Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SEDIAAN FARMASI II

KROMATGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

HIGH PERFORMANCE LIQUID CHOMATOGRAPHY (HPLC)

Dosen Pengampu : Lindawati Setyaningrum M.Farm., Apt

Disusun Oleh :
Nama : Husnul Hotimah
NIM : 18040043
Kelas : 18-A Farmasi

S1 PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr.SOEBANDI
JALAN dr.SOEBANDI NO. 99 JEMBER - JAWA TIMUR

2020
BAB I
KLT-DENSITOMETRI
A. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum KLT-Densitometri mahasiswa mampu :
1. Melaksanakan pemisahan campuran senyawa dengan metode KLT
2. Memanfaatkan nilai Rf dan pola spektrum noda sebagai parameter uji
kualitatif
3. Menggunakan KLT-densitometer untuk memayar (scanning) noda hasil
pemisahan KLT
4. Menghitung kadar analit dari hasil pemayaran densitometer tersebut diatas
B. Prinsip dasar
Kromatografi lapis tipis (KLT) termasuk dalam kelompok kromatografi
planar. Dalam praktikum ini silika gel, fase diam, dilekatkan pada lempeng
kaca/alumunium. Sampel ditotolkan atau digariskan pada salah satu ujung
lempeng sejarak 1,5-2,5 cm diatas tepi bawah, kemudian tepi ini direndamkan
dalam suatu pelarut pengembang setinggi 0,5 – 1 cm dalam suatu bejana
kromatografi. Pelarut pengembang bergerak ke atas sepanjang lapisan fase diam
dan memisahkan komponen-komponen dalam sampel menjadi zona/noda pada
lempeng, karena masing-masing komponen mempunyai kecepatan migrasi yang
tidak sama. Noda ini dapat dilihat dengan bantuan sinar ultra violet. Jarak
tempuh suatu komponen dibagi dengan jarak tempuhlarutan pengembang
dinamakan Rf (retardation factor). Nilai Rf ini dapat dipakai sebagai salah satu
parameter analisis kualitatif. Kerapatan molekul analit dalam noda dapat diukur
dengan alat densitometer.
Densitometer adalah metode analisis instrumental yang berdasarkan
interaksi radiasi elektromagnetik dengan analit berupa bercak pada KLT.
Interaksi radiasi elektromagnetik dengan noda KLT yang ditentukan adalah
absorosi, transmisi, pantulan (refleksi) pendar fluor atau pemadaman pendar
fluor dari radiasi semula. Penentuan kualitatif analit KLT-Densitometri dilakukan
dengan cara membandingkan nilai rf analit dengan standar. Noda analit yang
memiliki Rf sama dengan standar diidentifikasi kemurnian analit dengan cara
membandingkan spektrum densitometri analit dan standar. Penentuan
kuantitatif analit dilakukan dengan cara membandingkan luas area noda analit
dengan luas area noda standar pada fase diam yang diketahui konsentrasinya
atau menghitung densitas noda analit dan membandingkannya dengan densitas
noda standar. Densitometri lebih dititikberatkan untuk analisis kuantitatif analit-
analit dengan kadar yang sangat kecil yang perlu dilakukan pemisahan terlebih
dahulu dengan KLT.
Teknik penggunaannya didasarkan pada pengaturan sinar yang
diteruskan, diserap dan dipantulkan atau yang dipendarkan. Sinar yang
dipantulkan mengalami hambatan oleh pendukung lempeng dan keseragaman
fase diamnya. Sinar yang dipantulkan dengan arah yang sudah pasti menuju
bercak, maka arah pantulannya sehingga dapat dipantau jumlah sinar yang
diserap. Sinar yang sangat sensitif, maka untuk setiap senyawa dapat dicari
dengan serapan maksimalnya.
C. Penetapan kadar
1. Penetapan Kadar Krim Hidrokortison Asetat
Alat :
 Lempeng KLT Silica Gel F254
 Labu ukur
 Pipet volume
 Ultrasonic cleaner
Bahan :
 Sampel krim Hidrokortison Asetat
 Alkohol 96%
Prosedur kerja :
1. Preparasi standar
Dibuat standar hidrokortison asetat dalam alkohol 96% dengan
konsentrasi 150 ppm, 200 ppm, 240 ppm, 300 ppm, dan 400 ppm.
2. Preparasi eluen
a. Potong kertas saring sesuai ukuran chamber
b. Masukkan kertas saring ke dalam chamber
c. Buat eluen
CHCl3 : Etilasetat = 2:1,5
a. Pipet etilasetat 7,5 mL dengan menggunakan pipet ukur 10 mL,
masukkan erlenmeyer tertutup
b. Pipet CHCl3 10 mL menggunakan pipet volume, masukkan (a)
c. Masukkan eluen ke dalam chamber, tutup chamber
3. Preparasi sampel
a. Ditimbang secara seksama sejumlah tertentu sampel sehingga
mengandung hidrokortison asetat 2,5 mg (replikasi 3x), masukkan
labu ukur 10 mL
b. Larutkan (a) dengan alkohol 96% dengan bantuan ultrasonic cleaner,
kemudian tambahkan alkohol 96% sampai tanda batas, kocok sampai
homogen.
4. Eluasi larutan standar dan larutan sampel
a. Siapkan lempeng KLT (usahakan jangan mengotori lempeng KLT,
pastikan tangan bersih dan kering)
b. Totolkan 4 µL larutan standar hidrokortison asetat pada lempeng KLT
dengan menggunakan mikropipet
c. Totolkan 4 µL larutan sampel pada lempeng KLT dengan
menggunakan mikropipet
d. Pastikan chamber jenuh (kertas saring terbasahi eluen), masukkan
lempeng KLT ke dalam chamber menggunakan pinset
e. Tunggu eluasi lempeng sampai garis batas, ambil lempeng
f. Keringkan lempeng KLT dengan Drier/Alat pengering didalam lemari
asam
g. Scanning lempeng dengan densitometer pada panjang gelombang 255
nm
h. Scan purity dan identity serta hitung kadar hidrokortison asetat dalam
sampel
2. Penetapan Kadar Tablet Amlodipin Besilat
Alat :
 Timbangan analitik
 Labu ukur
 Pipet volume
 Chamber
 Ultrasonik cleaner
Bahan :
 Sampel tablet amlodipin besilat
 Etanol 70%
 Methanol pa
 Ammoniak pa
 Standar amlodipin besilat
Prosedur kerja :
1. Preparasi standar
Dibuat standar amlodipin besilat dalam etanol 70% dengan konsentrasi
60 ppm, 90 ppm, 120 ppm, 160 ppm, 200 ppm.
2. Preparasi eluen
a. Potong kertas saring sesuai ukuran chamber
b. Masukkan kertas saring ke dalam chamber
c. Buat eluen
Metanol pa : ammonium pa (10:0,3)
a. Pipet ammonium pa 0,6 mL dengan menggunakan pipet ukur 1
mL, masukkan erlenmeyer tertutup
b. Pipet metanol pa 20 mL menggunakan gelas ukur, masukkan (a)
c. Masukkan eluen ke dalam chamber, tutup chamber
3. Preparasi sampel
a. Ditimbang 10 sampel tablet secara seksama dan ditentukan rata-rata
dan RSD-nya
b. Selanjutnya tablet digerus dan ditimbang secara seksama sejumlah
tertentu sehingga mengandung amlodipin besilat sebanyak 25 mg
(replikasi 3x), kemudian dilarutkan memakai pelarut dalam labu 10
mL.
c. Larutan (b) diambil 0,5 mL larutan sampel kemudian diencerkan
memakai pelarut dalam labu 10 mL
d. Saring (c) dengan kertas saring, ± 1 mL saringan pertama dibuang,
tampung saringan selanjutnya.
4. Eluasi larutan standar dan larutan sampel
a. Siapkan lempeng KLT (usahakan jangan mengotori lempeng KLT,
pastikan tangan bersih dan kering)
b. Totolkan 2 µL larutan standar amlodipin besilat pada lempeng KLT
dengan menggunakan mikropipet
c. Totolkan 2 µL larutan sampel pada lempeng KLT dengan
menggunakan mikropipet
d. Pastikan chamber jenuh (kertas saring terbasahi eluen), masukkan
lempeng KLT ke dalam chamber dengan menggunakan pinset
e. Tunggu eluasi lempeng sampai garis batas, ambil lempeng
f. Keringkan lempeng KLT dengan Drier/Alat pengering didalam lemari
asam
g. Scanning lempeng dengan densitometer
h. Scan purity dan identity serta hitung kadar amlodipin besilat dalam
sampel tablet
BAB II
KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi)
HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
A. Tujuan
Setelah praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu :
a. Menjelaskan komponen instrumen HPLC beserta masing-masing fungsinya
b. Menjelaskan cara kerja operasional analisis dengan HPLC
c. Menjelaskan kondisi HPLC dan pengaruhnya terhadap kromatogram
d. Melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif dengan HPLC
B. Prinsip Dasar
Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana analit-
analit dalam sampel terdistribusi antara 2 fase, yaitu fase diam dan fase gerak.
Fase diam dapat berupa bahan padat atau porus dalam bentuk molekul kecil,
atau dalam bentuk cairan yang dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan
pada dinding kolom. Fase gerak dapat berupa gas atau cairan. Jika gas digunakan
sebagai fase gerak, maka prosesnya dikenal sebagai kromatografi gas. Dalam
kromatografi cair dan kromatografi lapis tipis, fase gerak yang digunakan selalu
cair (Rohman, 2009).
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi memisahkan komponen campuran
senyawa kimia terlarut dengan sistem adsorpsi pada fase diam padat atau sistem
partisi di antara fase diam cair yang terikat pada penyangga padat, dan fase
gerak cair. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dapat memisahkan makromolekul,
ion, bahan alam yang tidak stabil, polimer dan berbagai gugus polifungsi dengan
berat molekul tinggi. Berbeda dengan kromatografi gas, pemisahan pada KCKT
adalah hasil antaraksi spesifik antara molekul senyawa dengan fase diam dan
fase gerak (Satiadarma, dkk., 2004).
Pemisahan analit dalam kolom kromatografi berdasarkan pada aliran fase
gerak yang membawa campuran analit melalui fase diam dan perbedaan
interaksi analit dengan permukaan fase diam sehingga terjadi perbedaan waktu
perpindahan setiap komponen dalam campuran (Meyer, 2013).
Kolom pada HPLC merupakan bagian yang sangat penting, sebab
pemisahan komponen-komponen sampel akan terjadi didalam kolom. Dilihat
dari jenis fase diam dan fase geraknya, maka kolom HPLC dibedakan atas kolom
fase normal (fase diam bersifat polar misal silica gel, dan fase geraknya bersifat
non polar) dan kolom fase terbalik (reversed Phase column) yakni kolom yang
fase diamnya bersifat non polar, sedangkan fase geraknya bersifat polar normal.
Sistem pompa HPLC sudah diprogram untuk dapat melakukan elusi
dengan satu macam pelarut atau lebih. Terdapat dua sistem pompa pada HPLC,
yaitu sistem elusi isokratik dan sistem elusi gradien. Pada sistem elusi isokratik
dilakukan dengan satu macam pelarut atau lebih dari satu macam pelarut
pengembang dengan perbandingan yang tetap, misalnya metanol : air = 50 : 50
% v/v. Pada sistem elusi gradien dilakukan dengan pelarut pengembang campur
yang perbandingannya berubah dalam waktu tertentu.
C. Penetapan kadar
1. Penetapan kadar paracetamol dan kafein dalam sampel tablet
Bahan :
 Standar paracetamol dan kafein
 Sampel tablet yang mengandung paracetamol dan kafein
 Metanol pa
 Metanol pro HPLC
 Aquabidestilata steril
Alat :
 Labu ukur
 Pipet volum
 Microsyringe 20 µl
 HPLC solven filtration + pompa vakum
 Membran filter nilon 0,45 µm
 Instrumen HPLC merk agilent
Prosedur kerja :
1. Pembuatan eluen untuk HPLC
a. Isi sistem dengan eluen =
 metanol
 air
b. Saring (a) dengan penyaring solven HPLC menggunakan membran
filter nilon 0,45 µm
c. Atur sistem HPLC dengan metode metanol : air = 30 : 70
2. Pembuatan pelarut untuk sampel dan standar
Buat pelarut = metanol : air = 30 : 70
3. Pembuatan larutan baku induk campuran ( paracetamol = 1000 ppm,
kafein = 100 ppm)
a. Ditimbang 10 mg kafein dilarutkan dalam pelarut sampai 20 mL,
kemudian diambil 2 ml dilarutkan dalam pelarut pada labu ukur 10
mL (100 ppm)
b. Ditimbang paracetamol 25 mg, masukkan ke dalam labu ukur 25 mL,
ditambah 1 mL larutan (a) kemudian ditambah pelarut sampai tepat
tanda (1000 ppm)
4. Pembuatan larutan baku kerja campuran
a. Dipipet masing-masing 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0 mL larutan baku induk
campuran, masukkan ke dalam labu takar 10 mL
b. Tambahkan ke dalam masing-masing labu takar pelarut sampai tanda
c. Masing-masing larutan baku disaring dengan membran filter 0,2
mikron.
5. Preparasi sampel
a. Ditimbang 10 sampel tablet secara seksama, ditentukan rata-rata dan
RSD-nya
b. Selanjutnya tablet digerus dan ditimbang secara seksama sejumlah
tertentu sehingga mengandung paracetamol 50 mg dan kafein 5 mg
(replikasi 3x)
c. Tambahkan pelarut ± 10 mL masukkan dalam labu ukur 25 mL dan
ultrasonikasi selama 10 menit
d. Setelah dingin tambahkan pelarut sampai tanda
e. Ambil 1,0 mL larutan sampel dan masukkan ke dalam labu ukur 10
mL, tambahkan pelarut sampai tanda
f. Sebelum dianalisis, sampel disaring dengan membran filter 0,2
mikron.
6. Analisis dengan HPLC
a. Suntikkan masing-masing larutan baku kerja
b. Suntikkan larutan sampel
c. Amati spektra standar sampel
d. Amati kromatogram standar dan sampel
2. Penetapan Kadar Natrium Benzoat dalam Sampel Minuman Kemasan
Bahan :
 Standar natrium benzoat
 Sampel minuman kemasan yang mengandung Na Benzoat
 Metanol pa
 Membran filter nilon 0,45 µm
 Aquabidestilata steril
 Asam asetat glasial pa
Alat :
 Labu ukur
 Pipet volum
 Gelas ukur
 Microsyringe 20 µL
 HPLC solven filtration + pompa vakum
 Instrumen HPLC
Prosedur kerja :
1. Pembuatan eluen
a. Buat eluen = metanol : air : Asam asetat glasial = 100 : 100 : 1
b. Campur air dan metanol pa dalam erlenmeyer kemudian tambahkan
asam asetat glasial
c. Cek pH eluen kurang lebih 4 (adjust dengan NaOH encer)
d. Saring (c) dengan penyaring solven HPLC menggunakan membran
filter nilon 0,45 µm
2. Pembuatan larutan baku kerja (Na Benzoat)
a. Ditimbang sejumlah standar Na benzoat dilarutkan dalam aquadest
steril sehingga diperoleh larutan Na Benzoat standar dengan
konsentrasi 100, 200, 400, 600, 800, 1000 ppm
b. Masing-masing larutan baku disaring dengan membran nilon filter 0,2
mikron
3. Preparasi sampel
a. Dipipet sejumlah sampel minuman kemasan (antara 1-5 mL) sehingga
konsentrasi sampel masuk dalam range larutan standar kerja na
benzoat (replikasi 3x)
b. Tambahkan aquadest masukkan dalam labu ukur 10 mL, kocok ad
homogen.
c. Sebelum dianalisis, sampel disaring dengan membran nilon filter 0,2
mikron
4. Analisis dengan HPLC
a. Suntikkan masing-masing larutan baku kerja pada HPLC dengan
kolom RPC-18 panjang klom 15 cm dengan panjang gelombang 254
nm
b. Suntikkan larutan sampel
c. Amati spektra standar dan sampel
d. Amati kromatogram standar dan sampel
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Ed IV, Dir. Jen. Pengawas Obat dan Makanan
Departemen Kesehatan RI
Anonim, 2004, Clarke’s Anlysis of Drug and Poisons, Third Edition, Pharmaceutical
Press,London-Chicago
Anonim, 2002, The United States Pharmacopeia, 25th edition, United States
Pharmacopeia Convention Inc, Washington, D.C.
Higucii, T., and Hansen, E.B., 1961, Pharmaceutical Analysis, Interscience, New York.,
Jenkin, G.I. Knevel,.A.M. and Di Gangi, F.E. 1967, Quantitative Pharmaceutical Chemistry.
Sixth Edition, Mc. Gramaw Hill, new York,.
Mulya M., Suharman, 1995, Analisis Instrumental, Airlangga University Press, Surabaya
Meyer, Veronika R. Practical high-performance liquid chromatography. John Wiley &
Sons, 2013.
Rohman, A. (2009). Kromatografi untuk Analisis Obat. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Satiadarma, Muhammad, dkk. 2004. Asas Pengembangan Prosedur Analisis. Airlangga
University Press : Surabaya.
Sherma, Joseph, Fried Bernard, 2003, Handbook of Thin-Layer Chromatography,
Chromatograpic Science Series, Vol 89, 3th Ed Marcell Dekker, Inc, NY
FORMAT JURNAL
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SEDIAAN OBAT
1. TUJUAN PRAKTIKUM
2. DASAR TEORI
3. ALAT DAN BAHAN
4. CARA KERJA
FORMAT LAPORAN
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SEDIAAN OBAT
1. TUJUAN PRAKTIKUM
2. DASAR TEORI
3. ALAT DAN BAHAN
4. CARA KERJA
5. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
6. PEMBAHASAN
7. KESIMPULAN
8. DAFTAR PUSTAKA
HASIL PENGAMATAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
A. Hidrokortison Asetat
a. Catat Identitas sampel
Nama Bentuk Komposisi No. Batch ED.
sampel sediaan

Kesetaraan bahan aktif :


..............................................................................................................................
b. Penimbangan larutan standar induk :
Larutan standar 1 = .........................mg
Larutan standar 2 = .........................mg
c. Perhitungan konsentrasi standar induk (ppm)
Larutan standar induk 1 = .............................ppm
Larutan standar induk 2 = .............................ppm
d. Pengenceran konsentrasi larutan standar induk
Standar 1
..........ml/.......ml dari Standar induk......=>........................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
Standar 2
..........ml/.......ml dari Standar induk......=>........................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
Standar 3
..........ml/.......ml dari Standar induk......=>........................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
Standar 4
..........ml/.......ml dari Standar induk......=>........................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
Standar 5
..........ml/.......ml dari Standar induk......=>........................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
e. Penimbangan sampel :
Replikasi 1 = .................................mg

24
Replikasi 2 = .................................mg
Replikasi 3 = .................................mg
f. Perhitungan konsentrasi sampel teoritis
Sampel .........................................
Replikasi 1 = .................................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
Replikasi 2 = .................................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
Replikasi 3 = .................................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
g. Kondisi Analisis
a. Pelarut : .....................
b. Fase diam : .....................
c. Eluen/fase gerak : .....................
d. Ukuran lempeng : .....................
e. Metode pengembangan : .....................
f. Visualisasi hasil : .....................
g. λpengamatan : .....................
h. Perhitungan faktor retardasi standar dan sampel
Standar 1 =.................................
Standar 2 =.................................
Standar 3 =.................................
Standar 4 =.................................
Standar 5 =.................................
Sampel replikasi 1 =.................................
Sampel replikasi 2 =.................................
Sampel replikasi 3 =.................................
i. Perhitungan resolusi puncak .........................terhadap puncak.....................
j. Kadar sampel setelah di scanning dengan Densitometer
konsentrasi hasil percobaan
Kadar sampel = konsentrasi hasil perhitungan teoritis x 100%

Kadar Sampel .........................................


Replikasi 1 =
Replikasi 2 =
25
Replikasi 3 =
Kadar sampel ..............................rata-rata =
k. Kesimpulan
Kadar sampel (...........nama sampel ) = .......................

26
B. Amlodipin Besilat
a. Catat Identitas sampel
Nama Bentuk Komposisi No. Batch ED.
sampel sediaan

Kesetaraan bahan aktif :


..............................................................................................................................
b. Penimbangan larutan standar induk :
Larutan standar 1 = .........................mg
Larutan standar 2 = .........................mg
c. Perhitungan konsentrasi standar induk (ppm)
Larutan standar induk 1 = .............................ppm
Larutan standar induk 2 = .............................ppm
d. Pengenceran konsentrasi larutan standar induk
Standar 1
..........ml/.......ml dari Standar induk......=>........................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
Standar 2
..........ml/.......ml dari Standar induk......=>........................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
Standar 3
..........ml/.......ml dari Standar induk......=>........................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
Standar 4
..........ml/.......ml dari Standar induk......=>........................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
Standar 5
..........ml/.......ml dari Standar induk......=>........................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng

27
e. Penimbangan Sampel .....................................
Penimbangan berat tablet sebanyak 10 tablet

Rata-rata =

Replikasi 1 = .................................mg
Replikasi 2 = .................................mg
Replikasi 3 = .................................mg
f. Perhitungan konsentrasi sampel teoritis
Sampel .........................................
Replikasi 1 = .................................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
Replikasi 2 = .................................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
Replikasi 3 = .................................ppm
Ditotolkan ......µL=> ....................ng
g. Kondisi Analisis
a. Pelarut : .....................
b. Fase diam : .....................
c. Eluen/fase gerak : .....................
d. Ukuran lempeng : .....................
e. Metode pengembangan : .....................
f. Visualisasi hasil : .....................
g. λpengamatan : .....................
h. Perhitungan faktor retardasi standar dan sampel
Standar 1 =.................................
Standar 2 =.................................
Standar 3 =.................................
Standar 4 =.................................
Standar 5 =.................................
Sampel replikasi 1 =.................................
Sampel replikasi 2 =.................................

28
Sampel replikasi 3 =.................................
i. Perhitungan resolusi puncak .........................terhadap puncak.....................
j. Kadar sampel setelah di scanning dengan Densitometer
konsentrasi hasil percobaan
Kadar sampel = konsentrasi hasil perhitungan teoritis x 100%

Kadar Sampel .........................................


Replikasi 1 =
Replikasi 2 =
Replikasi 3 =
Kadar sampel ..............................rata-rata =
k. Kesimpulan
Kadar sampel (...........nama sampel ) = .......................

29
HASIL PENGAMATAN HPLC
A. Paracetamol dan Kafein
a. Catat Identitas sampel
Nama Bentuk Komposisi No. Batch ED.
sampel sediaan

b. Pembuatan larutan standar induk campuran (Paracetamol = 1000 ppm,


kafein = 100 ppm)
Penimbangan paracetamol = .......................mg
Dilarutkan................mL pelarut = ..................................ppm
Penimbangan Kafein = .......................mg
Dilarutkan pelarut ad ............mL = ...............................ppm
Dilarutkan pelarut ad ............mL = ...............................ppm
c. Pengenceran Konsentrasi Larutan Standar Induk
Standar 1
Paracetamol :.......mL/........mL => ...........................................................................ppm
Kafein :.......mL/........mL => ...........................................................................ppm
Standar 2
Paracetamol :.......mL/........mL => ...........................................................................ppm
Kafein :.......mL/........mL => ...........................................................................ppm
Standar 3
Paracetamol :.......mL/........mL => ...........................................................................ppm
Kafein :.......mL/........mL => ...........................................................................ppm
Standar 4
Paracetamol :.......mL/........mL => ...........................................................................ppm
Kafein :.......mL/........mL => ...........................................................................ppm
Standar 5
Paracetamol :.......mL/........mL => ...........................................................................ppm
Kafein :.......mL/........mL => ...........................................................................ppm
d. Penimbangan sampel dan perhitungan konsentrasi sampel teoritis
Sediaan Sampel ............................
Penimbangan berat tablet sebanyak 10 tablet

30
Rata-rata =

Penimbangan sampel
Replikasi 1 = ...................... mg dilarutkan metanol ad ........mL
Konsentrasi sampel teoritis
Paracetamol : .........mg/.........mL X ...........ppm => ........................................ppm
Diencerkan .........mL/...........mL X ...........ppm => .............................................ppm
Kafein : .........mg/.........mL X ...........ppm => ........................................ppm
Diencerkan .........mL/...........mL X ...........ppm => .............................................ppm
Replikasi 2 = ...................... mg dilarutkan metanol ad ........mL
Konsentrasi sampel teoritis
Paracetamol : .........mg/.........mL X ...........ppm => ........................................ppm
Diencerkan .........mL/...........mL X ...........ppm => .............................................ppm
Kafein : .........mg/.........mL X ...........ppm => ........................................ppm
Diencerkan .........mL/...........mL X ...........ppm => .............................................ppm
Replikasi 3 = ...................... mg dilarutkan metanol ad ........mL
Konsentrasi sampel teoritis
Paracetamol : .........mg/.........mL X ...........ppm => ........................................ppm
Diencerkan .........mL/...........mL X ...........ppm => .............................................ppm
Kafein : .........mg/.........mL X ...........ppm => ........................................ppm
Diencerkan .........mL/...........mL X ...........ppm => .............................................ppm
Saring sampel => tampung dalam vial bersih dan kering
e. Kondisi analisis
a. Fase diam (kolom) : ...................
b. Eluen/fase gerak : ...................
c. Detektor : ...................
d. Panjang gelombang : ...................
e. Suhu kolom : ...................
f. Kecepatan eluen : ...................
f. Rekoveri kadar sampel setelah di Analisis dengan HPLC

31
konsentrasi hasil percobaan
Kadar sampel = konsentrasi hasil perhitungan teoritis x 100%

Rekoveri kadar sampel ...............(nama sampel)..............


Replikasi 1
Paracetamol = ...............................
Kafein = ...............................
Replikasi 2
Paracetamol = ...............................
Kafein = ...............................
Replikasi 3
Paracetamol = ...............................
Kafein = ...............................
Rekoveri kadar sampel rata-rata
Paracetamol = ...............................
Kafein = ...............................
g. Kesimpulan
Rekoveri kadar sampel ........(nama sampel).........
Paracetamol = ...............................
Kafein = ...............................

32
B. Natrium Benzoat
a. Catat Identitas sampel
Nama Bentuk Komposisi No. Batch ED.
sampel sediaan

Kesetaraan bahan aktif :


..............................................................................................................................
b. Pembuatan larutan standar induk Na Benzoat
Induk I : .....................mg
.......................ppm
Induk II : .....................mg
.......................ppm
c. Pengenceran konsentrasi larutan induk
Standar 1
.............mL/...........mL x ...............ppm => .....................ppm
Standar 2
.............mL/...........mL x ...............ppm => .....................ppm
Standar 3
.............mL/...........mL x ...............ppm => .....................ppm
Standar 4
.............mL/...........mL x ...............ppm => .....................ppm
Standar 5
.............mL/...........mL x ...............ppm => .....................ppm
d. Preparasi sampel
Nama sampel .......................................
Pemipetan sampel
Replikasi 1 = .................mL dilarutkan aquadest steril ad ..............mL
Replikasi 2 = .................mL dilarutkan aquadest steril ad ..............mL
Replikasi 3 = .................mL dilarutkan aquadest steril ad ..............mL
Saring sampel => tampung dalam vial bersih dan kering
e. Kondisi analisis
a. Fase diam (kolom) : ...................

33
b. Eluen/fase gerak : ...................
c. Detektor : ...................
d. Panjang gelombang : ...................
e. Suhu kolom : ...................
f. Kecepatan eluen : ...................
f. Kadar sampel setelah dianalisis dengan HPLC
konsentrasi hasil percobaan (massa)
Kadar sampel = x 100%
Jumlah yang dipipet

Kadar sampel % b/v ..............(nama sampel).............


Replikasi 1
..........................................................................................................................................................
..................................................................................................
Replikasi 2
..........................................................................................................................................................
..................................................................................................
Replikasi 3
..........................................................................................................................................................
..................................................................................................
Kadar % b/v sampel rata-rata
..............................................................................................................................
g. Kesimpulan
Kadar %b/v Na Benzoat dalam sampel (...............nama sampel..............)

34
35

Anda mungkin juga menyukai