x =
% kadar =
= 122,76%
IV. Pembahasan
HPLC adalah singkatan dari High Performance Liquid Chromatograpy.
Namun selain performance singkatan HPLC adalah High Pressure Liquid
Chromatograpy yang artinya kromatografi yang bekerja dengan tekanan yang
besar. Tekanan tersebu dilakukan oleh suatu pompa. Sistem pompa HPLC sudah
diprogram untuk dapat melakukan elusi dengan satu atau lebih macam pelarut.
Dikenal dua sistem elusi pada HPLC yaitu :
- Sistem Elusi Isokratik.
Pada sistem ini elusi dilakukan dg satu macam larutan pengembang atau lebih dari
satu macam larutan pengembang (pelarut pengembang campur) dg perbandingan
yg tetap, misalnya Metanol-Air (50 : 50 v/v).
- Sistem Elusi Gradien.
Pada sistem ini elusi dilakukan dg pelarut pengembang campur yg
perbandingannya berubah dalam waktu tertentu, misalnya Metanol Air (40 : 60
v/v; dengan kenaikan kadar Metanol 8 % setiap menit.
Banyak dari pengubahan tergantung dari sifat alami analit, fase diam, dan
fase bergerak. Waktu saat analit keluar dari ujung kolom disebut waktu retensi
dan merupakan suatu karakteristik yang unik dari tiap analit. Penggunaan dari
tekanan menaikkan kecepatan linear memberikan lebih sedikit waktu bagi analit
untuk berdifusi, dan menghasilkan chromatogram. Pelarut yang banyak digunakan
10 | K i m i a F a r m a s i I I
yaitu air dan zat-zat organik seperti metanol. Jika sampel mula-mula berbentuk
padatan harus di-distruksi dulu kemudian di-treatment sehingga berupa larutan
homogen yang tidak terdapat endapan lagi dan bening karena syarat sampel yang
dapat dianalisa menggunakan HPLC adalah harus tidak ada endapan dan harus
bening.
HPLC memperbolehkan penggunaan partikel yang berukuran sangat kecil
untuk material terpadatkan dalam kolom yang mana akan memberi luas
permukaan yang lebih besar berinteraksi antara fase diam dan molekul-molekul
yang melintasinya. Hal ini memungkinkan pemisahan yang lebih baik dari
komponen-komponen dalam campuran. Hasil yang didapat yaitu berupa suatu
kromatogram dengan puncak dan luas area yang berbeda pula. Idealnya profil
kromatogram KCKT merupakan suatu garis tegak lurus bagi masing- masing
analit. Akan tetapi keadaan demikian tidak akan dijumpai pada pelaksanaan
analisis dengan HPLC. Kromatogram HPLC merupakan relasi antara tanggapan
detektor sebagai ordinat dan waktu sebagai absis pada sistem koordinat Cartesian,
di mana titik nol dinyatakan sebagai saat dimulainya injeksi sampel. Sampel yg
diinjeksikan menuju kolom analisis tidak langsung secara serempak molekul-
molekulnya berkumpul di suatu titik.
Pada percobaan kali ini dilakukan untuk menetapkan suatu kadar sediaan
yaitu Chlorampecort krim dengan zat aktifnya yaitu Klorampenikol dan
Hidrokortison Asetat. Pembuatan sampel dilarutkan dengan menggunakan fase
geraknya yaitu methanol. Hampir sama dengan prosedur dari spektrofotometri
semua sampel dibuat dengan konsentrasi tertentu. Hasilnya akan diinjeksikan
untuk mengetahui kadar. Hasil yang didapat yaitu AUC (Area Under Curve) yang
kemudian dihitung dengan persamaan regresi liniear dari baku standar masing-
masing sampel (y = ax + b). Dan dan hasilnya didapat yaitu untuk penetapan
kadar Klorampenikol yang dilakukan dua kali antara lain 99,9% dan 113,24 %
sedangkan untuk penetapan kadar Hidrokortison Asetat antara lain 118,24% serta
122,76 %.
V. Kesimpulan
11 | K i m i a F a r m a s i I I
Dari hasil praktikum penetapan kadar Chlorampecort Krim dapat disimpulkan bahwa :
a. Hasil kadar Kloramfenikol 1 yaitu 99,9 % dan Kloramfenikol 2 yaitu 113,24 %
b. Hasil kadar Hidrokotison Asetat yaitu 118, 24 % dan Hidrokortison Asetat yaitu
122,76 %
VI. DAFTAR PUSTAKA
Farmakope Indonesia IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995.
http://silvianiytuniati.blogspot.com/
Bandung, 19 Mei 2014
Dosen Pembimbing Praktikan
Efrat Barbara Sadi